PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. sektor perekonomian dan bisnis menjadi daya tarik masyarakat dari berbagai

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 HUBUNGAN SIFAT LAHAN SAWAH DENGAN PRODUKTIVITAS PADI DI KAWASAN PESISIR KECAMATAN PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

BAB I PENDAHULUAN. bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Iklim Perubahan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 0 C. Pola konsumsi energi dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KEMISKINAN DI WILAYAH BENCANA BANJIR ROB DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK. Nanang Ahmad Fauzi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

Tabel 3 Kenaikan muka laut Kota Semarang berdasarkan data citra satelit.


BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

Global Warming. Kelompok 10

Kata-kata Kunci: Kabupaten Pekalongan, Banjir Rob, Sawah Padi, Kerugian Ekonomi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun I. PENDAHULUAN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim yang mana terdapat banyak kota berada di wilayah pesisir, salah satunya adalah Kota Pekalongan.

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

APA ITU GLOBAL WARMING???

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR

KISI-KISI SOAL UJI COBA TES. : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI

15B08063_Kelas C SYAMSUL WAHID S. GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan. oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida (

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

MODUL 5: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAHAYA GENANGAN PESISIR

PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK ESTIMASI KERUGIAN AKIBAT BANJIR ROB DI KABUPATEN PEKALONGAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SMA BERNUANSA ARSITEKTUR EKOLOGIS

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

I. PENDAHULUAN. Banjir pasang (rob) merupakan peristiwa yang umumnya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Dengan jumlah. penduduk yang semakin meningkat maka kebutuhan akan pangan juga akan

MAKALAH GLOBAL WARMING PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 9 Peta Penutupan Lahan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Global warming merupakan isu lingkungan terbesar dalam kurun waktu terakhir. Jumlah polutan di bumi yang terus bertambah merupakan salah satu penyebab utama terjadinya global warming. Polutan tersebut berasal dari berbagai aktivitas manusia seperti gas buang industri, pembakaran hutan, gas buang kendaraan bermotor, pemakaian chloro fluoro carbon (CFC), dan gas metana yang berasal dari sektor pertanian maupun peternakan. Polutan tersebut terakumulasi hingga pada tingkat tertentu memicu pengikisan lapisan ozon bumi. Lapisan ozon yang semakin menipis menyebabkan radiasi matahari ke bumi menjadi semakin kuat. Radiasi yang semakin kuat berdampak pada peningkatan suhu bumi secara perlahan. Peningkatan suhu bumi tersebut kemudian disebut sebagai global warming. Global warming menyebabkan banyak pengaruh negatif terhadap keseimbangan ekosistem di bumi, perubahan iklim merupakan salah satunya. Menurut Friedland (2010), perubahan iklim adalah keadaan iklim global yang berubah karena suhu rata-rata telah naik atau turun secara musiman. Perubahan suhu yang terjadi secara global berpengaruh terhadap meningkatnya suhu bumi yang berimplikasi pada mencairnya wilayah es bumi seperti Greenland, Kutub Utara, dan Kutub Selatan. Es yang mencair pada wilayah tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan permukaan air laut (sea level rises). Mimura and Harasawa (2000) dalam Sihombing dan Sambodho (2012) mengatakan bahwa peningkatan permukaan air laut secara signifikan mulai terjadi sejak tahun 2000 dan diprediksi akan terus meningkat hingga seratus tahun selanjutnya setinggi 15-90 cm dengan rata-rata kenaikan permukaan air laut setinggi 48 cm setiap tahunnya laut. Permukaan air laut yang terus naik menyebabkan tingginya gelombang laut yang sampai ke daratan. Pada kondisi tertentu gelombang laut dapat membanjiri daratan hingga ke wilayah pesisir dan dataran rendah dekat pantai dalam beberapa waktu. Kondisi tersebut umumnya terjadi saat gelombang laut pasang yang kemudian disebut dengan istilah banjir rob. Banjir rob dapat mengganggu bahkan mengancam aktivitas manusia yang ada di wilayah pesisir dan dataran rendah dekat pantai. 1

