BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP ALASAN-ALASAN MENGAJUKAN IZIN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAHAN KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Kasus perceraian di Indonesia saat ini bukanlah menjadi suatu hal yang asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi hak dan kewajiban istri sebagai narapidana tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. ditahun Menurut data tersebut, diperkirakan 1 dari 5 anak diamerika mengalami

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS CINTA DAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KOMITMEN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, generasi muda khususnya remaja, telah diberikan berbagai disiplin ilmu sebagai persiapan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja mengalami peralihan dari masa anak-anak dan menuju masa dewasa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk sosial (zoonpoliticoon), sehingga tidak bisa hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

Bagi sebagian orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah. melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini,

I. PENDAHULUAN. Remaja sebagai bagian dari masyarakat merupakan mahluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, sebagai kehendak Sang pencipta yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN. perempuan single parent terhadap anak. Sebelumnya penulis menguraikan terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang primer dan fundamental. Pengertian keluarga disini berarti nuclear family

I. PENDAHULUAN. 1937, Murdok menemukan tiga Tipe keluarga yaitu; keluarga inti (Nurclear

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh

Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai. Ketidakseimbangan jumlah antara laki-laki dan perempuan banyak

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelompok yang disebut keluarga (Turner & Helmes dalam Sarwono & Weinarno,

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

memahami perasaan orang lain. Kita bisa merasakan penderitaan orang lain karena kita memiliki empati. Empati inilah yang membuat orang tergerak untuk

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Tiba diriku di penghujung mencari cinta Hati ini tak lagi sepi Kini aku tak sendiri

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh keluarga. Karena tujuan perkawinan adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perempuan di beberapa negara maju lebih memilih melajang atau berpasangan

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB IV ANALISIS DATA

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera, tuntutan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. asing bisa masuk ke negara Indonesia dengan bebas dan menempati sector-sektor

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban antara orang tua dan anak. Disebutkan dalam Undang-undang No 1

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar

Islami. Pernikahan Dalam Islam

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mental dan fisik. Persiapan mental seseorang dilihat dari faktor usia dan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, yang memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, dan tanggung jawab diantara individu itu. Ada beberaperapa tipe keluarga, salah satunya adalah keluarga inti. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Di dalam keluarga juga, masing-masing memiliki peranannya masing-masing. Ayah sebagai suami dari istri, serta orang tua laki-laki dari anaknya. Ayah juga berperan sebagai kepala keluarga,pendidik, pelindung, pemberi rasa aman, dan orang yang mencari nafkah. Sedangkan sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, ibu memiliki peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya. Baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Figur seorang ayah dalam kehidupan keluarga dipandang sangat penting. Kehidupan dan peranannya sebagai kepala keluarga sangat menentukan jalannya kehidupan keluarga itu sendiri. Dalam suatu penyelidikan di amerika menyimpulkan bahwa ketidak hadiran ayah dalam keluarga membawa akibat yang sangat fatal bagi perkembangan hidup anak-anaknya.

