rangkaian pemancar menggunakan IC pewaktu MCI 455 sebagai pembangkit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Implementasi Transduser Ultrasonik Untuk Pengembangan Kontroler Sony Playstation Yang Diterapkan Pada Game Tekken

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB IV ANALISIS DATA PENGUKURAN JARAK MENGGUNAKAN INFRA MERAH DAN ULTRASONIK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK PRIMA AYUNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL)

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

BAB II DASAR TEORI. bentuk api dan lapangan pertandingan pada KRPAI. Pemadam Api (Setyawan, D.E dan Prihastono, 2012) [2]

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

Pada proyek akhir ini kita akan menggunakan mikrokontroller untuk kontrolnya. Mikrokontroller ini akan mendapatkan masukan berupa data dari sensor ult

ROBOT PEMBAGI KERTAS SOAL UJIAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

CRO (Cathode Ray Oscilloscope)

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN PENGUKURAN MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC DENGAN OSILOSKOP. 13 Desember 2012

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API

dan sensor warna sebagai masukan atau inpu, dan keluaran atau ou^u, ya 8 berupa respon dari Valve. Blok diagram sistem dapa, diliha, pada Gambar 3.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

1.2 Rumusan Masalah 2

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI JARAK AMAN MENONTON TV MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PROTOYPE PENGHITUNG JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN SECARA OTOMATIS. Nama : Idham Rustandi NPM : Pembimbing : Dr. Ir. Hartono Siswono, MT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DT-51 Application Note

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

MODUL PRAKTIKUM ROBOTIKA. Program Studi Sistem Komputer STMIK STIKOM Indonesia

menggunakan sistem PAL (Phase Alternating Line), pemancar televisi digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal suara dan sinyal-sinyal gambar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk pasti memiliki ukuran, baik itu panjang, tinggi, berat, volume,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

Bab II Dasar Teori (2.1)

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

Penguat Inverting dan Non Inverting

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN PEMASANGAN SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK APLIKASI ROBOT ANTI-BENTUR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT PENGUSIR NYAMUK MENGGUNAKAN FREKUENSI ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLLER

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Komponen utama pencitraan bentuk benda yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rangkaian pemancar dan penerima ultrasonik, mikrokontroler MC68HC908GP32, PPI 8255 dan seperangkat komputer. Prinsip kerja sistem ini dimulai dari rangkaian pemancar ultrasonik. Pemancar ultrasonik yang digunakan memiliki frekuensi sebesar 20 khz. Frekuensi ini kemudian dipancarkan ke objek benda. Pantulan gelombang ultrasonik akan diterima oleh sensor penerima yang akan mengubah gelombang ultrasonik tersebut menjadi tegangan AC dengan frekuensi yang lebih tinggi karena bercampur dengan derau. Tegangan tersebut kemudian dikuatkan dan diubah menjadi tegangan DC. Perubahan tegangan DC ini digunakan sebagai masukan komparator. Tegangan yang diharapkan adalah tegangan tinggi diatas tegangan referensi komparator yang digunakan untuk menghentikan counter pada mikrokontroler. Hasil nilai counterkemudian dikirim ke komputer melalui PPI 8255. 4.2 Bentuk Gelombang Pemancar Bentuk gelombang pemancar adalah gelombang kotak. Hal ini disebabkan rangkaian pemancar menggunakan IC pewaktu MCI 455 sebagai pembangkit frekuensi. Bentuk gelombang ditunjukkan pada gambar 4.1. 31

32 Gambar 4.1 Tampilan osiloskop pemancar ultrasonik. Dari gambar diatas, gelombang yang dihasilkan adalah gelombang kotak dengan frekuensi 20 khz dan periode 50 us. Tegangan puncak ke puncak (Vpp) adalah 11 V. 4.3 Bentuk Gelombang Penerima Pada rangkaian penerima ultrasonik, sensor penerima akan menerima pantulan gelombang ultrasonik untuk diubah menjadi tegangan. Pada rangkaian tersebut tegangan diperkuat. Tegangan yang dihasilkan berupa gelombang AC dengan frekuensi 35,71 khz. Penyearah diperlukan untuk mengubah tegangan AC yang diterima menjadi tegangan DC sebagai input komparator. Bentuk gelombang ditunjukkan pada gambar 4.2. Pada penerima ultrasonik ini gelombang yang terbentuk sebelum disearahkan berupa gelombang kotak dengan frekuensi 35,71 khz dan periode 28 us. Tegangan puncak ke puncak (Vpp) gelombang ini adalah 6,4 V.

33 Gambar 4.2 Tampilan osiloskop penerima ultrasonik. 4.4 Komparator Komparator yang digunakan dalam penelitian ini adalah LM 311 dengan range tegangan input ± 15 V. Komparator berfungsi untuk menentukan nilai tegangan referensi pembanding. Tegangan referensi harus di bawah tegangan maksimal dari keluaran rangkaian penerima ultrasonik. Komparator akan menghasilkan tegangan tinggi ketika mendapat tegangan yang lebih kecil dari rangkaian penerima ultrasonik, dan akan menghasilkan tegangan rendah jika tegangan inputnya lebih tinggi dari tegangan referensi. Tegangan input yang lebih tinggi inilah yang akan memberikan tanda pada mikrokontroler untuk menghentikan counter. Tabel 4.1. Hasil pengukuran tegangan komparator. Titik Pengukuran Pemancar tidak aktif ipemancar aktif I. Tegangan referensi j 5,82 V I 5,82 V 2. Input komparator 2,28 V j 5,76-5,88 V 3. Output komparator 4,94 V ; 4,76-0,11V

34 4.5 Waktu Counter Counter adalah suatu vanabel. Data yang dikirimkan ke dalam komputer merupakan nilai dari variabel counter. ( ounter tersebut merepresentasikan wama grayscale dari 0-255. Counter mengalami penurunan sesuai dengan lama waktu pantul. Penurunan nilai dimulai dari 255 sampai dengan 0. Setiap pengurangan satu nilai counter terdapat waktu yang tergantung pada jumlah cycle dalam program. Cycle adalah waktu yang dibutuhkan pada setiap instruksi program. Waktu satu cycle pada instruksi program tergantung pada nilai kristal yang digunakan pada mikrokontroler. Kristal yang digunakan pada mikrokontroler bernilai 8 MHz. Perhimngan unnik mendapatkan waktu satu cycle adalah sebagai berikut: Frekuensi operas! = kristal / 4 = 8 Mhz / 4 = 2 MHz Satu cycle - 1/ frekuensi operasi -1/2 MHz = 0,5 us Waktu yang diperlukan untuk mengurangi satu counter adalah 2538 cycle. Nilai tersebut didapat dari perhitungan cycle pada program mikrokontroler (fampiran 1) yaitu dimulai dari pengisian register X(LDX) dengan nilai 2sampai dengan pengurangan nilai Counter (DEC Counter). Jadi waktu antar counter: 2538 cycle x 0,5 lis- 1269 us - 1,269 ms Tabel pengurangan nilai tm,/7te/-ditunjukkan pada tabel 4.2.

