BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa,

dokumen-dokumen yang mirip
MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)

MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)

MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

PROSIDING SEMNAS KBSP V

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Anak perempuan itu bercakap-cakap sambil tertawa. (Nur, 2010: 83).

JENIS DAN PENANDA ADVERBIA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

PENGISI PERAN SINTAKTIS SATUAN LINGUAL BERADVERBIA PENANDA JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga berguna untuk membangun jaringan internasional. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. (KBBI:2005). Sebagai kitab suci, Alquran terjamin akan. sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat kedua

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB I PENDAHULUAN. dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan dan konsep-konsep, baik

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembaca atau penulis harus menggunakan kalimat secara baik pula. Kalimat

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Adanya komunikasi mengisyaratkan

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

NASKAH PUBLIKASI KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA

BENTUK ADVERBIA PENANDA JUMLAH DALAM TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Sarana yang paling utama untuk berkomunikasi adalah bahasa. disampaikan pada anggota masyarakat lain.

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB V P E N U T UP. adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi juga dibutuhkan. bahwa bahasa berhubungan dengan hal-hal diluar bahasa.

ANALISIS BENTUK PASIF PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran-

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendampingi numeralia atau preposisi dalam kalimat. Adverbia dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada contoh (1) di atas, terlihat bahwa verba يقرأ /yaqra?u/ merupakan

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

PEMBALIKAN STRUKTUR KATA SEBAGAI GAYA KOMUNIKASI MASYARAKAT DI DESA SEMEN KECAMATAN JATISRONO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

FUNGSI DAN PERUBAHAN FUNGSI SATUAN LINGUAL BERPRONOMINA PERSONA III PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

ANALISIS RAGAM KALIMAT PADA WACANA KONSULTASI MAJALAH PARAS EDISI JANUARI-DESEMBER 2012

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

DESAIN BUKU AJAR BAHASA MADURA BERBASIS BUDAYA: Sebagai Upaya Pemertahanan Bahasa dan Budaya Madura

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

DESKRIPSI KELAS KATA BERSINONIM DAN HOMONIM: KASUS BAHASA MELAYU THAILAND SELATAN DENGAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SINONIMI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AN-NAHL

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak zaman dahulu, bahasa adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Bahasa senantiasa hadir dan dihadirkan. Ia berada dalam diri manusia, dalam alam, dalam sejarah, dalam wahyu Tuhan. Ia hadir karena karunia Tuhan Sang Penguasa alam raya. Tuhan itu sendiri menampakkan diri pada manusia bukan melalui zat-nya, tetapi lewat bahasanya, yaitu bahasa alam dan kitab suci (Hidayat, 2009:21). Oleh karena bahasa merupakan karunia Tuhan untuk manusia, upaya mengetahuinya merupakan suatu kewajiban dan sekaligus merupakan amal saleh. Jika seseorang mampu mengetahui berbagai bahasa, maka ia sudah pasti termasuk orang yang banyak pengetahuannya. Jika dia banyak pengetahuannya, maka dia termasuk orang yang beriman (Hidayat, 2009:21). Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa, Dialah orang yang derajatnya diangkat oleh Tuhannya. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu. Oleh karena itu, dengan mempelajari bahasa berarti kita telah melakukan salah satu bentuk ibadah. Setiap bahasa memiliki sistem yang berbeda, meskipun ada kemungkinan terdapat sistem yang sama. Demikian juga kategori kata yang ada pada berbagai bahasa juga tidak selalu sama. Ada kategori yang ada 1

