Alviyana, Baedhowi, Kristiani * *Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

PENGARUH LATAR BELAKANG GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

Edu Elektrika Journal

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA SWASTA SE-KOTA PEKANBARU

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP NEGERI 5 UNGARAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

PENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta)

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI BERMEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL KELAS XI POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU PAKET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SD Abay Rostika 1

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH, METODE MENGAJAR GURU DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MAN PALANGKI E-JURNAL

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Belajar terhadap

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

RATIH DEWI PUSPITASARI K

PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

Keefektifan Manajemen Layanan Khusus Sekolah dan Pengaruhnya terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri Se Kota Malang

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA BOARDING SCHOOL MAN 1 SURAKARTA. Rita Rahmawati, Siswandari, Elvia Ivada

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Economic Education Analysis Journal

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR KONTRIBUSINYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Mardiatul Hasanah 41, Wachju Subchan 42, Dwi Wahyuni 43

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 PEKANBARU

ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

KORELASI ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTIK DAN MINAT SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH SURUH KABUPATEN SEMARANG ABSTRACT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Kata kunci: Prestasi Belajar Akuntansi, Lingkungan Sekolah, Minat Belajar, Kebiasaan Belajar

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

Transkripsi:

ANALISIS EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KURIKULUM 2013, MINAT BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PEMASARAN PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA Alviyana, Baedhowi, Kristiani * *Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret Email: alviyana@fkip.uns.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui efektivitas pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di kelas XI Pemasaran. (2) Mengetahui minat belajar siswa di kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. (3) Mengetahui prestasi belajar siswa di kelas XI Pemasaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah angket atau kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik perbandingan rata-rata uji t. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di kelas XI Pemasaran sudah efektif. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel ; 4,610 > 1,99174. (2) Minat belajar siswa kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 kurang maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung < t tabel ; 0,306 < 1,99174. (3) Prestasi belajar siswa kelas XI Pemasaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan sudah maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel ; 7,239 > 1,99174. Kata kunci: pelaksanaan Kurikulum 2013, minat belajar, prestasi belajar ABSTRACT The objectives of this study were to (1) determine effectiveness of implementing Kurikulum 2013 on Craft and Entrepreneurship subject in grade XI Marketing. (2) Determine student s learning interest in grade XI Marketing on Craft and Entrepreneurship subject in implementing of Kurikulum 2013. (3) Determine student s learning achievement in grade XI Marketing in implementing 1

of Kurikulum 2013 on Craft and Entrepreneurship subject. This research is a descriptive study with quantitative approach. Data collection technique used is questionnaire. Analyse technique of data used is compare means technique t test. Based on the result of the study can be concluded that (1) implementation of Kurikulum 2013 on Craft and Entrepreneurship subject in grade XI Marketing was effective. This is indicated by the t count > t table ; 4,610 > 1,99174 (2) Student s learning interest in grade XI Marketing on Craft and Entrepreneurship less than maximum. This is indicated by the t count < t table ; 0,306 < 1,99174 (3) Stud ent s learning achievement in grade XI Marketing in implementing of Kurikulum 2013 on Craft and Entrepreneurship subject has a maximum. This is indicated by the t count > t table ; 7,239 > 1,99174. Keyword: implementing of Kurikulum 2013, learning interest, learning achievement PENDAHULUAN Salah satu tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan pendidikan dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan adalah menyediakan perangkat pendidikan, salah satunya adalah kurikulum.isu dalam dunia pendidikan saat ini adalah tentang pemberlakuan Kurikulum 2013. Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan Kurikulum 2013 dikembangkan dengan alasan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) yang kompeten tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga seimbang dengan aspek lainnya, yaitu aspek afektif dan aspek psikomotorik. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran berbasis sikap, 2

