BADAN PUSAT STATISIK PROVINSI SULAWESI UTARA NTP Sulawesi Utara 2017 Naik 0,79 Persen Dari 92,26 di bulan Agustus naik menjadi 92,99 di bulan 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada 2017 naik 0,79 persen; dari nilai 92,26 pada bulan Agustus naik menjadi 92,99. Secara umum, kenaikan NTP disebabkan oleh penurunan harga komoditi konsumsi rumah tangga. Nilai NTP secara YoY (tahun ke tahun) juga masih mengalami penurunan 2,95 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) pada 2017 malah turun 0,32 persen; pada bulan Agustus masih sebesar 103,39 turun menjadi 103,06 di bulan. Secara umum di wilayah perdesaan Sulawesi Utara mengalami deflasi 1,24 persen. Deflasi hanya terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan. Sedangkan makanan jadi, minuman, rokok & tembakau; perumahan, sandang, kesehatan; biaya pendidikan, rekreasi & olah raga; transportasi & komunikasi mengalami inflasi dibawah 1 persen. 1
1. Pendahuluan Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. 2. Perkembangan NTP Sejak Agustus 2013 hingga saat ini, NTP Sulawesi Utara masih berada di bawah 100, keadaan ini menunjukan daya beli petani secara umum belum membaik dibanding kondisi pada tahun 2012 (tahun dasar). 2
Rincian Tabel 1 NTP Sulawesi Utara dan Perubahannya Agustus 2017 Agustus NTP Perubahan (%) Agustus- Tahun Kalender (2012 = 100) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Indeks Harga yang Diterima Petani 118,03 117,85-0,16 1,06-0,74 Indeks Harga yang Dibayar Petani 127,93 126,73-0,93 2,09 2,28 Konsumsi Rumah Tangga 133,05 131,40-1,24 2,21 2,39 Bahan Makanan 145,69 141,45-2,91 2,16 2,00 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 126,75 126,77 0,02 1,55 2,08 Perumahan 123,79 124,35 0,45 3,54 4,01 Sandang 115,34 115,80 0,40 1,29 2,74 Kesehatan 121,59 122,52 0,76 4,09 4,63 Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 108,85 108,86 0,01 1,06 1,11 Transportasi dan Komunikasi 128,51 128,81 0,23 1,63 1,72 BPPBM 114,16 114,35 0,17 1,89 2,09 Bibit 113,44 113,42-0,02 1,99 2,30 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 109,44 109,48 0,03 0,65 0,67 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 109,52 109,50-0,02 0,56 0,60 Transportasi 123,44 123,67 0,19 1,87 2,23 Penambahan Barang Modal 111,05 111,17 0,11 1,35 1,27 Upah Buruh 119,39 119,94 0,47 3,69 4,11 Nilai Tukar Petani 1 92,26 92,99 0,79-1,01-2,95 Nilai Tukar Usaha Pertanian 2 103,39 103,06-0,32-0,82-2,78 BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Data diatas diperoleh dari pemantauan harga komoditi di perdesaan, secara umum dapat digambarkan menguatnya nilai NTP karena penurunan biaya konsumsi rumah tangga. Ini dapat dilihat dari tabel diatas, dimana biaya konsumsi tersebut turun 1,24 persen. Lima komoditi yang mengalami penurunan mulai dari tertinggi adalah tomat sayur 21,75 persen, tomat buah 17,99 persen; cabe rawit 16,37 persen; bawang putih 11,36 persen dan bawang merah 7,99 persen. YoY 1 Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dan dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani, baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP maka kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. 2 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. 3
3. NTP Subsektor Tabel 2 Nilai Tukar Petani per Sub Sektor dan Perubahannya Agustus 2017 Bulan Perubahan (%) Subsektor dan Kelompok Agustus Agustus- Tahun Kalender YoY (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Tanaman Pangan Nilai Tukar Petani 90,30 90,82 0,57-2,70-4,24 Nilai Tukar Usaha Pertanian 98,19 97,56-0,64-3,13-4,79 a. Indeks Harga yang Diterima (It) 117,69 117,18-0,43-0,32-1,69 - Padi 115,19 116,17 0,85 0,71-3,58 - Palawija 120,37 118,26-1,75-1,38 0,37 b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 130,33 129,03-1,00 2,45 2,66 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133,38 131,62-1,31 2,33 2,50 - Indeks BPPBM 119,86 120,10 0,20 2,91 3,25 2. Hortikultura Nilai Tukar Petani 95,46 94,76-0,73-0,36-2,87 Nilai Tukar Usaha Pertanian 108,86 106,98-1,72 0,10-2,01 a. Indeks Harga yang Diterima (It) 122,51 120,71-1,47 1,45-0,76 - Sayur-sayuran 123,18 121,13-1,67 1,41-1,12 - Buah-buahan 