KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE JOYFUL LEARNING DENGAN MEDIA PAPAN PERMAINAN PADA MATERI BILANGAN BULAT KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SIDAREJA

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Disusun Oleh: Lilis Ambar Wiratmi A PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

ABSTRACT. mathematical

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PRESTASI BELAJAR IPA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE FIRING LINE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIIISMPN17 PADANG

Diajukan Oleh: MEGA ASTUTI A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang. mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

Elsa Camelia 1, Edrizon 1

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER DAN SNOWBALL DRILLING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

EFEKTIVITAS QUANTUM LEARNING DENGAN TEKA-TEKI SILANG TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SMP N 1 SEYEGAN

BAB III METODE PENELITIAN

STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Wiwit Winarto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap sesuatu yang diharapkan. Dalam jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PARTNERS IN LEARNING DAN PROBLEM BASED

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: DEWANDA YOGI ANDWIKO

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF COURSE REVIEW HORAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 11 PADANG Oleh: ABSTRACT

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

matematis siswa SMPN 1 Karangrejo Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menggunakan model discovery learning lebih baik daripada menggunakan mode

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

UNION:Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 3, November 2014 KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA Trisni Hidayah 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 1) e-mail: trisni_hidayah@yahoo.com Abstrac: The purposes of this study are to understand : (1) the tendency of creative thinking ability of sixth grade students who were taught using inductive learning model, (2) the tendency of creative thinking abilities of students of class VII are taught using conventional learning model, (3) Is the ability to think creatively math studentsvii class taught by using inductive learning model would be more effective than students who were taught using conventional learning models. Hypotesis in this research was "The ability to think creatively Class VII student of mathematics Park Adult Mother Pawiyatan Yogyakarta academic year 2013/2014 is taught using inductive learning model is better than the students who are taught using conventional learning model. This research used experimental method, wich the experimental group taught by inductive learning model compared to control group that taught by conventional methode. The number of student in experimental group and control group were equal, 28 student. The collection of data used in this research is a test technique, then the data were analyzed using the t test correlated. From the paired t test, the result of this research showed that the value of = -2.626 compared to = -2.052 can be concluded that the hypotesis was accepted. From the comparison of experimental group mean and control group mean can be interpretated that experimental group mean was better than control group mean; 15,964> 14,071. From this research can be suggested to the teacher to use inductive learning model to improve the ability to think creatively. Keywords : Creative skils, inductive learning model, correlated t test. PENDAHULUAN Sekolah Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta, merupakan salah satu sekolah swasta di Yogyakarta. Berdasarkan tinjauan secara umum keadaan sekolah Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta dan dari hasil observasi di sekolah tersebut, permasalahan yang ditemukan antara lain; rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa, ini terlihat dari kurangnya keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, khususnya pada materi pelajaran matematika. Kurangnya pemahaman terhadap konsep-konsep matematika oleh para siswa karena pembelajaran konsep matematika yang cenderung abstrak yang menyebabkan peserta didik mengalami kebosanan dan tidak tertarik sehingga peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu proses pembelajaran masih terpusat pada guru, sehingga kesempatan berpikir kreatif siswa menjadi sangat kurang yang mengakibatkan kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang menyebabkan siswa 333

Keefektifan Model Pembelajaran (Trisni Hidayah Dan Esti Harini) menjadi pasif sehingga prestasi belajar cenderung menurun. Menurut Utami Munandar (2012: 11), Kemampuan kreatif seseorang sering begitu ditekankan oelh pendidikan dan pengalamannya sehingga ia tidak dapat mengenali potensi sepenuhnya. Sikap kreatif yang masih kurang dalam mencari informasi atau materi dari sumber-sumber lain, menyebabkan siswa masih belum dapat merumuskan sendiri permasalahan dalam matematika, siswa lebih cenderung menyelesaikan soal-soal sesuai dengan cara yang diajarkan oleh guru. Siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah. Kesadaran untuk mencari solusi dengan cara yang berbeda belum optimal, sehingga siswa belum dapat mengambil kesimpulan sendiri terhadap apa yang telah dipelajari. Kemampuan berpikir kreatif matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan gagasan, metode dan produk baru dalam berbagai bidang permasalahan yang dicerminkan dalam empat aspek yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi dalam kajian bidang matematika Dari hasil observasi diperoleh bahwa problem siswa yang masih kurang kritis dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan matematika harus segera diatasi. Sudah saatnya diadakan pembaharuan dalam pembelajaran matematika yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu model pembelajaran matematika yang dianggap sesuai dengan permasalahan yang ada adalah model pembelajaran induktif. Model pembelajaran induktif merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mencari berbagai alternatif informasi dan strategi dalam memecahkan permasalahan, dapat lebih sering mengungkapkan ide-ide sendiri. Model ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, serta kemampuan kreatif siswa dapat terkomunikasikan dengan baik. Menurut Hamzah (2012: 12) model pembelajaran induktif terdiri dari 3 sintaks/fase, yaitu: (1) fase pembentukan konsep; (2) fase interprestasi data; (3) fase penerapan prinsip. Model pembelajaran induktif dipelopori oleh Hilda Taba (B. Joyce, M. Weil dan E. Calhoun; 2009: 127), model yang didesain untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola informasi Model pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Model pembelajaran induktif membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing 334

