DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan II Tahun 2016

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan I Tahun 2016

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan IV Tahun 2016

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan III Tahun 2016

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%) - Sosialisasi Pedum - Kawasan di Papua belum dapat dilaksanakan karena PPK harus koordinasi dan gubernur

1 % 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan tergambar pada akhir tahun dan capaian tersebut tergantung pada instansi lain.

429 Desa 80% - Sosialisasi Pedum - Di Prov Banten ada perubahan lokasi dari kab pandeglang ke kota serang

(%) 1% 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan tergambar pada akhir tahun dan capaian tersebut tergantung pada instansi lain

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018

Revisi ke 01 Tanggal : 13 Maret 2018

Notulensi. Peserta (Daerah dan Pusat) Prov. DKI Jakarta, Aceh, Lampung dan Bengkulu. Nama. Penanggung Jawab Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

RENCANA KEGIATAN PRIORITAS KETAHANAN PANGAN TA.2015

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN KETAHANAN PANGAN TA.2015

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017

PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 16 Januari 2017

Oleh : Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

ARAHAN KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN PADA ACARA SOSIALISASI PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2017 Ungaran, 8 Februari 2017

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN. OLEH : Dr. Ir. Gardjita Budi, M.Agr.St KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016

I. Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

Andalan Ketahanan Pangan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAERAH

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR. RKPD: DINAS PERTANIAN DAN PANGAN hal 1 dari 10

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018

LAPORAN TAHUNAN Badan Ketahanan Pangan 2016

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember 2014 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH. Ir. Gayatri Indah Cahyani, M.Si NIP

KAJIAN PENINGKATAN KINERJA PERDAGANGAN ANTAR PULAU DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN. Reni Kustiari

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN Indikator Kinerja Program Tolok Ukur. Target (Vol & Satuan)

I. PENDAHULUAN. rumah tangga. Menurut (Hanafie, 2010) ketahanan pangan bagi suatu negara

Revisi ke 01 Tanggal : 29 Februari 2016

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN PEMERINTAH

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/KPTS/RC.110/J/01/2017 TANGGAL : 23 JANUARI 2017

B. TUGAS membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan ketersediaan dan kerawanan pangan serta distribusi pangan.

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Kondisi Umum

Bab 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Badan Ketahanan Pangan Prov Kalimantan Selatan

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I. PENDAHULUAN A.


LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

LAPORAN KINERJA TAHUN 2017

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN pada RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA.

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/KPTS/RC.110/J/01/2017 TANGGAL : 23 JANUARI 2017

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya

KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN EVALUASI RENJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG TA. 2016

Transkripsi:

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KEMENTAN REALISASI FISIK KEGIATAN BKP April REALISASI (Rp) Mei Juni KETERANGAN 1 Peningkatan diversifikasi pangan 1. Skor Pola Harapan (PPH) 88,4 95,0% a. Jumlah Pemberdayaan Pekarangan (Desa) 1.691 14.955.042.200 24.111.849.200 27.677.335.900 96,36% Provinsi Maluku ada KRPL berada di lokasi SOLID dimana satkernya TP, serta di DKI masih menunggu verifikasi dari BRI 20,0% b. Percepatan Konsumsi 35 3.063.183.341 4.351.202.354 5.383.346.515 38,66% Kegiatan pemantauan dan gerakan diversifikasi pangan 20,0% c. Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi) 35 1.394.850.010 2.581.161.522 3.363.007.783 45,00% Persiapan uji lab tahun 2017 2. Konsumsi Energi perkapita (Kkal/kap/Hari) 2.077 90% a. Jumlah Pemberdayaan Pekarangan (Desa) 1.691 14.955.042.200 24.111.849.200 27.677.335.900 96,36% Provinsi Maluku ada KRPL berada di lokasi SOLID dimana satkernya TP, serta di DKI masih menunggu verifikasi dari BRI 20,0% b. Percepatan Konsumsi 35 3.063.183.341 4.351.202.354 5.383.346.515 38,66% Kegiatan pemantauan dan gerakan diversifikasi pangan 20,0% c. Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi) 35 1.394.850.010 2.581.161.522 3.363.007.783 45,00% Persiapan uji lab tahun 2017 2 Peningkatan pendapatan keluarga petani PDB Pertanian Sempit/Tenaga kerja pertanian (juta rupiah) 8,6 85% a. Usaha Masyarakat (UPM)/TTI (Gap/TTI) 900/2320 66.609.049.200 98.312.119.707 101.121.901.994 85,89%/72,63% Gapoktan baru selesai melaksanakan bimtek sehingga proses pemberkasan terlambat, ada beberapa gapoktan yang tidak memenuhi syarat utk mendapatkan Banper tahun 2017

