BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, menyatakan bahwa bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi, pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana (Permenkes,2010.hal;2). Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kesakitan dan Angka Kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersamasama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkan, kapan dan dimanapun dia berada. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan profesional dan secara internasional diakui oleh International Confederation of Midwifives (ICM), FIGO dan WHO (Prawirohardjo, 2009. hal;5). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 diperoleh AKI di Indonesia 228 per 100.000 KH (kelahiran hidup), AKB 34 per 1000 KH, dan Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 20 per 1000 KH. Penyebab utama kematian neonatal adalah bayi berat lahir rendah (BBLR) 30,3%, dan penyebab utama kematian pada bayi adalah gangguan perinatal sebesar 34,7%. Berdasarkan hasil survey kesehatan daerah, AKB Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 sebesar 14,23 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan laporan rutin, AKB Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 7,50 per 1.000 kelahiran hidup, sama dengan AKB tahun 2006 (Dinkes Prov.Jateng, 2012). Kasus kematian ibu di Kabupaten Banyumas terdistribusi merata disetiap Puskesmas. Pada tahun 2012, jumlah kematian maternal di Kabupaten 1
2 Banyumas menempati peringkat ke-6 dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah dengan jumlah kematian sebanyak 34 jiwa. Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 2012, AKI sebesar 129 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 8,11 per 1000 kelahiran penduduk. Data rujukan maternal risiko tinggi mencapai 20,05%, sedangkan jumlah rujukan neonatal risiko tinggi mencapai 5,77%. Cakupan K1 sebesar 99,25%, cakupan kepemilikan buku KIA mencapai 98,77%, angka ini masih dibawah target standar pelayanan minimal yang seharusnya mencapai 100% (Riset Kesehatan daerah Banyumas, 2012. hal;3). Buku kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan buku pedoman yang dimiliki oleh ibu dan anak, yang berisi informasi dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, masa nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun (Kepmenkes RI, 2004. hal;7). Penerapan buku KIA pada semua fasilitas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil sehingga komplikasi yang mungkin terjadi dalam masa kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin sesuai dengan tujuan pelayanan antenatal yaitu untuk mencegah adanya komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dapat dideteksi dan ditangani secara memadai (Depkes, 2009. hal;4). Tinginya komplikasi obstetrik seperti perdarahan, eklampsi dan keguguran merupakan penyebab tingginya kasus kematian dan kesakitan ibu di negara berkembang. Penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir disebabkan karena 3 terlambat dan 4 terlalu. 3 terlambat tersebut yaitu terlambat mengenali bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapat pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan 4 terlalu yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak (Saifuddin, 2004. hal; 8-9). Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya mengatasi masalah dalam menurunkan AKI dan AKB diantaranya mendekatkan jangkauan pelayanan kebidanan kepada masyarakat. Dengan dibangunnya Pondok Bersalin Desa (Polindes) disetiap desa dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan cakupan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki posisi penting dan strategis dalam penurunan AKI dan AKB, memberikan pelayanan yang
3 berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan melalui pendidikan kesehatan dan konseling, promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan serta melakukan deteksi dini pada kasus-kasus rujukan (Depnakes, 2014. hal;12). Asuhan kebidanan komprehensif adalah asuhan yang mencakup empat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan kehamilian, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB (Varney, 2006. hal;125). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil kasus asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana di daerah Banyumas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana penerapan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan pelayanan keluarga berencana di Banyumas pada Ny.K umur 32 tahun G 2 P 0 A 1 umur kehamilan 38 minggu 5 hari. C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Penulis dapat melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir sampai dengan keluarga berencena sesuai kompetensi dan standar pelayanan kebidanan dengan melakukan pendokumentasian metode SOAP yang sesuai manajemen 7 langkah varney. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. Pada Ny. K umur 32 tahun G 2 P 0 A 1 umur kehamilan 38 minggu 5 hari. b. Mampu menentukan interpretasi data pada asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana pada Ny.K umur 32 tahun G 2 P 0 A 1 umur kehamilan 38 minggu 5 hari.
4 c. Mampu menentukan diagnosa asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana pada Ny.K umur 32 tahun G 2 P 0 A 1 umur kehamilan 38 minggu 5 hari. d. Mampu melakukan tindakan segera sesuai asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana pada Ny.K umur 32 tahun G 2 P 0 A 1 umur kehamilan 38 minggu 5 hari. e. Mampu merencanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana pada Ny.K umur 32 tahun G 2 P 0 A 1 umur kehamilan 38 minggu 5 hari. f. Mampu melaksanakan perencanaan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana pada Ny.K umur 32 tahun G 2 P 0 A 1 umur kehamilan 38 minggu 5 hari. g. Mampu melaksanakan evaluasi terhadap asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana pada Ny.K umur 32 tahun G 2 P 0 A 1 umur kehamilan 38 minggu 5 hari. h. Mampu melakukan dokumentasi dari hasil pengkajian secara 7 langkah varney, dan mampu melakukan pendokumentasian secara SOAPIE asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana pada Ny.K umur 32 tahun G 2 P 0 A 1 umur kehamilan 38 minggu 5 hari. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Sasaran dari studi kasus ini adalah pada Ny. K umur 32 tahun G 2 P 0 A 1 umur kehamilan 38 minggu 5 hari, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana.
5 2. Tempat Tempat pengambilan studi kasus ini berada di tempat penulis melaksanakan praktik keterampilan kebidanan (PKK) 3 A yaitu di Puskesmas Kalibagor dan kunjungan rumah pasien Ny.K Rt 11 Rw 04, desa Kalibagor. 3. Waktu Waktu pengambilan studi kasus pada bulan Maret pada saat melaksanakan PKK 3 A, dan pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 05 April 2015. E. Manfaat 1. Manfaat Praktis Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB tentang pentingnya pola hidup sehat terhadap kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB. 2. Manfaat Teoritis Dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan tindakan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang bidan terhadap ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB. F. Metode Memperoleh Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode data primer dan data sekunder. 1. Data Primer a. Wawancara Wawancara merupakan pengumpulan informasi dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang berkomponen dalam bidangnya, di tempat penelitian tersebut dilakukan. Hal ini dilakukan guna mencegah kekeliruan dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian (Syofian, 2014. hal; 34). b. Observasi Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut (Syofian, 2014. hal; 34).
6 c. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal pranatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengkontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gangguan genetik (Suparni, 2006. hal;71). Pemeriksaan fisik meliputi Inspeksi, Auskultasi, Palpasi dan Perkusi. 2. Data Sekunder a. Dokumentasi Dokumentasi merupakan bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanandan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Alimul, 2007. hal;vii ). b. Studi pustaka Studi kasus merupakan penelitian yang data-datanya yang diperoleh dari literatur terkait (Arif, 2008. hal;10). G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup, manfaat, metode memperoleh data, sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang tinjauan teori yang meliputi definisi, etiologi, manisfestasi klinik, klasifikasi dan karakteristik, tanda dan gejala, komplikasi, penatalaksanaan BAB III TINJAUAN KASUS Menguraikan tentang asuhan kebidanan komprehensif dari hamil trimester III fisiologis, bersalin fisiologis, bayi baru lahir fisiologis, nifas fisiologis dan keluarga berencana. Dengan menggunakan metode 7 langkah varney meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial, identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Catatan perkembangan dengan metode SOAPIE (subjektif, objektif, assesment, planning, implementasi, evaluasi)
7 BAB IV PEMBAHASAN Terdiri dari pembahasan kasus yang meliputi pembahasan mengenai teori dan praktik dilahan praktek pada asuhan kebidanan komprehensif BAB V PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN