Efisiensi Waktu Pengisian Perbekalan Terhadap Waktu Tambat Kapal Perikanan Bagan Perahu Di Tangkahan Bunga Karang Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Fish Debarkation Time Efficiency Toward Fishery Tether Time Of Ship Draft In Tangkahan Bunga Karang Sibolga City North Sumatera

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

Time Efficiency Of Fish Landing Toward Mooring Time Sondong Fishing Boats In Pangkalan Pendaratan Ikan Dumai City Riau Province ABSTRACT

THE EFFICIENCY OF SUPPLIES CHARGING TIME GILL NET AT FISHING PORT DUMAI CITY RIAU PROVINCE ABSTRACT.

ABSTRACT. Keywords: private port, purse seine, efficiency charging time supplies

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

Oleh Linois D Simarmata 1), Jonny Zain 2), Syaifuddin 2) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University ABSTRACT

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization.

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN KURAU DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS, RIAU Oleh: Jonny Zain dan Syaifuddin

THE CONDITION OF MAIN FACILITY IN THE VILLAGE OF FISH MARKETING PAKNINGASAL BUKITBATU DISTRICT OF BENGKALIS REGENCY IN RIAU PROVINCE

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

(Studi Tata Letak Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur) Jonny Zain

Keywords: Agam regency, contribution, fisheries sector, Tiku fishing port

JOM. VOL 3. 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN (TPI) DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

Management of Artisanal Fishing Port: a case study on Labuhanhaji fishing port, South Aceh Regency, Aceh Province. Abstract

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

EVALUATION UTILIZATION FACILITIES FISH LANDING BASE (PPI) DUMAI OF DUMAI CITY RIAU PROVINCE

KOMPARASI EFISIENSI WAKTU BONGKAR DAN WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN MELAUT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PPI DUMAI PROPINSI RIAU

STUDI PEMANFAATAN FASILITAS TEMPAT PENDARATAN IKAN DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

Yohannes A Banjarnahor 1), Eni Yulinda 2), Viktor Amrifo 2) ABSTRACT

EVALUATION THE USE OF FACILITY FISHING PORT TELAGA PUNGGUR BATAM CITY. Keywords: Utilization of facilities, facilities, fishing port, Batam

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

URNAL kuppstudy on utilization of Tiku fishing port facilities, Agam Regency, West Sumatera Province. Abstract

5 PPI MEULABOH DAN KONDISI OPERASIONALNYA

7 MEKANISME PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI ES

Study On Time Efficiency of Unloading Time of The Purse Seiner at Fishing Port of PT. Hasil Laut Sejati, Riau Islands Province.

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung

Wiga Yullia Utami 1), Eni Yulinda 2), Hamdi Hamid 2)

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS SUMATERA BARAT RULLI KURNIAWAN

JURNAL STUDI PEMANFAATAN FASILITAS FUNGSIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

EVALUATION OF THE USE OF FACILITIES IN PORT OF FISHERIES NUSANTARA SUNGAILIAT BANGKA BELITUNG PROVINCE

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

7 KAPASITAS FASILITAS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Data dan grafik produksi ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

6 STRATEGI PENGEMBANGAN PENYEDIAAN/ PENYALURAN BAHAN KEBUTUHAN MELAUT PERIKANAN PANCING RUMPON DI PPN PALABUHANRATU

Studi Kebutuhan Jenis dan Kapasitas Fasilitas Tempat Pendaratan Ikan Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung

ANALISIS USAHA JARING INSANG HANYUT (Drift Gill Net) TAMBAT LABUH KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA

Study On Time Efficiency of Tuna (thunnus sp) Catches Landing Toward Mooring Time of The Long Liner at Fishing Port of Bungus, west Sumatera Province

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Muhamad Farhan 1), Nofrizal 2), Isnaniah 2) Abstract

IDENTIFICATION SERVICE SYSTEM UNLOADING FISHING BOATS IN THE OCEAN FISHING PORT BELAWAN

Lampiran 1 Tata letak fasilitas di PPN Karangantu

Lampiran 1 Layout Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu

STUDY OF FISHING PORT FACILITIES REQUIREMENT S IN TERKUL VILLAGE DISTRICT OF RUPAT BENGKALIS REGENCY PROVINCE RIAU

ABSTRACT. Keyword : contribution, coal, income

6. FUNGSI PPI MUARA BATU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP

KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

STUDI PEMANFAATAN FASILITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN PAGURAWAN DI DESA NENASSIAM KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATUBARA PROVINSI SUMATERA UTARA.

