Gambar 22 (a) aliran air yang kering (b) sawah di sekitar bukit karst.

dokumen-dokumen yang mirip
2 KONDISI UMUM 2.1 Letak dan Luas 2.2 Kondisi Fisik Geologi dan Tanah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

6 PERTIMBANGAN KAWASAN KARST DALAM PENYUSUNAN ZONASI TNMT

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. mahluk hidup, termasuk manusia. Penggunaan air oleh manusia sangat beraneka

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

PENDAHULUAN Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V SUMBER DAYA ALAM

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini. Berdasarkan UU RI No.7

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

Tabel 3 Kecamatan dan luas wilayah di Kota Semarang (km 2 )

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif

LAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

S. Andy Cahyono dan Purwanto

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB I PENDAHULUAN. sebelah Tenggara Kota Yogyakarta dengan jarak sekitar 39 km. Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

Bab 1 Pendahuluan I - 1

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

DAMPAK PEMELIHARAAN TERNAK DI KAWASAN PANTAI UTARA KABUPATEN TTU TERHADAP KELESTARIAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Pengembangan Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan Mendukung Ketahanan Pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERLUASAN AREAL UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN TERNAK KERBAU

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan seperti pembangkit listrik, transportasi, industri, dan lain sebagainya.

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

Transkripsi:

5 PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR TAMAN NASIONAL OLEH MASYARAKAT 5.1 Bentuk Pemanfaatan Air Air merupakan salah satu sumberdaya yang mutlak dibutuhkan untuk kehidupan manusia. Pemanfaatan air tidak hanya terbatas pada kebutuhan rumah tangga, tetapi hampir mencakup seluruh sektor kehidupan. Menurut Ismanto (2005) dan Ekaprasetya (2008) air dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai sektor kehidupan seperti pertanian, industri, rumah tangga dan infrastruktur. Kawasan Taman Nasional Manupeu Tanahdaru (TNMT) merupakan daerah resapan air utama dan pemasok bagi pengairan lahan pertanian dan sumber air bersih (BKSDA 2004). Namun, hasil wawancara menunjukkan bahwa kenyataannya sebanyak 19 desa dari total 22 desa mengalami kekurangan air pada musim kemarau. Lokasi desa yang mengalami kekurangan air berada di sekitar kawasan dan sebagian merupakan bagian dari kawasan TNMT (Gambar 21). Pengamatan langsung di desa yang mengalami kesulitan air menunjukkan adanya sumber air dan areal sawah yang mengalami kekeringan (Gambar 22). Pada musim kemarau, umumnya masyarakat di sekitar TNMT kesulitan untuk mendapatkan sumber air minum. Untuk memenuhi kebutuhan, sebagian masyarakat harus berjalan kaki sejauh 1-3 km agar dapat menemukan mata air yang masih dapat dimanfaatkan. (a) Gambar 22 (a) aliran air yang kering (b) sawah di sekitar bukit karst. (b)

Sumber: hasil overlay peta administrasi dan batas kawasan TNMT. Gambar 21 Peta ketersediaan air masyarakat di sekitar TNMT.

42 Dari hasil wawancara, potensi air TNMT dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan harian dan pengairan lahan pertanian. Selain itu juga ada pemanfaatan yang direncanakan pemerintah untuk kepentingan masyarakat. 5.1.1 Kebutuhan harian Kehidupan masyarakat sangat tergantung dari sumber air untuk kebutuhan harian, termasuk masyarakat di sekitar kawasan TNMT. Berdasarkan hasil wawancara, bentuk kebutuhan air harian masyarakat adalah minum, memasak, mandi dan mencuci. Pemanfaatan air untuk kebutuhan harian sangat dipengaruhi oleh lokasi bermukimnya dan jumlah penduduk yang bermukim pada daerah tersebut. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah masyarakat yang berada disekitar TNMT adalah 32.114 orang dan tersebar di 22 desa dalam 7 kecamatan. Masyarakat di sekitar kawasan TNMT dikategorikan sebagai masyarakat pedesaan. Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan memerlukan air sebanyak 60 liter/hari/kapita (BSN 2002). Berdasarkan kategori tersebut, maka kebutuhan air masyarakat di desa sekitar TNMT adalah sekitar 703.296.600 liter/tahun (Tabel 9). Tabel 9 Kebutuhan harian masyarakat di sekitar TNMT Desa Jumlah Penduduk (Orang) Hari SNI Kebutuhan Air (liter/ tahun) Kalembukuni 3.640 365 60 79.716.000 Baliloku 1.323 365 60 28.973.700 Hupumada 1.640 365 60 35.916.000 Katikuloku 1.657 365 60 36.288.300 Beradolu 2.476 365 60 54.224.400 Waimanu 1.196 365 60 26.192.400 Manurara 992 365 60 21.724.800 Malinjak 1.447 365 60 31.689.300 Tanamodu 1.216 365 60 26.630.400 Kondamaloba 2.912 365 60 63.772.800 Umbulanggang 726 365 60 15.899.400 Umbupabal 1.643 365 60 35.981.700 Praikaroku Jangga 875 365 60 19.162.500 Mbilurpangadu 939 365 60 20.564.100 Welukpraimemang 758 365 60 16.600.200 Padiratana 939 365 60 20.564.100 Maradesa 1.236 365 60 27.068.400 Kambatawundut 2.741 365 60 60.027.900

