BAB V PENUTUP. 1. Pembelajaran sejarah melalui penggabungan model Problem Based. Learning dan Student Teams Achievement Division mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. siswa. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran sejarah melalui penerapan model Cooperative Learning

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN. diajukan, implikasi, saran dan keterbatasan penelitian.

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menarik kesimpulan sebagai berikut: 2. Tingkat prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bantul Manunggal tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Perhatian Orang Tua terhadap

Pada Siklus I, penerapan teknik Paired Storytelling (Bercerita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games-Tournament (TGT) dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

BAB V PENUTUP. dalam aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Geografi XI IPS 1 di. SMA N 1 Pleret, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Minat Belajar terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan media pembelajaran video slideshow dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran college ball terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Minat Belajar terhadap Prestasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N se-kecamatan Buayan yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. media pembelajaran berupa trainer mikrokontroler seri AVR yang dipadukan

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012, dengan r x1y

Umi Masitah Pendidikan Ekonom, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMP N 3 Pakem, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas. pembelajaran IPS di kelas IVB SDN Nanggulan Sleman.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, tindakan kelas yang. SMK Piri Sleman dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Mulyana, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diungkapkan

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TPS PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI

B. KETERBATASAN PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Orang Tua dengan Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Pada Siswa

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan Aktivitas

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir : Penelitian pendidikan matematika

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

BAB V PENUTUP. dapat disimpulkan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengalaman PPL terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. dalam kategori kinerja sangat baik, yakni sebesar 41,66% (5 guru)

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikumpulkan melalui penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

Penerapan Number Head Together pada Materi Statistika Siswa MAS Al-Ishlah Al-Aziziah Banda Aceh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Belajar terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan terkait penelitian ini, ketiga kesimpulan itu adalah:

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS III SDN 131/VII TEMENGGUNG. Oleh BADARIA ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: faktor eksternal siswa yang sebesar 44,75%. Gedung di SMK N 1 Seyegan.

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

SURVEI MOTIVASI SISWA KELAS XI TERHADAP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dari penelitian tentang pengembangan media chart tiga

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengikuti ekstrakurikuler sepakbola memiliki motivasi sangat tinggi yakni

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted. siklus II naik menjadi 76,92%.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Sleman, hal ini dibuktikan dari nilai r hitung lebih besar dari r tabel

SKRIPSI. Disusun Oleh GUSTIANAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Firing Line pada

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. metode Deep Dialogue dibandingkan menggunakan metode Group

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Negeri 3 Sleman dengan menggunakan model Number Head Together yang

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berjudul Pengaruh

BAB V PENUTUP. sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

SKRIPSI DISUSUN OLEH: ARYANI MALAWAT O PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

ABSTRAK. meningkatkan mutu pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 34

DAFTAR PUSTAKA. Al-Barry, Dahlan, Kamus Induk Istilah Ilmiah, Surabaya : Target Press, 2003

SISWA. Diajukan. Gelar. Disusun Oleh: A

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. 1. Dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model. pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara aktivitas belajar siswa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Cara Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar

BAB V PENUTUP. paling tepat untuk pembelajaran sejarah hanya ceramah. 2. Optimalisasi penggunaan media powerpoint pada siswa kelas XI IPS 1 di

UMP journal of automotive education. Oleh : Suwondo Hermansah Program studi FKIP Teknik Otomotif UMP

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran sejarah melalui penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kebumen. Pelaksanaan menggunakan penggabungan tersebut akan lebih maksimal pelaksanaannya jika diberi tambahan media powerpoint dan permainan cari kata, dengan pendukung media dan permainan tersebut dapat menambah daya tarik siswa sehingga berpengaruh pada minat, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Pada siklus I peneliti menggunakan penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division. Pada siklus II kembali peneliti menggunakan penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division dan dikolaborasikan dengan media powerpoint agar siswa tidak jenuh dan menambah daya tarik siswa sehingga minat belajarnya meningkat dan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Pada siklus III peneliti menggunakan penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division dikolaborasikan kembali dengan media powerpoint ditambah dengan permainan cari kata sebagai bentuk evaluasi pembelajaran dan memantapkan kemabli materi yang 96

97 telah dipelajari. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar sebelum tindakan sebesar 52,18 dan setelah pelaksanaan tindakan sebesar 74,37. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 22,18. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum tindakan sebesar 53,75 dan setelah tindakan sebesar 77,50 bisa dikatakan hasil belajar siswa mengalami peningkatan 23,75. Pada siklus III nilai rata-rata sebelum tindakan sebesar 66,87 sedangkan setelah melakukan tindakan adalah 85,62. Hasil belajar siswa pada siklus III meningkat sebesar 18,75. Pada siklus III rata-rata nilai siswa mencapai nilai rata-rata tertinggi dibanding dengan siklus sebelumnya. Hal ini disebabkan siswa sudah paham mengenai langkah-langkah pembelajaran melalui penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division. Selain itu siswa diperjelas dengan menggunakan media powerpoint selanjutnya dimantapkan dengan permainan mencari kata yang dapat mempermudah siswa mencari permasalahan yang mereka hadapi dalam materi yang diajarkan. 2. Kendala-kendala dalam pembelajaran sejarah melalui penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division untuk meningkatkan hasil belajar sejarah a. Pembelajaran melalui penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang panjang, karena perlu

