BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan. Arsip merupakan aset yang penting dan perlu diberi perhatian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan proses administrasi. Hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Setiap instansi atau lembaga negara maupun swasta pasti memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Sumber informasi yang dihasilkan suatu instansi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kegiatan yang menghasilkan informasi adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun dengan tata pemerintahan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah instansi, baik pemerintah maupun swasta pasti membutuhkan arsip

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. kebutuhan manusia akan informasi. Informasi mempunyai bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia yang modern seperti sekarang ini, peranan arsip

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin banyak pula arsip yang akan diciptakan oleh organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian arsip menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan pasti akan memiliki suatu unit khusus yang bertugas dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. tercipta sebagai hasil dari proses kegiatan administrasi. Kedua bidang ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta karena arsip sebagai sumber informasi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin kompleks. Salah satu permasalahan adalah pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. memori organisasi itu sendiri, oleh karena itu, arsip perlu ditata sesuai prosedur

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. dalam melakukan kegiatannya pasti menghasilkan arsip. Menurut perundangundangan,

BAB I PENDAHULUAN. informasi terekam kegiatan atau aktivitas yang berlangsung secara terus-menerus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Betty R.

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan pribadi atau pun bagi kepentingan sebuah organisasi. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk organisasi yang setiap kegiatannya akan menghasilkan catatan. Catatan ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. berkembang dan sangat beragam. Mulai dari dunia maya (internet), koran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan arsip. Arsip itulah yang sering menjadi momok permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kantor atau organisasi baik swasta maupun pemerintah. Sepanjang organisai

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang bergerak pada bidang apapun. Hal tersebut karena arsip

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah. maupun sebagai bukti transaksi kegiatan organisasi adalah arsip (record).

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dari awal terbentuknya organisasi sampai organisasi tersebut dapat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. kegiatan atau aktivitas yang ada dalam organisasi. Sumber informasi yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tercipta berguna sebagai aset sebuah organisasi, sebagai alat pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Informasi yang diperlukan oleh setiap organisasi yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. instansi pemerintah maupun swasta. Arsip sebagai sumber informasi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dalam organisasi pemerintahan selalu ada kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan informasi yang terekam dalam berbagai bentuk atau media

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sama, dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan serta fungsinya. Instansi yang

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi arsipnya sendiri. Arsip yang tercipta menyesuaikan tugas pokok dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya. Organisasi dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi atau instansi dalam menjalankan tugas pokok

BAB I PENDAHULUAN. melakukan dan melaksanakan aktivitas suatu kegiatan. Arsip atau dokumen tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. sangat mudah dan cepat dapat diakses oleh siapapun. Setiap perusahaan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok

BAB I PENDAHULUAN. Berkaitan dengan makin berkembangnya aktivitas administrasi suatu

BAB I PENDAHULUAN. bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Arsip adalah informasi terekam (recorded information) yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap aktivitas suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta selalu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. Dengan demikian, data dan informasi menjadi hal yang sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. tersebut masih sangat dibutuhkan keberadaannya. Keberadaan arsip sering

BAB I PENDAHULUAN. bisa terlepas dari kegiatan organisasi baik di lingkungan pemerintah maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan adm inistrasi maupun pelaksanaan tugas suatu lembaga.

BAB I PENDAHULUAN. bagi individu maupun organisasi. Organisasi terus beraktivitas beriringan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya bila tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan salah satu sumber informasi yang terpercaya dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang beraneka ragam guna menunjang pelaksanaan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. kearsipan adalah pekerjaan yang meliputi, pencatatan, pengendalian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. historis. Volume arsip yang tercipta dari suatu organisasi, bertambah berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang akurat, hal ini dikarenakan arsip dijadikan acuan bagi instansi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi maupun instansi pasti tidak luput dari kegiatan administrasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi saat ini menuntut organisasi selalu menyajikan bukti

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Penyediaan informasi yang cepat, akurat dan lengkap akan

BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan informasi dengan cepat dan tepat mutlak menjadi harapan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan informasi menjadi satu hal yang primer. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. masih dipandang sebelah mata dan arsip masih disebut dengan tumpukan kertas.