keterampilan, dan pengetahuan. Salah satu kunci utama efektivitas atau keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah bagaimana kegiatan belajar mengajar sebagai proses transfer informasi dilaksanakan. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah berjalan hampir 2 tahun, sedikit banyak telah menunjukkan bagaimana kemampuan guru dalam mengajar yang sesuai dengan pelaksanaan Kurikulum 2013. Pada awal pelaksanaan, guru masih belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan konsep pendekatan saintifik. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan juga belum sesuai dengan konsep pendekatan saintifik. Kendala lain yang dihadapi guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah bagaimana membangkitkan minat belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Peran guru untuk meningkatkan minat siswa pada pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 tidaklah mudah. Banyaknya siswa yang merasa terbebani dengan struktur Kurikulum 2013 dengan adanya penambahan jam belajar siswa di sekolah secara langsung mempengaruhi ketertarikan atau minat siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Ketidaksiapan pemerintah pada awal pelaksanaan Kurikulum 2013 juga mengakibatkan belum tersedianya sarana prasarana yang mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 sehingga menyebabkan siswa kesulitan dalam mengkuti kegiatan pembelajaran dan berpengaruh pada minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Selain konsep pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya, proses penilaian yang digunakan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 juga berbeda. Pada pelaksanaan Kurikulum 2013, sistem penilaian yang digunakan adalah sistem penilaian autentik. Kendala dalam proses penilaian yang dihadapi guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah banyaknya jenis-jenis penilaian yang harus dilakukan. Banyaknya kegiatan penilaian yang 3

harus dilakukan, menjadikan guru kebingungan dengan proses penilaian autentik. Rumitnya proses penilaian yang harus dilakukan membutuhkan waktu yang lama sehingga menyebabkan guru tidak mempunyai waktu untuk mengembangkan diri. Hasil akhir yang diharapkan dari suatu kegiatan pembelajaran adalah adanya peningkatan pada prestasi belajar siswa. Pelaksanaan Kurikulum 2013 diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih dibandingkan dengan penerapan kurikulum pada kurikulum sebelumnya. Prestasi belajar siswa kelas XI dalam penerapan KTSP pada mata pelajaran Kewirausahaan sudah mencapai 68% siswa yang telah mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 75, sedangkan 32% siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di kelas XI Pemasaran, (2) mengetahui minat belajar siswa di kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, dan (3) mengetahui prestasi belajar siswa di kelas XI Pemasaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari, yang diistilahkan sebagai tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish. Penggunaan kurikulum selain dalam dunia olah raga, diadopsi dalam dunia pendidikan dengan definisi sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat. Kurikulum juga berarti keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan (Nasution, 2011). Seiring dengan perkembangan zaman, pengertian kurikulum juga mengalami perkembangan dan perubahan. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta 4

adanya pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, memperluas pengertian kurikulum yang semula hanya memuat mata pelajaran tradisional menjadi kurikulum memuat berbagai kegiatan lain yang dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman kepada siswa, baik di dalam maupun di luar sekolah. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dilaksanakan mulai pada tahun 2013. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Terdapat beberapa elemen perubahan dalam Kurikulum 2013, yaitu sebagai berikut: 1. Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan menurut PP No. 19 Tahun 2005 adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Perubahan Standar Kompetensi Lulusan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 2. Standar Isi Standar Isi, sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 19 Tahun 2005 adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Perubahan dalam Standar Isi ditekankan pada materi pembelajaran yang dikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuain dan kecukupan, 5