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

BAB V EVALUASI KINERJA PELABUHAN

STUDY ON FUNCTIONAL FACILITIES UTILIZATION OF BUNGUS FISHING PORT AT WEST SUMATERA PROVINCE ABSTRACT

JOM VOL.3. 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University. 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

JURNAL STUDI TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS POKOK DI KAWASAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan

BAB III DESKRIPSI AREA

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

KONDISI DAN ANALISIS KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) TERNATE

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

JURNAL MANAJEMEN PENDARATAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

5. FASILITAS DAN AKTIVITAS PPI MUARA BATU

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Fungsi pelabuhan perikanan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

EFFICIENCY OF UTILIZATION OF FACILITY COLD STORAGE PT. GOLDEN CUP SEAFOOD IN OCEAN FISHING PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA

PPN Palabuhanratu. PPN Palabuhanratu ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

Transkripsi:

1 Efisiensi Waktu Pengisian Perbekalan Terhadap Waktu Tambat Kapal Perikanan Bagan Perahu Di Tangkahan Bunga Karang Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara Oleh Misnawati 1), Ir. Syaifuddin, M.Si 2), Ir. Jonny Zein, M.Si 2) ABSTRACT This research was held in 5 28 July 2012 in Tangkahan Bunga Karang Sibolga City Kelurahan Pancur North Province. The purpose of this research is to know time efficiency degree of time debarkation which needed by fisherman in making land fishes the resulf of capture especially on arrest tools ship draft and factors which are influenced. The method that use in this research is survey method. The result shows that discharge time efficiency toward fishery ship armada of ship draft that happen ranging from 34,40% until 65,50% with discharge time efficiency average 54,27%. There are some factors which making strong and weak correlation toward discharge time efficiency. Those factors which are making strong correlation, are: Tangkahan laborer value, laborer sort and wasting time, whereas factors which are making weak correlation toward discharge time efficiency are tether distance and weighing table, result capture value, armada dimension, discharge speed, and weather. Keywords : Efficiency, Debarkation time, tether time, traditional landing place 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University I. PENDAHULUAN Sibolga merupakan salah satu kota/kabupaten yang terdapat di pesisir Barat Sumatera Utara yang memiliki aktifitas perikanan yang relatif besar. Pada umumnya nelayan sibolga mendaratkan ikan ditangkahan, dimana tangkahan memiliki fasilitas yang baik dan lengkapuntuk melayani aktifitas pengisian perbekalan sampai pendistribusian hasil tangkapan (Situmorang, 2011). Selanjutnya dinyatakan bahwa aktifitas yang dilakukan di tangkahan antara lain 1) melayani pemenuhan kebutuhan melaut yakni pengisian bahan bakar kapal (BBM), pengisian air bersih (Air Tawar), dan pengisian Es, 2) melayani

