Jurnal Bahan Alam Terbarukan

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Bahan Alam Terbarukan

PEMUNGUTAN GERANIOL DARI SEREH WANGI MELALUI DESTILASI BERTINGKAT DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIO-ADITIVE GASOLINE

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

PEMISAHAN FRAKSI KAYA SITRONELAL, SITRONELOL, DAN GERANIOL MINYAK SEREH WANGI MENGGUNAKAN DISTILASI FRAKSINASI VAKUM IMASTIA RAHMA SIWI

PENGGUNAAN MINYAK SERAIWANGI SEBAGAI BAHAN BIO-ADITIF BAHAN BAKAR MINYAK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93

ISOLASI EUGENOL DALAM MINYAK CENGKEH DENGAN PROSES DISTILASI FRAKSIONASI TEKANAN RENDAH

OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

MAKALAH KIMIA PEMISAHAN

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM

Oleh AT0 SUNARTO F

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP

Oleh AT0 SUNARTO F

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

MINYAK ATSIRI (2) Karakteristik Bahan dan Teknologi Proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI GC- MS EKSTRAK MINYAK ATSIRI DARI SEREH WANGI (Cymbopogon winterianus) MENGGUNAKAN PELARUT METANOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Input Energi pada Proses Penyulingan Minyak Atsiri Nilam dengan Sistem Boiler (Studi Kasus Unit Pengolahan minyak Nilam Kesamben-Blitar)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMISAHAN SITRONELAL DARI MINYAK SEREH WANGI MENGGUNAKAN UNIT FRAKSIONASI SKALA BENCH ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. FPMIPA UPI, Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, dan

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

METODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VACUM GELOMBANG MIKRO

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

UJICOBA PERALATAN PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI SISTEM UAP PADA IKM I N T I S A R I

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

ISOLASI SITRONELLAL DARI MINYAK SEREH WANGI (Cymbopogon winterianus Jowit) DENGAN DISTILASI FRAKSINASI PENGURANGAN TEKANAN. Lucia Wiwid Wijayanti *)

DESTILASI UAP (PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DARI BUNGA MAWAR) Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

PENGARUH LAMA PENGERINGAN BAHAN BAKU DAN METODE PENYULINGAN REBUS DAN UAP TERHADAP KUALITAS MINYAK SEREH WANGI (Cymbopogon nardus L.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

MATERI DAN METODE. Prosedur

PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah:

OPTIMASI TEKANAN DAN RASIO REFLUKS PADA DISTILASI FRAKSINASI VAKUM TERHADAP MUTU EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH (Eugenia caryophyllata)

PENYULINGAN MINYAK NILAM MENGGUNAKAN UAP PANAS LANJUT

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengujian, penulis memperoleh data-data hasil pengujian

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN ZAT ADITIF-PREMIUM (C1:80, C3:80, C5:80)

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

RANCANG BANGUN ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI TIPE UAP LANGSUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi transportasi yang

II. METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR PRODUKSI MINYAK KUNYIT dari BAHAN BAKU RIMPANG KUNYIT MENGGUNAKAN DESTILASI VAKUM

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 3

Efisiensi Pemurnian Minyak Nilam Menggunakan Distilasi Vacum Gelombang Mikro

BAB III METODE PENELITIAN

Alat penyuling minyak atsiri - Bagian 1 : Sistem kukus Syarat mutu dan metode uji

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Performansi Unit Penyulingan Uap Daun Cengkeh Skala Laboratorium dengan Pretreatment Pencacahan Daun

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

ISOLASI PATCHOULI ALKOHOL DARI MINYAK NILAM UNTUK BAHAN REFERENSI PENGUJIAN DALAM ANALISIS MUTU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HALAMAN PENGESAHAN. : Wiendi Antania F NIM : Cengkeh Kering Menggunakan Proses. Distilasi Vakum

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

PEMBUATAN BOILER BERPAMPLET PADA PENYULINGAN MINYAK SERAI DI DUSUN NGERIMPAK, TEMANGGUNG

Indonesian Journal of Chemical Research Indo.J.Chem.Res. 28

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun, Batang dan Bunga Tumbuhan Salembangu (Melissa sp.)