43 Kangeli 1.430 365 60 31.317.000 Watumbelar 775 365 60 16.972.500 Umamanu 921 365 60 20.169.900 Mondulambi 632 365 60 13.840.800 Total 32.114 365 60 703.296.600 Hasil perhitungan menunjukkan beberapa desa dengan tingkat kebutuhan air yang tinggi. Desa tersebut adalah Kalembukuni, Kambatawundut, Beradolu dan Kondamaloba. Tingginya tingkat kebutuhan air disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk yang menempati wilayah desa. Menurut Badan Standarisasi Nasional (2002) kebutuhan air harian berbanding lurus dengan jumlah penduduk, semakin tinggi jumlah penduduk maka semakin besar penggunaan airnya. Kebutuhan tertinggi berada di Desa Kalembukuni sebesar 79.716.000 liter/tahun. Tingginya tingkat kebutuhan di Desa Kalembukuni disebabkan oleh posisi desa yang berdekatan dengan Kota Waikabubak sehingga jumlah penduduknya lebih banyak dibandingkan desa lainnya. Kebutuhan air masyarakat di sekitar TNMT tiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk juga mengalami peningkatan pada sebagian besar desa di sekitar kawasan. Peningkatan jumlah penduduk dapat dilihat dari desa di sekitar TNMT yang berada di kabupaten Sumba Barat dan Sumba Tengah (Tabel 10). Pada tahun 2005 jumlah penduduk hanya 24.676 orang, sedangkan pada tahun 2008 berjumlah 25.615 orang. Peningkatan jumlah penduduk tersebut harus diimbangi dengan ketersediaan sumber air, agar masyarakat tidak mengalami kekurangan air. Tabel 10 Perubahan jumlah penduduk masyarakat di sekitar TNMT Desa Jumlah Penduduk (orang) Tahun 2005 Tahun 2008 Peningkatan Penurunan Kalembukuni 3542 3640 98 - Baliloku 1302 1323 21 - Hupumada 1505 1640 135 - Katikuloku 1606 1657 51 - Beradolu 2433 2476 43 - Waimanu 1076 1196 120 - Manurara 967 992 25 - Malinjak 1302 1447 145 - Tanamodu 1054 1216 162 - Kondamaloba 2963 2912-51

44 Umbulanggang 590 726 136 - Umbupabal 1654 1643-11 Praikaroku Jangga 815 875 60 - Mbilurpangadu 1212 939-273 Welukpraimemang 625 758 133 - Padiratana 821 939 118 - Maradesa 1209 1236 27 - Total 24676 25615 939 - Sumber: BPS Sumba Barat (2006 dan 2009) 5.1.2 Pengairan lahan pertanian Masyarakat yang berada disekitar kawasan TNMT pada umumnya memiliki lapangan usaha dibidang pertanian. Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Timur tahun 2009 menunjukan masyarakat yang bertani lebih dari 75 % jumlah penduduknya (Tabel 11). Jenis usaha pertanian yang dilakukan mencakup tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan laut. Tabel 11 Persentase lapangan pekerjaan masyarakat desa di sekitar TNMT Lapangan Usaha Sumba Barat dan Tengah Sumba Timur Pertanian 76,57 87.17 Perdagangan 2,34 5.92 Industri 11,69 * Pertambangan 0,94 * Konstruksi 1,00 * Transportasi dan Komunikasi 1,31 * PNS/ABRI * 5.74 Pensiunan * 1.16 Keuangan 0,25 * Jasa 5,90 * Keterangan: * tidak ada data Sumber: BPS Sumba barat (2009) dan BPS Sumba Timur (2009). Perkembangan usaha pertanian akan mengakibatkan kebutuhan masyarakat terhadap sumberdaya air meningkat. Hal ini disebabkan oleh jenis usaha pertanian yang utama memerlukan air untuk kelangsungannya. Jenis usaha pertanian tersebut adalah padi sawah dan peternakan. Padi sawah merupakan usaha tanaman pangan dengan areal tersebar luas di Pulau Sumba. Penanaman padi seringkali hanya dapat dilakukan pada musim hujan. Kondisi ini disebabkan oleh sawah masyarakat disekitar TNMT pada umumnya adalah sawah tadah hujan sehingga tidak memiliki pengairan tetap (Gambar 23).

Sumber: hasil overlay peta tutupan lahan, administrasi dan batas kawasan TNMT Gambar 23 Tipe Sawah di sekitar TNMT.