2 pembongkaran hasil tangkapan, pengangkutan ikan dari palkah kapal ketempat penimbangan, penyortiran dan pengepakan ikan, 3) memasarkan ikan hasil tangkapan, yakni di mulai dari transaksi dan penjualan sampai pemasaran ikan secara lokal antar daerah maupun ekspor, 4) beberapa tangkahan melakukan pengolahan terhadap hasil tangkapan dan 5) memperbaiki dan merawat mesin kapal (Bengkel,Slip Way). Fasilitas-fasilitas yang terdapat di tangkahan umumnya berukuran relatif kecil. Hal ini disesuaikan dengan lahan yang dimiliki yang juga relatif kecil, Untuk mengatasinya biasanya pihak tangkahan memperluas daratan yang ada dengan mengggunakan reklamasi pantai ataupun mendirikan bangunan terbuat dari kayu di atas permukaan air laut (Zain,2002). Sehingga salah satu cara untuk dapat menampung aktifitas-aktifitas yang ada di tangkahan adalah dengan lebih mengefisienkan pemanfaatan fasilitas-fasilitas yang ada. Aktifitas ekonomi yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan usaha penangkapan ikan dan pengolahan hasil tangkapan adalah penyediaan kebutuhan melaut terutama untuk usaha penangkapan yang telah menggunakan motor dan berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama. Hal ini berkaitan dengan kelancaran operasi penangkapan ikan dan penanganan mutu ikan hasil tangkapan selama operasi penangkapan. Bahan bahan yang biasanya disiapkan untuk kebutuhan melaut diantaranya adalah Bahan Bakar Minyak, es, air tawar, bahan makanan dan lain-lain. Keberadaan tangkahan-tangkahan yang salah satunya tangkahan Bunga Karang dengan fasilitas yang memadai,diharapkan sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan, pusat kegiatan ekonomi perikanan produksi, pengolahan dan pemasaran hasil tangkapan dan pangkalan armada perikanan. Dengan kondisi tersebut, pelabuhan perikanan dapat mendukung segala usaha perikanan seperti modernisasi nelayan tradisional, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan. Efisiensi suatu tangkahan dapat dinilai dari kinerja operasional dan finansialnya, yang tentunya akan sangat terkait dalam mengisi perbekalan sebelum melaut di pelabuhan atau dermaga.

3 Fasilitas yang terdapat di tangkahan umumnya relatif kecil tapi aktifitas di tangkahan relatif besar. Hal ini disesuaikan dengan lahan yang dimiliki tangkahan relatif kecil. Maka tak heran bahwa tangkahan-tangkahan di Kota Sibolga makin bertambah banyak sehingga peranan PPNS tidak begitu besar terhadap perkembangan perikanan Sibolga. Dengan demikian salah satu cara untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas yang ada di tangkahan adalah efisiensi waktu pengisian perbekalan. Selain hal tersebut, pengefisiensian waktu pengisian perbekalan di tangkahan Kota Sibolga sangatlah penting untuk pencapaian tujuan dan pengembangan tangkahan tersebut. Pengefisiensian juga dimaksudkan supaya fasilitas yang ada dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan kondisi yang telah ada. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu pengisian Perbekalan antara lain pelaku pengisian perbekalan, tempat perbekalan, alat bantu pengisian perbekalan, pengelola pelabuhan, fasilitas-fasilitas di pelabuhan, kondisi Oseanografi,waktu tambat kapaldan kondisi cuaca. Jika tenaga kerja pengisian perbekalan dalam kondisi fisik yang kurang baik, umur non produktif, jumlah pelaku pengisian perbekalan, alat bantu bongkar yang tidak lengkap atau keadaan rusak dan pengalaman pengisian perbekalan yang kurang ahli dapat mempengaruhinya sehingga waktu tidak efisien. Jumlah kapal yang tambat dalam waktu bersamaan sehingga jarak dari pinggir dermaga kekapal menjadi semakin jauh karena dalam mengangkat es, bahan bakar minyak, air tawar maupun bahan makanan harus melewati kapalkapal lain yang sedang tambat labuh pada saat yang bersamaan sehingga dapat berpengaruh terhadap efisiensi waktu. Bagan perahu merupakan alat tangkap yang dominan di tangkahan bunga karang sehingga perlu dilakukan penelitian tentang efisiensi waktu pengisian perbekalan terhadap waktu tambat kapal perikanan bagan perahu di tangkahan Bunga Karang. 1.1.Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi waktu pengisian perbekalan yang di perlukan nelayan khususnya pada alat tangkap bagan perahu dan faktor faktor yang mempengaruhinya.