2 Pengaruh negative terhadap anak-anaknya sangat kuat, terutama anak laki-laki. Dalam penyelidikan itu diketahui bahwa seorang anak laki-laki menjadi peka-perasa, pemarah, dan mudah frustasi. Bahkan seorang anak cenderung menjadi introvert dan pembuat masalah. Kehadiran seorang bapak dialami sebagai kehadiran yang melindungi. Anak laki-laki sering merasakan dan mengalami kehadiran seorang bapak sebagai seorang pahlawan dan pemimpin. Mereka bahkan menerimanya sebagai model atau idola mereka dalam kehidupannya. Bagi seorang anak, bapak adalah seorang figure yang dapat menyelesaikan segala masalah dan kesulitan yang dihadapi anak-anak. Anak anak akan bertindak dan bertingkah laku berdasar pada contoh dan teladan yang di berikan oleh bapaknya. 1 Sebagaimana diketahui, tantangan pergaulan remaja sekarang jauh berbeda dengan dulu. Narkoba, tawuran, gang motor yang kriminal, pornografi dan pornoaksi adalah bentuk kenakalan remaja yang sudah menunggu di pintu sekolah anak-anak. Bahkan mungkin sudah berada di dalam rumah. Levant (dalam Adelia, 2006) menyatakan bahwa pria punya kemampuan mengenali dan menanggapi emosi anak-anaknya secara konstruktif dibanding wanita. Sehingga, dengan besarnya tantangan kenakalan yang akan dihadapi anak atau remaja nanti, maka tidak bisa tidak, peranan ayah dalam mendidik anak mutlak dilaksanakan. Perempuan sebagai ibu dalam keluarga idealnya menjadi penyeimbang dalam rumah tangga. Sebagai istri, memegang peranan sebagai penolong dan terman hidup suaminya di kala senang maupun duka. Seorang istri harus tunduk dan taat kepada suami dengan sikap hati yang benar. Seorang ibu memiliki peranan dalam mengurus segala kebutuhan di dalam rumah. Sosok seorang ibu ini seringkali di menjadi teladan bagi seorang anak wanitanya terutama dalam hal yang dilakukan dalam urusan rumah tangga. 2 Bagi seorang anak, taat kepada kedua orang tuanya adalah salah satu peranan terpenting di dalam keluarga. Menghormati kedua orang tuanya, berbakti serta mematuhi perintah kedua orang tuanya adalah hal yang semestinya dilakukan oleh seorang anak. Salah satu contoh bahwa seorang anak berbakti pada orang tuanya adalah belajar. Belajar merupakan kewajiban terbesar seorang anak pada saat ini. Sedangkan anak-anak yang telah beranjak remaja dan memasuki masa remaja biasanya memiliki kesadaran yang lebih untuk membantu orang tuanya. Pada hakikatnya, seorang anak harus membahagiakan kedua orang 1 http://www.sabdaspace.org/peran_bapak_dalam_keluarga ( 2 desember 2010) 2 http://duniaperempuan.com/peranan-wanita-dalam-keluarga.html ( 2 desember 2010)

3 tuanya. Untuk itu perhatian dan kasih sayang dari seorang anak pun dapat terwujud dari beberapa tindakan yang dilakukan. Pada masa ini, banyak orang tua yang sudah tidak mengetahui peranan mereka dalam keluarga. Seorang Ayah yang tidak memberikan teladan kepada anak dan istri, seorang ibu yang menelantarkan anaknya, dan lebih terfokus kepada pekerjaan, dan seorang anak yang sudah tidak menghormati kedua orang tuanya. Sebagai contoh kongkreat pada masa ini, seorang ayah yang lebih rela menghabiskan waktunya untuk sebuah pekerjaan, dan hanya merasa bertanggung jawab untuk memberikan nafkah, menjadi sebuah figur yang susah untuk didekati. Seorang ayah menjadi lupa dengan peranannya sebagai pengajar, pendidik, dan keterlibatan dalam membimbing anak-anaknya. Selain itu, mereka akan menjadi over-posesive dalam segala hal dan cenderung lebih egois. Banyak Ayah yang memukul, memarahi dan melakukan kekerasan pada anak nya karena mendapat nilai jelek. Orang tua berpikir bahwa dengan dimarahi maka remajanya akan menjadi baik. Sayangnya orang tua yang suka marah dan apalagi memukul, justru akan membuat para remajanya tidak betah di rumah. Santrock (1995) memberikan penjelasan, ketika remaja tidak betah dengan kondisi rumah (sikap orang tua yang selalu mencelah bukan memotivasi) maka selanjutnya remaja akan mencari kelompok di luar rumah yang dapat menerima dirinya. Dari kelompok tersebut kemudian sering muncul perilaku-perilaku yang melanggar aturan (kenakalan remaja), seperti berkelahi, mencuri, membolos dan perilakuperilaku negatif lainnya. 3 Kenakalan remaja kali dijumpai di beberapa kota besar. Hal ini ditandai dengan maraknya remaja-remaja yang bergaul dengan bebasnya, tanpa adanya perhatian dari orang tua. Kenakalan remaja ini memilikai beberapa tingkatan, dari yang biasa, sampai yang sudah tidak dapat di kontrol lagi. Beberapa contoh kenakalan remaja adalah, merokok usia dini, memakai obat-obatan terlarang, free sex, tauran, tindakan kriminal, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Seorang anak yang semestinya bertumbuh dengan baik, tetapi menjadi seorang yang meresahkan banyak orang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keadaan ini. Salah satu yang terbesar adalah peranan di dalam keluarga. Kurangnya kasih sayang serta perhatian seringkali membuat anak mencari perhatian di luar rumah. 3 http://asmakulo.blogspot.com/2010/09/peran-ayah-dalam-keluarga.html (2 desember 2010)