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

BAB I PENDAHULUAN. BBM petrodiesel seperti Automatic Diesel Oil (ADO) atau solar merupakan

Pengaruh Vaporasi Bahan Bakar Pertamax Terhadap Performa Sepeda Motor Dibandingkan dengan Pemanasan Biasa

Transkripsi:

Jurnal Bahan Alam Terbarukan ISSN 2303-0623 PENINGKATAN KADAR GERANIOL DALAM MINYAK SEREH WANGI DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIO ADDITIVE GASOLINE Widi Astuti 1,*) dan Nur Nalindra Putra 2 1,2 Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Jl Raya Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229, Indonesia *E-mail penulis: wiwied@unnes.ac.id Abstrak Sereh wangi merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak mengandung geraniol. Geraniol merupakan senyawa penyedia oksigen sehingga minyak sereh wangi dimungkinkan dapat digunakan sebagai bio additive gasoline. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kadar geraniol dalam minyak sereh wangi dan menggunakannya sebagai bio additive gasoline. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pemungutan minyak sereh wangi dari daun sereh wangi, peningkatan kadar geraniol dalam minyak sereh wangi dan aplikasi minyak sereh wangi yang mengandung geraniol tinggi sebagai bio aditive gasoline. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemungutan minyak sereh wangi yang dilakukan dengan metode distilasi uap menghasilkan rendemen sebesar 0,76% dengan kadar geraniol 5,36%. Kadar geraniol dapat ditingkatkan menjadi 21,78% melalui proses distilasi vakum pada suhu 120 o C. Pengujian minyak sereh wangi dengan kadar geraniol tinggi sebagai bio additive gasoline meliputi uji performa dan efisiensi konsumsi bahan bakar dengan variasi perbandingan volume gasoline dengan bio additive. Hasilnya, penambahan minyak sereh wangi dengan perbandingan volume gasoline ; minyak sereh wangi = 1000:2 mampu meningkatkan power mesin dari 7,8HP menjadi 8,6HP. Sementara, pada pengujian efisiensi bahan bakar, penambahan minyak sereh wangi dengan perbandingan volume gasoline : minyak sereh wangi = 1000:2 dapat meningkatkan efisiensi mesin sebesar 10,8%. Kata kunci: sereh wangi, geraniol, gasoline, bio additive Abstract Citronella contains geraniol which is an oxygen provider substances, so it may be used as bio additive. The purpose of this research is to increase geraniol content in citronella oil and use it as a gasoline bio additive. This research is conducted in three steps including take the citronella oil from citronella leaf, increase geraniol content in citronella oil and use citronella oil as a gasoline bio additive. The result show that citronella oil produced from citronella leaf using vapor distillation method contains geraniol by 5.36%. The content can be increase using vacuum distillation up to 21.78 % at temperature of 120 o C. The citronella oil test as a gasoline bio additive including performance test and fuel efficiency test with gasoline-bio additive ratio as variable. The addition of citronella oil to gasoline with the volume ratio of gasoline : citronella oil = 1000:2 increases machine power from 7.8 HP to 8.6 HP and fuel efficiency up to 10.8 %. Keywords: citronella, geraniol, gasoline, bio additive I. PENDAHULUAN Pada era industrialisasi, bahan bakar minyak mempunyai fungsi yang sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional, terutama pada sektor industri dan transportasi. Persaingan negara-negara produsen teknologi transportasi seperti Jepang dan Eropa mulai terlihat. Jepang menawarkan teknologi fuel-cell atau mobil hybrid,

