BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perumusan Masalah Antrian adalah barisan orang maupun barang yang menunggu untuk diproses. Antrian biasanya diproses secara sekuensial, dengan sistem itu orang maupun barang yang datang pertama biasanya akan diproses terlebih dahulu. Antrian ini bisa ditemukan di berbagai kehidupan sehari-hari, contohnya adalah antrian customer service di bank, rumah sakit, klinik dokter gigi, maupun layanan publik lainnya. Kegiatan mengantri ini biasanya membuat orang menghabiskan waktunya untuk menunggu. Pada sebuah penelitian tentang antrian klinik kesehatan, ratarata, setiap orang menghabiskan waktu selama 24 menit untuk menunggu sebelum akhirnya mendapat pelayanan kesehatan [1]. Pada kasus antrian BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), beberapa orang bahkan harus datang berkali-kali untuk mengantri ulang karena banyaknya orang yang mengantri dan adanya batasan waktu yang tidak memungkinkan mereka untuk diproses. Hal ini tentunya menjadi masalah bagi orang-orang yang bekerja, tentunya mereka tidak bisa meninggalkan pekerjaan terlalu lama. Hal tersebut menyebabkan beberapa orang akhirnya memilih untuk menggunakan jasa makelar [2]. Menunggu merupakan kegiatan yang tidak hanya menyebabkan kerugian waktu dan tenaga. Sebuah penelitian [3] menyimpulkan bahwa menunggu berkontribusi pada tingkat stress yang dialami oleh seseorang. Semakin lama seseorang menunggu, semakin tinggi pula tingkat stress yang dialaminya. Selain itu, tidak adanya kepastian waktu yang dibutuhkan untuk menunggu juga membuat seseorang merasa lebih cemas [4]. Sebuah penelitian lain [5] juga menemukan fakta bahwa seseorang akan merasa lebih stress apabila ia tidak melakukan apapun. Pada saat menunggu biasanya seseorang akan merasa tidak tenang, cemas, atau bahkan bisa marah. 1
Untuk mengurangi efek negatif yang ditimbulkan dari mengantri, seseorang biasanya memilih untuk mengisi waktunya dengan berbagai kegiatan seperti membaca, mengobrol, menonton acara TV apabila disediakan di ruang tunggu, bermain game, dan kegiatan lainnya. Kegiatan yang dilakukan orang-orang untuk mengisi waktu tunggu tersebut biasanya bersifat rekreatif dan konsumtif. Keterbatasan fasilitas pada ruang tunggu dan lingkungan yang tidak mendukung membuat pasien tidak mungkin untuk melakukan hal yang produktif pada saat mengantri. Pada sebuah penelitian oleh KANA dikemukakan bahwa dalam satu tahun, rata-rata setiap orang menghabiskan 10 hari tiap tahunnya hanya untuk mengantri [6]. Apabila di Indonesia terdapat 44.98% penduduk dalam usia produktif yang menghabiskan waktu 10 hari tiap tahunnya, setiap tahun akan ada 27.095.952.000 jam waktu produktif yang terbuang hanya untuk mengantri. Adapun jika upah per jam di Indonesia adalah sebesar Rp 20.000, kerugian finansial yang terjadi ditaksir sebesar Rp 541.919.040.000 tiap tahunnya. Jumlah tersebut tentunya merupakan jumlah yang besar dan akan lebih bermanfaat apabila dialokasikan untuk kegiatan yang sifatnya produktif. Selain kerugian waktu, psikologis, dan finansial dari sisi konsumen yang telah dijabarkan di atas, menunggu juga memiliki dampak negatif bagi penyedia layanan. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa menunggu dapat mengurangi tingkat kepuasan pengguna terhadap sebuah layanan [1]. Pada beberapa kasus, beberapa orang merasa tidak dihargai apabila diminta untuk menunggu terlalu lama. Hal tersebut berarti sistem antrian yang telah ada pada saat ini kurang bisa memberikan tingkat kepuasan yang baik terhadap pengguna layanan. Oleh karena itu, perlu diciptakan suatu sistem antrian yang lebih fleksibel dan efisien yang mampu memberikan tingkat kepuasan yang baik. Sistem antrian ini diharapkan tidak mengharuskan pengguna untuk menunggu secara fisik, sehingga waktu tunggu yang dibutuhkan untuk mengantri dapat digunakan pasien untuk melakukan kegiatan pribadi maupun pekerjaan masing-masing yang lebih bermanfaat. 2
