DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KEMENTAN REALISASI FISIK KEGIATAN BKP April REALISASI (Rp) Mei Juni KETERANGAN 1 Peningkatan diversifikasi pangan 1. Skor Pola Harapan (PPH) 88,4 95,0% a. Jumlah Pemberdayaan Pekarangan (Desa) 1.691 14.955.042.200 24.111.849.200 27.677.335.900 96,36% Provinsi Maluku ada KRPL berada di lokasi SOLID dimana satkernya TP, serta di DKI masih menunggu verifikasi dari BRI 20,0% b. Percepatan Konsumsi 35 3.063.183.341 4.351.202.354 5.383.346.515 38,66% Kegiatan pemantauan dan gerakan diversifikasi pangan 20,0% c. Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi) 35 1.394.850.010 2.581.161.522 3.363.007.783 45,00% Persiapan uji lab tahun 2017 2. Konsumsi Energi perkapita (Kkal/kap/Hari) 2.077 90% a. Jumlah Pemberdayaan Pekarangan (Desa) 1.691 14.955.042.200 24.111.849.200 27.677.335.900 96,36% Provinsi Maluku ada KRPL berada di lokasi SOLID dimana satkernya TP, serta di DKI masih menunggu verifikasi dari BRI 20,0% b. Percepatan Konsumsi 35 3.063.183.341 4.351.202.354 5.383.346.515 38,66% Kegiatan pemantauan dan gerakan diversifikasi pangan 20,0% c. Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi) 35 1.394.850.010 2.581.161.522 3.363.007.783 45,00% Persiapan uji lab tahun 2017 2 Peningkatan pendapatan keluarga petani PDB Pertanian Sempit/Tenaga kerja pertanian (juta rupiah) 8,6 85% a. Usaha Masyarakat (UPM)/TTI (Gap/TTI) 900/2320 66.609.049.200 98.312.119.707 101.121.901.994 85,89%/72,63% Gapoktan baru selesai melaksanakan bimtek sehingga proses pemberkasan terlambat, ada beberapa gapoktan yang tidak memenuhi syarat utk mendapatkan Banper tahun 2017
REALISASI KEGIATAN BKP No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KEMENTAN FISIK 80% b. Pengembangan Kawasan Mandiri (Kawasan) April REALISASI (Rp) Mei Juni KETERANGAN 78 698.853.200 4.118.871.516 6.907.251.916 67,95% RUK Kelompok terlambat 95% a. Jumlah Pemberdayaan Pekarangan (Desa) 1.691 14.955.042.200 24.111.849.200 27.677.335.900 96,36% Provinsi Maluku ada KRPL berada di lokasi SOLID dimana satkernya TP, serta di DKI masih menunggu verifikasi dari BRI
Triwulan II PERMASALAHAN Melakukan pendampingan untuk Melakukan pendampingan untuk Laporan uji lab TW.1 baru bisa dilaporkan pada TW. 2 setelah selesai uji lab pada TW. 1 Melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi
PERMASALAHAN Pembinaan ke daerah mempercepat persyaratan Melakukan pendampingan untuk
Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Tahun 2017 Triwulan II PENETAPAN KINERJA A Skor PPH Ketersediaan 92,04 I II III IV 1 Pengembangan Kawasan Mandiri (Kawasan) 2 Jumlah Lembaga Distribusi Masyarakat (Gapoktan) 3 Jumlah KK Pemberdayaan petani kecil dan gender (KK) 78 Kawasan 2 53 67,95% RUK Kelompok terlambat Pembinaan ke daerah mempercepat persyaratan 98 Gapoktan 12 81 82,65% 1). persyaratan gapoktan 2 kali perputaran belum terpenuhi; 2). pergantian pejabat dan OPD dari Badan ke Dinas; 3). persyaratan LUPM (30 ton beli dan 10 ton pasok ke TTI belum terpenuhi. 