4 1.2. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan untuk mengetahui hal-hal yang harus ditingkatkan agar pelayanan aktifitas pengisian perbekalan dapat dilaksanakan secara efisien agar dapat mengetahui tingkat efisiensi waktu pengisian perbekalan. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5-28 Juli 2012 di Tangkahan Bunga Karang Kota Sibolga Kelurahan Pancuran Kerambil Provinsi Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke Tangkahan Bunga Karang Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara dan melakukan wawancara langsung kepada pemilik/pengelola tangkahan, buruh tangkahan, buruh angkut, nelayan dan pihakpihak lainnya yang terkait langsung terhadap aktifitas pengisian perbekalan pada armada kapal perikanan bagan perahu. 2.1. Prosedur Penelitian Penelitian ini di lakukan dengan 2 tahap yaitu pengumpulan data (yaitu berupa data utama dan data pendukung) dan analisis data. 2.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data Dalam penelitian yang dilakukan selama 10 hari maka data yang dikumpulkan terdiri dari data utama dan data pendukung. Dimana data utama adalah data yang digunakan untuk menentukan tingkat efisiensi waktu pengisian perbekalan terhadap waktu tambat kapal perikanan dengan alat tangkap bagan perahu. Data utama tersebut terdiri dari 2 antara lain adalah sebagai berikut: 1. Waktu perbekaln (WP) yaitu waktu yang dibutuhkan untuk aktifitas pengisian perbekalan terhitung dari kapal tambat di dermaga/jetty hingga semua perbekalan tersusun rapi di kapal(menit). 2. Waktu perbekalan efektif (WE) yaitu waktu yang digunakan semata-mata hanya untuk aktifitas pengisian perbekalan (menit). Data utama tersebut diambil selama 10 hari, dimana setiap harinya hanya mengamati aktifitas pengisian perbekalan sebanyak satu unit armada bagan perahu yang pertama pengisian perbekalan di Tangkahan Bunga Karang Kota

5 Sibolga. Hasil dari data utama tersebut akan di catat pada tabel perhitungan waktu aktifitas pengisian perbekalan. 1. Data pendukung adalah data yang digunakan untuk menjelaskan hasil analisis efisisiensi waktu pengisian perbekalan. Data tersebut antara lain : a. Ketersediaan perbekalan, yaitu : Jumlah es yang dibawa(batang) Jumlah BBM yang dibawa(liter) Jumlah air tawar yang dibawa(liter) Jumlah makanan yang dibawa(kg) b. Pelaku-pelaku pengisian perbekalan kapal, yaitu : Jumlah tenaga pengisian perbekalan(jiwa) c. Alat bantu pengisian perbekalan yang digunakan, yaitu : Jenis alat bantu d. Armada penangkapan yang digunakan, yaitu Ukuran armada(gt) Lama fishing trip(jam) e. Fasilitas di Tangkahan, yaitu : Kondisi fasilitas (lantai dermaga) Ukuran fasilitas (lebar dan panjang dermaga)(meter) Kelengkapan fasilitas (bolder dan fender) f. Kondisi cuaca, yaitu : Cuaca baik Cuaca buruk 2.3. Analisis Data Data yang telah diperoleh (data utama dan data pendukung) dikumpulkan dan ditabulasikan kemudian di analisa secara statistik dan deskriptif. Untuk menentukan tingkat efisiensi waktu pengisian perbekalan terhadap waktu tambat kapal perikanan bagan perahu digunakan formula sebagai berikut : Dimana : E = Tingkat efisiensi (%)