119,49 119,06-0,36 2,04 1,62 - Tanaman obat 112,21 111,62-0,52-2,95-3,78 b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 128,34 127,39-0,74 1,81 2,17 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,79 130,56-0,93 1,90 2,34 - Indeks BPPBM 112,54 112,83 0,26 1,35 1,27 3. Tanaman Perkebunan Rakyat Nilai Tukar Petani 86,28 87,52 1,43-0,91-4,13 Nilai Tukar Usaha Pertanian 97,67 97,73 0,06-0,75-4,08 a. Indeks Harga yang Diterima (It) 111,41 111,70 0,26 1,64-1,68 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 111,41 111,70 0,26 1,64-1,68 b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 129,12 127,63-1,16 2,57 2,55 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,94 131,01-1,45 2,61 2,56 - Indeks BPPBM 114,07 114,29 0,20 2,41 2,50 4. Peternakan Nilai Tukar Petani 99,90 101,06 1,16-1,31-1,67 Nilai Tukar Usaha Pertanian 112,08 112,64 0,50-0,31-0,87 a. Indeks Harga yang Diterima (It) 121,48 122,04 0,46-0,05 0,02 - Ternak Besar 122,31 123,89 1,29 1,09 0,86 - Ternak Kecil 113,33 112,26-0,95-2,55-2,10 - Unggas 127,89 128,18 0,22 1,38 3,12 - Hasil Ternak 131,56 132,07 0,39-0,53-1,59 b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 121,60 120,76-0,70 1,27 1,72 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 134,10 132,49-1,20 2,06 2,36 - Indeks BPPBM 108,39 108,35-0,04 0,26 0,90 4
Bulan Perubahan (%) Subsektor dan Kelompok Agustus Agustus- Tahun Kalender YoY (1) (2) (3) (4) (5) (6) 5. Perikanan Nilai Tukar Petani 103,65 105,49 1,77 3,35 3,71 Nilai Tukar Usaha Pertanian 116,66 117,89 1,05 3,48 4,03 a. Indeks Harga yang Diterima (It) 131,75 133,21 1,11 4,33 4,96 - Tangkap 139,35 141,83 1,78 6,06 7,36 - Budidaya 118,01 117,64-0,32 0,75 0,09 b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 127,11 126,28-0,65 0,95 1,20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133,65 132,41-0,92 1,00 1,33 - Indeks BPPBM 112,93 112,99 0,06 0,82 0,89 5a. Perikanan Tangkap. Nilai Tukar Petani 109,55 112,27 2,48 5,07 6,08 Nilai Tukar Usaha Pertanian 123,69 125,89 1,78 5,20 6,38 a. Indeks Harga yang Diterima (It) 139,35 141,83 1,78 6,06 7,36 - Penangkapan Perairan Umum 112,46 114,40 1,73 3,35 3,36 - Penangkapan Laut 139,37 141,85 1,78 6,06 7,36 b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 127,20 126,33-0,69 0,95 1,20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133,91 132,64-0,95 0,99 1,31 - Indeks BPPBM 112,66 112,66 0,00 0,82 0,91 5b. Perikanan Budidaya. Nilai Tukar Petani 92,97 93,22 0,26-0,21-1,10 Nilai Tukar Usaha Pertanian 104,06 103,57-0,47-0,07-0,75 a. Indeks Harga yang Diterima (It) 118,01 117,64-0,32 0,75 0,09 - Budidaya Air Tawar 118,03 117,65-0,32 0,75 0,08 - Budidaya Air Payau 115,52 115,52 0,00 1,00 0,60 b. Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 126,93 126,19-0,58 0,96 1,20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133,16 132,00-0,87 1,02 1,35 - Indeks BPPBM 113,41 113,59 0,16 0,82 0,85 a. Tanaman Pangan NTP tanaman pangan (NTPP) pada bulan membaik 0,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya; dari 90,30 di bulan Agustus menjadi 90,82 di bulan. Naiknya harga gabah 0,85 persen di tingkat petani dan menurunnya harga bahan-bahan konsumsi rumah tangga memperbaiki Indeks NTPP disubsektor ini. Sementara Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di subsektor ini, malah mengalami penurunan 0,64 perrsen, dari 98,19 pada bulan Agustus menjadi 97,56 di bulan. Nilai NTUP masih dibawah 100, ini menunjukan daya beli petani tanaman pangan tidak sebaik ketika tahun 2012 (tahun dasar). 5
b. Hortikultura NTP Hortikultura (NTPH) di bulan turun 0,73 persen dibandingkan bulan sebelumnya; dari 95,46 di bulan Agustus menjadi 94,76 di bulan. Menurunnya pendapatan petani akibat rendahnya harga jual di tingkat petani pada beberapa komoditi sayur-sayuran; seperti bawang merah kol dan tomat, menjadi salah satu penyebab nilai NTPH di subsektor ini mengalami penurunan. Begitupun dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) turun 1,72 persen, dari 108,86 di bulan Agustus menjadi 106,98 di bulan. Walaupun biaya konsumsi rumah tangga petani di sub sektor ini mengalami penurunan, tapi pendapatan yang diterima petani belum mampu mengimbanginya