IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

dokumen-dokumen yang mirip
VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

IV. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah jadi dari tempat penelitian. Data jumlah deposito mudharabah

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB III METODE PENELITIAN. dari elemen-elemen populasi yang terpilih. Sampel penelitian diambil secara sensus, yaitu

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN MURABAHAH

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Indonesia periode Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN ANALISA PENELITIAN. ini adalah Bank Umum Syariah Milik Negara di Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah perusahaan industri non barang konsumsi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu variable dengan variable yang lain atau dengan istilah lain adalah

BAB III OBJEK / DESAIN PENELITIAN. 10 besar CGPI dan juga terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada tiga kriteria yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Profit Distribution Management. Pada variabel independen perbankan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. menguji hipotesa penelitian. Bab ini mengungkap desain metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN IV.

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menggunakan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menerangkan bahwa untuk variabel dependen yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit

BAB III METODE PENELITIAN. daerah yang produktif untuk kegiatan pertanian, namun akhir-akhir ini. pertanyaan responden dicatat, diolah dan dianalisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbankan, penelitian ini lebih bersifat penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian merupakan sesuatu target atau sasaran untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kudus. Dipilihnya Koperasi karyawan tersebut sebagai obyek penelitian karena

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPRS Amanah Ummah, Leuwiliamg, Bogor. Pemilihan BPRS dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa BPRS Amanah Ummah memiliki nasabah untuk pembiayaan syariah sektor agribisnis baik on-farm dan off-farm. Selain itu, BPRS Amanah Ummah, Leuwiliang, Bogor, dipilih karena merupakan salah satu bank yang bergerak di bidang pembiayaan usaha kecil menengah yang sesuai dengan skala usaha petani dan pedagang sektor agribisnis yang ada di wilayah Bogor. Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Januari hingga April 2010. 4.2. Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel dilakukan kepada orang-orang yang ahli di bidangnya terutama yang terkait dengan sistem pembiayaan syariah pada sektor agribisnis di BPRS Amanah Ummah, Leuwiliang, Bogor. Alasan fokus penelitian hanya pada pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis ialah karena jenis pembiayaan tersebut termasuk pembiayaan modal kerja dan investasi sehingga semua nasabah peminjam pembiayaan merupakan nasabah yang memiliki kegiatan usaha produktif dalam bidang agribisnis baik on-farm maupun off-farm. Oleh karena itu, responden yang dipilih dalam survei ini adalah pihakpihak yang terlibat dalam pembiayaan sistem syariah berbasis syirkah ini yaitu antara lembaga keuangan syariah dalam hal ini BPRS sebagai pemilik dana dari nasabah (shahibul mal) dan pihak nasabah sebagai pengelola dana (mudhorib). Pemilihan sampel pihak internal diperoleh dengan metode judgement sampling. Pengambilan responden dari nasabah dipilih dengan menggunakan metode sensus untuk nasabah sektor on-farm dan metode sampel acak terstratifikasi (stratified random sampling) untuk nasabah sektor off-farm yang ditentukan berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari BPRS. Stratified random sampling merupakan sampel yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok yang tidak melewati batasan yang disebut strata, dan kemudian memilih sebuah sampel secara random dari tiap stratum. Sampel diambil secara acak dan distratifikasikan terlebih dahulu berdasarkan plafon 40