6 WE = Waktu efektif yang digunakan untuk aktifitas pengisian perbekalan (waktu yang digunakan semata-mata hanya untuk proses pengisian perbekalan) WP = Waktu yang dibutuhkan untuk aktifitas pengisian perbekalan (waktu yang dihitung dari kapal mulai tambat di dermaga hingga semua perbekalan tersusun rapi di kapal) Hasil analisis efisiensi tersebut selanjutnya dibahas secara deskriptif dengan menggunakan data pendukung dan literatur yang ada. Data pendukung yang diperoleh selama 10 hari akan ditampilkan dalam bentuk grafik yang memperlihatkan hubungan antara masing-masing data pendukung dengan tingkat efisiensi waktu pengisian perbekalan dimana hubungan tersebut di perlihatkan dalam bentuk persamaan regresi yaitu dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 sebagai berikut : III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Lokasi Tangkahan Bunga Karang Tangkahan Bunga Karang merupakan salah satu tangkahan yang ada di Kota Sibolga terletak di Jalan Jompol No.4 Kelurahan Pancur Kerambil. Secara geografis tangkahan terletak pada posisi 01º 44 08" LU - 98º 46 36" BT dengan luas areal tangkahan 457,5 m 2. 3.2. Fasilitas di Tangkahan Bunga Karang Fasilitas yang terdapat di Tangkahan Bunga Karang terdiri dari : Fasilitas pokok seperti lahan,dermaga/jetty dan kolam tangkahan, fasilitas fungsional terdiri dari ruang pelataran (Tempat Pemasaran Hasil Tangkapan), tangki, instalasi air bersih, instalasi air tawar, jaringan telepon dan radio SSB, sedangkan fasilitas penunjang terdiri dari kantor pengelola tangkahan, kamar mandi (WC) dan kantin. Dimana dari fasilitas-fasilitas tersebut diatas yang berhubungan langsung dengan aktifitas pengisian perbekalan antara lain : dermaga/jetty, tiang tambat (bolder), kolam tangkahan, ruang pelataran (Tempat Pemasaran Hasil Tangkapan). Sedangkan fasilitas fungsional yang berhubungan langsung pada proses pengisian perbekalan antara lain :Mesin penghancur es, gancu dan papan seluncuran.

7 3.2.1. Pelayanan Pengisian Perbekalan di Tangkahan Bunga Karang Telah dijelaskan sebelumnya bahwa aktifitas aktifitas pendukung perikanan tangkap yang terdapat di tangkahan ada 5 jenis (subbab 2.3). Dimana aktifitas tersebut dimulai dari pemenuhan kebutuhan melaut, pendaratan hasil tangkapan, pemasaran hasil tangkapan, pengolahan hasil tangkapan, tambat labuh kapal hingga perawatan atau perbaikan kapal. Sedangkan aktifitas pengisian perbekalan melaut terdiri atas pengisian perbekalan Es,BBM, air tawar dan makanan. 3.2.1.1.Pengisian BBM Untuk memenuhi kebutuhan BBM pada umumya nelayan tangkahan Bunga Karang masih mengandalkan jasa dari luar, untuk pengadaan BBM berupa solar tangkahan Bunga Karang harus menghubungi pihak PMS untuk mengantar solar dengan menggunakan drum dengan pick up. Kegiatan pengisian perbekalan di lakukan oleh masing-masing nelayan yang melibatkan 7-16 orang nelayan. Setelah memesan BBM, nelayan akanmenungu hinga BBM pesanan datang, BBM tersebut dibawa menggunakan drum dengan truk. Sesampai di tangkahan petugas pengelola yang akan mengantarkan BBM langsung memindahkan ke jerigen menggunakan mesin pompa. Nelayan langsung membawanya dengan menarik hingga sampai ke jetty tempat kapal nelayan tersebut bertambat lalu BBM tersebut dipindahkan/dirapikan keatas kapal. 3.2.1.2. Penyaluran Es Penyaluran Es bagi kebutuhan nelayan diambil dari pabrik es oleh CV. Pas di Pandan Tapanuli Tengah. Pabrik es balok CV. Pas memiliki kapasitas yang sama yaitu 100 ton/hari. Keberadaan pabrik es ini sangat penting bagi nelayan karena merupakan salah satu perbekalan yang wajib dibawa pada saat melaut guna menjaga kesegaran hasil tangkapan. Selain nelayan, pabrik es juga dimanfaatkan oleh pedagang ikan yang terdapat di tangkahan Bunga Karang untuk menjaga kualitas ikan sebelum dikirim kepada konsumen yang kebanyakan berada di luar kota. 3.2.1.3. Penyaluran Air Tawar Air tawar merupakan bahan perbekalan yang diperlukan oleh nelayan dalam operasional penangkapan ikan di laut, mulai dari minum hingga untuk