BAB I PENDAHULUAN. Arsip yang dihasilkan adalah informasi penting yang dapat menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. banyak menciptakan arsip dalam berbagai bentuk dan media. Tidak dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kearsipan meliputi : data, SDM/ arsiparis, fasilitas dan dana.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi itu sendiri. Salah satu rekaman informasi yaitu arsip, menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan sumber primer atau sumber utama bagi organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Semua lembaga atau instansi dalam pelaksanaan kegiatan sehari hari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. mulai dari perencanaan hingga hasil-hasil kerja seperti dokumen, laporan,

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu organisasi. Organisasi tidak bisa lepas dari ketersediaan arsip. Arsip

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan. Arsip dapat dikatakan mutlak diperlukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. tak lepas dengan kegiatan surat-menyurat atau biasa disebut dengan korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. atau instansi. Di dalam buku Manajemen Kearsipan Modern dari Konvensional ke

BAB I PENDAHULUAN. dinamis (fungsi administrasi) arsip juga sebagai memori kolektif (fungsi statis),

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan manajemen kearsipan di suatu instansi, penyusutan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik yang berorientasi profit maupun non profit agar dapat bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. administratif sehingga isi informasi yang terkandung didalamnya harus

A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. PSTA-BATAN (Pusat Sains dan Teknologi Akselerator-Badan Tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik pemerintahan, BUMN, maupun swasta menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kegiatan administrasi menghasilkan input dan output. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. dapat dipastikan selalu menghasilkan dan membutuhkan arsip. Arsip adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi menyebar. Masyarakat di abad ke-21 ini semakin haus dengan

BAB I PENDAHULUAN. Arsip dinamis ialah arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan kebutuhan setiap orang. Adanya informasi karena terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. yang semakin maju, masyarakat sangat dimudahkan dalam mengakses dan

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/IT3/PK/2012 Tentang KEBIJAKAN KEARSIPAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

ARSIP VITAL SEBAGAI DARAH KEHIDUPAN ORGANISASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari arsip. Arsip

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lembaga, organisasi, maupun perorangan dalam segala kegiatannya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap instansi memiliki arsip-arsip yang tercipta dari setiap aktivitas yang dilakukan. Arsip merupakan aset yang penting dan perlu diberi perhatian khusus. Arsip adalah informasi terekam (recorded information) yang merupakan bukti otentik aktivitas pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam suatu kehidupan tentu tidak lepas dari arsip, karena arsip merupakan catatan aktivitas kehidupan yang terekam secara langsung dan melekat pada wujud aslinya. Oleh karena itu arsip memiliki karakteristik antara lain unik, otentik, syah, kredibel dan lengkap atau integritas. Menurut Undang-undang 43 tahun 2009 Pasal 1 ayat 2 didefinisikan sebagai berikut Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima lembaga Negara, pemerintah daerah, lembaga pindidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 1 Betty R. Ricks mendefinisikan arsip sebagai record information regardless of medium of characteristic made or received by an organization. 2 Artinya adalah 1 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan. 2 Betty R. Ricks, et al. Information and Image Management: A Records System Approach (Ohio: South-Western, 1992), hlm. 3.

2 informasi yang terekam tanpa memandang media atau karakteristik, yang dibuat atau diterima oleh suatu organisasi. Menurut kegunaannya arsip dinamis dibagi menjadi dua, yaitu arsip dinamis aktif dan arsip inaktif. Arsip dinamis aktif yaitu arsip yang frekuensi penggunaannya masih tinggi. Arsip inaktif menurut Undang- Undang Nomor 43 Tahun 2009 adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun. 3 Perbedaan yang mendasar antara arsip dinamis aktif dan inaktif yaitu terletak pada frekuensi penggunaannya. Frekuensi penggunaan arsip dinamis inaktif cenderung lebih sedikit dibandingkan penggunaan arsip dinamis aktif. Arsip dinamsi inaktif yang disimpan biasanya memiliki jumlah yang lebih banyak dari pada arsip aktif. Arsip inaktif harus dismpan di sebuah Record Center yaitu pusat arsip sebagai tempat yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang telah ditentukan dan ruangan yang didesain secara khusus untuk menyimpan arsip inaktif. Arsip dinamis inaktif masih perlu dikelola dengan baik karena secara administrasi masih digunakan walaupun waktu penggunaannya tidak terus menerus, dan selain itu masih ada arsip statis yaitu arsip yang bernilai guna sekunder yang sudah tidak digunakan untuk administrasi Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta namun arsip ini memiliki nilai dokumentasi untuk kepentingan publik yaitu sebagai sumber primer untuk penulisan sejarah sejarah, untuk penelitian, serta untuk pertanggungjawaban kehidupan berbangsa dan 3 Undang- Undang No.43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1 ayat 6