4 Banyaknya kasus perceraian di negri inipun, menjadi tolok ukur tingkat keharmonisan keluarga. Adanya kesibukan masing-masing pihak menjadi salah satu penyebab berakhirnya sebuah bahtera rumah tangga. Keributan yang terjadi di rumah tangga, serta ketidak pedulian masing-masing anggota rumah tangga dan kekerasan keluarga di dalam rumah terhadap angota yang lainnya. Angka perceraian di Indonesia meningkat tajam dalam 5 tahun terakgir. Lima tahun lalu angka perceraian masih di bawah 100 ribu, tetapi kini mencapai lebih dari 200 ribu. Sebagian besar (70 persen) justru istri yang menceraikan suami (gugat cerai). Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Depag, Nasaruddin Umar, sebelum Pemilihan Keluarga Sakinah dan Kantor Urusan Agama (KUA) Teladan tingkat Nasional di Jakarta, Jumat malam, mengatakan sekitar 2 juta pasangan menikah setiap tahun, di sisi lain sekitar 200 ribu pasangan juga bercerai setiap tahun. "Angka perceraian 10 persen dari angka pernikahan ini besar sekali," katanya. Itu berarti terdapat 1 perceraian setiap 10 pernikahan. Uniknya, hampir 70 persen justru istri yang menceraikan suami (gugat cerai) dan hanya 30 persen suami yang menceraikan. "Ini karena perempuan semakin pintar, semakin mapan, dilindungi oleh berbagai UU, dan semakin sadar akan perlunya menyuarakan kesetaraan gender dan hak-haknya," kata Dirjen. Perceraian terjadi karena 13 kriteria, antara lain, ketidakcocokan, kekerasan dalam rumah tangga, poligami, masalah ekonomi, nikah di bawah tangan, salah satu pasangan menjadi TKI atau jarak usia yang terlalu jauh. "Bahkan faktor politik kini berperan cukup besar. Misalkan suaminya memilih yang satu, si istri memilih yang lain. Faktor politik ini dari mulai pemilihan di tingkat desa, hingga provinsi dan nasional. Pada masa sekarang ini, kita telah memasuki peradaban globalisasi, yang dimana era tersebut menuntut kita untuk bersaing untuk menjadi yang terbaik di bidang kita masing masing. Untuk dapat bertahan hidup, kita dituntut untuk mengikuti pola hidup tersebut. Dengan rutinitas keseharian dan kesibukan kota yang bertujuan untuk mencari nafkah, sering kali kita melupakan hal hal lain. Seperti keluarga, kesehatan, reflesing, dan lain lain. Hal tersebut dapat memberikan dampak negatif pada diri kita sendiri dan bagi orang orang yang ada di sekitar kita khususnya keluarga. Keluarga adalah bagian dari hidup kita yang tidak dapat dipisahkan dari rutinitas keseharian kita. Oleh karena itu keluarga tidak dapat kita lupakan sampai kapan pun karena keluarga adalah tempat kita bernaung.