46 Sumberdaya air juga dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan hewan ternak. Hewan yang dipelihara yaitu: sapi, kerbau, kuda, babi, kambing, domba, itik dan ayam. Total kebutuhan air untuk hewan peliharaan sebesar 177.385.766 liter/tahun. Kebutuhan air tertinggi untuk hewan adalah untuk jenis ternak besar (sapi, kerbau dan kuda) sebesar 144.759.000 liter/tahun (Tabel 12). Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi karena sebagian dari ternak dibiarkan liar di alam. Tabel 12 Kebutuhan air untuk ternak masayarakat Jenis Ternak Jumlah (ekor) Hari Konsumsi Air Kebutuhan Air (liter/ tahun) Sapi/kerbau/kuda 9915 365 40 144.759.000 Babi 12722 365 5 23.217.650 Kambing 1495 365 6 3.274.050 Unggas 28014 365 0.6 6.135.066 5.1.3 Pemanfaatan lain Bentuk pemanfaatan lain sumberdaya air adalah sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Pembangunan PLTMH merupakan salah satu bentuk pemanfaatan yang direncanakan oleh pemerintah daerah. Hasil Survey menunjukkan adanya dua lokasi sumber air di TNMT yang memiliki potensi untuk dikembangkan, yaitu sumber air Lapopu dan Matayangu (lihat sub bab 4.2). Berdasarkan data Balai TNMT, sumber air Lapopu dapat menghasilkan listrik untuk 1.267 kepala keluarga, sedangkan sumber air Matayangu untuk 2.228 kepala keluarga. Namun, sumber air Lapopu memiliki potensi yang lebih besar karena lokasinya berada di dekat pemukiman masyarakat. 5.2 Pemenuhan Kebutuhan Air Masyarakat Berdasarkan hasil wawancara, terpenuhinya kebutuhan air merupakan salah satu keinginan utama masyarakat di sekitar kawasan TNMT. Penyebab kebutuhan air masyarakat sulit terpenuhi adalah faktor topografi kawasan dan sebaran pemukiman masyarakat. Kawasan TNMT memiliki topografi yang didominasi oleh daerah perbukitan dan membentang di bagian selatan dari arah barat ke timur melintasi Desa Manurara, Hupumada, Waimanu, Malinjak, Kondamaloba, Watumbelar, Mondulabi dan Umamanu, sedangkan dari arah utara melewati Desa Maradesa, Umbupabal, Mbilurpangadu dan Umbulangang (Gambar 24).

47 Dominasi perbukitan di kawasan TNMT mengakibatkan aliran air permukaan menyebar dan mengalir mengikuti daerah lembah diantara perbukitan. Penyebaran aliran air permukaan dapat terlihat dari banyaknya anak sungai yang berada di kawasan TNMT (lihat gambar 3). Sungai tersebut memiliki lokasi yang berdekatan dengan wilayah perbukitan. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam memanfaatkan sumberdaya air taman nasional perlu mempertimbangkan kondisi topografinya. Permasalahan lain adalah sulitnya mengelola air yang dialirkan untuk masyarakat karena lokasi pemukimannya saling berjauhan. Masyarakat di sekitar kawasan umumnya hidup dalam kelompok kecil dan tersebar, sedangkan pemukiman dalam kelompok yang besar hanya dapat ditemukan pada daerah yang menjadi pusat pemerintahan. Salah satu contohnya adalah hasil identifikasi menggunakan google earth yang dilakukan terhadap masyarakat di bagian barat kawasan TNMT. Pemukiman dalam kelompok besar hanya di temukan pada daerah Waikabubak yang menjadi ibukota Sumba Barat (Gambar 25). Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air dialami masyarakat selama enam bulan pada musim kemarau. Asumsinya, pada musim hujan selama empat bulan masyarakat mendapatkan air dan mampu menyimpannya untuk dua bulan. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pembuatan sarana yang dapat menampung air dalam jumlah besar, seperti embung. Menurut Marwonto et al. (1998), krisis air pada musim kering dapat ditanggulangi dengan pembuatan sarana penampungan air dalam jumlah besar dan pembuatan sarana penampungan air hujan pada setiap rumah. Sistem lain yang dapat diterapkan adalah penampungan sumber air, akan tetapi beberapa sumber air akan kering atau mengalami penurunan debit pada musim kemarau. Untuk itu, sumber air yang mengalami penurunan debit dapat diusahakan dengan meningkatkan debitnya melalui pengelolaan daerah resapan air sehingga dapat memanfaatkan air lebih lama. Daerah resapan air karst merupakan salah satu wilayah yang perlu dilindungi. Beberapa sumber air karst di TNMT dapat menyediakan air sepanjang tahun. Contohnya adalah sumber air Matayangu yang memiliki debit air yang besar pada musim hujan, namun pada musim kemarau yang tersisa hanya air dari kawasan karst (Gambar 26). Perlindungannya dapat dilakukan dengan

Sumber: hasil overlay peta topografi, administrasi dan batas kawasan TNMT. Gambar 24 Peta topografi kawasan TNMT.

Sumber: hasil identifikasi dengan google earth. Gambar 25 Sebaran pemukiman masyarakat di sekitar kawasan.

50 mengelompokkan wilayah karst yang penting sebagai penyedia sumberdaya air ke wilayah karst yang diprioritaskan. Gambar 26 Sumber air Matayangu pada musim kemarau.