BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan merupakan warisan dari generasi, Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki banyak sekali ragam budaya. Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari berbagai macam kebudayaan Indonesia Wayang merupakan warisan budaya yang mencolok dan telah mendapatkan pengakuan dari pihak dunia Internasional. Namun, Beberapa dari generasi kita telah melupakan tentang kebudayaan Wayang ini. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Wayang telah di klaim oleh Negara tetangga kita yaitu Malaysia. Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id (10/9/2015). Generasi muda yang kurang mengerti tentang kebudayaan Wayang ini membuat Negara lain mampu mengklaim kebudayaan kita dengan mudah, kurangnya pengetahuan dan masuknya moderenisasi membuat budaya-budaya kita yang telah ada sejak dahulu menjadi tenggelam. Sebagai budaya seni tradisi, Wayang menurut Trangono mampu menjadi sumber inspirasi kreasi dan inovasi dari nilai-nilai dalam budaya ide, gagasan, ekspresi, dan perilaku.tidak hanya itu, wayang mampu menjadi sumber identitas. Sumber umg.ac.id (10/9/2015). Penulis akan mencoba memperkenalkan kisah Wayang yaitu Carangan. Menurut Dalang Ki Jayadi Rasiatmojo, kisah Carangan mempunyai ilmu-ilmu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti nilai-nilai moral, sopan
santun, sikap kepemimpinan, dan rasa tanggung jawab. Hal itu bisa di lihat dari cerita ceritanya yang bersifat fleksibel dan mudah di mengerti oleh anak - anak. Kurangnya pengetahuan tentang budaya Indonesia membuat Wayang menjadi salah satu budaya yang tenggelam. Mengenalkan kisah pewayangan kepada anakanak dapat dilakukan dengan visual yang menarik agar anak-anak tertarik untuk membacanya, cara memvisualkannya yaitu dengan merancang buku ilustrasi. Penggunaan buku merupakan salah satu cara efektif untuk memperkenalkan tentang kisah pewayangan. Siswati menyatakan bahwa membaca buku juga memiliki banyak manfaat bagi banyak orang. Kebiasaan membaca buku dapat menambah pengalaman dan wawasan, memberikan inspirasi dan ide, menyegarkan pikiran, dan masih banyak lagi. Dikutip dari ejournal.undip.ac.id (4/8/2015). Berdasarkan fenomena diatas, dapat dilihat bahwa kurangnya pengetahuan dan pelestarian budaya dari generasi muda mengenai Wayang. Untuk itu diperlukan sebuah perancangan buku ilustrasi mengenai pengenalan kisah Pewayangan Ramayana, dengan membuat tampilan visual yang lebih menarik diharapkan generasi muda bias lebih mengenal kebudayaan Wayang. Untuk itu penulis membuat karya dengan judul Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Kisah Pewayangan Carangan. 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini yaitu bagaimana cara merancang Buku Ilustrasi Pengenalan Kisah Pewayangan Carangan?
1.3. Batasan Masalah Pada penulisan Tugas Akhir ini tema dibatasi pada pokok pembahasan visual serta ilustrasi untuk buku ilustrasi ini bertujuan agar pembahasan tidak menjadi luas dari pokok pembahsan yang sudah ada, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Demografis : Usia : 6-8 tahun. Pada usia ini diasumsikan bahwa anak sedang berada pada tingkat sekolah dasar. 2. Geografis : Wilayah Kota Jakarta. Penulis membatasi wilayah Jakarta, karena di Jakarta masih sering diadakan pagelaran wayang, dan Jakarta mempunyai wayang kulitnya sendiri yaitu Wayang Tengul. 3. Psikografis : Anak sudah dapat membaca 4. Batas Kajian : Materi pembahasan sikap rendah hati yang diceritakan dalam lakon pewayangan carangan 1.4. Tujuan Tugas Akhir Dalam tugas akhir yang didasari dari rumusan masalah, penulis memiliki tujuan yaitu membuat sebuah perancangan buku ilustrasi yang sesuai untuk memperkenalkan tentang kisah pewayangan Carangan untuk anak-anak usia 6-8 tahun.