pembiayaan dari populasi nasabah agribisnis yang telah mengakses pembiayaan di BPRS Amanah Ummah. Dalam hal ini, nasabah BPRS Amanah Ummah memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel khususnya untuk nasabah yang memiliki unit usaha agribisnis. Hal tersebut digunakan untuk mempermudah dalam melihat karakteristik yang terjadi pada pola pembiayaan syariah pada sektor agribisnis. Stratifikasi yang dibuat dilakukan untuk memenuhi keterwakilan jumlah responden pembiayaan syariah pada sektor agribisnis. Adapun kriteria pemilihan responden didasari oleh responden yang dipilih masih menjadi nasabah pembiayaan di BPRS Amanah Ummah yang masih aktif, sedang dan masih menjalankan usaha sesuai dengan usaha pada saat pengajuan pembiayaan, dan telah mendapatkan hasil usaha dari pembiayaan yang didapatkan. Jumlah responden yang diambil sebagai sampel sebanyak 38 responden, yang terdiri dari delapan orang responden sektor on-farm dan 30 orang responden sektor off-farm. Adapun responden sektor on-farm diambil dengan metode sensus, terdapat 12 orang responden on-farm tetapi yang memenuhi kriteria hanya berjumlah delapan orang. Sedangkan, pemilihan responden untuk sektor off-farm menggunakan metode Stratified Random Sampling. Responden pada sektor offfarm yang sesuai kriteria berjumlah 295 orang. Kemudian distratifikasikan berdasarkan plafon pembiayaan yang didapat. Adapun stratum yang ada adalah plafon pembiayaan hingga Rp. 5 juta berjumlah 86 orang, plafon pembiayaan antara Rp. 5 juta hingga Rp. 25 juta berjumlah 127 orang, dan plafon pembiayaan antara Rp. 25 juta hingga Rp. 250 juta berjumlah 82 orang. Kemudian dari setiap stratum yang ada diambil responden dengan proporsi sebesar 10 persen. Jumlah tersebut sudah memenuhi syarat jumlah sampel minimal untuk penelitian karena menurut Guilford dalam Supranto (2001), jumlah sampel minimal untuk penelitian adalah 30 orang. Selain itu, menurut Siagian dalam Simaremare (2006) menyebutkan bahwa syarat minimal sampel data terdistribusi normal dalam statistik adalah 30 sampel, sehingga 38 sudah memenuhi syarat minimal. Sampel tersebut terbagi menjadi delapan orang nasabah sektor on-farm dan 30 orang nasabah sektor off-farm. Nasabah pada sektor off-farm kemudian ditentukan berdasarkan proporsi sesuai dengan plafon pembiayaan yang diberikan. 41

4.3. Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang berkaitan dengan penelitian ini. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan, penyebaran kuisioner, dan wawancara langsung dengan pihak terkait baik pihak internal maupun eksternal. Pihak internal yaitu pihak BPRS yang berkompeten dan dapat memberikan informasi yang akurat mengenai penyaluran pembiayaan di sektor pertanian. Sedangkan pihak eksternal yaitu responden dari pihak petani dan pedagang yang memiliki usaha agribisnis serta modal usahanya diperoleh dari pembiayaan sistem syariah BPRS Amanah Ummah, Leuwiliang, Bogor. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari berbagai arsip dan administrasi BPRS Amanah Ummah, Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Masyarakat Ekonomi Syariah, Pusat Ekonomi Syariah serta studi literatur terkait di IPB dan melalui internet yang diperlukan untuk menunjang pembuatan laporan penelitian ini. 4.4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data diambil dengan menggunakan studi kasus (case study). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan metode pengamatan (observasi), penelusuran literatur, penggunaan kuisioner, dan wawancara (interview). Dalam hal ini, informasi atau keterangan diperoleh melalui data primer dari responden dan pihak BPRS Amanah Ummah dengan cara tatap muka atau bercakap-cakap dan alat yang digunakan berupa kuisioner. Sedangkan, data-data sekunder didapatkan dari berbagai macam sumber terkait, baik dari pihak BPRS Amanah Ummah maupun dari berbagai macam literatur. 4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Sebelum diolah dan dianalisis, dilakukan beberapa prosedur pendahulan terhadap data yang diperoleh yaitu mengedit data, membuat pengkodean, dan penggolongan beberapa kategori jawaban. Data akan disajikan dalam bentuk uraian, bagan/gambar, dan tabel. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan pembiayaan pada responden yang dibandingkan dengan ketentuan penyaluran pembiayaan yang 42

diterapkan pada BPRS Amanah Ummah dan melihat tingkat efektivitas pembiayaan syariah pada sektor agribisnis. Sedangkan, analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis pengaruh pembiayaan syariah terhadap kinerja usaha dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis. Data serta informasi yang berhasil dikumpulkan diolah dengan menggunakan alat bantu kalkulator dan komputer dengan program Excell dan Minitab 15. Analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian dilakukan dengan dua metode. Metode-metode tersebut dapat dijelaskan berikut ini: 4.5.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui efektivitas pembiayaan yang telah disalurkan BPRS kepada nasabah yang diukur melalui pengelolaan pembiayaan dan ketepatan pemanfaatan pembiayaan. Berdasarkan jawaban dari nasabah responden kemudian dilihat keragaan pembiayaan yang ada untuk menentukan apakah pembiayaan yang disalurkan BPRS Amanah Ummah, Leuwiliang Bogor, sudah tergolong efektif atau tidak. Keefektifan pembiayaan dilihat dari mekanisme penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah. Sedangkan, faktor-faktor yang berpengaruh pada realisasi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis diuraikan secara deskriptif. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap realisasi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis dilakukan secara deskriptif, yang sebelumnya dianalisa terlebih dahulu melalui model persamaan regresi linier berganda, yang digunakan untuk melihat faktorfaktor yang berhubungan nyata dan tidak berpengaruh nyata serta mempengaruhi secara signifikan. 4.5.1.1 Metode Analisis Efektivitas Penyaluran Pembiayaan Untuk menganalisis efektivitas penyaluran pembiayaan digunakan beberapa kriteria penilaian, baik menurut kriteria bank maupun keragaan pembiayaan yang terjadi pada nasabah. Penentuan kriteria efektivitas untuk pihak 43

bank dan nasabah didapat berdasarkan literatur-literatur yang ada dan juga wawancara dengan pihak yang bersangkutan. A. Menurut Kriteria Bank Analisis akan dilakukan secara kualitatif. Data kualitatif didapat dari hasil wawancara dengan pihak bank dan juga data-data sekunder yang didapat dari bank yang bersangkutan. Data-data yang didapatkan dianalisa dan diuraikan secara deskriptif. Untuk penilaian efektivitas menurut kriteria bank digunakan lima kriteria, antara lain: 1. Target dan Realisasi Realisasi disebut efektif apabila : - Realisasi tersebut masih relatif sesuai dengan target yang ditentukan. - Realisasi dari tahun ke tahun meningkat. Realisasi disebut tidak efektif apabila : Realisasi tidak sesuai dengan target dan ketidaksesuaian itu jauh dari target yang diharapkan. Realisasi rata-rata dari tahun ke tahun mengalami penurunan. 2. Frekuensi Pembiayaan Untuk frekuensi pembiayaan, jika dari tahun ke tahun frekuensi pembiayaan terus bertambah, maka hal ini mengindikasikan bahwa kriteria frekuensi tersebut efektif. Namun jika frekuensi dari tahun ke tahun menurun maka jawaban tersebut menunjukkan bahwa untuk kriteria frekuensi tidak efektif. 3. Jangkauan Pembiayaan Jangkauan pembiayaan disebut efektif jika menjangkau banyak nasabah dan menjangkau berbagai kegiatan usaha. Jika jangkauan pembiayaan tersebut terbatas, maka kriteria jangkauan pembiayaan tidak efektif. 4. Tunggakan Pembiayaan Jika tidak ada tunggakan dari nasabahnya, maka kriteria tunggakan tersebut efektif. Sebaliknya jika dalam pengembalian pembiayaan banyak sekali terdapat tunggakan dari nasabahnya, maka kriteria ini tidak efektif. 44