8 memasak sedangkan untuk pengisian palkah diambil dari air laut langsung yang dicampur dengan es untuk pengawetan ikan. Proses penyaluran air tawar ini dilakukan dengan mendapatkannya dari sumur bor yang berada di pinggir pelantar, sumur bor tersebut dilengkapi dengan pompa air untuk memudahkan nelayan saat melakukan pengisian air tawar, air tawar ini didapatkam nelayan secara cuma-cuma (gratis). 3.3. Unit Penangkapan di Tangkahan Bunga Karang Bagan perahu merupakan armada penangkapan yang telah lama di gunakan oleh masyarakat nelayan di Kota Sibolga. Daerah penangkapan alat tangkap bagan perahu terdapat di daerah Sorkam. Singkil, Padang, Mentawai, Pini, Tello, Pulau Marsala dan daerah Harojan. (Gunarso 1985 dalam Sinaga, 2005) juga menambahkan bahwa daerah penangkapan (fishng ground) alat tangkap bagan perahu adalah perairan pantai yang dasar perairannya terdiri dari pasir, lumpur campur pasir dan daerah yang sering terjadi pasang surut serta perairan yang agak curam dan agak dalam. Alat tangkap bagan di operasikan pada kedalaman sekitar 50-60 meter, seperti di pulau Mursala dengan kedalaman rata-rata sekitar 60 meter. Ukuran armada yang di operasikan oleh nelayan di tangkahan Bunga Karang dapat di lihat pada Tabel di bawah ini : Tabel 1. Ukuran armada yang di gunakan oleh nelayan di Tangkahan Bunga Karang Hari Nama Armada Ukuran(Gt) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KM. Intan Sari KM. Setia Budi KM. Laras KM. Cahaya Teguh KM. Mitra Mekar Sari KM. Hotma KM. Hidup Bersama KM. Sm Bersama KM. Setia Budi KM. Intan Sari 28 30 28 30 29 30 29 30 30 28 3.3. Efisiensi Waktu Pengisian Perbekalan Waktu Tambat Tangkahan Bunga Karang melayani 24 jam terhadap armada yang akan bertambat di dermaga. Armada yang akan bertambat di dermaga terlebih dahulu

9 menghubungi pihak pengelola tangkahan dengan menggunakan radio SSB sebagai alat komunikasi. Tangkahan Bunga Karang melakukan aktifitas bertambat dan pengisian perbekalan pada pagi hari dari jam 08.00 hingga15.00 WIB. Waktu tambat armada yang datang sebelum waktu pelayanan pengisian perbekalan dihitung dari jam buka pelayanan pengisian perbekalan di tangkahan hingga pengisian perbekalan selesai. Sedangkan, waktu tambat armada datang pada saat waktu pelayanan dihitung dari armada selesai pasang tali tambat hingga pengisian perbekalan selesai. Lama waktu tambat selama 10 hari pengamatan berkisar antara 2,96 jam hingga 4,65 jam, waktu tambat yang sedikit terbuang terjadi pada hari ke-6 yaitu armada KM Hotma sedangkan waktu tambat yang terbuang paling banyak terjadi pada hari ke -1 dengan Armada KM Intan Sari. Waktu Terbuang Waktu terbuang terhadap waktu pengisian perbekalan merupakan waktu yang digunakan selain waktu aktifitas pengisian perbekalan dimulai kapal bertambat. Lama waktu pengisian perbekalan selama 10 hari pengamatan berkisar antara 1,31 jam hingga 3,05 jam,waktu pengisian perbekalan yang sedikit terbuang terjadi pada hari ke-4 yaitu armada KM Cahaya Teguh sedangkan pengisian perbekalan terbuang paling banyakterjadi pada hari ke -1 dengan armada KM Intan Sari. Waktu Pengisian Perbekalan Terpakai Waktu pengisian perbekalan yaitu lamanya waktu yang dihitung mulai dari proses pemesanan bahan perbekalan melaut hingga semua bahan perbekalan melaut tersusun rapi di kapal (jam). Lama waktu pengisian perbekalan terpakai selama 10 hari pengamatan berkisar antara 2,96 jam hingga 4,68 jam. Waktu pengisian perbekalan terpakai yang sedikit terjadi pada hari ke-6 yaitu pada armada KM Hotma, sedangkan waktu pengisian perbekalan terpakai paling banyak terjadi pada hari ke -3 dengan armada KM Laras. Waktu Pengisian Perbekalan Efektif Waktu pengisian perbekalan efektif yaitu lamanya waktu pengisian perbekalan dikurangi lamanya waktu terbuang (jam) atau waktu yang digunakan semata-mata hanya untuk aktifitas pengisian perbekalan dalam satuan jam. Lama

