III. KERANGKA PEMIKIRAN Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter. kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi secara riil dan harga harga

dokumen-dokumen yang mirip
Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian ini menyajikan faktor faktor ekonomi yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

VII. DAMPAK GUNCANGAN DOMESTIK TERHADAP MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya

PENGUKURAN INFLASI. Dalam menghitung Inflasi secara umum digunakan rumus: P P

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB V KERAGAAN MODEL MAKROEKONOMETRIKA MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER INDONESIA

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Nilai Tukar Riil dan Nilai Tukar Nominal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. negara. Saat jumlah uang beredar tidak mencukupi kegiatan transaksi pada satu

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. moneter terutama sudah sangat banyak dilakukan oleh para peneliti di dunia,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

INFLATION. Izza Mafruhah, SE, MSi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak bank sentral di berbagai negara telah

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL

EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

Perekonomian Indonesia

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi merupakan suatu isu yang tak pernah basi dalam sejarah panjang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB II URAIAN TEORITIS

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung

Transkripsi:

46 III. KERANGKA EIKIRAN 3.1. ekanisme Transmisi Kebijakan oneter ekanisme transmisi moneter merupakan proses ditransmisikannya kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi secara riil dan harga harga dimasa yang akan datang. Berdasarakan hasil empiris, dalam jangka pendek jumlah uang beredar hanya mempengaruhi perkembangan output riil. elanjutnya jangka menengah pertumbuhan jumlah uang beredar akan mendorong pada kenaikan harga yang pada gilirannya menyebabkan penurunan perkembangan output riil menuju posisi semula. Dalam jangka panjang pertumbuhan jumlah uang beredar tidak berpengaruh pada perkembangan output riil tetapi mendorong kenaikkan laju inflasi secara proporsional. roses transmisi kebijakan moneter sangat tergantung pada pendekatan yang dipilih sehingga tujuan kebijakan tercapai. ekanisme transmisi melalui jalur suku bunga menekankan bahwa kebijakan moneter dapat mempengaruhi permintaan agregat melalui perubahan suku bunga, dalam hal ini perubahan suku bunga jangka pendek ditransmisikan pada suku bunga jangka menengah dan jangka panjang melalui mekanisme penyeimbangan sisi permintaaan dan penawaran di pasar. Apabila perubahan harga bersifat kaku (sticky price), perubahan suku bunga nominal jangka pendek yang dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral akan mendorong perubahan suku bunga riil jangka pendek dan panjang. Dengan kekakuan harga tersebut, jika bank sentral melakukan kebijakan moneter ekspansif, hal itu akan mendorong penurunan suku bunga riil jangka pendek, yang selanjutnya akan mendorong penurunan suku bunga riil jangka panjang. Begitupun jika kebijakan bank sentral bersifat kontraktif, kekakuan harga akan

47 menyebabkan meningkatnya suku bunga riil jangka pendek dan jangka panjang. erkembangan suku bunga tersebut akan mempengaruhi cost of capital yang pada giliranya akan mempengaruhi pengeluaran investasi dan konsumsi yang merupakan komponen dari permintaan agregat. ekanisme transmisi melalui jalur nilai tukar menekankan bahwa pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi perkembangan permintaan dan penawaran agregat, dan selanjutnya akan mempengaruhi output dan harga. Besar kecilnya pengaruh pergerakan nilai tukar tergantung pada sistem nilai tukar yang dianut oleh suatu negara. ekanisme transmisi melalui jalur ekspektasi menekankan bahwa kebijakan moneter dapat diarahkan untuk mempengaruhi pembentukan ekspektasi mengenai inflasi dan kegiatan ekonomi. Kondisi tersebut mempengaruhi perilaku agen-agen ekonomi dalam melakukan keputusan konsumsi dan investasi, yang pada gilirannya akan mendorong perubahan permintaan agregat dan inflasi. 3.2. asar Uang ecara umum yang dimaksud dengan pasar uang adalah pasar dimana uang dana jangka pendek diperdagangkan dan merupakan tempat dimana terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran uang yang pada akhirnya menentukan tingkat bunga. Dalam perekonomian terbuka, uang primer (o) terdiri dari dua komponen utama net foreign asset (NFA) dan net domestik credit (NDC) sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut, (Dornbusch et.al, 2001): 0 = NFA + NDC...(3.1) 0 = NFA + NDC...(3.2)

48 ersamaan (3.2) menyatakan bahwa, perubahan uang stok primer sama dengan perubahan kepemilikan bank sentral atas foreign Asset ditambah dengan perubahan domestic credit expansion. erubahan kepemilikan bank sentral atas foreign asset (?NFA) merupakan equivalen rupiah dari perubahan international reserve (Kamin et al. 1997) dan dituliskan sebagai berikut : NFA = E R...(3.3) elanjutnya perubahan international reserve dapat dih itung dari neraca pembayaran, yaitu sebagai penjumlahan dari current account balance (CA) dengan capital account balance (KA) sebagai berikut : R = CA + KA...(3.4) NFA = E( CA + KA)...(3.5) Dengan mensubtitusikan persamaan (3.5) kedalam persamaan (3.3) maka diperoleh persamaan uang primer sebagai berikut: 0 = E( CA + KA) + NDC...(3.6) dimana: CA = Current Account Balance KA = Capital Account Balance E = nilai tukar nominal enawaran uang atau uang beredar ( s = oney upply) adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. engertian uang beredar biasanya dibedakan sebagai uang beredar dalam arti sempit (1) dan uang beredar dalam arti luas (2). Uang beredar dalam arti sempit terdiri atas uang kartal dan uang giral (C) sedangkan uang beredar dalam arti luas adalah uang beredar dalam arti uang sempit ditambah dengan simpanan (D), di Indonesia terdiri dari tabungan