akibat penurunan harga komoditi yang dijual. c. Tanaman Perkebunan Rakyat Di bulan, NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) menunjukan kenaikan 1,43 persen, dari 86,28 di bulan Agustus menjadi 87,52 di bulan. Selain karena penurunan biaya konsumsi rumah tangga, membaiknya harga Pala Biji, Kelapa dan Kakao di tingkat petani menjadi penyebab naiknya nilai NTPR di bulan. Sementara Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Tanaman Perkebunan Rakyat juga mengalami kenaikan tipis 0,06 persen. Dari 97,67 pada bulan Agustus menjadi 97,73 di bulan. d. Peternakan Nilai NTP di subsektor Peternakan (NTPT) mengalami kenaikan 1,16 persen dibanding bulan sebelumnya. Dari nilai 99,90 di bulan Agustus menjadi 101,06 pada bulan 2017. Untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) terjadi perbaikan 0,50 persen. Dari 112,08 di bulan Agustus naik menjadi 112,64 di bulan 2017. f. Perikanan Nilai NTP di subsektor perikanan (NTNP), masih lebih baik dibandingkan subsektor lain yang ada, karena NTNP di subsektor ini mempunyai nilai tertinggi. Di bulan mengalami kenaikan 1,77 persen; dari 103,65 di bulan Agustus menjadi 105,49 pada bulan 2017. Sementara Nilai Tukar Usaha Pertanian juga mengalami kenaikan 1,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari 116,66 di bulan Agustus menjadi 117,89 pada bulan 2017. 1). Kelompok Perikanan Tangkap Membaiknya harga komoditi hasil tangkap yang dijual oleh nelayan pada bulan yang lalu, namun membuat nilai NTP maupun NTUP di subsektor ini mengalami kenaikan. Nilai NTP dari 109,55 naik menjadi 112,27; ada kenaikan 2,48 persen. Nilai NTUP juga meningkat 1,78 persen; sebelumnya di bulan Agustus masih 123,69 menjadi 125,89 i bulan 2017. 6
2). Kelompok Budidaya Ikan Sementara Nilai Tukar Petani budidaya ikan (NTPi) juga meningkat 0,26 persen. Peningkatan ini lebih disebabkan oleh biaya konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan. Pada Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) mengalami penurunan 0,47 persen. Turun dari 104,06 di bulan Agustus menjadi 103,57 di bulan. 4. Perbandingan NTP Antar Provinsi Dari 6 provinsi yang ada di pulau Sulawesi, sebagian besar mengalami kenaikan NTP kecuali Sulawesi Selatan yang mengalami penurunan nilai NTP. Nilai NTP Sulawesi Utara masih terendah jika dibandingkan dengan provinsi lainnya, baik di pulau Sulawesi maupun di tingkat Nasional. Rendahnya nilai NTP Sulawesi Utara tidak berarti provinsi lain lebih baik dari Sulawesi Utara, karena nilai NTP tidak dapat dibandingkan antar wilayah, hanya dapat dibandingkan antar waktu. Tabel 3 NTP dari 6 Provinsi di Pulau Sulawesi dan Persentase Perubahannya 2017 (2012 = 100) NTP NTUP No. Provinsi Agustus Perubahan (%) Agustus Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Sulawesi Utara 92,26 92,99 0,79 103,39 103,06-0,32 2. Sulawes Tengah 94,22 94,43 0,23 105,81 105,41-0,38 3. Sulawesi Selatan 100,72 100,02-0,70 111,65 110,70-0,86 4. Sulawesi Tenggara 93,98 94,01 0,03 104,56 104,22-0,32 5. Gorontalo 105,37 105,48 0,10 121,43 120,30-0,93 6. Sulawesi Barat 106,07 107,57 1,41 118,55 119,92 1,16 5. INFLASI PERDESAAN Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan, di daerah perdesaan Sulawesi Utara telah terjadi deflasi sebesar 1,24 persen. Salah satu penyebab utama terjadinya deflasi adalah turunnya 7
harga-harga barang dari kelompok bahan makanan, dimana kelompok ini mempunyai share yang cukup besar dalam pembentukan deflasi. Tabel 4 Indeks Harga Konsumen Perdesaan dan Perubahannya Provinsi Sulawesi Utara Menurut Kelompok Pengeluaran Agustus 2017 (2012 = 100) Kelompok Pengeluaran Agustus % Perubahan [1] [2] [3] [4] Konsumsi Rumah Tangga 133,05 131,40-1,24 Bahan Makanan 145,69 141,45-2,91 Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 126,75 126,77 0,02 Perumahan 123,79 124,35 0,45 Sandang 115,34 115,80 0,40 Kesehatan 121,59 122,52 0,76 Pendidikan, Rekreasi, & OR 108,85 108,86 0,01 Transportasi & Komunikasi 128,51 128,81 0,23 Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara Jl. 17 Agustus - Manado Marthedy M. Tenggehi, SSi, MSi Kepala Bidang Distribusi Telp : 0431-847044 Email: bps7100@bps.go.id Website : sulut.bps.go.id 8