10 waktu efektif selama 10 hari pengamatan berkisar antara 2,46 jam hingga 2,73 jam. Waktu efektif terkecil terjadi pada hari ke-1 yaitu pada armada KM Intan Sari, sedangkan waktu efektif yang terbesar terjadi pada hari ke -4 dan ke -7 dengan armada KM Cahaya Teguh dan Hidup Bersama. Efisiensi Waktu Perbekalan Efisiensi merupakan hasil dari pelaksanaan aktifitas pengisian perbekalan yang dilakukan melebihi dari yang semestinya, baik dari sisi proses maupun dalam sisi waktu sehingga tiba dalam waktu yang lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Lama efisiensi waktu perbekalan terpakai selama 10 hari pengamatan berkisar antara 34,40% hingga 65,50%. Efisiensi waktu perbekalan yang terkecil terjadi pada hari ke-1 yaitu pada armada KM Intan Sari, sedangkan efisiensi waktu perbekalan terpakai paling banyak terjadi pada hari ke -4 dengan armada KM Cahaya Teguh. Berikut ini tabel 2 data pengamatan efisiensi waktu pengisian perbekalan saat kapal bertambat sampai selesai mengisi perbekalan selama 10 hari Tabel 2. Lamanya waktu pengisian perbekalan selama 10 hari pengamatan Hari pengamatan W. pengisian perbekalan (jam) W. perbekalan (jam) W. efektif ( jam) W. terbuang ( jam) T. efisiensi (%) 1. 08.02 01.33 4,65 2,46 3,05 34.40 2. 10.00 02.19 3,76 2,65 1,66 55.75 3. 09.02-01.49 4,63 2,7 2,06 55.87 4. 10.01-02.01 3,81 2,73 1,31 65.50 5. 08.00 01.01 3,78 2,58 1,46 61.23 6. 08.00-12.31 2,96 2,5 1,35 54.49 7. 08.03-11.57 3,28 2,73 1,66 61.92 8. 08.03-12.33 4,15 2,56 1,96 51.40 9. 08.00-12.36 4,03 2,63 2,0 50.41 10. 08.00 12.06 3,21 2,58 1,55 51.81 Dari Tabel 2 di atas dapat di ketahui bahwa Efisiensi waktu pengisian perbekalan yang terjadi selama 10 hari pengamatan berkisar antara 34,40 % hingga 65,50% dengan rata-rata 54,27%.

11 3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Waktu Perbekalan Besar kecilnya efisiensi waktu perbekalan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain jumlah perbekalan BBM, jumlah perbekalan Es, jumlah Air Tawar, ukuran armada, fishing trip, buruh angkut, kondisi cuaca dan waktu terbuang.dimana tingkat efsiensi waktu pengisian perbekalan tersebut di hubungkan ke faktor-faktor yang berkorelasi kuat. Berikut faktor berkorelasi kuat terhadap efisiensi waktu pengisian perbekalan. yang Tabel 3 Jenis dan Kekuatan Hubungan Beberapa Faktor Dengan Efisiensi Waktu Pengisian Perbekalan No Jenis Faktor Jenis Hubungan 1 Jumlah Linear perbekalan Es Persamaan y = -0.002x 2 + 0.593x + 30.85 Nilai Korelasi 0.824 Kekuatan Hubungan Kuat 2 Buruh angkut Linear y= 3.328 x + 14.99 0.964 Kuat 3 Ukuran armada Linear y= -10.14x 2 + 592.2x-8584.3 0.623 Kuat 4 Waktu Terbuang Polynomial y = -3.669x 2 + 1.302x + 64.76 0.877 Kuat 5 Kondisi cuaca Kuat Dari Tabel diatas terlihat bahwa jumlah perbekalan es, buruh angkut, ukuran armada, waktu terbuang dan kondisi cuaca. Disamping itu juga terdapat beberapa faktor yang berkorelasi lemah terhadap efsiensi waktu pengisian perbekalan. Tabel 4 Jenis dan Kekuatan Hubungan Beberapa Faktor Dengan Efisiensi Waktu Pengisian Perbekalan No Jenis Faktor Jenis Persamaan Nilai 1 Jumlah perbekalan BBM Hubungan Polynomial y= 4E-05x 2-0.1287x =146.27 Korelasi 0.255 Kekuatan Hubungan Lemah 2 Jumlah perbekalan Air Tawar - - - 3 Fishing Trip Polynomial y = 3.3063x 2-57.39x + 296.86 0.420 Lemah Dari Tabel diatas terlihat bahwa faktor-faktor tersebut diatas tidak memiliki korelasi yang kuat terhadap efisiensi waktu pengisian perbekalan. Dimana seharusnya menurut pendugaan sementara yang di lakukan terhadap