5. Pelayanan Pembiayaan Sejauh mana tingkat pelayanan yang dilakukan, mulai dari pengajuan pembiayaan sampai realisasi pembiayaan Jika pelayanan pembiayaan yang dilakukan sudah dinilai baik, maka kriteria ini efektif. Sebaliknya, jika pelayanan pembiayaan yang dilakukan masih terdapat banyak kekurangan, maka kriteria ini tidak efektif. Penilaian keefektifan dari pihak bank dapat disesuaikan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Penentuan keefektifan dilihat dari jawaban dan data yang didapat. Jika seluruh kriteria mendukung kriteria efektif maka penyaluran dari sisi bank dapat disebut sangat efektif. Jika antara tiga atau empat dari lima kriteria mendukung kriteria efektif maka penyaluran dari sisi bank dapat disebut efektif. Jika hanya ada dua kriteria merupakan kriteria yang efektif, maka penyaluran pembiayaan ini dapat dikatakan kurang efektif. Namun, jika hanya ada satu kriteria yang memenuhi, maka penyaluran pembiayaan dari sisi bank disebut tidak efektif. B. Keragaan Pembiayaan Syariah pada Nasabah Penyaluran pembiayaan syariah pada nasabah dapat ditentukan apakah telah efektif atau tidak melalui keragaan pembiayaan syariah yang terjadi pada nasabah dibandingkan dengan ketentuan yang telah ditetapkan BPRS Amanah Ummah. Untuk menentukan efektivitas dari keragaan pembiayaan syariah tersebut digunakan enam kriteria, yakni: 1. Persyaratan Awal Kriteria ini disebut efektif jika persyaratan awal yang diberikan mampu dipenuhi oleh nasabah. Persyaratan awal yang efektif adalah apabila nasabah mampu mengikuti persyaratan yang memang harus ia penuhi. Sedangkan jika persyaratan awal yang diminta tidak mampu dipenuhi oleh nasabah, maka kriteria ini menjadi tidak efektif. 2. Prosedur Pembiayaan Prosedur yang efektif adalah prosedur yang dapat dipenuhi oleh nasabah. Dalam kriteria ini, paling tidak nasabah telah melalui tahapan yang memang harus dilewatinya dalam prosedur pembiayaan. Sedangkan, 45

kriteria ini menjadi tidak efektif apabila tahapan yang dilewati oleh nasabah tidak mengikuti aturan yang ada. 3. Realisasi Pembiayaan Kriteria ini disebut efektif jika realisasi pembiayaan yang diberikan cepat. Realisasi yang cepat adalah jika nasabahnya tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan pembiayaan dimana maksimal yaitu dua minggu dari pengajuan pembiayaan. Sedangkan, kriteria ini menjadi tidak efektif apabila nasabah menunggu realisasi pembiayaan di atas dua minggu. 4. Biaya Administrasi Jika biaya administrasi yang harus ditanggung sesuai dengan biaya riil yang dikeluarkan. Sebaliknya, jika biaya administrasinya lebih besar, maka kriteria tersebut tidak efektif. 5. Nisbah Bagi Hasil/Margin Kriteria ini disebut efektif jika nisbah bagi hasil/margin yang dibebankan kepada nasabah kecil. Nisbah bagi hasil/margin yang kecil adalah jika nasabah dibebankan nisbah bagi hasil/margin sampai dengan 18 persen pertahun. Sedangkan, kriteria ini menjadi tidak efektif apabila nasabah dibebankan nisbah bagi hasil/margin lebih dari 18 persen pertahun. 6. Pelayanan dan Pembinaan Petugas Bank Kriteria ini disebut efektif jika pelayanan dan pembinaan yang diberikan kepada nasabah telah lengkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan yang lengkap dalam memberikan pelayanan dan pembinaan kepada nasabah adalah jika nasabah mendapatkan seluruh ketentuan pelayanan dan pembinaan dari petugas bank. Sedangkan, kriteria ini menjadi tidak efektif apabila nasabah mendapatkan pelayanan dan pembinaan dari petugas bank yang tidak lengkap. Penilaian keefektifan dilihat dari keragaan pembiayaan syaria yang ditujukan kepada nasabah pada sektor agribisnis dapat disesuaikan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Penentuan keefektifan dilihat dari jawaban dan ketentuan BPRS Amanah Ummah. Jika seluruh kriteria yang ada mendukung kriteria efektif maka penyaluran pembiayaan kepada nasabah 46

