BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan. sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian penulis yang berjudul Evaluasi Manajemen Risiko. Bina Sejahtera maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB I PENDAHULAN. denganberkembangnya lembaga keuangan syariah. Sejak adanya undang. undang No 7 tahun 1992 yang kemudian direkomendasi oleh UU No.

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. dengan bantuan software SPSS 16.,0 for windows, maka akan dibahas tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. krisis, perbankan syariah mulai dapat berdiri sedangkan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KSPPS Tunas. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syari ah, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2015, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Sedangkan bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Berdasarkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. memberikan sinyal positif, termasuk Baitul Maal wat Tamwil (BMT) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

WAKA<LAH PADA KJKS MBS

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. syariah yang kegiatan utamanya menghimpun dana dan menyalurkannya. Lembaga ini biasa di sebut dengan Koperasi Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan kegiatan ekonomi di Surakarta semakin

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. umum dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Agama islam tidak hanya meliputi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah menelan korban membawa musibah besar dalam perekonomian nasional. Salah satu sektor yang menjadi korban adalah perbankan nasional. Langkah-langkah pemerintah melalui likuidasi dan penutupan bank, pengambil-alihan maupun merger, belum sepenuhnya selesai. Krisis ini juga telah memberi inspirasi bagi kemungkinan melahirkan bank alternatif yang dapat dikembangkan di Indonesia. Salah satu alternatif itu adalah perlunya membangun bank yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Lahirnya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pada bulan November 1998, telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. UU tersebut memungkinkan bank beroperasi dengan Dual Banking Sistem yaitu bank membuka cabang khusus syari ah atau dengan beroperasi sepenuhnya secara syariah.1 Ketika bank syariah pertama kali berkembang, baik di tanah air maupun di mancanegara, seringkali dikatakan bahwa bank syariah adalah bank bagi hasil. Hal ini dilakukan untuk membedakan bank syariah dengan bank konvensional yang beroperasi dengan sistem bunga. Hal itu betul, tetapi tidak sepenuhnya benar. Karena sesungguhnya bagi hasil itu hanya merupakan bagian saja dari sistem operasi bank syariah. Bagi hasil adalah bentuk return dari kontrak investasi, yakni yang termasuk ke dalam natural uncertainty contracts ini, fiqih Islam juga mengenal natural uncertainty contracts (kontrak/akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu 1 Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127. 1

2 (timing)-nya). Padahal selain natural uncertainty contracts ini, fiqih Islam juga mengenal natural certainty contracts (kontrak/akad dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan (return), baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing)-nya). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem bagi hasil sudah pasti merupakan salah satu praktik perbankan syariah. Namun sebaliknya, praktik perbankan syariah belum tentu seluruhnya menggunakan sistem bagi hasil. Karena selain sistem bagi hasil, masih ada sistem jual-beli dan sewa-menyewa yang juga digunakan dalam sistem operasi syariah.2 Baitul Maal Wat-Tamwil (BMT) adalah kependekan kata balai usaha mandiri terpadu atau baitul mal (rumah harta) wat tamwil (rumah pengembangan harta), yaitu beroperasi dengan lembaga keuangan mikro (LKM) prinsip-prinsip syariah yang yang kegiatannya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi UMKM antara lain dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.3 Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasullah Saw. Praktikpraktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah Saw. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposit, menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah 2 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 203 3 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2009, hlm. 451-452.

3 menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam, bahkan sejak zaman Rasullulahh Saw. 4 Kemampuan menjual pada situasi yang sangat kompleks saat ini merupakan suatu tantangan yang amat besar karena semakin ketatnya persaingan dan semakin berkembangnya pengetahuan nasabah. Dalam industri jasa keuangan, fokus keberhasilan penjualan telah berubah dari pendekatan produk dan penawaran khusus hari ini menjadi pendekatan konsultatif, yaitu dimana para petugas yang langsung berhubungan dengan nasabah perlu dibekali dengan kemampuan mendengarkan, memahami kebutuhan nasabah, dan teknik menjual yang baik. Kemampuan tentang pemahaman produk dan proses atau prosedur bank tidak lagi memadai untuk dapat menjual produk bank yang saat ini semakin kompleks kepada nasabah yang semakin pintar. Karena itu, para petugas penjualan dewasa ini harus lebih memahami hal-hal lain di luar sekedar menjual suatu produk. Mereka membutuhkan kemampuan untuk membangun hubungan dengan nasabah, menentukan kebutuhan nasabah, dan kejelian memadukan bagaimana dan mengapa jasa dan produk bank tersebut dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi oleh setiap nasabah. Dalam proses ini termasuk bagaimana seorang petugas penjualan (funding sales representative/officer) menjual produk dana kepada nasabah.5 Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.6 4 Adiwarman A. Karim, Op. Cit., hlm. 18. Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP), Mengeola Kualitas Layanan Perbankan, PT Gramedia Pustaka, Jakarta, 2014, hlm. 166. 6 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Ed.1, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 102. 5