REALISASI KEGIATAN BKP No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KEMENTAN FISIK 80% b. Pengembangan Kawasan Mandiri (Kawasan) April REALISASI (Rp) Mei Juni KETERANGAN 78 698.853.200 4.118.871.516 6.907.251.916 67,95% RUK Kelompok terlambat 95% a. Jumlah Pemberdayaan Pekarangan (Desa) 1.691 14.955.042.200 24.111.849.200 27.677.335.900 96,36% Provinsi Maluku ada KRPL berada di lokasi SOLID dimana satkernya TP, serta di DKI masih menunggu verifikasi dari BRI

Triwulan II PERMASALAHAN Melakukan pendampingan untuk Melakukan pendampingan untuk Laporan uji lab TW.1 baru bisa dilaporkan pada TW. 2 setelah selesai uji lab pada TW. 1 Melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi

PERMASALAHAN Pembinaan ke daerah mempercepat persyaratan Melakukan pendampingan untuk

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Tahun 2017 Triwulan II PENETAPAN KINERJA A Skor PPH Ketersediaan 92,04 I II III IV 1 Pengembangan Kawasan Mandiri (Kawasan) 2 Jumlah Lembaga Distribusi Masyarakat (Gapoktan) 3 Jumlah KK Pemberdayaan petani kecil dan gender (KK) 78 Kawasan 2 53 67,95% RUK Kelompok terlambat Pembinaan ke daerah mempercepat persyaratan 98 Gapoktan 12 81 82,65% 1). persyaratan gapoktan 2 kali perputaran belum terpenuhi; 2). pergantian pejabat dan OPD dari Badan ke Dinas; 3). persyaratan LUPM (30 ton beli dan 10 ton pasok ke TTI belum terpenuhi. 33,600 KK 0 32,970 98,12% Target KK miskin yang menjadi sasaran kegiatan SOLID 1). Adanya anggota kelompok mandiri yang tidak aktif/bubar; 2). Adanya anggota KM yang telah mengundurkan diri 4 Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran (KK) 26,880 KK 0 26,880 100% Jumlah KK yang terlibat dalam produksi pertanian dan pemasaran Hasil pertanian untuk komoditas hortikultura dan tanaman pangan 1). Belum sepenuhnya hasil pembelajaran (SL) diterapkan di lahan/kebun masing-masing petani; 2). Pemasaran hasil masih menjadi kendala di karenakan jarak yang terlalu jauh Melakukan pembinaan di lapangan kepada kelompok B C Penurunan penduduk rawan pangan 1 Pengembangan Kawasan Mandiri (Kawasan) 2 Jumlah KK Pemberdayaan petani kecil dan gender (KK) 3 Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran (KK) Harga Gabah kering panen (GKP) di tingkat produsen (Rp/Kg) 1 % 78 Kawasan 2 53 67,95% RUK Kelompok terlambat Pembinaan ke daerah mempercepat persyaratan 33,600 KK 0 32,970 98,12% Target KK miskin yang menjadi sasaran kegiatan SOLID 26,880 KK 0 26,880 100% Jumlah KK yang terlibat dalam produksi pertanian dan pemasaran Hasil pertanian untuk komoditas hortikultura dan tanaman pangan HPP Rp 4.210/ Kg Rp 4.153/ Kg atau 13,77 % atau 12,25 % diatas HPP diatas HPP (Rp 3.700/Kg) (Rp 3.700/ 100% Harga GKP tingkat petani berdasarkan data Panel Harga di 22 provinsi sentra produksi padi; 1). Adanya anggota kelompok mandiri yang tidak aktif/bubar; 2). Adanya anggota KM yang telah mengundurkan diri 1). Belum sepenuhnya hasil pembelajaran (SL) diterapkan di lahan/kebun masing-masing petani; 2). Pemasaran hasil masih menjadi kendala di karenakan jarak yang terlalu jauh Pemantauan harga pada bulan Apri- Juni sudah 100 % dari total target Provinsi (22 Provinsi) Melakukan pembinaan di lapangan kepada kelompok Meningkatkan informasi harga gabah (GKP) di bawah HPP ke Perum Bulog untuk di lakukan penyerapan gabah/beras; Kisaran harga GKP tingkat petani sebesar Rp 3.167-Rp 5.757/Kg, dengan harga tertinggi di Provinsi Kalteng (55,58 % diatas HPP) dan terendah di Sulteng (1441% dibawah HPP). Harga GKP pada TW II relatif stabil dengan koefisien variasi (CV) 0,82%, namun disparitas antar wilayah relative besar, yaitu 11,37 %. Terjadi disparitas harga gabah yang cukup besar antar wilayah sebesar 11,37% Meningkatkan arus pelaporan data harga gabah dari daerah (kab/prov) ke tingkat pusat