33,600 KK 0 32,970 98,12% Target KK miskin yang menjadi sasaran kegiatan SOLID 1). Adanya anggota kelompok mandiri yang tidak aktif/bubar; 2). Adanya anggota KM yang telah mengundurkan diri 4 Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran (KK) 26,880 KK 0 26,880 100% Jumlah KK yang terlibat dalam produksi pertanian dan pemasaran Hasil pertanian untuk komoditas hortikultura dan tanaman pangan 1). Belum sepenuhnya hasil pembelajaran (SL) diterapkan di lahan/kebun masing-masing petani; 2). Pemasaran hasil masih menjadi kendala di karenakan jarak yang terlalu jauh Melakukan pembinaan di lapangan kepada kelompok B C Penurunan penduduk rawan pangan 1 Pengembangan Kawasan Mandiri (Kawasan) 2 Jumlah KK Pemberdayaan petani kecil dan gender (KK) 3 Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran (KK) Harga Gabah kering panen (GKP) di tingkat produsen (Rp/Kg) 1 % 78 Kawasan 2 53 67,95% RUK Kelompok terlambat Pembinaan ke daerah mempercepat persyaratan 33,600 KK 0 32,970 98,12% Target KK miskin yang menjadi sasaran kegiatan SOLID 26,880 KK 0 26,880 100% Jumlah KK yang terlibat dalam produksi pertanian dan pemasaran Hasil pertanian untuk komoditas hortikultura dan tanaman pangan HPP Rp 4.210/ Kg Rp 4.153/ Kg atau 13,77 % atau 12,25 % diatas HPP diatas HPP (Rp 3.700/Kg) (Rp 3.700/ 100% Harga GKP tingkat petani berdasarkan data Panel Harga di 22 provinsi sentra produksi padi; 1). Adanya anggota kelompok mandiri yang tidak aktif/bubar; 2). Adanya anggota KM yang telah mengundurkan diri 1). Belum sepenuhnya hasil pembelajaran (SL) diterapkan di lahan/kebun masing-masing petani; 2). Pemasaran hasil masih menjadi kendala di karenakan jarak yang terlalu jauh Pemantauan harga pada bulan Apri- Juni sudah 100 % dari total target Provinsi (22 Provinsi) Melakukan pembinaan di lapangan kepada kelompok Meningkatkan informasi harga gabah (GKP) di bawah HPP ke Perum Bulog untuk di lakukan penyerapan gabah/beras; Kisaran harga GKP tingkat petani sebesar Rp 3.167-Rp 5.757/Kg, dengan harga tertinggi di Provinsi Kalteng (55,58 % diatas HPP) dan terendah di Sulteng (1441% dibawah HPP). Harga GKP pada TW II relatif stabil dengan koefisien variasi (CV) 0,82%, namun disparitas antar wilayah relative besar, yaitu 11,37 %. Terjadi disparitas harga gabah yang cukup besar antar wilayah sebesar 11,37% Meningkatkan arus pelaporan data harga gabah dari daerah (kab/prov) ke tingkat pusat
PENETAPAN KINERJA 1 Jumlah Lembaga Distribusi Masyarakat (Gapoktan) 2 Jumlah Usaha Masyarakat (LUPM)/TTI (Gap/TTI) I II III IV 98 Gapoktan 12 81 82,65% 1. persyaratan gapoktan 2 kali perputaran belum terpenuhi; 2. pergantian pejabat dan OPD dari Badan ke Dinas; 3. persyaratan LUPM (30 ton beli dan 10 ton pasok ke TTI belum terpenuhi. 900/2.320 Gap/TTI 598 773/1.685 85,89%/72,63% Gapoktan baru selesai melaksanakan bimtek sehingga proses pemberkasan terlambat, ada beberapa gapoktan yang tidak memenuhi syarat utk mendapatkan Banper tahun 2017 Melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi 3 Panel Harga Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan (HBKN) 35 Lokasi 39,24%