UNION:Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 3, November 2014 siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan berpikir kreatif matematika siswa Kelas VII Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif akan lebih efektif daripada siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran langsung? METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta, yang beralamat di Jln. Tamansiswa no 25F, Kel. Wirogunan, Kec. Mergangsan, kota Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 yaitu pada bulan Oktober 2013 sampai dengan November 2013. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dimana kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran induktif dibandingkan dengan kelas kontrol dengan model pembelajaran langsung. Penelitian ini menggunakan dua kelas, kelas VIIC sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol. Pada akhir eksperimen kedua kelas tersebut diukur kemampuan berpikir kreatifnya dengan menggunakan alat ukur yang sama, yaitu tes bentuk uraian sebanyak 5 butir soal. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VII semester 1 SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan yang terdiri dari tiga kelas yaitu kelas VII A, VII B, dan VII C. Dari populasi tersebut diambil sampel dua kelompok dengan teknik cluster random sampling yaitu teknik memilih sampel dari kelompok-kelompok unit-unit yang kecil dari populasi secara acak dengan cara undian. Satu kelompok sebagai kelas eksperimen dan satu kelompok yang lain sebagai kelas kontrol. Dari tiga kelas yang ada di kelas VII Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta didapatkan kelas VIIC sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB sebagai kelas kontol, jumlah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 28 siswa. Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan tes. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data kemampuan awal siswa yang berasal dari Ujian Tengah Semester (UTS) tahun ajaran 2013/2014, sedangkan tes digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan bepikir kreatif matematika siswa. 335

Keefektifan Model Pembelajaran (Trisni Hidayah Dan Esti Harini) Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tes kemampuan berpikir kreatif diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi persyaratan instrumen yang baik, diantaranya instrumen yang valid dan reliabel. Pada penelitian ini dalam perhitungan validitas menggunakan korelasi product moment. Item dinyatakan valid apabila harga koefisien korelasi r hitung r tabel ( Suharsimi Arikunto,2001 : 72 ). Dalam penelitian ini r tabel untuk N sebanyak 28 dengan taraf signifikansi 5% adalah adalah 0,404. Dari hasil uji validitas terhadap 7 item soal terdapat 5 soal yang valid dan 2 item yang tidak valid. Untuk uji reliabilitas menggunakan Alpha (Suharsimi Arikunto, 2010:239). Jika diperoleh indeks reliabilitas r hitung r tabel maka tes dapat dinyatakan reliabel dan jika dipeproeh indeks reliabiitas r hitung < r tabel maka tes dinyatakan tidak reliabel. Dari hasil perhitungan reliabilitas untuk 5 item soal diperoleh bahwa adalah 0,766 sedangkan untuk jumlah item soal 5 adalah 0,200 maka > Sehingga soal dapat dikatakan reliabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data kemampuan awal siswa diperoleh dari Ujian Tengah Semester (UTS) tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 40 soal pilihan ganda. Data kemampuan awal digunakan sebagai dasar untuk memasangkan skor antara kelas kontrol yaitu kelas VIIB dengan menggunakan model langsung dan kelas VIIC sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran induktif. Tabel 1 Kemampuan Awal Siswa Kelompok Skor Maksimum Skor Minimum Rerata Standar deviasi Eksperimen 32 10 21,50 4,827 Kontrol 34 14 23,79 4,999 Skor kemampuan awal terdiri dari 40 butir soal pilihan ganda yang terletak pada skala 0 40, maka skor tertinggi ideal adalah 40 dan skor terendah ideal adalah 0, dengan Mi = ( 40 + 0 ) = 20 dan Sdi = ( 30 0 ) = 6,66. Sehingga klasifikasi kemampuan awalnya adalah sebagai berikut. Tabel 2 Klasifikasi Kemempuan Awal Rentang Klasifikasi X > 26,66 Tinggi 13,34 X 26,66 Sedang X < 13,34 Rendah 336