PENETAPAN KINERJA 1 Jumlah Lembaga Distribusi Masyarakat (Gapoktan) 2 Jumlah Usaha Masyarakat (LUPM)/TTI (Gap/TTI) I II III IV 98 Gapoktan 12 81 82,65% 1. persyaratan gapoktan 2 kali perputaran belum terpenuhi; 2. pergantian pejabat dan OPD dari Badan ke Dinas; 3. persyaratan LUPM (30 ton beli dan 10 ton pasok ke TTI belum terpenuhi. 900/2.320 Gap/TTI 598 773/1.685 85,89%/72,63% Gapoktan baru selesai melaksanakan bimtek sehingga proses pemberkasan terlambat, ada beberapa gapoktan yang tidak memenuhi syarat utk mendapatkan Banper tahun 2017 Melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi 3 Panel Harga Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan (HBKN) 35 Lokasi 39,24%

PENETAPAN KINERJA D Koefisien variasi pangan (beras) di tingkat konsumen (Cv) D.1. Koefisien variasi pangan (Beras) di tingkat konsumen (Cv) I II III IV < 10% CV = 2,9% CV = 0,85% 100% Berdasarkan data panel harga pangan BKP di 34 Provinsi, sampai dengan TW II (April Juni ), CV harga beras medium ditingkat konsumen (eceran) 0,85% yang berarti harga sangat stabil Pemantauan harga pada bulan April Juni sudah semua wilayah melaksanakan pemantauan Meningkatkan informasi harga beras; Harga beras rata- April Juni Rp 10.869/ Kg, Harga beras medium yang berlaku masih di atas harga beras acuan pemerintah (Permendag Nomor 63/M- DAG/PER/9/2016)sebesar Rp 7.900/kg Meningkatkan kelancaran arus distribusi beras antar wilayah (produsen ke konsumen) terkait dengan stabilitas harga beras tingkat konsumen. Memantapkan stabilitas pasokan beras ke tingkat pedagang agar harga tetap stabil. D.2. Koefisien variasi pangan (cabe merah) di tingkat konsumen (Cv) D.3. Koefisien variasi pangan (bawang merah) di tingkat konsumen (Cv) < 27% CV = 13,92% CV = 12,79% 100% Berdasarkan data panel harga pangan BKP di 34 Provinsi, sampai dengan TW II April Juni ), CV harga cabai merah ditingkat konsumen (eceran) 12,79% yang berarti harga masih stabi l di bawah target CV. Harga cabai merah rata-rata April Juni Rp 35.758/ Kg, < 17% CV = 6,90% CV = 7,18% 100% Berdasarkan data panel harga pangan BKP di 34 Provinsi, sampai dengan TW II (April Juni), CV harga bawang merah ditingkat konsumen (eceran) 7,18% yang berarti harga masih stabil di bawah target CV. Pemantauan harga pada bulan April Juni baru sebagian wilayah saja, 17 Provinsi belum melaksanakan pemantauan. Namun masih ada yang provinsi yang tidak kontinu mengirimkan data seperti Kaltim, Malut, Papua, dan Papua Barat Harga cabai merah yang berlaku masih di atas harga acuan pemerintah (Permendag Nomor 63/M-DAG/PER/9/2016)sebesar Rp28.500kg Pemantauan harga pada bulan April Juni semua wilayah sudah melaksanakan pemantauan (34 Provinsi). Namun masih ada yang provinsi yang tidak kontinu mengirimkan data seperti Kaltim, Malut, Papua, dan Papua Barat Harga bawang merah rata-rata April Juni Rp 33.861/ Kg, Harga bawang merah yang berlaku masih di atas harga acuan pemerintah (Permendag Nomor 63/M-DAG/PER/9/2016) )sebesar Rp 32.000kg 1 Jumlah Lembaga Distribusi Masyarakat (Gapoktan) 2 Jumlah Usaha Masyarakat (UPM)/TTI (Gap/TTI) 98 Gapoktan 12 81 82,65% 1. persyaratan gapoktan 2 kali perputaran belum terpenuhi; 2. pergantian pejabat dan OPD dari Badan ke Dinas; 3. persyaratan LUPM (30 ton beli dan 10 ton pasok ke TTI belum terpenuhi. 900/2.320 Gap/TTI 598 773/1.685 85,89%/84,25% Gapoktan baru selesai melaksanakan bimtek sehingga proses pemberkasan terlambat, ada beberapa gapoktan yang tidak memenuhi syarat utk mendapatkan Banper tahun 2017 Melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi

PENETAPAN KINERJA 3 Optimalisasi Pemanfaatan Lestari I II III IV E Konsumsi Energi per kapita Lestari 2.077 kkal/hari 2 Gerakan Diversifikasi 3 Analisis Pola dan Kebutuhan Konsumsi 4 Pemantauan Konsumsi 42 Lokasi 0-35 Rekomendasi 0 0 Laporan disampaikan pada akhir tahun 24 Rekomendasi 0 0 belum ada rekomendasi Daerah menyampaikan laporannya pada khir tahun sehingga pada TW 2 belum ada rekomendasinya memantau perkembangannya ke daerah