3 berngara kepada generasi mendatang. Arsip tersebut harus diserahkan ke lembaga kearsipan. Mengingat begitu pentingnya arsip maka perlu dikelola dengan benar, yaitu dengan mengelolanya secara efektif dan efisien sesuai dengan kaidah kearsipan, supaya ketika arsip tersebut dibutuhkan dapat ditemukan dengan cepat dan tepat. Tujuan pengolahan arsip dinamis inaktif di Record Center adalah untuk mengontrol dan mengendalikan keutuhan arsip yang tersimpan di Record Center. Serta untuk menghindari penumpukan arsip yang berlebih. Dalam kegiatan pengontrolan dan pengendalian arsip dinamis inaktif maka diadakan kegiatan pengolahan yaitu di mulai dari proses arsip diterima, diberkaskan dan proses penemuan kembali agar mudah diakses dalam pelayanan arsip. Arsip dinamis inaktif masih digunakan sebagai bukti dan kegiatan administrasi oleh pencipta arsip, demikian pula di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta karena secara hukum arsip inaktif masih digunakan sebagai bukti dan kegiatan administrasi di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, arsip inaktif adalah arsip yang tidak secara langsung dan tidak terus menerus diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari dan dikelola oleh Pusat Arsip Polri. 4 4 Tata Kearsipan Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Agustus 2007.

4 Idealnya arsip dinamis inaktif dikelola di suatu Record Center oleh setiap institusi, termasuk Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu institusi yang mengolah arsip dinamis inaktif karena Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta atau Polda DIY merupakan pelaksana tugas Kepolisian RI di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki tugas pokok yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam suatu lembaga hukum untuk mengamankan arsip inaktif perlu adanya penyediaan tempat penyimpanan arsip inaktif yang disebut pusat arsip atau record center. Arsip yang telah masuk kedalam golongan arsip inaktif dipindah ke record center untuk mengurangi penumpukan arsip di unit kerja. Ruang atau pusat penyimpanan arsip inaktif bukanlah tempat kerja, tetapi lebih berfungsi untuk menyimpan dan memelihara arsip. 5 Banyaknya kegiatan yang dilaksanakan oleh Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta pada akhirnya menghasilkan banyak arsip, maka arsip tersebut setelah frekuensi penggunaannya menurun selanjutnya di kategorikan menjadi arsip inaktif dan kemudian dipindahkan di Record Center. Sekretariat Umum adalah unit kerasipan di Polda, unit kearsipan Setum berfungsi sebagai pusat arsip. Untuk mengatur kegiatan agar dapat berjalan lancar dan memenuhi ketentuan yang sudah ditentukan dalam undang-undang, maka perlu dilakukan pengelolaan arsip secara efektif dan efisien khususnya untuk arsip dinamis inaktif karena jumlah arsip dinamis inaktif yang dihasilkan. 5 Boedi Martono, Penataan Berkas Dalam Managemen Kearsipan. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1992) hlm.89

5 Sebelumnya Praktik kerja lapangan di Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta sudah pernah dilakukan Lina Sakina pada tahun 2014 dengan mengambil judul tugas akhir Pengelolaan Arsip Vital Rencana Kerja di Sekertariat Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta. 6 Dari gambaran diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang didasarkan pada praktik kerja lapangan di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai berikut, Bagaimana kondisi arsip dinamis inaktif di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta? Bagaimana pengolahan arsip dinamis inaktif di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta? Apa saja sarana dan prasarana yang digunakan untuk mengolah arsip dinamis inaktif di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta? Dan Kendala apa saja yang muncul dalam pengolahan arsip dinamis inaktif di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta? B. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari Praktik Kerja Lapangan di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu untuk mengetahui kondisi arsip dinamis inaktif di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk mengetahui cara pengolahan arsip dinamis inaktif di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang digunakan untuk mengolah arsip dinamis 6 Lina Sakina, Pengelolaan Arsip Vital Rencana Kerja di Sekertariat Umum Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Laporan Tugas Akhir Program Study Kearsipan SV UGM, 2014.

6 inaktif di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi dan cara mengatasi masalah arsip dinamis inaktif yang dihadapi di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data dan informasi yang relevan dengan tema yang sesui dengan penulisan tugas akhir yaitu dilakukan praktik secara langsung di depo arsip Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta dan metode observasi serta wawancara, kemudian metode pengumpulan data yang tidak langsung yaitu dilakukan dengan studi pustaka. Penjelasan metode pengumpulan data secara jelas yaitu sebagai berikut: 1. Studi Pustaka Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. 7 Penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber bahan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan pengelolaan arsip inaktif. Hal ini dapat berguna untuk analisa teori dan juga untuk menambah ilmu kearsipan guna melakukan penelitian dan ikut berpartisipasi dalam pekerjaan kearsipan yang sesuai tema. Sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat dijadikan landasan dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan. 7 M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 27.