kemudian mengakomodasi konten lokal, nasional, dan internasional. 3. Standar Proses Pengertian Standar Proses seperti yang dijelaskan dalam PP No, 19 Tahun 2005 adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Perubahan dalam Standar Proses lebih ditekankan pada bagaimana kegiatan pembelajaran dilakukan menggunakan pendekatan saintifik. 4. Standar Penilaian Standar Penilaian berdasarkan pada PP No. 19 Tahun 2005 adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Perubahan dalam Standar Penilaian adalah penilaian yang dilakukan menggunakan penilaian autentik. Dari keempat elemen perubahan yang dilakukan, pelaksanaan Standar Proses, yang ditekankan pada pendekatan saintifik, dan Standar Penilaian, yang ditekankan pada penilaian autentik, masih mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Efektivitas Efektivitas secara umum diartikan dengan seberapa jauh ketercapaian suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Efektivitas pada dasarnya menunjukkan taraf ketercapaian hasil yang telah ditentukan. Efektivitas berkaitan dengan keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Efektivitas lebih berfokus pada hasil atau output yang telah dicapai dari suatu perlakuan (treatment) yang telah diterapkan. Minat Belajar Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010: 180). Bila dikaitkan dalam kegiatan pembelajaran, minat dapat diartikan dengan ketertarikan siswa terhadap kegiatan pembelajaran atau rasa suka siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa 6

untuk memberikan perhatian yang lebih. Minat tidak hanya dibuktikan dengan pernyataan, tetapi juga dapat ditunjukkan dengan suatu aktivitas. Minat yang telah disadari oleh siswa dalam bidang pelajaran, akan mampu menjaga pikiran siswa dalam kegiatan belajar untuk menguasai pelajaran tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa dibedakan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Slameto (2010) mengklasifikasikan faktor internal menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Faktor jasmaniah Faktor jasmaniah berhubungan dengan fisik siswa. Hal-hal yang terjadi pada fisik siswa tentu saja berpengaruh pada minat siswa dalam belajar. Faktor jasmaniah berhubungan dengan kesehatan siswa dan cacat tubuh yang mungkin terjadi pada siswa. 2. Faktor psikologis Faktor psikologis merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan psikologis atau kejiwaan siswa. Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi minat belajar siswa terdiri dari intelegensi, perhatian, minat bakat, kematangan, dan kesiapan. 3. Faktor kelelahan Faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelemahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dari adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat atau dorongan untuk melakukan sesuatu hilang. Selain faktor internal yang telah dijelaskan di atas, minat siswa juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar siswa terdiri dari tujuan pembelajaran, guru, bahan pelajaran, metode mengajar, media pembelajaran, dan lingkungan yang dijelaskan sebagai berikut: 7

1. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran berkaitan dengan usaha-usaha yang akan dicapai guru dalam mengajar. 2. Guru Hubungan antara guru dengan siswa memegang peranan penting dalam membangkitkan minat belajar siswa. Guru yang berpenampilan menarik akan membangkitkan minat belajar siswa. 3. Bahan pembelajaran Bahan pembelajaran atau materi pembelajaran berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Bahan pembelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan diingat. 4. Metode pembelajaran Guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan isi pembelajaran dan kondisi kelas dalam menyampaikan pembelajaran. Metode pembelajaran yang merangsang keaktifan dan kreativitas siswa, inovatif, dan menyenangkan tentunya akan menarik minat siswa. Berbeda dengan metode ceramah yang terus menerus dilakukan akan menimbulkan kebosanan pada diri siswa. 5. Media pembelajaran Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah untuk memperjelas materi yang disampaikan oleh guru. Media pembelajaran yang sesuai dengan isi materi yang disampaikan akan menarik perhatian siswa sehingga menimbulkan rasa senang dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran juga dapat mengurangi verbalitas sehingga pembelajaran tidak monoton. 6. Lingkungan Lingkungan siswa belajar merupakan hal penting yang mempengaruhi minat belajar siswa. Siswa akan mempunyai minat terhadap suatu pelajaran, jika siswa berada pada lingkungan yang mendorong timbulnya minat belajar tersebut. Minat belajar siswa dapat diukur dari indikator yang terdiri dari perasaan senang siswa, kemauan siswa, kesadaran siswa, dan perhatian siswa dalam pembelajaran. 8