35 Tabel 4.2 Waktu counter Nilai Counter I Waktu I (ms) Nilai Counter Waktu! (ms) Nilai Counter i Waktu (ms) Nilai Counter Waktu (ms) 255 i 191 i 81.216 127 : 162.432 63 243.648 254 1.269 190 ; 82.485 126 ; 163.701 62 244.917 253 2.538 189 j 83.754 125 i 164.97 61 246.186 252 3.807 188 1 85.023 124 : 166.239 60 247.455 251 5.076 187 86.292 123 j 167.508 59 248.724 250 6.345 186 i 87.561 122 i168.777 58 249.993 249 7.614 185 i 88.83 121 j 170.046 57 251.262 248 8.883 184! 90.099 120! 171.315 56 252.531 247 10.152 183 91.368 119! 172.584 55 253.8 246 11.421 182 : 92.637 118! 173.853 54 255.069 245 12.69 181 1 93.906 117 i 175.122 53 256.338 244 13.959 180! 95.175 116! 176.391 52 257.607 243 15.228 179 1 96.444 115! 177.66 51 258.876 242 16.497 178 97.713 114 178.928 50 260.145 241 17.766 177 98.982 113 I 180.198 49 261.414 19.035 176 i100.251 112 : 181.467 48 262.683 20.304 175 101.52" 111 "1 "182.736 47 263.952 238 21.573 174 102.789 110 i 184.005 46 265.221 240 "239" 237 22.842 173 104.058 109 j185.274 45 266.49 236 24.111 172 105.327 108 186.543 44 267.759 235 25.38 171 106.596 107 187.812 43 269.028 234 26.649 170 107.865 106 189.081 42 270.297 233 27.918 169 109.134 105 1_190.35 41 271.566 232 29.187 168 110.403 104 191.619 40 272.835 231 30.456 167 111.672 103 192.888 39 274.104 230 31.725 166 112.941 102 194.157 38 275.373 229 32.994 165 114.21 101 195.426 37 276.642 228 34.263 164 115.479 100 196.695 36 277.911 227 35.532 163 116.748 99 197.964 35 279.18 226 36.801 162 118.017 98 199.233 34 280.449 225 38.07 161 119.286 97 200.502 33 281.718 224 39.339 160 120.555 96 201.771 32 282.987 223 40.609 159 121.824 95 203.04 31 284.256 222 1 41.877 158 123.093 94 204.309 30 285.525 221 43.146 157 124.362 93 205.578 29 286.794 220 44.415 156 '125.631 92 206.847 28 288.063 219 45.684 155! 126.9 91 208.116 27 289.332 218 46.953 154 128.169 90, 209.385 26 290.601 217 48.222 153 129.438 89 210.654 25 291.87 216 49.491 152! 130.707 88 211.923 24 j293.139

69.795 36 215 ; 50.76 151 : 131.976 87 213.192 23 i 294.408 214 52.029 150! 133.245 86 i 214.461 22 i 295.677 213 53.298 149 i 134.514 85 ; 215.73 21 i296.946 212 54.567 148 1 135.783 84 i 216.999 20 i 298.215 211 55.836 147 i 137.052 83-218.268 19 i 299.484 210 57.105 146 : 138.321 82 1 219.537 18 i300.753 209 58.374 145 ' 139,59 81! 220.806 17 1302.022 208 59.643 144 1 140.859 80 1 222.075 16!303.291 207 60.912 143! 142.128 79 ' 223.344 15! 304.56 206 62.181 142!143.397 78 1224.613 14 305.829 205 63.45 141 : 144.666 77 ' 225.882 13 1307.098 1 204 64.719 140! 145.935 76 227.151 12 308.367 203 65.988 139 147.204 75 i 228.42 11!309.636 202 67.257 138! 148.473 74 i 229689 10 310.905 201 68.526 137 149.742 73 1230.958 9 312.174 200 136 151.011 72! 232.227 8 313.443 199 j 71.064 135 I 152.28 71 i233.496 7 314.712 198 72.333 134 153.549 70!234.765 6 315.981 197 73.602 133 154.818 69 : 236.034 5 817.25 196 74.871 132 156.087 68 i237.303 4 318.519 195 J 76.14 131 157.356 67 i 238.572 3 319.788 194 1 77.409 130 158.625 66 i239.841 2 321.057 193 1 78.678 129 159.894 65! 241.11 1 322.326 192! 79.947 128 161.163 64 242.379 0 323.595 4.6 Pengujian Gelombang Pantul Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pada jarak berapa sensor tersebut mulai merespon benda yang ada di depannya. Pengujian dilakukan dengan satu macam benda yaitu lilin mainan dengan bentuk balok dan permukaan rata. 4.6.1 Kecepatan Berdasarkan Jarak Pantul Percobaan ini dilakukan dengan penghalang lilin mainan yang mempunyai luas permukaan rata dengan ukuran 9 x 6 cm dan variasi jarak seperti pada gambar 4.3.