49 dan deposito, Dalam penelitian ini di pergunakan uang beredar dalam arti luas, sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut : = C + D...(3.7) Uang beredar juga dikaitkan dengan uang primer melalui money multiplier (mm), sebagai berikut : = mm 0...(3.8) ehingga perubahan jumlah uang beredar yang merupakan pencerminan adanya perubahan didalam money multiplier dan uang primer, dapat dinyatakan sebagai : = mm + mm...(3.9) 0 0 = 0 mm + mm[ E( CA) + E( KA) + NDC]...(3.10) edangkan yang dimaksud dengan permintaan uang adalah jumlah uang yang diminta ( d = oney Demand) oleh masyarakat untuk dipegang pada suatu waktu dan keadaan tertentu. ermintaan uang agregat dapat dirumuskan sebagai berikut : d = * L( i, Y )...(3.11) ersamaan (3.11) me nyatakan tingkat uang agregat dalam perekonomian ditentukan oleh tingkat harga, suku bunga dan pendapatan nasional rill. Kondisi keseimbangan dalam pasar uang terjadi apabila panawaran uang sama dengan permintaan uang, sehingga implikasi dari asumsi (i) dapat dinyatakan sebagai berikut : d = = * L( i, Y )...(3.12) Apabila kedua sisi persamaan (3.12) dibagi dengan tingkat harga, maka keseimbangan pasar uang dalam bentuk persamaan permintaan uang riil agregat, sebagai berikut :

50 d = = L( iy )...(3.13) Terlepas dari tingkat harga () yang berlaku dan tingkat output (Y) yang ada, pasar senantiasa bergerak menuju suku bunga (i) dimana penawaran uang riil sama dengan permintaan uang riil. Jika pada awalnya terjadi kelebihan penawaran uang, maka suku bunga segera menurun, sedangkan bila pada awalnya terdapat kelebihan permintaan uang, suku bunga akan meningkat. Namun pasar uang selalu bergerak menuju suatu keseimbangan, dimana tingkat harga (), suku bunga (i) dan tingkat output (Y) berubah-ubah, sehingga persamaan keseimbangan pasar uang (3.13) dapat dituliskan kembali menjadi: =...(3.14) L( i, Y ) ersamaan (3.14) merupakan persamaan keseimbangan tingkat harga jangka panjang menunjukkan tingkat harga ditentukan oleh jumlah uang beredar, suku bunga dan tingkat output riil, bila pasar uang berada kondisi keseimbangan dan semua faktor produksi terdaya gunakan secara penuh, maka tingkat harga akan tetap bertahan apabila penawaran uang, permintaan uang agregat dan nilai jangka panjang suku bunga dan tingkat output tetap. Bila semua kondisi lainya tetap, kenaikan tingkat peawaran uang akan mengakibatkan kenaikan tingkat harga secara proposional. edangkan asumsi (ii) dan (iii) mengandung implikasi bahwa penurunan daya beli mata uang domestik, yang ditunjukkan oleh kenaikan tingkat harga domestik akan diikuti oleh depresiasi mata uangnya secara proposional dalam pasar valuta asing. Begitu juga sebaliknya, kenaikan daya beli mata uang

51 domestik akan disusul adanya apresiasi mata uangnya secara proposional. urchasing ower arity memprediksi kurs rupiah/dollar adalah = Rp / $...(3.15) U Berdasarkan persamaan (3.14) tersebut, maka tingkat harga di Indonesia dan di Amerika erikat dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : =...(3.16) L i, Y ) ( $ $ =... (3.17) L i, Y ) ( $ $ Dengan mensubtitusi persamaan (3.16) dan (3.17) kedalam persamaan (3.15) maka diperoleh persamaan nilai tukar sebagai berikut : $ L( iu, YU ) Rp /$ =...(3.18) L( i, Y ) U ersamaan (3.18) menunjukkan nilai tukar ditentukan oleh penawaran penawaran relatif mata uang rupiah terhadap dolar serta permintaan- permintaan uang riil relatif dollar terhadap rupiah. Terakhir asumsi (iv) menyatakan pasar valuta asing berada dalam kondisi keseimbangan apabila semua simpanan dalam berbagai valuta asing menawarkan imbalan yang sama secara matematis teori dapat dinyatakan sebagai berikut : e Rp / $ Rp /$ Rp / $ = i i U...(3.19) Atau i = i U + e Rp/ $ Rp / $ Rp / $ = i U + e...(3.20) dimana?e = ekspektasi depresiasi nilai tukar