1. Perasaan senang Perasaan senang dalam kegiatan pembelajaran ditunjukkan dengan pendapat siswa terhadap mata pelajaran, perasaan siswa saat mengikuti pelajaran, dan ketertarikan siswa terhadap pelajaran 2. Kemauan siswa Kemauan siswa dalam belajar meliputi aspek kemauan siswa untuk mengerjakan soal/tugas dan kemauan siswa untuk belajar dari sumber lain. 3. Kesadaran siswa Kesadaran siswa terhadap pelajaran ditunjukkan dengan adanya kesadaran siswa untuk belajar di rumah, kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas, kesadaran siswa terhadap pemahaman dalam belajar, dan kesadaran untuk mengejar ketinggalan. 4. Perhatian siswa Perhatian siswa terhadap pelajaran ditunjukkan dengan perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa saat diskusi, dan perhatian siswa saat ulangan Prestasi Belajar Prestasi belajar menurut Syah (2005: 141) diartikan dengan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Prestasi belajar dapat diartikan dengan tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu yang dapat diukur dengan tes dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor. Prestasi belajar yang baik dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan proses belajar. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tesebut dibedakan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini berkaitan dengan kondisi jasmani dan rohani siswa, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal berhubungan dengan 9

lingkungan siswa. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikolgis, dan faktor kelelahan. 1. Faktor jasmaniah Faktor jasmaniah merupakan faktor yang berhubungan dengan fisik siswa. Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan siswa akan mempengaruhi proses belajar siswa, begitu pula dengan kemungkinan adanya cacat fisik yang diderita siswa. 2. Faktor psikologis Faktor psikologis siswa berhubungan dengan psikologis atau kejiwaan siswa. Faktor-faktor yang termasuk dalam psikologis siswa terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. 3. Faktor kelelahan Kelelahan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani ditunjukkan dengan lemah lunglai dan keinginan untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani ditandai dengan adanya kelesuan dan kebosanan pada diri siswa. Faktor eksternal umumnya berkaitan dengan lingkungan siswa. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari 3 faktor, yaitu keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan keadaan masyarakat. 1. Keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan belajar yang pertama dan paling utama dalam mempengaruhi siswa. Keadaan keluarga mempunyai peranan besar dalam mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Keadaan keluarga yang dimaksud diantaranya cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan pengertian orang tua. 2. Keadaan sekolah Lingkungan sekolah merupakan lingkungan tempat siswa belajar secara sistematis. Keadaan sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya adalah metode pembelajaran yang 10

digunakan guru, kurikulum yang digunakan, relasi siswa dengan guru, relasi siswa dengan siswa lain, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar, dan fasilitas lain yang mendukung kegiatan pembelajaran. 3. Keadaan masyarakat Lingkungan masyarakat adalah lingkungan yang ada di sekitar siswa. Kondisi yang sedang terjadi di masyarakat akan mempengaruhi siswa karena siswa berada di lingkungan tersebut. Hipotesis Berdasarkan uraian kajian teori di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di kelas XI Pemasaran sudah efektif 2. Minat belajar siswa kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah tinggi 3. Prestasi belajar siswa kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah tinggi METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Surakarta yang berlokasi di Jl. LU. Adisucipto No. 38, Laweyan, Surakarta 57413 dengan pertimbangan bahwa SMK Negeri 6 Surakarta adalah sekolah yang masih melaksanakan Kurikulum 2013, belum ada penelitian serupa yang pernah dilakukan, dan data yang diperlukan tersedia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI Pemasaran yang terdiri dari 66 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 66 siswa. Variabel dalam peneltian ini adalah Pelaksanaan Kurikulum 2013 (X 1 ), Minat Belajar (X 2 ), dan Prestasi Belajar (Y). Dalam penelitian ini, masing-masing variabel dianalisis secara terpisah untuk menjawab rumusan masalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Data 11