sedangkan Eropa memilih teknologi mesin yang hemat bahan bakar dan murah, namun emisi gas buangnya mengandung beberapa konstituen berbahaya, seperti CO, hidrokarbon, NO x, dan SO 2 (Kadarohman,2010). Salah satu alternatif untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi pencemaran adalah mereformulasikan bahan bakar dengan zat aditif yang berfungsi memperkaya kandungan oksigen dalam bahan bakar. Bahan aditif ini meningkatkan kinerja pembakaran atau menyempurnakan pembakaran dalam ruang bakar mesin, sehingga tenaga yang dihasilkan menjadi lebih besar sementara volume penggunaan bahan bakar minyak lebih sedikit. Salah satu terobosan terbaru dalam pemilihan aditif pada bahan bakar adalah aditif organik yang berasal dari tumbuhan alam. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat minyak atsiri, diantaranya sereh wangi. Dalam dunia perdagangan dikenal 2 jenis minyak sereh wangi yaitu tipe srilanka dan tipe jawa. Tipe srilanka atau lenabatu, berasal dari tanaman Cymbogon nardus Rendle sedangkan tipe jawa atau mahapengiri, berasal dari Cymbopogon Winterianus Jowitt atau Java Citronella (Sriyadi, 2012). Minyak sereh wangi bersifat larut dalam bensin dan mengandung geraniol (Kadarohman,2010; Ketaren, 1985) yang dapat memberikan ketersediaan oksigen dalam gasoline sehingga dimungkinkan dapat meningkatkan pembakaran gasoline dalam mesin. Namun demikian, kadar geraniol dalam sereh wangi ini masih sangat kecil sehingga kurang efisien. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kadar geraniol dalam minyak sereh wangi sehingga dapat digunakan sebagai bio additive gasoline. Metode yang digunakan merupakan distilasi bertingkat yang merupakan rangkaian proses pemungutan minyak sereh wangi dan peningkatan kadar geraniol dalam minyak sereh wangi. Sementara, pengujian minyak sereh wangi sebagai bio additive meliputi uji performa dan efisiensi mesin. II. METODE Pemungutan Minyak Sereh Wangi. Metode yang yang digunakan dalam pemungutan minyak sereh wangi ini adalah distilasi uap (Ginting, 2004). Daun sereh wangi sebanyak 5 kg disusun dalam ketel suling. Ketel suling selanjutnya ditutup dan dikencangkan baut-bautnya agar tidak terjadi kebocoran uap, sementara pipa bagian atas ketel suling disambung dengan pipa kondensor. Kondensor diisi air hingga batas pengisian maksimal sementara boiler diisi air dan dipanaskan menggunakan kompor gas. Steam selanjutnya dialirkan menuju ketel dengan cara membuka valve boiler secara maksimal. Penyulingan dilakukan selama waktu tertentu (2 jam dan 3 jam) terhitung sejak kondensat pertama menetes pada penampung minyak (receiver). Setelah proses penyulingan selesai, minyak sereh wangi pada penampung minyak (receiver) dipisahkan dari air dengan prinsip dekantasi. Peningkatan Kadar Geraniol. Peningkatan kadar geraniol dalam minyak sereh wangi dilakukan menggunakan metode distilasi vakum (Utomo, dan Widiatmoko, N. 2009). Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan geraniol yang mempunyai titik didih 229 o C pada 760 mmhg. Minyak sereh wangi yang telah dipisahkan dengan air selanjutnya dimasukan ke dalam labu didih. Sumbat dipasang pada bagian atas labu didih sementara kondensor dipasang di pipa pengeluaran pada labu didih. Adaptor vakum disambungkan ke pompa vakum, selang air pendingin dipasang pada kondensor dan penangas oli dipanaskan menggunakan kompor lisrik. Labu didih selanjutnya dimasukan ke dalam minyak yang dipanaskan di atas hot plate. Distilasi dilakukan selama 2 jam dan 31

suhu uap dikontrol agar tetap berada pada suhu tertentu, sesuai variabel yang dipelajari (110 o C dan 120 o C). Aplikasi minyak sereh wangi sebagai bio additive gasoline. Lima buah botol masing-masing diisi dengan 1000 ml bensin. Pada botol pertama tidak dilakukan penambahan minyak sereh wangi sementara pada botol 2,3,4,5, masing-masing ditambahkan 0.5; 1; 1,5; 2 ml minyak sereh wangi. Semua campuran diaduk dan selanjutnya dilakukan uji performa mesin dan efisiensi konsumsi bahan bakar. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pemungutan Minyak Sereh Wangi Distilasi uap terhadap daun sereh wangi selama 2 dan 3 jam menghasilkan rendemen berturut-turut 31 dan 38 ml. Minyak sereh wangi hasil penyulingan uap ini memiliki komponen utama 3-carene (24,21%), citronelal (11,64%) dan geraniol (5,36%). 3.2 Peningkatan Kadar Geraniol dalam Minyak Sereh Wangi Maserasi Peningkatan kadar geraniol dalam minyak sereh wangi dilakukan menggunakan distilasi vakum pada suhu 110ºC dan 120 o C. Proses distilasi pada suhu 110 o C menghasilkan distilat sebanyak 3 ml. Distilat (citronellal) yang dihasilkan berwarna bening dan memiliki aroma sereh wangi yang tidak terlalu menyengat. Sementara bottom (geraniol) yang diperoleh sebanyak 16 ml berwana kuning jernih, memiliki aroma yang kuat dan mengandung geraniol, yang merupakan komponen dengan kadar terbesar sebanyak 21.06%. Jika dibandingkan dengan kadar geraniol pada minyak sereh wangi awal yaitu 5,36%, maka proses distilasi vacum ini mampu meningkatkan kadar geraniol sebesar 293 %. Hal ini menunjukan bahwa metode distilasi vacum ini cukup efektif untuk meningkatkan kadar geraniol pada minyak sereh wangi. Proses ini juga sedikit meningkatkan kadar citronellal, dari 11,65% menjadi 11,86%. Sementara, proses distilasi vacum pada suhu 120 o C menghasilkan distilat sebanyak 6 ml. Distilat (citonellal) yang dihasilkan berwarna bening dan memiliki aroma sereh wangi yang tidak terlalu menyengat. Sebaliknya, bottom (geraniol) yang dihasilkan sebanyak 13 ml berwarna kuning bening, beraroma sangat kuat dan mengandung geraniol sebesar 21,78% atau dengan kata lain terjadi peningkatan kadar geraniol sebesar 306%. Dengan demikian, telihat bahwa pada penggunaan suhu yang lebih tinggi, kadar geraniol dalam minyak sereh wangi juga meningkat, meskipun peningkatan tersebut tidak signifikan. Namun sebaliknya, kadar citronellal dalam minyak sereh wangi menurun pada penggunaan suhu yang lebih tinggi. Pada suhu 120 o C ini, kadar citronella hanya sebesar 7,76 %. 3.3 Aplikasi Minyak Sereh Wangi Sebagai Aditif Bensin Ekstraksi Aplikasi minyak sereh wangi dilakukan dengan cara mencampurkan gasoline dengan minyak sereh wangi dengan perbandingan volume 1000:0.5 ; 1000:1 ; 1000:1.5 ; 1000:2 serta bensin murni sebagai pembanding. 32

Tabel 1. Perbandingan konsentrasi geraniol dan citronellal Minyak Sereh Wangi Hasil distilasi uap Hasil distilasi vakum 110ºC Hasil distilasi vakum 120ºC Geraniol 5,36% 21,06% 21,78% Citronellal 11,65% 11,86% 7,76 % Uji performa mesin Hasil uji minyak sereh wangi sebagai bio additive gasoline menunjukkan bahwa pada perbandingan volume gasoline : minyak sereh wangi = 1000:0,5 terjadi peningkatan power mesin sebesar 3,85 % (dari 7,8 HP untuk bensin standar menjadi 8,1 HP). Pada perbandingan gasoline : minyak sereh wangi = 1000:1 diperoleh power maksimal 8,2 HP. Pada perbandingan 1000:1.5 diperoleh power maksimal 8.3 HP, sementara pada perbandingan 1000:2 diperoleh power maksimal 8.6 HP. Hal ini menunjukan bahwa penambahan minyak sereh wangi pada gasoline yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat meningkatkan power mesin. Peningkatan paling signifikan diperoleh pada penambahan sereh wangi dengan perbandingan gasoline : sereh wangi = 1000 : 2, yang menghasilkan power maksimal sebesar 8.6 HP. Power mesin yang diperoleh ini meningkat sebesar 0.8 HP dari gasoline standar. horse power (HP) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Rpm Gambar 1. Uji performa standard power max 7.8 HP 1000:0.5 power max 8.2 HP 1000:1 power max 8.1 HP 1000:1.5 power max 8.3 HP 1000:2 power max 8.6 HP Uji efisiensi konsumsi bahan bakar Hasil uji pada gasoline standar tanpa campuran minyak sereh wangi menunjukkan bahwa motor dengan RPm 1500 hanya dapat berjalan selama 101 detik. Sementara, pada penambahan minyak sereh wangi dengan perbandingan gasoline : minyak sereh wangi = 1000:0,5, motor dengan RPm yang sama mampu berjalan 102 detik. Pada perbandingan 1000:1 motor mampu berjalan 104 detik, pada perbandingan 1000:1,5 motor dapat berjalan 105,8 detik, sementara pada perbandingan 1000:2 motor mampu berjalan hingga 111.9 detik atau dengan kata lain terjadi peningkatan sebesar 10,8 %. Hal ini menunjukan bahwa penambahan minyak sereh wangi mampu meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar. Peningkatan efisiensi konsumsi bahan bakar ini optimal pada penambahan minyak sereh wangi dengan perbandingan gasoline : minyak sereh wangi = 1000:2. 33

waktu (detik) 120 100 80 60 40 standar 1000:0.5 1000:1 1000:1.5 1000:2 20 0 1500 2000 2500 3000 Rpm Gambar 2. Uji konsumsi bahan bakar IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Proses distilasi vakum pada suhu 120 o C terhadap minyak sereh wangi dapat meningkatkan kadar geraniol sebesar 306 %, dimana peningkatan ini menjadi lebih besar pada suhu yang lebih tinggi. 2. Penambahan minyak sereh wangi pada gasoline dengan perbandingan 1000:2 dapat meningkatkan power mesin hingga 0,8 HP lebih tinggi dibandingkan jika tanpa penambahan minyak sereh wangi. 3. Penambahan minyak sereh wangi pada gasoline dengan perbandingan 1000:2 dapat meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar sebesar 10,8 %. DAFTAR PUSTAKA Ginting, Sentosa.2004. Pengaruh Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi. Universitas Sumatera Utara. Kadarohman, Asep. 2010.Eksplorasi Minyak Atsiri Sebagai Bioaditif Bahan Bakar Solar. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Ketaren, S.1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. PN Balai Pustaka. Jakarta. Sriyadi.2012. Pencirian Minyak Sereh Wangi Mahapengiri (Cymbopogon winterianus jowitt) Klon G1,G2, dan G3 Menggunakan Kromatograf Gas-Spektrometer Massa. Institut Pertanian Bogor. Utomo, dan Widiatmoko, N. 2009. Isolasi Rhodinol Dalam Ekstraksi Minyak Sereh Jawa. Thesis. UNDIP. 34