Perkembangan teknologi informasi khususnya pada mobile phone pada beberapa tahun terakhir meningkat dengan sangat pesat. Semakin banyaknya smartphone dengan spesifikasi tinggi dan harga yang semakin terjangkau menyebabkan semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan smartphone. Peningkatan jumlah pengguna smartphone di Indonesia pun semakin meningkat hingga 68% tiap tahunnya. Pengguna aktif smartphone di Indonesia sendiri pada tahun 2014 telah menembus angka 38.3 juta [7]. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi pasar smartphone terbesar di ASEAN. Dewasa ini, masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dalam menggunakan smartphone. Smartphone sendiri merupakan ponsel pintar yang tidak hanya mampu digunakan sebagai alat komunikasi semata, namun juga memiliki berbagai fitur yang dapat dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan pengguna. Smartphone juga memungkinkan penggunanya untuk dapat terhubung dengan internet setiap saat sehingga pengguna dapat dengan mudah mengakses email, berkas-berkas file online, chatting, maupun melakukan browsing yang bisa mendukung aktivitas pekerjaan mereka. Kemudahaan mengakses internet untuk mendukung kegiatan sehari-hari ini dipermudah lagi dengan semakin majunya layanan data dan semakin terjangkaunya dari sisi tarif data. Melihat penggunaan smartphone yang semakin gencar, berbagai industri mulai beralih mengembangkan mobile web dan mobile web-application yang dirancang untuk membantu pengguna dalam pekerjaannya sehari-hari. Sifat mobile-web yang cross-platform yaitu mampu diakses dari berbagai platform berbeda secara realtime, membuat mobile web menjadi solusi alternatif yang dapat diperhitungkan untuk menyelesaikan berbagai masalah, termasuk masalah antrian yang kurang menguntungkan bagi pelanggan. Dari fakta-fakta yang telah dikumpulkan, dapat disimpulkan bahwa saat ini sistem antrian yang telah ada pada berbagai layanan kurang memberikan experience yang baik pada pengguna. Berdasarkan masalah tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan sebuah sistem antrian berbasis web yang cross platform dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. 3
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang didapatkan bisa dijabarkan sebagai berikut: 1. Sistem antrian yang ada saat ini masih manual dan belum mengizinkan pasien untuk mengambil nomor antrian dari jarak jauh. 2. Sistem antrian yang ada saat ini masih kurang dirancang untuk sesuai dengan kebutuhan pasien. 1.3 Batasan Masalah Beberapa batasan masalah yang penulis gunakan pada penelitian ini untuk membatasi agar penelitian dapat tetap terfokus dan tidak terlalu meluas. Untuk memecahkan masalah, penulis akan menciptakan sebuah sistem antrian online berbasis web dengan batasan sebagai berikut: 1. Sistem antrian yang akan dibuat merupakan sistem antrian yang digunakan pada klinik atau praktik dokter. 2. Penelitian akan lebih menitikberatkan pada usability dan user experience dari sistem antrian yang dikembangkan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Merancang sebuah sistem antrian online berbasis web yang mampu mengambil nomor antrian dari jarak jauh. 2. Merancang sebuah sistem antrian online yang lebih memenuhi kebutuhan pasien. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini bagi masyarakat dan industri adalah: 1. Terciptanya sebuah sistem antrian online berbasis web yang mampu mengambil nomor antrian dari jarak jauh. 4
2. Terciptanya sebuah aplikasi antrian yang dirancang sesuai dengan kebutuhan pasien. Manfaat dari penelitian ini bagi akademisi adalah: 1. Peneliti, dosen, dan mahasiswa mengetahui bagaimana cara merancang sebuah sistem antrian online berbasis web. 2. Peneliti, dosen, dan mahasiswa mengetahui bagaimana cara merancang sebuah sistem antrian online yang sesuai dengan kebutuhan pengguna yang memiliki, tingkat usability yang baik. 3. Peneliti, dosen, dan mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengefisiensikan sistem antrian dengan menggunakan web. 1.6 Sistematika Penelitian Untuk memudahkan dalam membaca dokumentasi penelitian ini, maka penulisan laporan penelitian ini akan dibagi menjadi 5 bagian yang terdiri atas: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. BAB II. DASAR TEORI Bab ini berisi tinjaun pustaka dan dasar teori yang digunakan pada penelitian ini. BAB III.METODOLOGI Bab ini berisi alat, bahan, metode yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil dari penelitian yang dilakukan, yaitu pengembangan aplikasi, pengujian, dan hasil analisis pengujian. BAB V. KESIMPULAN Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan laporan penelitian yang berisi tentang kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan 5