12 jumlah perbekalan BBM, jumlah perbekalan air tawar dan fishing trip memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi waktu pengisian perbekalan dimana semakin banyak jumlah BBM yang dibawa untuk melaut maka akan menambah lamanya waktu yang di gunakan untuk pengisian perbekalan sehingga dapat mengurangi efisiensi waktu pengisian perbekalan yang terjadi IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Efisiensi waktu pengisian perbekalan terhadap armada kapal perikanan bagan perahu yang terjadi berkisar antara 34.40% sampai 65.50 % dengan efisiensi waktu pergisian perbekalan rata-rata 54.27% ( kurang efisien). Terdapat faktor-faktor yang berkorelasi kuat dan lemah terhadap efisiensi pengisian perbekalan. Dimana faktor yang berkorelasi kuat terhadap efisiensi pengisian perbekalan antara lain: jumlah buruh angkut, jumlah perbekalan Es, waktu terbuang, kondisi cuaca dan ukuran armada sedangkan faktor yang berkorelasi lemah terhadap efisiensi waktu pengisian perbekalan adalah jumlah perbekalan BBM, jumlah perbekalan air tawar dan fishing trip. 5.2. Saran Tingkat Efisiensi waktu Pengisian perbekalan yang terdapat Di Tangkahan Bunga Karang masih belum mencapai nilai efisiensi yang di harapkan dimana tingkat efisiensi berada pada 54,27 %, untuk itu di butuhkan beberapa hal penting dalam mencapai tingkat efisiensi yang di harapkan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis sangat berterima kasih kepada Bapak Ir. Syaifuddin,M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Ir.Jonny Zain,M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak memberi masukan dalam penelitian ini. Kepada para nelayan yang ada di tangkahan yang dengan ramah dan sabar memberikan informasi tentang faktorfaktor apa saja yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu pengisian perbekalan yang terdapat di Tangkahan Bunga Karang Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara. Tidak lupa pula penulis juga sangat berterima kasih kepada Bapak Jonantar Sianipar sebagai pemilik/pengelola tangkahan dan pelaku pengisian perbekalan yang terlibat dalam akifitas perbekalan yang dengan senang hati telah menerima dan membantu kami dalam mendapatkan informasi tentang penelitian ini.

13 DAFTAR PUSTAKA Aditya,Y. 2004. Eisiensi Pemanfaatan Fasilitas di Tangkahan Perikanan Kota Sibolga Propinsi Sumatera Utara.Skripsi.Akultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.Pekanbaru. 65 hal ( tidak diterbitkan). Ariani.F.Y., 2007.Studi Pengelolaan Tempat Pendaratan Ikan(Pelanto)di Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau.Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.Pekanbaru.90 hal (tidak diterbitkan). Yusrizal, S. 2003. Studi tentang pemanfaatan fasilitas pelabuhan perikanan dan kemungkinan pengembangannya di pelabuhan perikanan nusantara belawan sumatera utara. Skripsi fakultas perikanan dan ilmu kelautan universitas riau. (tidak dipublikasikan) Zain, J. 2002. Studi Aktifitas Tangkahan dan Pengaruhnya Terhadap Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga Sumatera Utara. Tesis Institut Peretanian Bogor. Bogor 252 hal.