pelaksanaan Kurikulum 2013 dan minat belajar diperoleh dari hasil angket yang diukur menggunakan skala Likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik perbandingan uji rata-rata t dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Uji persyaratan analisis yang digunakan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Hipotesis untuk Efektivitas Pelaksanaan Kurikulum 2013 Uji t satu sampel digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu yang digunakan sebagai pembanding berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sampel yang didapatkan. Hipotesis Ho : pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di kelas XI Pemasaran sudah efektif Ha : pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di kelas XI Pemasaran belum efektif Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila t- hitung lebih kecil dari t tabel Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel Nilai t tabel Tabel 1 Nilai t tabel Kegiatan Pembelajaran Kurikulum 2013 (X 1 ) One-Sample Test Test Value = 28.7 T df Kurikulum 2013 (X1) 12.008 65 (Sumber: data primer yang diolah, 2015) Berdasarkan tabel nilai One Sample Test di atas, dapat diketahui bahwa nilai t hitung pada variabel X 1 sebesar 12,008 dengan test value sebesar 28,7. Sedangkan nilai t tabel dengan derajat kebebasan sebesar 65 adalah 1,99714, Sehingga dapat dinotasikan dengan t hitung > t tabel, 12,008 > 1,99714. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh 12

guru sudah sesuai dengan pembelajaran yang berbasis scientific learning. Test value sebesar 28,7 merupakan batas kriteria pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan scientific learning. Berikut disajikan histogram distribusi hasil angket kegiatan pembelajaran yang dilakukan: 30 25 20 15 10 5 0 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Sangat Sesuai Sesuai Cukup Kurang Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Gambar 1 Distribusi Hasil Angket Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan gambar 4.1 di atas, dapat diuraikan bahwa banyaknya siswa yang menyatakan kegiatan pembelajaran sangat sesuai dengan pembelajaran yang berbasis scientific learning sebanyak 3 siswa. Banyaknya siswa yang menyatakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang berbasis scientific learning sebanyak 28 siswa, siswa yang menyatakan kegiatan pembelajaran cukup sesuai dengan pembelajaran yang berbasis scientific learning sebanyak 25 orang, siswa yang menyatakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang berbasis scientific learning sebanyak 10 siswa, dan tidak ada siswa yang menyatakan kegiatan pembelajaran sangat tidak sesuai dengan pembelajaran berbasis scientific learning. Uji Hipotesis untuk Minat Belajar Uji hipotesis untuk menguji minat belajar siswa kelas XI Pemasaran digunakan uji t pihak kiri. Hipotesis Ho : minat belajar siswa di kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah tinggi Ha : minat belajar siswa di kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam 13

pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah tidak tinggi Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai t hitung lebih besar atau sama dengan dari t tabel Nilai t tabel Tabel 2 Nilai t tabel untuk Minat Belajar One-Sample Test Test Value = 122.5 t df Minat Belajar (X2).306 65 (Sumber: data primer diolah, 2015) Berdasarkan tabel nilai One Sample T-test di atas, dapat diketahui bahwa nilai t hitung pada variabel minat belajar sebesar 0,306 dengan nilai test value sebesar 122,5. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai t tabel dengan derajat kebebasan 65 dan taraf kesalahan sebesar 5% adalah 1,99714. Berdasarkan hasil tersebut, maka t hitung < t tabel ; 0,306 < 1,99714; maka Ho ditolak, sehingga hipotesis minat belajar siswa kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah tinggi ditolak. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, sebanyak 48,48% siswa kelas XI Pemasaran yang mempunyai minat belajar dengan kriteria tinggi dan 0% siswa yang mempunyai minat belajar dengan kriteria sangat tinggi, sedangkan 48,48% siswa mempunyai minat belajar dengan kriteria cukup tinggi dan 3,03% siswa mempunyai minat belajar dengan kriteria rendah. Siswa yang mempunyai minat belajar dengan kriteria sangat rendah adalah 0%. Berikan disajikan histogram distribusi frekuensi hasil angket minat belajar siswa. 14