Sensor Jarak Tampak Depan 9 cm 6 cm Gambar 4.3 Pengukuran waktu pantul berdasarkan jarak. Tabel 4.3. Waktu pantul berdasarkan jarak Jarak (cm) Nilai Counter Waktu Pantul (ms) >50! o > 323.595 48 46 < l T " 3 322.326 319788 44 j 3 319.788 42 i 10 310.905 40 15 304.56 38 i 26 290.601 36...L 26... 34""" i 40 290.601 272^835" 32 43 269.028 30! 46 265.221 28 i 50 260.145 26 24 22 ; 52 257.607! 55 "T" 55 " I 253.8 235.8 " 20 " 58 249.993 18 60! 247.455

38 16 62 244.917 14 63 243.648 12 80 ' 222.075 10 84 216.999 8 70 234.765 6 68 1 237.303 4 40 272.835 2 60 247.455 0 5, 817.25 Dari percobaan yang dilakukan dengan beberapa panjang jarak dalam cm, waktu pantul yang cepat berada pada jarak 8-12 cm. Pada jarak tersebut gelombang pantul lebih cepat diterima oleh sensor penenma yaitu sekitar 216 234 ms. Pada jarak diatas 50 cm sensor penerima dianggap tidak dapat menerima gelombang pantul. Hal ini disebabkan karena adanya pembatasan waktu pantul oleh program yaitu setelah menempuh waktu 323.595 ms maka waktu pantul dianggap selesai. Jika tanpa ada waktu pembatas maka sensor penerima akan terlalu sensitifdan akan selalu menerima gelombang pantul. 4.6.2 Kecepatan Berdasarkan Posisi Pantul Posisi pantul dibedakan menjadi 2 yaitu: I. Posisi pantul atas bawah. Percobaan ini dilakukan dengan penghaiang lilin mainan yang mempunyai permukaan rata dengan ukuran 6 x 4 cm dan variasi posisi objek pantul seperti pada gambar 4.4.

39 - Posisi 9 - Posisi 8 - Posisi 7 Letak awaj_ posisi 3 cm - Posisi 6 - Posisi 5 Posisi 4 Objek Pantul 9 cm 6 cm Posisi 3 Posisi 2 6 cm 7 Posisi 1 Gambar 4.4 Pengukuran waktu pantul berdasarkan posisi atas bawah. Tabel 4.4 Kecepatan pantul dari bawah ke atas Posisi Counter 9 cm 5 cm 2 cm 1 0 0 0 2 0 0 0 3 1 I 0 4 j 45 20 30 5 56 32 54 6 43 15 10 7 25 8 5 9 0 0 8 o" 0 o 0 Dari percobaan yang dilakukan dengan beberapa posisi bawah ke atas, waktu pantul yang paling cepat berada pada posisi 5 dimana objek pantul menutupi seluruh bagian dari sensor pemancar dan penerima. Pada posisi 1dan 9

40 '..,vs, PERPUSTAKAAN-FTI-UII YOGYAKARTA tidak memiliki pantulan karena objek benda tidak ada yang menutupi sensor pemancar dan penerima. Posisi yang secara pasti memiliki pantulan adalah posisi objek pantul yang menutupi sebagian atau semua dari sensor pemancar dan penerima. Pada percobaan posisi 4 dan posisi 6 menunjukkan waktu yang berbeda. Letak sensor pada percobaan tersebut mempengaruhi hasil pantulan dari objek benda. 2. Posisi pantul kiri kanan. Percobaan ini dilakukan dengan penghalang lilin mainan yang mempunyai permukaan rata dengan ukuran 6 x 4 cm dan variasi posisi objek pantul seperti pada gambar 4.5. Letak awal posisi Posisi 7 Posisi 6 Posisi 5 Posisi 4 Posisi3 Posisi 2 Posisi 1 9 cm Objek Pantul 6 cm 6 cm I i.i i I 3 cm Gambar4.5 Pengukuran waktu pantul berdasarkan posisi kiri kanan.