hampir pada semua bahasa, tetapi ada juga kategori yang hanya pada bahasa tertentu, dan tidak ada pada bahasa lainnya. Kategori yang hampir ada pada semua bahasa adalah kategori nomina, verba, dan ajektiva. Termasuk pada bahasa Indonesia. Salah satu kategori yang ada pada bahasa Indonesia adalah adverbia. Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi ajekativa, numeralia, atau preposisi dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 2005:81). Penelitian mengenai adverbia telah dilakukan oleh berbagai peneliti terhadap berbagai bahasa. Dari penelusuran peneliti terhadap bahasa-bahasa yang adverbianya telah diteliti adalah bahasa Rusia, Jepang, Inggris, Jawa, dan Indonesia. Misalnya penelitian yang dilakukan Cristiana (2008), Rosdawita (2012) Prihandari (2012), Devi, Wini Tarmini, dan Karomani (2014). Penelitian mengenai adverbia dalam bahasa Indonesia, misalnya telah diteliti dalam ragam opini dan novel. Sementara pada setiap ragam dimungkinkan sekali terdapat adverbia yang spesifik, yang belum tentu ditemukan pada ragam lainnya. Misalnya, adverbia pada ragam bahasa pada teks terjemahan Alquran (TTA) diprediksi ada spesifikasi penggunaan adverbia. Itulah sebabnya mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan. Selain itu, penelitian mengenai adverbia pada TTA ini penting untuk dilakukan mengingat kurang lengkapnya kajian terhadap adverbia secara komprehensif pada TTA. Sejauh ini sudah ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan mengenai bahasa pada TTA. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Markhamah (2007; 2008) terkait dengan pengembangan konsep partisipan 2

tutur pada teks keagamaan. Penelitian berikutnya oleh Markhamah dan Atiqa Sabardila (2009) tentang kesantunan berbahasa pada TTA. Selanjutnya, penelitian tentang TTA dilakukan oleh Markhamah dan Atiqa Sabardila (2010) mengenai keselarasan fungsi, kategori, dan peran pada TTA. Selain itu, juga telah dilakukan penelitian yang lain oleh Markhamah, dkk. (2011; 2012; 2013) tentang pengembangan materi ajar dan pembelajaran sintaksis berbasis teks terjemahan Alquran. Untuk penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Markhamah, dkk. (2014; 2015; 2015a; 2016; 2016a) tentang penggunaan satuan lingual yang mengandung pronomina persona pada TTA dan teks terjemahan hadis (TTH). Walaupun sudah ada beberapa penelitian mengenai TTA dan TTH, namun itu sangat kecil dibandingkan fenomenafenomena yang seharusnya diteliti pada keduanya. Kelengkapan kajian itu sangat diperlukan untuk memperluas kajian karakteristik bahasa Indonesia (BI) pada ragam terjemahan, khususnya pada TTA. Keluasan karakteristik kajian BI pada TTA itu menjadi sesuatu yang sangat penting seiring dengan berkembangnya pemakaian bahasa dalam berbagai ranah, dan salah satunya adalah ranah keagamaan seperti TTA. Pada TTA terjadi kontak bahasa antara bahasa Arab (BA) dengan bahasa Indonesia (BI). Hal ini disebabkan sumber yang diterjemahkan adalah BA yang memiliki sistem kebahasaan yang berbeda dengan BI. Dengan sistem bahasa yang berbeda, kemungkinan sekali akan terdapat pengaruh BA terhadap BI atau penggunaan BI yang berbeda dengan ragam lainnya. Misalnya, penerjemahan satuan lingual yang mengandung pronomina yang berbeda antara pada BA dengan BI. Salah satu perbedaannya dalam hal pernyataan 3

jumlah, yang pada BI tidak terdapat jumlah untuk dua (dualis), sementara pada BA terdapat dualis (Markhamah, dkk.: 2014). Penggunaan adverbia pada TTA dimungkinkan juga terjadi hal yang demikian. Bisa saja terjadi perbedaan karakteristik penggunaan adverbia dalam TTA tersebut. Untuk mengetahui karakeristik penggunaan adverbia pada TTA perlu dilakukan kajian secara mendalam dan menyeluruh. Adverbia bisa dikaji dari beberapa aspek, seperti (1) bentuk, (2) makna, (3) kategori modifikator, (4) posisi adverbia verba dan implikasi semantiknya, serta (5) bentuk pengungkapan maknanya. Namun, pada setiap bahasa belum tentu diteliti semua aspek tersebut. Di samping itu, pada setiap bahasa barangkali hanya diteliti dalam ragam tertentu. Pada penelitian ini aspek yang akan diteliti adalah makna adverbia. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama (SMP), kedudukan teks adalah sangat vital. Dari sebuah jenis teks kemudian dibahas strukturnya ataupun unsur kebahasaannya. Dalam pembahasan mengenai unsur kebahasaan, kategori kata atau kelas kata termasuk salah satu yang dimunculkan. Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian tentang adverbia ini diupayakan bisa diimplementasikan juga menjadi materi ajar pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). B. Ruang Lingkup Suatu penelitian perlu pembatasan masalah untuk mempermudah jalannya penelitian agar tidak terjadi penyimpangan dalam membahas pokok permasalahan yang diangkat. Adverbia dalam bahasa Indonesia digunakan 4