1.5. Manfaat Tugas Akhir Dengan perancangan yang diterapkan dalam tugas akhir ini kiranya dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang terkait dalam tugas ini. Manfaat yang dapat sebagai berikut: 1.5.1. Untuk penulis Dengan merancang tugas akhir, penulis dapat mengetahui cara merancang buku ilustrasi yang sesuai dengan target. Penulis juga memperoleh pengetahuan lebih tentang budaya wayang. 1.5.2. Untuk akademis Penelitian ini dapat menjadi ilmu dan sumber acuan yang baik secara akademis di Universitas Multimedia Nusantara, khususnya bagi mahasiswa desain komunikasi visual dalam merancang buku ilustrasi. 1.5.3. Untuk masyarakat Penulis ingin memperkenalkan kepada anak-anak tentang kebudayaan Indonesia sendiri khususnya Wayang yang semakin tenggelam karena modernisasi, melalui Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Kisah Pewayangan Carangan. Diharapkan
dengan buku ilustrasi tersebut anak-anak lebih mengenal tentang Wayang, dan bangga untuk mempelajarinya. dijadikan kebiasaan sehingga hal tersebut dapat menularkan ke orang-orang banyak dan penerus bangsa lainnya. 1.6. Metodologi Pengumpulan Data Penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data dalam menulis tugas akhir sebagai bahan acuan. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis menurut Sugiyono merupakan teknik yang akan digunakan dalam mencari data untuk tugas akhir, tujuannya agar data yang diperoleh akurat dan untuk mengetahui persepsi anak usia 6-8 tahun mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Sugiyono (2011,hlm, 76) intrumen penelitian merupakan alat untuk mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati dan disebut sebagai variable penelitian. Variabel penelitian yang diguanakan, antara lain observasi, wawancara, dan literatur. 1.6.1. Observasi Observasi yang dilakukan penulis yaitu mengamati tentang apa saja yang disukai oleh anak anak seperti dalam hal tontonan, dan game. Observasi ini dilakukan di daerah Jakarta, hasilnya dicatat dan diakumulasikan yang bertujuan untuk memahami secara langsung untuk mendapatkan data yang akurat.
1.6.2. Wawancara Wawancara merupakan proses mengumpulkan informasi secara langsung dengan narasumber. Pengumpulan data dengan melakukan proses Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang bersangkutan, seperti dalang yaitu orang yang memainkan wayang. Wawancara yang dilakukan seperti bertanya kepada mereka mengenai lako pewayangan carangan. Wawancara dilakukan kepada psiokolog anak guna mengetahui tentang karakteristik anak dan peminatannya terhadap buku bacaan. 1.6.3. Observasi Observasi menggunakan indera.pengamatan ini melibatkan indera (pengelihatan, penciuman dan pendengaran).guna meneliti tingkah laku, observasi dilakukan guna mengetahui upaya yang telah dilakukan untuk melestarikan budaya Wayang. 1.6.4. Studi Pustaka Penulis menggunakan beberapa buku sebagai acuan dalam perancangan buku ilustrasi, antara lain: Salisbury, M. (2004). Illustrating Children s Books sebagai acuan untuk membuat ilustrasi, Nyoman (2006) Ramayana sebagai acuan alur cerita Ramayana. Safanayong, Y. (2006) berjudul Desain Komunikasi Visual Terpadu, buku ini dijadikan acuan untuk menentukan prinsip dan elemen desain yang digunakan dalam proses pembuatan buku ilustrasi. Kedua penulis menggunakan buku karangan Safanayong, Y. (2006) berjudul Desain Komunikasi