dapat disebut sangat efektif. Jika antara empat dan lima kriteria mendukung kriteria efektif maka penyaluran pembiayaan kepada nasabah dapat disebut efektif. Jika antara dua dan tiga kriteria merupakan kriteria yang efektif, maka penyaluran pembiayaan kepada nasabah dapat dikatakan kurang efektif. Namun, jika hanya ada satu kriteria yang memenuhi, maka penyaluran pembiayaan kepada nasabah dapat disebut tidak efektif. 4.5.2. Metode Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah Terhadap Kinerja Usaha pada Sektor Agribisnis Pada penelitian ini, untuk melihat perbandingan laba dan aset nasabah satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah mendapatkan pembiayaan syariah menggunakan uji beda T-tes dua sampel berpasangan. Agar mempermudah pengolahan data untuk analisis uji beda t-tes dua sampel berpasangan digunakan software Minitab 15. Analisis t-tes dua sampel berpasangan digunakan untuk menguji hipotesis nol yang menyatakan tidak ada perbedaan rata-rata hitung antara dua sampel untuk data berpasangan (Sulaiman, 2002) yaitu sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan syariah, misalnya (X 11, X 21 ), (X 12, X 22 ),..., (X 1n, X 2n ) dimana X 11 adalah pengamatan pertama dari sampel pertama, X 21 adalah pengamatan pertama dari sampel kedua dan begitu seterusnya. Maka hipotesis di atas dapat diuji dengan menggunakan perbedaan antara nilai-nilai data berpasangan: D 1 = X 11 X 21 D 2 = X 12 X 22. D n = X 1n X 2n Maka statistik yang digunakan adalah: dimana: D : rata-rata hitung dari nilai-nilai D i S D : standar deviasi dari nilai-nilai D i n : banyaknya pasangan t : distribusi sampling t dengan derajat bebas n-1 47

Hipotesa: H 0 : tidak ada perbedaan rata-rata keuntungan usaha yang didapat antara sebelum dan sesudah mendapat pembiayaan syariah H 1 : ada perbedaan rata-rata keuntungan usaha yang didapat antara sebelum dan sesudah mendapat pembiayaan syariah Kriteria uji: H 0 ditolak apabila H 0 diterima apabila : t hitung > t tabel, derajat bebas tertentu : t hitung < t tabel, derajat bebas tertentu 4.5.3. Metode Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah pada Sektor Agribisnis Pada penelitian ini, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis dilakukan melalui analisis statistik. Dalam hal ini akan dikaji bagaimana variabel independen yang ada dapat mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. Jika X 1, X 2, X 3... Xk adalah variabel dependen, maka terdapat hubungan fungsional antara variabel X dan Y, dimana perubahan dari variabel X akan diiringi pula oleh perubahan dari variabel Y. Secara Matematika, hubungan ini dapat dijabarkan sebagai berikut, Nazir (2005): Y = f (X 1, X 2, X 3... Xk,e) Dimana: Y X e = Variabel Dependen = Variabel Independen = Disturbance Term Dengan kata lain, perubahan yang terjadi pada variabel Y disebabkan oleh adanya perubahan dari variabel independen X dan oleh perubahan variabel random lainnya yang tidak dapat diketahui secara pasti. Diperlukan perhitungan yang lebih detil untuk mengetahui apa yang menjadi variabel Y dan apa saja yng menjadi variabel X. Analisis Regresi yang digunakan ialah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah persamaan regresi dengan lebih dari satu variabel dependen (Y) dengan lebih dari satu variabel Independen (X 1, X 2, X 3... Xk) (Wallpole, 1992). Oleh karena itu, untuk mengetahui faktor-faktor yang 48

mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis menggunakan analisis regresi berganda untuk mengukur faktor-faktor penduga yang signifikan mempengaruhi variabel dependen. Analisis regresi berganda (multiple regression) memiliki kaidah yang sama seperti analisis regresi sederhana. Rumus-rumus yang digunakan pun tidak lain adalah pengembangan dari rumus-rumus yang digunakan pada regresi sederhana. Teknik regresi untuk melihat hubungan antara variabel yang memiliki lebih dari dua variabel independen dapat dikembangkan dari prosedur di atas. Misalnya, untuk analisis regresi dari persamaan stokhastik. Y = Dalam penelitian ini, hipotesis faktor-faktor yang diduga mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis adalah sebagai berikut: 1. Jumlah tanggungan keluarga, meliputi jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung. Faktor ini diduga berimplikasi pada pengeluaran keluarga. Besarnya pengeluaran keluarga merupakan pertimbangan pihak BPRS dalam pemberian pembiayaan untuk melihat kemampuan dalam mengangsur pembiayaan. Hal ini akan berhubungan negatif dengan jumlah pembiayaan. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan adalah: H 0 = Koefisien jumlah tanggungan keluarga tidak signifikan H 1 = Koefisien jumlah tanggungan keluarga signifikan 2. Keuntungan usaha merupakan salah satu indikator kemampuan dalam membayar angsuran pembiayaan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh diasumsikan akan semakin besar pula kemampuan membayar angsuran dari bagian keuntungan yang didapat. Sehingga, keuntungan usaha dengan jumlah pembiayaan yang diberikan akan berhubungan positif. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan adalah: H 0 = Koefisien pendapatan usaha tidak signifikan H 1 = Koefisien pendapatan usaha signifikan 3. Frekuensi pembiayaan merupakan pengalaman mengambil pembiayaan. Semakin tinggi frekuensi pengambilan pembiayaan diduga akan menimbulkan kepercayaan antara BPRS dengan nasabah. Sehingga, peluang 49

nasabah untuk meningkatkan pembiayaan akan lebih besar dari pembiayaan sebelumnya Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan adalah: H 0 = Koefisien frekuensi pembiayaan tidak signifikan H 1 = Koefisien frekuensi pembiayaan signifikan 4. Nisbah bagi hasil/margin merupakan bagian dari profit sharing dan risk sharing dalam pengambilan pembiayaan. Semakin besar nisbah yang dibebankan kepada nasabah, maka bank akan semakin tertarik memberikan pembiayaan pada usaha yang dilakukan nasabah. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan adalah: H 0 = Koefisien nisbah bagi hasil tidak signifikan H 1 = Koefisien nisbah bagi hasil signifikan 5. Tahun pendidikan merupakan tingkatan pendidikan formal yang telah dilalui nasabah. Faktor ini diduga akan berimplikasi pada pengetahuan nasabah terhadap pembiayaan. Semakin tinggi tahun pendidikannya maka peluang untuk mendapatkan pembiayaan lebih besar karena adanaya pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan adalah: H 0 = Koefisien tahun pendidikan tidak signifikan H 1 = Koefisien tahun pendidikan signifikan 6. Komposisi modal usaha merupakan bagian yang harus diketahui pada awal pembiayaan. Faktor ini diduga berpengaruh kepada pengambilan keputusan BPRS untuk memberikan pembiayaan kepada nasabah. Semakin tinggi kompoisisi modal yang dimiliki, maka semakin berpeluang untuk mendapatkan pembiayaan dari BPRS. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan adalah: H 0 = Koefisien komposisi modal tidak signifikan H 1 = Koefisien komposisi modal signifikan 7. Pengetahuan mengenai akad pembiayaan merupakan ukuran pengetahuan nasabah terhadap skim pembiayaan yang diambil. Hal ini diduga jika nasabah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai sistem pembiayaan, maka semakin mudah nasabah dalam perhitungan pembiayaan yang diduga akan mempengaruhi realisasi pembiayaan secara positif. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan adalah: 50