5 Rasa kekeluargaan akan tumbuh bila kita sering melalui waktu waktu kita dengan bersama sama dengan keluarga kita. Oleh karena itu sesibuk apapun kita, harus memiliki waktu untuk bersama dengan keluarga. 1.2 Ide/Gagasan Resort adalah salah satu sarana untuk rekreasi, tempat bersantai juga tempat untuk menginap. Di dalam resort biasanya di sediakan beberapa fasilitas untuk memanjakan pengunjung yang datang ke tempat ini. Fasilitas umum yang biasanya terdapat di resort adalah, spa, tempat olah raga, restaurant, café, dll. Resort, merupakan salah satu media yang dapat digunakan sebagai tempat berkumpul dan berefresing bersama keluarga sambil bersantai. Di dalam resort ini keluarga dapat berefreshing sambil mendekatkan diri dan menjalin hubungan yang lebih intensif. Banyaknya tempat rekreasi keluarga serta adanya hotel-hotel di kawasan Bandung merupakan ide utama penulis ingin membuat sebuah resort keluarga. Seperti yang kita ketahui bahwa hotel-hotel di Bandung mayoritas hanya menyediakan fasilitas menginap tanpa adanya fasilitas yang memadai untuk tempat berkumpulnya anggota keluarga. Ide penggabungan antara hotel dan sebuah tempat rekreasi keluarga inilah yang ingin penulis rancang. Di tempat ini keluarga bisa saling berkumpul serta menjalin hubungan yang lebih intensif. Penulis memiliki ide untuk memilih objek Tugas akhir yaitu sebuah family resort dikarenakan karena banyaknya keluarga yang tidak harmonis karena rutinitas yang memakan banyak waktu. Seperti kasusnya kekerasan dalam rumah tangga, kurangnya kasih sayang pada anak, ketidak harmonisan keluarga, dan lain-lain. dengan adanya family diharapkan agar para penggunanya dapat bersantai dari rutinitas harian, dan dapat bersantai bersama dengan keluarga. 1.3 Identifikasi Masalah Sesuai dengan tempat dan lokasi yang ada, perancangan resort keluarga di lembang dapat di kembangkan sebagai resort yang akan di buat, dan keunikannya adalah bahwa resort keluarga ini akan menjadi kan resort dengan fasilitas khusus untuk sebuah keluarga. Dari permasalahan yang akan dihadapin adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang fasilitas-fasilitas yang di butuhkan oleh sebuah keluarga? 2. Bagaimana membuat sebuah keluarga dapat berkumpul dan melakukan kegiatan bersama dalam menjalin hubungan mereka.

6 1.4 Tujuan Perancangan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, perancangan ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Membuat family resort yang memiliki fasilitas yang dibutuhkan oleh sebuah keluarga. 2. Membuat sebuah fasilitas yang dapat digunakan oleh keluarga untuk berkumpul dan memperbaiki hubungan mereka. 1.5 Batasan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan dalam latar belakang, maka dalam perancangan family resort ini, user yang diperbolehkan untuk menginap dan menggunakan fasilitas yang tersedia adalah beberapa orang yang merupakan keluarga inti, yaitu ayah, ibu, beserta anak-anaknya. Sedangkan user yang akan di tuju adalah kalangan atas, yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah dan membutuhkan tempat rekreasi bersama keluarganya. 1.6 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan di jelaskan tentang latar belakang, identifikasi masalah, tujuan perancangan sebuah peancangan family resort BAB 2 Hotel dan Resort Pada bab ini akan dibahas tentang sejarah hotel dan resort masa kini, macam serta jenis resort secara umum BAB 3 Perancangan Family Resort di Jl. Kolonel Mastury Pada bab ini akan di jabarkan deskripsi lokasi sebuah family resort, tema dan konsep, serta analisis site dan bangunan. BAB 4 Pada bab ini akan di tampilkan seluruh rancangan desain dan gambar kerja. BAB 5 Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil perancangan.