Visual Terpadu, buku ini dijadikan acuan untuk menentukan prinsip desain yang digunakan dalam proses pembuatan buku ilustrasi. 1.7. Metodologi Perancangan Metode perancangan yang digunakan penulis menurut Suyanto. Dalam bukunya dijelaskan bagaimana cara memecahkan masalah dan menemukan solusi dalam desain (2004, hlm. 35) 1.7.1. Identifikasi Masalah Penulis melakukan identifikasi masalah melalui beberapa tahapan. Pada tahapan ini penulis menggunakan prinsip 5W+1H. Prinsip tersebut seputar pertanyaan yang berupa apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana berkaitan dengan judul dari tugas akhir ini 1.7.2. Riset Pendahuluan Penulis melakukan pengumpulan semua data yang didapatkan dengan pengumpulan.menentukan masalah dan cara mengatasi dimana dimulai dari observasi langsung dengan mendatangi beberapa sekolah, untuk mengetahui minat anak dalam bidang visual.penulis juga melakukan wawancara kepada psikolog untuk menge tahui seberapa minat baca dan ingin tahu untuk anak 6-8 tahun.lalu ditambahkan dengan data melalui literatur. 1.7.3. Braistorming Brainstorming dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan penulis dalam membuat visual buku ilustrasi. Data yang sudah terkumpul penulis jabarkan untuk mendapatkan pemecahan masalah atau sebuah konsep baru
sebagari solusi. Hal ini bertujuan agar penulis dapat membuat desain visual sesuai dengan karakter minat target, sehingga anak tertarik untuk membaca dan pesan yang ingin disampaikan penulis dapat dimengerti. 1.7.4. Pengembangan konsep Pengembangan Konsep yang dilakukan penulis berdasarkan brainstorming sebelumnya. Penulis melakukan seleksi data, info, dan isu yang dibahas dalam rancangan desain visual buku ilustrasi. 1.7.5. Pengembangan Desain Dalam hal ini penulis menjadikan karakter minat anak sebagai pedoman dalam perancangan desain buku ilustrasi. Penulis mengumpulkan data dengan melakukan observasi terhadap anak-anak. 1.7.6. Aplikasi Penulis melakukan evaluasi dengan pihak yang dianggap mengerti dengan hal ini. Hasil akhir akan dieksekusi dalam bentuk buku Ilustrasi.
1.8. Timeline Keterangan Oktober November Desember Januari Revisi Bab 1 dan 2 Proses Bab 3 : Observasi Kuisioner Wawancara Analisis Penulisan Proses Bab 4 : Perancangan Ilustrasi Layouting Cetak Penulisan Persiapan Sidang Akhir
1.9. Skematika Perancangan Latar Belakang Kemajuan zaman membuat tradisionalitas Indonesia tenggelam khususnya Wayang. Oleh karena itu dibutuhkan pelestarian budaya Wayang untuk anak-anak agar mereka antusias dan tidak meninggalkan budaya tersebut Rumusan Masalah penulis merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu bagaimana merancangan visual dan ilustrasi untuk buku ilustrasi pengenalan kisah pewayangan carangan untuk anak usia 6-8 tahun. Batasan Masalah Pada penulisan Tugas Akhir ini dibatasi dengan, demografis: usia 6-8 tahun, laki-laki dan perempuan, status pelajar Geografis: Kota Jakarta Psikografis: anak yang masih dalam fase usia kelompok Batas Kajian: Pengenalan cerita pewayangan carangan Metode Pengumpulan Data Observasi : Penelitian peminatan terhadap Wawancara : Bertanya kepada pihak yang dianggap mengerti dan ahli Kuisioner : kepada target yang terkait Studi Pustaka : mempelajari Pustaka terkait Target Sasaran Anak anak usia 6 8 tahun Insight Meningkatkan dan melestarikan tentang budaya Wayang untuk anak usia 6-8 tahun. Agar anak-anak antusias dengan budaya dan mau mempelajarinya.