UNION:Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 3, November 2014 Dari klasifikasi pada tabel 2 maka rata-rata kemampuan awal untuk kelas eksperimen yaitu sebesar 21,50 tergolong sedang dan untuk kelas kontrol yaitu sebesar 23,79 tergolong sedang. Data kemampuan berpikir kreatif matematika siswa diperoleh dari pelaksanaan tes (post test) yang terdiri dari 5 soal pilihan uraian. Setiap soal skor maksimal 4 dan skor minimal 0, penilaian dilihat dari rubik indikator kemampuan berpikir kreatif. Data kemampuan berpikir kreatif siswa yang diperoleh disajikan pada tabel 3. Tabel 3 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelompok Skor Maksimum Skor Minimum Rerata Standar deviasi Eksperimen 20 12 15,96 2,186 Kontrol 19 7 14,07 3,388 Skor kemampuan berpikir kreatif matematika terletak antara 0 20, maka skor tertinggi ideal adalah 2 dan skor terendah ideal adalah 0, dengan Mi = ( 20 + 0 ) = 10 dan Sdi = ( 20 0 ) = 3,33. Sehingga klasifikasi kemampuan berpikir kreatif seperti pada tabel 4. Tabel 4 Klasifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Rentang Klasifikasi X > 13,33 Tinggi 6,67 X 13,33 Sedang X < 6,67 Rendah Dengan melihat klasifikasi seperti pada tabel 4 maka rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika untuk kelas eksperimen yaitu sebesar 15,96 tergolong tinggi dan rata-rata untuk kelas kontrol yaitu sebesar 14,07 tergolong tinggi. Berdasarkan teknik analisis data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji prasarat yang meliputi Uji Normalitas sebaran dan Uji Homogenitas. Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran nilai berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan secara komputasi dengan program SPSS. Normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikasi (α) tertentu, yaitu 0,05. Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah jika taraf signifikansi hitung yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka sampel 337

Keefektifan Model Pembelajaran (Trisni Hidayah Dan Esti Harini) berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Dari hasil perhitungan untuk kelompok eksperimen diperoleh bahwa nilai signifikansi perhitungan sebesar 0,196 yang lebih besar daripada α, (0,196 > 0,05) sehingga sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh taraf signifikasi perhitungan yaitu 0,200 yang juga lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian dapat disimpulakn bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal juga. Uji untuk menguji apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak disebut uji homogenitas populasi (Budiyono, 2009: 174). Kriteria yang digunakan dalam uji homogenitas varians adalah dengan melihat taraf signifikansinya. Jika didapatkan taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 maka variansinya homogen. Uji yang dipakai dengan uji F menggunakan bantuan perhitungan SPSS. Dari perhitungan terlihat nilai taraf signifikasi pada prestasi belajar sebesar 0,085. Karena nilai signifikasinya lebih besar 0,050maka dapat disimpulkan bahwa variansi kelompok kontrol dan eksperimen homogen. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t berkorelasi (Sutrisno Hadi, 1996 : 278). Uji hipotesis dilakukan pada kreatifitas siswa kelas eksperimen (dengan menggunakan model pembelajaran induktif) dan kelas kontrol (dengan menggunakan model pembelajaran langsung). Rangkuman hasil perhitungan data dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Rangkuman Hasil Uji t berkorelasi Kelompok Sampel Mean Skor b 2 t hitung t tabel Kelas Eksp. 15,96 392,68-2,626-2,052 Kelas Kontrol 14,07 Hasil perhitungan uji t berkorelasi dikonsultasikan dengan t pada taraf signifikan 5% (dua sisi) dan derajat kebebasan (n-1). Kriteria pengujian jika t t atau t t maka hipotesis diterima. Dari hasil perhitungan menunjukan bahwa t <-t, atau -2,626<-2,052 maka hipotesis penelitian diterima, dan dari hasil perhitungan mean, menunjukkan (M E ) > (M K ) atau 15,96 > 14,07. Hal ini berarti kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif lebih baik daripada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung. 338

UNION:Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 3, November 2014 Pembahasan Perhitungan pengujian hipotesis menggunakan uji t berkorelasi. Dimana hasil perhitungan mean kelas eksperimen (M E ) adalah 15,96 dan mean untuk kelas kontrol (M K ) adalah 14,07. Setelah melalui proses perhitungan diperoleh t sebesar -2,626. Hasil dari t dibandingkan dengan t dengan taraf signifikansinya adalah 5 % dan db = 27 (28 1). Nilai dari t adalah 2,052. Kriteria pengujian jika t t atau t t maka hipotesis diterima. Terlihat bahwa t < -t, atau 2,626 < 2,052 maka hipotesis penelitian diterima. Artinya data mendukung bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif lebih baik daripada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung. Dengan membandingkan mean skor kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif dan kelas kontrol yang diajar dengan model pembelajaran langsung terlihat skor rata-rata kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 15,96 > 14,07. Hal ini berarti bahwa kecenderungan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas eksperimen adalah tinggi yaitu pada interval X > 13,33 dan kecenderungan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas kontrol adalah tinggi yang terletak pada interval X > 13,33. Setelah proses pembelajaran pada pokok bahasan persamaan linear satu variabel selesai, rata-rata skor yang diperoleh siswa pada kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif lebih baik dibandingkan dengan kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran induktif cocok digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. SIMPULAN Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif lebih baik daripada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung. Hal ini ditunjukan oleh t < -t, atau -2,626 < -2,052 339

Keefektifan Model Pembelajaran (Trisni Hidayah Dan Esti Harini) dan rata-rata nilai kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 15,96 > 14,07. DAFTAR PUSTAKA Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University. Press. Hamzah B. Uno. 2012. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Joyce, B., M. Weil dan E. Calhoun. 2009. Models of Teaching (Model-model Pengajaran Edisi Kedelapan). Diterjemahkan oleh Achmad F dan Ateilla. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Rineka Cipta.. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sutrisno Hadi. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Utami Munandar. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineke Cipta. 340