41 Tabel 4.5 Kecepatan pantul dari kiri ke kanan Posisi Jarak 9 cm 5 cm 2 cm 1 0 0 0 2 7 10 0 3 25 20 20 4 56 32 54 5 25 20 20 6 7 10 0 7 0 0 0 Dari percobaan yang dilakukan dengan beberapa posisi kiri ke kanan, waktu pantul yang paling cepat berada pada posisi 4 dimana objek pantul menutupi seluruh bagian dari sensor pemancar dan penerima. Pada posisi 1 dan 7 tidak memiliki pantulan karena objek benda tidak ada yang menutupi sensor pemancar dan penerima. Posisi yang secara pasti memiliki pantulan adalah posisi objek pantul yang menutupi sebagian atau semua dari sensor pemancar dan penerima. Pada percobaan posisi 3 dan posisi 5menunjukkan waktu yang sama. Begitu juga pada posisi 2 dan posisi 6. Letak sensor pada percobaan ini tidak mempengaruhi hasil pantulan dari objek benda. 4.7 Hasil Akhir Citra Percobaan ini dilakukan sebagai hasil akhir dari penelitian yaitu menciptakan suatu citra benda dengan program C r. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lilin mainan. Bentuk benda ada 4 macam vaitu: bola, kubus, balok dan prisma. Sedangkan jarak benda dipilih dengan jarak 2 cm. 5 cm. dan 9 cm. Hasil citraditunjukkan pada gambar - gambar di bawah ini:

42 1. Citra Bola Benda yang digunakan berbentuk bola dengan ukuran diameter 4 cm 4 cm Gambar 4.6 Citra bola dengan jarak 2 cm Gambar 4.7 Citra bola denganjarak 5 cm

43 Gambar 4.8 Citra bola denganjarak 9 cm 2. Citra Kubus Benda yang digunakan berbentuk kubus dengan ukuran sisi - sisi 2,5 cm 2.5 cm 2,5 cm / 2.5 cm Gambar 4.9 Citra kubus dengan jarak 2 cm

44 Gambar 4.10 Citrakubus dengan jarak 5 cm Gambar 4.11 Citra kubus dengan jarak 9 cm 3. Citra Balok Benda yang digunakan berbentuk balok dengan ukuran panjang 2,5 cm, lebar 2 cm dan tinggi 4 cm. 4 cm 2,5 cm 2 cm

45 Gambar 4.12 Citra balok dengan jarak 2 cm Gambar 4.13 Citra balok denganjarak 5 cm Gambar 4.14 Citra balok denganjarak 9 cm

46 4. Citra Prisma Benda yang digunakan berbentuk prisma dengan ukuran panjang 3,5 cm, lebar 2,5 cm dan tinggi 4 cm. 4 cm 3,5 cm 2,5 cm Gambar 4.15 Citra prisma dengan jarak 2 cm Gambar4.16 Citra prismadengan jarak 5 cm

47 Gambar 4.17 Citra prisma dengan jarak 9 cm Dari gambar - gambar citra yang dihasilkan dapat diketahui bahwa tidak semua benda ditampilkan secarajelas. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu: - Ruang piksel terlalu besar. - Pengambilan data yang dimungkinkan tidak sempurna. - Tingkatan wama abu - abu yang hanya bisa mencapai nilai maksimal sekitar 84. Berdasarkan percobaan, citra yang dihasilkan memang tidak memiliki bentuk yang sama persis dengan objek benda aslinya. Tetapi kita dapat menganalisa dimana letak terkuat pantulan yang ditunjukkan pada gambar. Pantulan terkuat direpresentasikan dengan warna yang lebih putih. Secara tidak langsung letak pantulan terkuat dan sekitamya tersebut hampir membentuk objek benda seperti aslinya. Seperti halnya alat kedokteran ultrasonography. Alat tersebut tidak dapat langsung menampilkan citra persis dengan aslinya melainkan harus dengan analisa dokter berdasarkan analisa citra yang sudah dipatenkan.