PENETAPAN KINERJA D Koefisien variasi pangan (beras) di tingkat konsumen (Cv) D.1. Koefisien variasi pangan (Beras) di tingkat konsumen (Cv) I II III IV < 10% CV = 2,9% CV = 0,85% 100% Berdasarkan data panel harga pangan BKP di 34 Provinsi, sampai dengan TW II (April Juni ), CV harga beras medium ditingkat konsumen (eceran) 0,85% yang berarti harga sangat stabil Pemantauan harga pada bulan April Juni sudah semua wilayah melaksanakan pemantauan Meningkatkan informasi harga beras; Harga beras rata- April Juni Rp 10.869/ Kg, Harga beras medium yang berlaku masih di atas harga beras acuan pemerintah (Permendag Nomor 63/M- DAG/PER/9/2016)sebesar Rp 7.900/kg Meningkatkan kelancaran arus distribusi beras antar wilayah (produsen ke konsumen) terkait dengan stabilitas harga beras tingkat konsumen. Memantapkan stabilitas pasokan beras ke tingkat pedagang agar harga tetap stabil. D.2. Koefisien variasi pangan (cabe merah) di tingkat konsumen (Cv) D.3. Koefisien variasi pangan (bawang merah) di tingkat konsumen (Cv) < 27% CV = 13,92% CV = 12,79% 100% Berdasarkan data panel harga pangan BKP di 34 Provinsi, sampai dengan TW II April Juni ), CV harga cabai merah ditingkat konsumen (eceran) 12,79% yang berarti harga masih stabi l di bawah target CV. Harga cabai merah rata-rata April Juni Rp 35.758/ Kg, < 17% CV = 6,90% CV = 7,18% 100% Berdasarkan data panel harga pangan BKP di 34 Provinsi, sampai dengan TW II (April Juni), CV harga bawang merah ditingkat konsumen (eceran) 7,18% yang berarti harga masih stabil di bawah target CV. Pemantauan harga pada bulan April Juni baru sebagian wilayah saja, 17 Provinsi belum melaksanakan pemantauan. Namun masih ada yang provinsi yang tidak kontinu mengirimkan data seperti Kaltim, Malut, Papua, dan Papua Barat Harga cabai merah yang berlaku masih di atas harga acuan pemerintah (Permendag Nomor 63/M-DAG/PER/9/2016)sebesar Rp28.500kg Pemantauan harga pada bulan April Juni semua wilayah sudah melaksanakan pemantauan (34 Provinsi). Namun masih ada yang provinsi yang tidak kontinu mengirimkan data seperti Kaltim, Malut, Papua, dan Papua Barat Harga bawang merah rata-rata April Juni Rp 33.861/ Kg, Harga bawang merah yang berlaku masih di atas harga acuan pemerintah (Permendag Nomor 63/M-DAG/PER/9/2016) )sebesar Rp 32.000kg 1 Jumlah Lembaga Distribusi Masyarakat (Gapoktan) 2 Jumlah Usaha Masyarakat (UPM)/TTI (Gap/TTI) 98 Gapoktan 12 81 82,65% 1. persyaratan gapoktan 2 kali perputaran belum terpenuhi; 2. pergantian pejabat dan OPD dari Badan ke Dinas; 3. persyaratan LUPM (30 ton beli dan 10 ton pasok ke TTI belum terpenuhi. 900/2.320 Gap/TTI 598 773/1.685 85,89%/84,25% Gapoktan baru selesai melaksanakan bimtek sehingga proses pemberkasan terlambat, ada beberapa gapoktan yang tidak memenuhi syarat utk mendapatkan Banper tahun 2017 Melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi
PENETAPAN KINERJA 3 Optimalisasi Pemanfaatan Lestari I II III IV E Konsumsi Energi per kapita Lestari 2.077 kkal/hari 2 Gerakan Diversifikasi 3 Analisis Pola dan Kebutuhan Konsumsi 4 Pemantauan Konsumsi 42 Lokasi 0-35 Rekomendasi 0 0 Laporan disampaikan pada akhir tahun 24 Rekomendasi 0 0 belum ada rekomendasi Daerah menyampaikan laporannya pada khir tahun sehingga pada TW 2 belum ada rekomendasinya memantau perkembangannya ke daerah