F PENETAPAN KINERJA Konsumsi Hewani per kapita Lestari 208 kkal/hari I II III IV 2 Gerakan Diversifikasi 42 Lokasi 0 0 3 Analisis Pola dan Kebutuhan Konsumsi 4 Pemantauan Konsumsi G Skor PPH Konsumsi 88,4 35 Rekomendasi 0 0 Laporan disampaikan pada akhir tahun 24 Rekomendasi 0 0 Daerah menyampaikan laporannya pada khir tahun sehingga pada TW 2 belum ada rekomendasinya memantau perkembangannya ke daerah Lestari 2 Gerakan Diversifikasi 3 Analisis Pola dan Kebutuhan Konsumsi 4 Pemantauan Konsumsi 42 Lokasi 0 0 35 Rekomendasi 0 0 Laporan disampaikan pada akhir tahun 24 Rekomendasi 0 0 38,66% belum ada rekomendasi Daerah menyampaikan laporannya pada khir tahun sehingga pada TW 2 belum ada rekomendasinya memantau perkembangannya ke daerah H Rasio konsumsi pangan lokal non beras terhadap beras Lestari 5,87 % 2 Gerakan Diversifikasi 42 Lokasi 0 0 3 Analisis Pola dan Kebutuhan Konsumsi 4 Pemantauan Konsumsi 35 Rekomendasi 0 0 Laporan disampaikan pada akhir tahun 24 Rekomendasi 0 0 38,66% belum ada rekomendasi Daerah menyampaikan laporannya pada khir tahun sehingga pada TW 2 belum ada rekomendasinya memantau perkembangannya ke daerah

I PENETAPAN KINERJA Peningkatan produk pangan segar yang tersertifikasi Lestari 10 % I II III IV 1.691 Desa 964 1,639 96,92% Yang belum cair Maluku (15), DKI (20) dan Papua (15) Provinsi Maluku ada KRPL berada di lokasi 2 Peningkatan Pengawasan Keamanan dan Mutu Segar 35 Rekomendasi 1 17 48,57% 1). SDM utk menangani keamanan pangan sangat terbatas; 2) Kegiatan inspeksi dan monitoring yg belum merata di setiap wilayah dan belum terintegrasi antar instansi yg berwenang; 3) Masih rendahnya kesadaran masyarakat/produsen/petani/ pedagang dan konsumen tentang keamanan pangan segar; 4) Sarana dan prasarana relatif kirang; 5) Lokasi yang jauh antara wilayah kejadian ke laboratorium keamanan pangan segar, bahkan ada yang lintas provinsi; 6) Anggaran terbatas 1). Penguatan kelembagaan melalui dukungan penganggaran dan peningkatan kapasitas dan kapabilitas penggerak berupa pelatihan/bimtek; 2). Mobilisasi pengawasan keamanan pangan segar di 33 provinsi; 3). Koordinasi dan Sinkronisasi dalam wadah jejaring keamanan pangan nasional/daerah; 4). Sosialisasi dan promosi keamanan pangan yang berkesinambungan; 5) Kerja sama dengan BPOM, PT dan Swasta untuk laboratorium. J 3 Pemantauan Konsumsi Tingkat keamanan pangan segar yang diuji Lestari 24 Rekomendasi 0 0 38,66% belum ada rekomendasi 80% 2 Peningkatan Pengawasan Keamanan dan Mutu Segar 35 Rekomendasi 1 17 48,57% 1). SDM utk menangani keamanan pangan sangat terbatas; 2) Kegiatan inspeksi dan monitoring yg belum merata di setiap wilayah dan belum terintegrasi antar instansi yg berwenang; 3) Masih rendahnya kesadaran masyarakat/produsen/petani/ pedagang dan konsumen tentang keamanan pangan segar; 4) Sarana dan prasarana relatif kirang; 5) Lokasi yang jauh antara wilayah kejadian ke laboratorium keamanan pangan segar, bahkan ada yang lintas provinsi; 6) Anggaran terbatas 1). Penguatan kelembagaan melalui dukungan penganggaran dan peningkatan kapasitas dan kapabilitas penggerak berupa pelatihan/bimtek; 2). Mobilisasi pengawasan keamanan pangan segar di 33 provinsi; 3). Koordinasi dan Sinkronisasi dalam wadah jejaring keamanan pangan nasional/daerah; 4). Sosialisasi dan promosi keamanan pangan yang berkesinambungan; 5) Kerja sama dengan BPOM, PT dan Swasta untuk laboratorium. 3 Pemantauan Konsumsi 24 Rekomendasi 0 0 38,66% belum ada rekomendasi