H 0 = Koefisien pengetahuan mengenai akad tidak signifikan H 1 = Koefisien pengetahuan mengenai akad signifikan 8. Sektor usaha merupakan ukuran apakah nasabah melakukan usaha agribisnis pada sistem on-farm atau off-farm (usaha perdagangan input ataupun hasil pertanian dan pengolahan produk pertanian). Hal ini diduga bahwa sektor usaha off-farm akan lebih besar mendapatkan pembiayaan karena risiko yang ada lebih sedikit serta siklus usaha yang lebih cepat daripada sektor usaha onfarm. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan digunakan adalah: H 0 = Koefisien sektor usaha tidak signifikan H 1 = Koefisien sektor usaha signifikan Berdasarkan uraian sebelumnya, maka persamaan mengenai faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis adalah sebagai berikut: Y = Dugaan nilai parameter: dan adalah koefisien untuk setiap faktor Dimana: Y = Jumlah pembiayaan yang disalurkan (rupiah) X 1 = Jumlah tanggungan keluarga (orang) X 2 = Keuntungan usaha (rupiah/tahun) X 3 = Frekuensi pembiayaan (kali) X 4 = Nisbah bagi hasil/margin (rupiah/tahun) X 5 = Tahun pendidikan (tahun) X 6 = Komposisi modal usaha (persen) D 1 = Pengetahuan mengenai akad pembiayaan (dummy) bernilai 1 jika tahu dan 0 jika tidak tahu D 2 = Sektor usaha (dummy) D 2 bernilai 1 jika sektor usaha on-farm secara luas dan 0 untuk yang lain Koefisien determinasi dihitung dengan rumus: 51

Untuk menentukan faktor yang berpengaruh nyata dan tidak berpengaruh nyata digunakan uji sebagai berikut: 1. Pengujian parsial terhadap parameter dugaan (uji-t) Statistik uji: Dimana: a i S(a i) = parameter penduga = standar deviasi parameter a i Hipotesa: H 0 = a i = 0 H 1 = a i 0 Kriteria uji: H 0 ditolak apabila H 0 diterima apabila : t hitung > t tabel, derajat bebas tertentu : t hitung < t tabel, derajat bebas tertentu Uji t digunakan untuk melihat apakah koefisien berbeda signifikansi dari nol atau tidak untuk menentukan faktor yang berpengaruh nyata dan tidak berpengaruh nyata. 2. Pengujian serentak seluruh parameter dugaan (uji-f) Statistik uji: Dimana: ESS RSS k n = jumlah kuadrat yang dijelaskan = jumlah kuadrat residual = banyaknya parameter dugaan termasuk intersep = jumlah sampel Hipotesa: H 0 = a i = 0 H 1 = a i 0 Kriteria uji: H 0 ditolak apabila H 0 diterima apabila : F hitung > F tabel, derajat bebas tertentu : F hitung < F tabel, derajat bebas tertentu 52

3. Pengujian terhadap adanya masalah multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas Pengujian masalah multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factors) pada setiap variabel bebas, jika nilai VIF lebih besar dari sepuluh menunjukkan adanya masalah multikolinearitas. Pengujian masalah autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, jika nilai d yang berkisar pada angka 2 menunjukkan bahwa model tersebut tidak mengandung autokorelasi. Sedangkan, pengujian masalah heteroskedastisitas digunakan uji White Heteroskedasticity. Jika nilai obs*r-square > X 2 df = 2 atau probability (P-value) < α, maka model tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas. Analisis dilakukan dengan menggunakan Minitab 15 untuk mengetahui hasil-hasil analisisnya. 4.5.4. Pendugaan Nilai Elastisitas software Elastisitas adalah ukuran tingkat kepekaan suatu peubah endogen pada suatu persamaan terhadap perubahan dari peubah penjelas (Pitaningrum dalam Farida, 2007). Pada penelitian ini elastisitas digunakan untuk melihat kepekaan variabel yang ada terhadap realisasi pembiayaan syariah. Elastisitas yang digunakan memiliki persamaan, sebagai berikut: Dimana: E(X i ) = elasitisitas peubah X i = koefisien regresi dari peubah X i (peubah eksogen) = rata-rata peubah X i (peubah eksogen) = rata-rata peubah Y i (peubah endogen) Jika elastisitas lebih besar dari satu (> 1) maka peubah endogen memiliki tingkat kepekaan yang tinggi atau responsif terhadap perubahan dari peubah eksogen. Jika elastisitas kurang dari satu (< 1) maka peubah endogen memiliki tingkat kepekaan yang rendah atau tidak reponsif terhadap perubahan dari peubah eksogen (Lipsey dkk, 1995). 53