35 30 25 20 15 10 5 0 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Minat Belajar Prakarya dan Kewirausahaan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah tinggi Ha : prestasi belajar siswa di kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah tidak tinggi Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila Gambar 2 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Minat Belajar Siswa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai t hitung lebih besar atau sama dengan dari t tabel Berdasarkan gambar 4.2, dapat diuraikan bahwa banyaknya siswa yang mempunyai minat dengan kriteria sangat tinggi adalah 0, siswa yang mempunyai minat dengan kriteria tinggi sebanyak 32, kriteria cukup sebanyak 32, kriteria rendah sebanyak 2, dan kriteria sangat rendah sebanyak 0. Uji Hipotesis untuk Prestasi Belajar Hipotesis Ho : prestasi belajar siswa di kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Nilai t tabel Tabel 3 Nilai t tabel untuk Prestasi Belajar One-Sample Test Test Value = 75 T Df Prestasi Belajar (Y) 7.239 65 (Sumber: data primer diolah, 2015) Berdasarkan tabel nilai One Sample Test di atas, dapat diketahui bahwa nilai t hitung pada variabel prestasi belajar sebesar 7,239 dengan 15

test value sebesar 75. Nilai t tabel dengan derajat kebebasan sebesar 65 adalah 1,99714, sehingga dapat dinotasikan dengan t hitung > t tabel, 7,239 > 1,99714. Dari hasil nilai tersebut dapat diinterpretasikan bahwa Ho diterima, sehingga hipotesis prestasi belajar siswa kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah tinggi diterima. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, sebanyak 72,27% siswa telah mencapai standar KKM yang ditetapkan dan sebanyak 22,73% siswa belum mencapai standar KKM. Berikut disajikan diagram distribusi frekuensi prestasi belajar siswa: 60 50 40 30 20 10 0 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Lulus Tidak Lulus Gambar 3 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan pada gambar 4.3, jumlah siswa yang lulus atau memenuhi nilai KKM sebanyak 51 siswa, sedangkan siswa yang tidak lulus atau belum mencapai nilai KKM sebanyak 15 siswa. SIMPULAN Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di kelas XI Pemasaran sudah efektif 2. Minat belajar siswa kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan adalah tidak tinggi 3. Prestasi belajar siswa kelas XI Pemasaran pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah tinggi 16

Implikasi Berdasarkan pada simpulan penelitian, implikasi yang ditemukan dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah sesuai dengan pendekatan saintifik. Oleh karena itu, guru perlu mempertahankan dan meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan 2. Minat belajar siswa cenderung rendah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, sehingga guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mendorong minat belajar siswa. 3. Beberapa siswa belum mampu mencapai standar KKM. Guru harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya dan memperbaikinya untuk memaksimalkan tingkat ketuntasan Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan saran bagi guru, sekolah, dan peneliti selanjutnya. Saran bagi guru yaitu guru harus terus melakukan peningkatan kompetensi, terutama kompetensi pedagogiknya dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan, workshop, atau lainnya secara berkelanjutan. Guru juga harus mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan memanfaatkan fasilitas yang ada. Saran yang dapat dikemukan bagi sekolah adalah sekolah harus mampu memberikan fasilitas dan mendukung guru dalam mengembangkan kompetensinya dengan upaya memfasilitasi guru untuk mendapatkan pelatihan secara periodik. Sekolah juga harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran, seperti menyediakan bahan-bahan pelajaran yang digunakan untuk praktik, mendukung pemasaran produk yang telah jadi, dan lain sebagainya. Saran yang dapat dikemukakan bagi peneliti selanjutnya adalah penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan meneliti variabel dengan lebih 17

mendalam dan menyeluruh dengan cakupan yang lebih luas, tidak hanya pada mata pelajaran tertentu dan jurusan tertentu saja. Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan dengan meneliti objek penelitian yang berbeda. DAFTAR REFERENSI Budiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Nasution, S. (2011). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Syah, M. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 18