52 elanjutnya dengan mensubtitusi persamaan (3.20) kedalam persamaan (3.16) maka diperoleh persamaan keseimbangan pasar uang di Indonesia sebagai berikut: =...(3.21) L i + e, Y ) ( U Berdasarkan hubungan hubungan antara variabel-variabel pada persamaan diatas maka hubungan antara nilai uku bunga Dunia (BW), Industrial roduction Index (II), Harga (CI), Nilai tukar Rupiah (ER) uang beredar (2,) suku bunga (BI), dinyatakan dalam bagan sebagai berikut : Instrumen Kebijakan oneter uku bunga BI s=*0 =s/l(iy) V=Y Uang Beredar (2) BW UI Capital Flow Nilai Tukar (ER) Keterangan : BW: ukubunga Dunia UI : Uncover Interest arity II : Industrial roduction Index : urchasing ower arity = Faktor Eksternal Tingkat Harga Domestik (CI) II = Faktor Internal = Variabel yang tidak dianalisis Gambar 5: kema Kerangka emikiran

53 3.3. Hipotesis enelitian Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Hipotesis pengaruh Industrial roduction Index meliputi emakin tinggi Industrial roduction Index dan harga harga yang berlaku disuatu negara maka akan semakin besar pula jumlah uang beredar dinegara tersebut karena setiap individu dan perusahaan memerlukan lebih banyak uang untuk transaksi ( II 2 ). 2. Hipotesis pengaruh shock tingkat harga yang meliputi : a. Kenaikan tingkat harga akan mengarahkan pada terjadinya depresiasi nilai tukar (Teori : ER) b. Kenaikan tingkat harga akan mendorong terjadinya peningkatan jumlah uang beredar ( 2), apabila money velocity dan tingkat output tertentu (quantity theory of money, V=Y) dalam hal ini terdapat one to one corrrelation antara jumlah uang beredar dengan harga, sehingga teori kuantitas uang klasik ini merupakan teori inflasi. 3. Hipotesis pengaruh jumlah uang beredar yang meliputi. Ekspansi moneter melalui peningkatan jumlah uang beredar akan mengarahkan pada terjadinya pada kenaikan tingkat harga (teori money market equilibrium ( 2 CI). 4. Hipotesis pengaruh shock nilai tukar meliputi : a. Depresiasi nilai tukar akan mendorong kenaikan tingkat harga ( ER ). Kenaikan tingkat harga dapat terjadi secara langsung (direct pass throught effect) karena harga barang impor dan komoditi yang menggunakan bahan baku impor menjadi lebih mahal dan secara langsung masuk dalam perhitungan Consumer rice Index. Disamping itu, kenaikan

54 tingkat harga dapat juga terjadi secara tidak langsung (Indirect ass throught) yaitu depresiasi nilai tukar mempengaruhi permintaan net export, pada akhirnya tingkat harga (inflasi). b. Depresiasi nilai tukar akan meningkatkan jumlah uang beredar, secara langsung ( ER 2). eningkatan jumlah uang beredar terjadi karena simpanan dalam nominasi mata uang dollar juga termasuk dalam perhitungan jumlah uang beredar (2), sehingga depresiasi nilai tukar secara otomatis akan meningkat nilai rupiah dari simpanan di maksud dan pada gilirannya akan meningkatkan jumlah uang beredar. Disamping itu, nilai tukar juga akan mempengaruhi jumlah uang beredar melalui perusahaan kepemilikan bank sentral atas foreign asset merupakan perubahan atas international reserve dan dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar apabila terjadi depresiasi nilai tukar, maka international reserve dan net foreign asset akan meningkat yang mengakibatkan terjadinya peningkatan uang primer dan secara otomatis akan meningkat jumlah uang beredar ( ER?R NFA 0?). 5. Hipotesis pengaruh tingkat bunga meliputi : Ekspansi moneter melalui peningkatan jumlah uang beredar akan mengarahkan pada terjadinya depresiasi nilai tukar. Hal ini terjadi karena peningkatan jumlah uang beredar akan mendorong turunya tingkat bunga dalam regim dibawah tingkat bunga luar negeri. Tingkat bunga dalam negeri yang lebih rendah akan mendorong terjadinya capital outflow, selanjutnya capital outflow pada gilirannya akan mengarahkan pada terjadiya depresiasi nilai tukar (teori IR: 2 i ER).

55 Namun dalam penelitian ini uang beredar dianggap sebagai sasaran antara bagi otoritas moneter, dalam upayanya untuk mencapai dan memelihara kestabilan harga. Oleh karena itu, apabila terjadi kenaikan tingkat harga lebih lanjut, maka bank Indonesia dalam kerangka penerapan kebijakan inflation targetting dapat melakukan kontraksi moneter ( 2). Uang beredar digunakan sebagai sasaran antara untuk mengontrol inflasi, bukan sebagai sasaran akhir. Disamping itu, uang beredar juga cukup flexible untuk bereaksi apabila terjadi perubahan tingkat harga.