7 2. Observasi- Partisipasi Observsi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. 8 Dalam melakukan observasi dan partisipasi ini penulis terjun langsung kedalam kegiatan organisasi untuk mengetahui keadaan sebenarnya dalam pengelolaan arsip inaktif. Kegiatan observasi dan partisipasi ini dapat dilakukan secara bertahap dengan meneliti dan melakukan partisipasi terhadap pekerjaan apa saja yang ada dalam tema pengelolaan arsip inaktif ini di Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperoleh data. Penulis juga ikut serta dan berpartisipasi dalam melakukan kegiatan pengolahan arsip dinamis inaktif di Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulis mengamati, memperhatikan, dan membuat catatan tentang apa yang dilihat pada pengelolaan arsipnya. 3. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi lisan, yang dilakukan menurut struktur pembicaraan tertentu oleh dua orang atau lebih, dengan kontak langsung atau jarak jauh, untuk membahas dan menggali informasi tertentu guna mencapai 8 J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif : Jenis Karakteristik dan Keunggulannya (Jakarta: Grasindo, 2009), hlm. 112.

8 tujuan tertentu. 9 Metode wawancara dilakukan dengan cara melakukan wawancara bebas atau terbuka kepada Arsiparis serta pegawai di setiap satuan kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan jelas mengenai hasil observasi D. Tinjauan Pustaka Buku pertama yaitu karangan Basir Barthos. Buku ini di terbitkan di Jakarta pada tahun 1989 oleh Penerbit Bumi Aksara yang berjudul Manajemen Kearsipan untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi. Dalam buku ini dibahas mengenai manajemen kearsipan secara lengkap, mulai dari pengertian kearsipan sampai dengan proses penyusutan. Basir Barthos dalam buku ini juga membahas materi yang relevan dengan tema dinamis inaktif yaitu mengenai penanganan arsip-arsip inaktif yang meliputi pada Bab V dan VII menjelaskan penanganan arsipm inaktif mulai dari proses diterimannya arsip, pengolahan, perawatan sampai dengan peneuan kembali. Buku kedua yang digunakan yaitu Informasi and Image Managemen: A Records System Approach karangan Betty R.Ricks yang diterbitkan oleh South- Westren Publishing pada tahun 1992. Buku ini berisi tentang pendekatan secara sistematis terhadap manajemen kearsipan secara menyeluruh, yaitu daur hidup arsip mulai dari penciptaan sampai dengan tahap penyusutan. Pada bagian keempat bab kesepuluh tentang Inactive Record Management, membahas 9 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial ( Bandung: PT Remaja Rosdakarja, 1995),hlm 67.

9 mengenai pengelolaan arsip inaktif yang meliputi Record Center, fasilitas, penempatan ruang, pemindahan arsip, penyerahan arsip, dan pemusnahan arsip. Dalam buku ini membahas record center yang arstinya Record Center adalah sebagai tempat untuk menyimpan arsip inaktif yang berasal dari unit-unit kerja atau central file dalam lingkungan suatu instansi atau organisasi. Buku ketiga berjudul Penataan Berkas dalam Manajemen Kearsipan karangan dari Boedi Martono yang diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan pada tahun 1992 di Jakarta. Boedi Martono menjelaskan bahwa tempat pemusatan penyimpanan arsip inaktif disebut sebagai pusat arsip (records center), yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh unit kearsipan di dalam suatu instansi. Selain itu dalam buku ini dijelaskan mengenai pembuatan kartu indeks untuk mempermudah dalam penemuan kembali arsip yang disimpan. E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman secara menyeluruh dari laporan ini, maka laporan ini telah dibagi kedalam empat bab. Meskipun terbagi ke dalam beberapa bab tetapi semua terjalin dalam satu rangkaian yang utuh. Bab satu adalah pendahuluan yang mencakup latar belakang dan rumusan masalah, tujuan, metode pengumpulan data, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah gambaran umun Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakata yang memberikan gambaran umum instansi dimana dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan. Bab ini berisikan profil organisasi yang terdiri dari Lokasi,

10 pergantian nama, Visi dan misi, struktur organisasi, dan pengorganisasian kearsipan. Bab ketiga membahas pengolahan arsip dinamis inaktif di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi kondisi arsip inaktif di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarya, pengolahan arsip dinamis inaktif, sarana prasarana apa saja yang digunakan, dan kendala yang dihadapi dalam pengolahan arsip dinamis inaktif di Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada bab empat merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah yang telah dicantumkan pada pendahuluan, serta saran adalah masukan terhadap instansi tempat dimana praktik kerja lapangan dilaksanakan yang bersifat membangun secara objektif sesuai dengan topik yang dibahas.