4 Tujuan utama bank menyalurkan kredit kepada debitur yaitu debitur dapat mengembalikan seluruh pinjamannya sesuai degan jangka waktu yang telah diperjanjikan dengan memberikan imbalan berupa bunga. Namun demikian, hampir tidak ada bank yang semua kreditnya lancar. Kredit bermasalah adalah suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan. Kredit bermasalah akan berakibat pada kerugian bank, yaitu kerugian karena tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan maupun pendapatan bunga, yang berakibat pada penurunan pendapatan secara total.7 Pembiayaan bermasalah ini dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kriteria yaitu: pembiayaan lancar, pembiayaan kurang lancar, dan pembiayaan macet. Oleh karena itu, masalahnya sekarang adalah bagaimana mencegah masalah tersebut. Tidak sedikit lembaga keuangan yang mampu memanajemen masalah ini dengan baik. Sehingga setiap bank harus mempunyai strategi pencegahan supaya pembiayaan bermasalah tidak terjadi. Adapun jenis pembiayaan yang ada di BMT Harapan Umat Cabang Jekulo meliputi pembiayaan Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, Ijarah dan Qardhul Hasan. Salah satu bentuk pembiayaan yang begitu dominan di BMT Harapan Umat Cabang Jekulo mulai tahun 2014-2016 adalah pembiayaan Murabahah dengan jumlah 15 anggota dan pembiayaan mudharabah berjumlah 127 anggota, sedangkan pembiayaan yang lain kurang diminati.8 7 Ismail, Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi Dalam Rupiah, Ed.Revisi, Prenadamedia Group, Jakarta, 2010, hlm. 222. 8 Hasil Wawancara dengan Pak Naryo selaku Kepala Cabang di BMT Harapan Umat, 24 Maret 2017, jam 08.30-selesai.

5 Tabel 1. 1 Kolektibilitas pembiayaan BMT Harapan Ummat Cabang Jekulo Dari Tahun 2014-2016 Kategori Mudharabah Murabahah Lancar 98 9 Keterangan Setiap bulan masuk bagi hasil dan pokoknya Kurang lancar 12 2 Lebih dari 3 bulan dari tanggal jatuh tempo Macet 17 4 Lebih dari 1 tahun dari tanggal jatuh tempo Jumlah 127 15 Sumber: Data Nasabah BMT Harapan Ummat Cabang Jekulo Bank syariah akan mengambil strategi pencegahan pembiayaan bermasalah agar dana yang telah disaluran dapat diterima kembali oleh bank, karena bank syariah sebagai penerima amanat memiliki tanggung jawab untuk mengelola dana tersebut dengan baik. Oleh karena itu, kualitas lancar inilah pencegahan mulai diatasi agar pembiayaan bermasalah tidak terjadi. Bank dalam pemberian kredit selain menggunakan analisis pembiayaan juga mencakup latar belakang nasabah serta faktor-faktor lainnya, hal ini dilakukan agar pembiayaan yang diberikan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan dapat kembali.9 Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar dan sungguh-sungguh. Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang 9 Kasmir, Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm.83.

6 ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar dengan analisis 5C layak untuk diberikan, dilakukan dengan (character, capacity, capital, condition, dan colleteral).10 Dalam berbagai referensi disebutkan faktor 5C yang paling dominan dalam analisis tersebut adalah character, tentunya sangat penting untuk didalami oleh petugas bank sebelum memberikan kredit. Character berkaitan dengan watak calon nasabah untuk memenuhi kewajibankewajibannya, seperti memegang teguh janji dan bersedia melunasi hutangnya tepat waktu. Nasabah yang memiliki karakter yang baik akan berdampak positif terhadap kualitas NPL perbankan, dengan harapan sebagai referensi terutama bagi para analis kredit perbankan. Karakter merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon mudharib tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan utangnya, kalau tidak mempunyai ittikad yang baik, tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank dikemudian hari.11 Bagi nasabah yang tidak bertanggung jawab atau melanggar perjanjian yang telah disepakati, biasanya mengalami pembiayaan bermasalah. Kualitas pembiayaan ini dapar berupa: pembiayaan dengan kualitas lancar, kurang lancar, dan macet. Perbiayaan bermasalah yaitu pembiayaan dimana nasabah tidak memenuhi persyaratan yang dijanjikan, tidak menepati jadwal angsuran yang akan berakibat pada kerugian bank. Untuk membuktikan sehubungan dengan masalah tersebut peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah judul bagaimana Analisis Strategi BMT Harapan Umat Dalam Mengatasi Pembiayaan Bermasalah (Studi Kasus Pada BMT Harapan Umat Cabang Jekulo Kab. Kudus) 10 Kasmir, Op. Cit, hlm. 117. Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hlm. 348. 11