untuk menerangkan aspek, modalitas, kuantitas, dan kualitas dari kategori verba, ajektiva, numeralia, dan adverbia lainnya (Kridalaksana, 2005:84). Di sisi lain, Chaer (2015:49-50) menyatakan bahwa sejauh ini ada 15 makna yang dinyatakan oleh adverbia. Makna tersebut adalah sangkalan, jumlah (kuantitas, pembatasan, penambahan, keseringan (frekuensi), kualitas, waktu (kala), keselesaian, kepastian, keharusan, derajat, kesanggupan, harapan, keinginan, kesungguhan. Oleh karena banyaknya fungsi ataupun makna yang terkandung dalam adverbia, peneliti hanya akan membatasi permasalahan pada makna semantis adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah yang terdapat dalam teks terjemahan Alquran (TTA). C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, ada empat masalah yang perlu dicari jawabannya. 1. Apakah makna adverbia penanda aspek pada teks terjemahan Alquran (TTA)? 2. Apakah makna adverbia penanda sangkalan pada teks terjemahan Alquran (TTA)? 3. Apakah makna adverbia penanda jumlah pada teks terjemahan Alquran (TTA)? 4. Bagaimanakah hasil penelitian makna adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah pada teks terjemahan 5

Alquran (TTA) diimplementasikan sebagai materi ajar pada Sekolah Menengah Pertama? D. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, ada empat tujuan yang ingin dicapai. 1. Untuk mendeskripsikan makna adverbia penanda aspek pada teks terjemahan Alquran (TTA). 2. Untuk mendekripsikan makna adverbia penanda sangkalan pada teks terjemahan Alquran (TTA). 3. Untuk mendeskripsikan makna adverbia penanda jumlah pada teks terjemahan Alquran (TTA). 4. Untuk mendeskripsikan implementasi hasil penelitian makna adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah pada teks terjemahan Alquran (TTA) sebagai materi ajar pada Sekolah Menengah Pertama. E. Manfaat Penelitian Peneliti mengharapkan agar penelitian ini bisa bermanfaat secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat secara teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan atau penegasan bagi teori yang telah ada. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga berupa hasil penelitian mengenai makna adverbia penanda 6

aspek, sangkalan, dan jumlah dalam teks terjemahan Alquran (TTA) sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan bahasa Indonesia. 2. Manfaat secara praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pemakai bahasa Indonesia mengenai makna adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumah dalam teks terjemahan Alquran (TTA). b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami makna adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumah dalam teks terjemahan Alquran (TTA). F. Penjelasan Istilah Penjelasan istilah merupakan penjelasan dari istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Hal ini untuk menghindari adanya kegandaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang dipakai dalam judul penelitian. 1. Makna Makna adalah hubungan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa, atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya (Kridalaksana, 2001:132) 2. Adverbia Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi ajektiva, numeralia, atau proposisi dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 2005:81). 7

3. Adverbia Aspek Kridalaksana (2005:84) menyebutkan bahwa adverbia aspek adalah adverbia yang menerangkan apakah suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan, atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung (perfektif), belum selesai (imperfek), atau mulai berlangsung (inkoatif). 4. Adverbia Sangkalan Adverbia sangkalan adalah adverbia yang menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang didampinginnya (Chaer, 2015:50). 5. Adverbia Jumlah Adverbia jumlah (penjumlahan) adalah adverbia yang menyatakan banyak atau kuantitas terhadap kategori yang didampingi (Chaer, 2015:5) 8