F PENETAPAN KINERJA Konsumsi Hewani per kapita Lestari 208 kkal/hari I II III IV 2 Gerakan Diversifikasi 42 Lokasi 0 0 3 Analisis Pola dan Kebutuhan Konsumsi 4 Pemantauan Konsumsi G Skor PPH Konsumsi 88,4 35 Rekomendasi 0 0 Laporan disampaikan pada akhir tahun 24 Rekomendasi 0 0 Daerah menyampaikan laporannya pada khir tahun sehingga pada TW 2 belum ada rekomendasinya memantau perkembangannya ke daerah Lestari 2 Gerakan Diversifikasi 3 Analisis Pola dan Kebutuhan Konsumsi 4 Pemantauan Konsumsi 42 Lokasi 0 0 35 Rekomendasi 0 0 Laporan disampaikan pada akhir tahun 24 Rekomendasi 0 0 38,66% belum ada rekomendasi Daerah menyampaikan laporannya pada khir tahun sehingga pada TW 2 belum ada rekomendasinya memantau perkembangannya ke daerah H Rasio konsumsi pangan lokal non beras terhadap beras Lestari 5,87 % 2 Gerakan Diversifikasi 42 Lokasi 0 0 3 Analisis Pola dan Kebutuhan Konsumsi 4 Pemantauan Konsumsi 35 Rekomendasi 0 0 Laporan disampaikan pada akhir tahun 24 Rekomendasi 0 0 38,66% belum ada rekomendasi Daerah menyampaikan laporannya pada khir tahun sehingga pada TW 2 belum ada rekomendasinya memantau perkembangannya ke daerah
I PENETAPAN KINERJA Peningkatan produk pangan segar yang tersertifikasi Lestari 10 % I II III IV 1.691 Desa 964 1,639 96,92% Yang belum cair Maluku (15), DKI (20) dan Papua (15) Provinsi Maluku ada KRPL berada di lokasi 2 Peningkatan Pengawasan Keamanan dan Mutu Segar 35 Rekomendasi 1 17 48,57% 1). SDM utk menangani keamanan pangan sangat terbatas; 2) Kegiatan inspeksi dan monitoring yg belum merata di setiap wilayah dan belum terintegrasi antar instansi yg berwenang; 3) Masih rendahnya kesadaran masyarakat/produsen/petani/ pedagang dan konsumen tentang keamanan pangan segar; 4) Sarana dan prasarana relatif kirang; 5) Lokasi yang jauh antara wilayah kejadian ke laboratorium keamanan pangan segar, bahkan ada yang lintas provinsi; 6) Anggaran terbatas 1). Penguatan kelembagaan melalui dukungan penganggaran dan peningkatan kapasitas dan kapabilitas penggerak berupa pelatihan/bimtek; 2). Mobilisasi pengawasan keamanan pangan segar di 33 provinsi; 3). Koordinasi dan Sinkronisasi dalam wadah jejaring keamanan pangan nasional/daerah; 4). Sosialisasi dan promosi keamanan pangan yang berkesinambungan; 5) Kerja sama dengan BPOM, PT dan Swasta untuk laboratorium. J 3 Pemantauan Konsumsi Tingkat keamanan pangan segar yang diuji Lestari 24 Rekomendasi 0 0 38,66% belum ada rekomendasi 80% 2 Peningkatan Pengawasan Keamanan dan Mutu Segar 35 Rekomendasi 1 17 48,57% 1). SDM utk menangani keamanan pangan sangat terbatas; 2) Kegiatan inspeksi dan monitoring yg belum merata di setiap wilayah dan belum terintegrasi antar instansi yg berwenang; 3) Masih rendahnya kesadaran masyarakat/produsen/petani/ pedagang dan konsumen tentang keamanan pangan segar; 4) Sarana dan prasarana relatif kirang; 5) Lokasi yang jauh antara wilayah kejadian ke laboratorium keamanan pangan segar, bahkan ada yang lintas provinsi; 6) Anggaran terbatas 1). Penguatan kelembagaan melalui dukungan penganggaran dan peningkatan kapasitas dan kapabilitas penggerak berupa pelatihan/bimtek; 2). Mobilisasi pengawasan keamanan pangan segar di 33 provinsi; 3). Koordinasi dan Sinkronisasi dalam wadah jejaring keamanan pangan nasional/daerah; 4). Sosialisasi dan promosi keamanan pangan yang berkesinambungan; 5) Kerja sama dengan BPOM, PT dan Swasta untuk laboratorium. 3 Pemantauan Konsumsi 24 Rekomendasi 0 0 38,66% belum ada rekomendasi