7 B. Penegasan Istilah Agar dapat gambaran yang jelas tentang pengertian yang terdapat dalam judul, maka penulis akan memberikan penjelasan terhadap istilahistilah dalam judul skripsi sebagai berikut: 1. Strategi Strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak menjadi apa suatu organisasi di masa depan dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut.12 Strategi dalam mengatasi pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh BMT Harapan Umat Cabang Jekulo adalah teguran dengan kriteria pembiayaan berjalan yang belum jatuh tempo, rescheduling (memperpanjang jangka waktu kredit), dan pengambil alihan agunan). Untuk mengurangi timbulnya pembiayaan bermasalah pihak BMT Harapan Umat Cabang Jekulo perlu melakukan evaluasi terhadap calon nasabah, dan cara paling mudah yang dapat dilakukan dengan menggunakan analisis 5C yaitu (character, capacity, capital, condition, dan colleteral). Sedangkan pemantauan penggunaan pembiyaan yang dilakukan BMT Harapan Umat Cabang Jekulo yaitu melalui via telepon untuk mengingatkan pembayaran angsuran pada tiap bulan dan melakukan kunjungan tujuannya juga mengingatkan pembayaran angsuran atau menanyakan keadaan nasabah.13 2. BMT Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil (rumah pengembangan harta) yang kegiatannya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha 12 Barry sebagaimana dikutip dalam Tedjo Tripomo, Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung, 2005, hlm. 17. 13 Hasil wawancara dengan Bapak Abdur Rochman selaku Marketing Pembiayaan di BMT Harapan Umat Cabang Jekulo, 3 Januari 2017, jam 14.00-selesai

8 kecil dan menengah antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.14 3. Pembiayaan Bermasalah Pembiayaan bermasalah atau kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan.15 C. Fokus Penelitian Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus.16 Sesuai dengan judul penelitian, fokus penelitian ini adalah analisis strategi BMT Harapan Umat dalam mengatasi pembiayaan bermasalah (Studi Kasus Pada BMT Harapan Umat Cabang Jekulo Kabupaten Kudus). D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, penulis akan mencoba untuk mengangkat permasalahan yang timbul yaitu, antara lain: 1. Strategi apa yang digunakan oleh pihak BMT Harapan Umat Cabang Jekulo Kabupaten Kudus dalam mengatasi pembiayaan bermasalah? 2. Apa saja faktor yang menjadi penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah di BMT Harapan Umat Cabang Jekulo Kabupaten Kudus? 3. Sejauh mana upaya pihak BMT dalam melakukan pencegahan pembiayaan bermasalah di BMT Harapan Umat Cabang Jekulo Kabupaten Kudus? 14 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2009, hlm. 452. 15 Kuncoro, dkk, sebagaimana dikutip dalam Ismail, Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi Dalam Rupiah, Ed. Revisi, Prenadamedia Group, Jakarta, 2010, hlm. 222. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Alfabeta, Bandung, 2006, hlm. 285.

9 E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh pihak BMT Harapan Umat Cabang Jekulo Kabupaten Kudus dalam mengatasi pembiayaan bermasalah. b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah di BMT Harapan Umat Cabang Jekulo Kabupaten Kudus. c. Untuk mengetahui sejauh mana upaya BMT Harapan ummat Cabang Jekulo Kabupaten Kudus dalam melakukan pencegahan pembiayaan bermasalah. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi para pembaca, adapun manfaat yang dituju adalah: a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah khasanah keilmuan khususnya terhadap penelitian mengenai strategi BMT dalam mengatasi pembiayaan bermasalah. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan, masukan dan manfaat kepada pihak BMT, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan atau bahan data dalam menjalankan kegiatan usaha. F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan dalam memahami keseluruhan isi dari skripsi ini, penulis akan mendiskripsikan sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

10 1. Bagian Awal Bagian ini memuat halaman judul, nota persetujuan, halaman pengesahan, halaman moto, halaman persembahan, halaman pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar gambar 2. Bagian Isi Bagian isi terdiri atas 5 (lima) bab dan setiap babnya terdiri dari sub bab yaitu sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi. BAB II : Kajian Pustaka Bab ini berisi landasan teori dan bahasan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis dan juga mengungkapkan kerangka pemikiran. BAB III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari pendekatan penelitian sumber data, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data dan analisis data. BAB IV : Hasil Penelitian Bab ini berisi tentang deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian dan analisis hasil dari penelitian. BAB V : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup 3. Bagian Akhir Bagian akhir ini memuat daftar pustaka, daftar riwayat hidup penulis dan lampiran-lampiran.