98 adanya pembagian kelompok dan juga penataan kelas saat berlangsungnya diskusi. Suasana kelas yang kurang kondusif, dengan jumlah siswa 32 orang. Saat proses pembelajaran ada beberapa siswa yang sibuk dengan dirinya sendiri. Siswa masih kurang mengesploitasi dirinya untuk memunculkan masalah yang ada pada materi yang sedang diajarkan. Sehingga siswa cenderung hanya membuat soal daripada mengesplore masalah mereka. Siswa belum terbiasa belajar secara kelompok dalam kelas sehingga beberapa siswa hanya bergantung pada teman yang lain. Kendalakendala yang muncul pada pembelajaran melalui penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division dapat diatasi dengan mempersiapkan dengan matang segala hal yang berkaitan dengan proses pendukung dalam pembelajaran, selain itu juga harus adanya koordinasi yang baik antara peneliti dan juga guru sehingga diharapkan pembelajaran dengan penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division dapat berjalan dengan lancar. 3. Kelebihan yang ditemukan dalam pembelajaran sejarah melalui penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division untuk meningkatkan hasil belajar sejarah Kelebihan yang ditemukan dalam penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division diantara antusiasme dan semangat siswa tinggi dikarenakan model Problem

99 Based Learning dan Student Teams Achievement Division belum pernah diterapkan di SMA Negeri 1 Kebumen. Dengan menggunakan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division terjadi peningkatan hasil belajar. Siswa merasa tidak jenih saat mengikuti pembelajaran. Penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division juga dapat melatih siswa untuk bekerja kelompok sehingga melatih kerjasama, keaktifan antara siswa. Selain itu siswa berperan aktif dalam memahami materi pembelajaran tidak lagi bergantung sebagi guru satu-satunya sumber belajar. B. Saran Setelah pembelajaran dengan penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka dapat dikemukakan saran-saran bebagai berikut: 1. Bagi Sekolah a. Sebaiknya pihak sekolah memberikan apresiasi kepada guru yang berprestasi adara mampu bersaing untuk meningkatkan kualitas pembelajaran b. Agar proses pembelajaran lebih efektif, sebaiknya pihak sekolah seiring dengan waktu meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. c. Diharapkan sekolah mampu mengembangkan metode, model, teknik, dan strategi mengajar guru kemudian diterapkan dalam

100 pembelajaran sehingga guru mampu berinovasi saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Bagi Guru a. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik, nyaman pada saat proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dengan pelajaran sejarah. b. Pembelajaran menggunakan penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division yang dikolaborasikan dengan penggunaan media powerpoint dan permainan mencari kata dapat diterapkan oleh guru sejarah dan guru mata pelajaran lain sebagai salah satu alternatif dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Namun sebelum diterapkan penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division hendakanya guru mempertimbangkan halhal berikut. b. Pembelajaran melalui penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division pada pelaksanaannya memerlukan waktu yang panjang. Karena perlu adanya pembagian kelompok yang heterogen. 1) Suasana kelas yang kurang kondusif, dengan jumlah siswa 32 orang suasana kondusif kurang bisa diwujudkan. 2) Siswa masih belum bisa menganalisis materi untuk mencari masalah yang mereka hadapi, disebabkan belum adanya rasa

101 percaya diri. Sehingga hasil diskusi hanya diambil alih oleh satu orang saja yang berada dalam kelompok c. Pada kegiatan penutup siswa perlu diberi tugas seperti membaca dan memperlajari buku yang berhubungan dengan materi pertemuan selanjutnya, sehingga siswa mempunyai gambaran materi terlebih dahulu kemudian dipertegas dari penjelasan guru. 3. Bagi Siswa a. Sebaiknya siswa belajar dengan sungguh-sungguh sehingga akan muncul masalah-masalah yang belum mereka ketahui sebelumnya. b. Agar pembelajaran menggunakan penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal, sebainya siswa tidak ribut sendiri dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu siswa harus lebih aktif dan bekerja sama dengan teman lainnya dalam kegiatan belajar sesuai dengan laangkah-langkah penggabungan model Problem Based Learning dan Student Teams Achievement Division.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad Syafi i. 2003. Benedetto Croce (1866-1952) dan Gagasannya tentang Sejarah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana.. 2010. Cooperative Learning,Mempraktekkan di ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo Kochhar, S.K. 2008. Pembelajran Sejarah (Teaching of History). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Kokom Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstul: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Kock, Heinz. 1995. Saya Guru yang Baik?. Yogyakarta: Kanisius. Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Betang Budaya Milles B.M, Huberman M.A. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press Mulyasa. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rochman Natawijaya. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud. 102

103 Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran ( Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Saifudin Azwar. 2003. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman A.M. 2001.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004. Mengenal Sejarah, Yogyakarta: Bigraf Publishing. Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang menpengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara Slavin, Robert E. 2008. Terjemahan: Cooperatif Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung:Nusa Media Suharsimi Arikunto. 2004. Dasar Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sutrisno Hadi. 1997. Statistik Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset. Sartono Kartodirjo. 1993. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia. Jakarta: Gramedia Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasinya. Jakarta: Rhineka Cipta.