1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang. Pada masa ini terjadi perubahan perubahan penting baik fisik maupun psikis. Masa ini menuntut kesabaran dan pengertian yang luar biasa dari orang tua. Masa ini dapat bermula pada usia sekitar 10 tahun ( Rumimi, 2004 ). Salah satu perubahan penting yang terjadi pada remaja khususnya remaja putri adalah perubahan pada seksualitas. Ciri-ciri seks primer jelas membedakan antara remaja putra dan putri. Perkembangan organ-organ seks bagi remaja putri ditandai dengan adanya sindrom pramenstruasi yang disertai dengan berbagai perasaan tidak enak bagi yang mengalaminya ( Mappiare, 1982 ) Penyesuaian yang sering terjadi pada remaja akan menimbulkan kecemasan. Perkembangan sistem reproduksi dan masalah kesehatan reproduksi remaja dapat dikatakan sebagai masa kebingungan dimana pada masa tersebut remaja belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai perkembangan tubuhnya sendiri. Pertumbuhan tubuh dan pematangan organorgan reproduksi seperti pematangan seksual merupakan salah satu masalah besar yang mereka hadapi. Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada sistem reproduksi memerlukan penyikapan yang benar sehingga remaja tersebut siap
2 menerima perubahan-perubahan dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi ( Gunarsa, 1985 ). Koping yang digunakan pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut. Jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka individu tersebut akan senang, sedangkan jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustasi hingga depresi ( Abraham,1997). Setiap individu akan mengalami stres karena adanya stimulus (stressor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan cara berfikir atau masalah (stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat belajar menjadi lebih baik atau menjadi adaptif. (Keliat, B.A., 1999). Pada gadis remaja yang mengalami kegelisahan, ketegangan dan kecemasan akan mengalami nyeri menstruasi cenderung terjadi lebih sering dan lebih hebat, (Karya, 1985). Faktor kejiwaan dapat ikut menjadi salah satu penyebab nyeri haid (Surjana, 1989). Lanoil (1984) menyatakan bahwa stres dapat menurunkan daya tahan terhadap kelelahan, nyeri, sakit, hingga gejala pramenstuasi seperti : gangguan emosional berupa iritabilitas, insomnia dengan gangguan mimpi dan nightmare, nyeri kepala, perut kembung, mual, rasa nyeri pada payudara, tegang, cemas, lesu dan depresi, akan terasa memburuk bila seseorang wanita sedang terkena serangan batin.
3 Selain hal tersebut faktor psikologis yakni berhubungan dengan kesiapan mental remaja sendiri diduga terkait dengan kejadian sindrom premenstruasi ini, mencakup sikap yang ditanamkan orang tua terhadap anak gadisnya. Anak perempuan seharusnya menerima informasi sebelum sindrom pramenstruasi dialami ( Alan H, 2003 ). Karena pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapatkan penerangan yang cukup akan mudah terjadi sindrom pramenstruasi ( Sarwono, 1997 ) Studi epidemiologi terakhir menunjukkan bahwa 5-10 % wanita kelompok usia reproduksi dari populasi yang diteliti, mengalami gejala-gejala sementara bersifat sedang sampai berat yang berkaitan dengan siklus menstruasi, dan mereka pada umumnya mencari bantuan medis, 20-40% merasa kurang sehat selama fase luteal akhir serta awal fase menstruasi dan satu hari atau lebih pada pertengahan siklus. Diperkirakan akan terjadi gangguan terhadap aktivitas sehari-hari pada wanita dewasa pada saat menstruasi (Greenspan et al., 1998). Berdasarkan fenomena yang peneliti amati serta pengalaman yang disampaikan oleh beberapa orang wanita yag sedang mengalami sindrom pramenstruasi, maka didapatkan bahwa adanya sindrom pramenstruasi ini menyebabkan terjadinya suatu gangguan. Gangguan ini terutama berupa gangguan fisik maupun aktifitas, dimana saat sindrom premenstruasi tersebut datang mereka terpaksa harus menunda aktifitasnya akibat rasa nyeri. Dalam mengatasinya beragam cara maupun koping dilakukan oleh mereka dan masingmasing orang tidak selalu sama kopingnya.
4 Dari data awal enam siswi yang kami dapatkan di SMK Negeri 8 Semarang, 4 dari 6 siswi mengalami sindrom pramenstruasi, gejala yang mereka alami secara fisik biasanya perut kembung, nyeri punggung, jerawat, lelah, tegang, lesu dan depresi, sedangkan secara psikologis biasanya ketegangan dan kemarahan yang tak terkontrol, perasaan sensitif seperti mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa. Peran perawat adalah membantu pasien dalam hal ini remaja untuk mampu beradaptasi atau menggunakan koping secara positif. Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk meneliti koping remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana koping remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui koping remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi di SMK Negeri 8 Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui pemahaman remaja putri tentang sindrom pramenstruasi di SMK Negeri 8 Semarang. b. Mengetahui masalah yang dihadapi remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi di SMK negeri 8 Semarang.
5 c. Mengetahui tentang koping remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi di SMK Negeri 8 Semarang. d. Mengetahui tentang support system yang diterima dari orang sekitar pada remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi D. Manfaat Penelitian 1. Bagi remaja putri Menambah pengetahuan, memperluas wawasan dan pengalaman, mengetahui cara mengatasi sindrom pramenstruasi. 2. Bagi perawat Penelitian ini dapat memberikan gambaran dalam memberikan asuhan keperawatan pada remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi, sehingga cepat dalam mengatasi masalah akibat sindrom pramenstruasi. 3. Bagi ilmu keperawatan Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pustaka untuk menambah wawasan tentang koping remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi 4. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang terkait dengan metode penelitian E. Bidang Ilmu Bidang ilmu yang diteliti adalah Keperawatan Jiwa dan Keperawatan Maternitas