Pemukiman, lahan tambak, maupun lahan pertanian merupakan tempat aktivitas manusia yang akan terganggu stabilitasnya akibat banjir rob. Lahan pertanian yang berada di wilayah pesisir dan dataran rendah dekat pantai menghadapi ancaman banjir rob yang lebih besar dan tidak menentu sebagai dampak dari global warming (Marfai, 2013 dalam Kasbullah dan Marfai, 2014). Lahan yang terendam banjir rob tidak hanya dapat menggagalkan produksi tanaman tetapi dalam jangka panjang dapat membuat tanah menjadi salin sehingga berpotensi menurunkan produktivitas. Dampak banjir rob menjadi lebih besar apabila lahan pertanian yang terkena banjir rob merupakan sentra produksi pangan. Hal tersebut dapat menyebabkan produksi pangan menjadi menurun dan pada skala besar dapat menyebabkan kelangkaan bahan pangan. Banjir rob tidak hanya menimbulkan kerugian langsung pada sektor pertanian tetapi juga berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan. Sektor pertanian merupakan sektor usaha nasional terbesar kedua setelah sektor industri berdasarkan Gross Domestic Product (GDP) dengan kontribusi sebesar 13,52% dengan nominal sekitar Rp 1.560,40 trilyun (BPS, 2016). Sektor pertanian di Indonesia tidak hanya besar dari sisi ekonomi tetapi juga merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja yang sangat banyak, yaitu petani yang sebagian besar tergolong miskin. Terganggunya stabilitas pada sektor pertanian akan mengancam perekonomian negara. Lahan pesisir dan lahan dataran rendah di dekat pantai yang rawan ancaman banjir rob dapat diminimalisir melalui langkah mitigasi. Langkah mitigasi atas ancaman banjir rob harus disesuaikan dengan kondisi perekonomian maupun sumberdaya negara yang terbatas agar biaya yang dikeluarkan tidak melebihi manfaat dari lahan tersebut bagi sektor pertanian. Manfaat dari lahan tersebut dapat dihitung dengan tepat melalui metode yang disebut valuasi ekonomi. Valuasi ekonomi lahan pesisir dan dataran rendah dekat pantai menghitung manfaat yang diberikan lahan tersebut bagi sektor pertanian dengan memperhitungkan nilai kerugian akibat rusaknya fungsi lahan tersebut akibat banjir rob. Dampak kerugian banjir rob merupakan hal penting yang perlu dilakukan dalam valuasi ekonomi untuk mengestimasi manfaat yang hilang dari lahan pesisir dan dataran rendah dekat pantai. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk 2

memberi gambaran manfaat lahan pesisir dan dataran rendah dekat pantai dengan menilai dampak kerugian banjir rob yang ditinjau dari sektor pertanian. Hasil yang didapat dari penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan anggaran langkah mitigasi secara efisien serta kebijakan pertanian yang tepat di tengah kondisi perekonomian yang kurang baik saat ini. B. Rumusan Masalah Kabupaten Indramayu merupakan sentra produksi padi terbesar di Provinsi Jawa Barat dengan kontribusi produksi sebesar 11,46% dari 18 kabupaten dan 9 kota madya di Provinsi Jawa Barat. Luas panen padi sawah di Kabupaten Indramayu pada tahun 2015 mencapai 209.114 ha yang menghasilkan produksi padi sawah sebesar 1.465.741 ton. Meskipun Kabupaten Indramayu menduduki nilai produksi padi tertinggi di Provinsi Jawa Barat, namun angka produktivitas Kabupaten Indramayu, yaitu 7,01 ton/ha jauh lebih kecil daripada angka produktivitas padi di Kota Cimahi yang menduduki angka produktivitas terbaik mencapai 7,48 ton/ha (BPS, 2016). Produktivitas yang rendah di Kabupaten Indramayu diduga disebabkan oleh kondisi geografis lahan yang digunakan. Kondisi geografis Kabupaten Indramayu yang terletak di wilayah pesisir Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura). Kondisi geografis membuat sebagian lahan sawah yang berada dekat dengan Pantura sering mengalami bencana endemik berupa banjir rob yang dapat menurunkan tingkat produktivitas. Lahan sawah yang berada di Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan Losarang, dan Kecamatan Lohbener merupakan kecamatan yang terkena banjir rob setiap tahunnya. Banjir rob yang terjadi saat ini cenderung semakin meluas setiap tahunnya. Ancaman banjir rob yang semakin nyata tersebut dipicu oleh perubahan iklim. Kondisi tembok pemecah ombak yang sudah tidak berfungsi menyebabkan banjir rob semakin parah. Kondisi yang demikian membuat ketinggian banjir rob di lahan sawah yang berbatasan langsung dengan bibir pantai dapat mencapai 25-100 cm (Anonim, 2016). Tergenangnya lahan sawah akibat banjir rob dapat mempengaruhi jumlah produksi maupun produktivitas. Penurunan produksi maupun produktivitas dari lahan sawah yang tergenang tidak hanya menyebabkan kehilangan padi yang seharusnya dapat dipanen tetapi berdampak luas, khususnya pada pelaku usahatani. Pelaku usahatani padi mengalami 3

kerugian material, yaitu berkurangnya pendapatan karena produksi yang menurun serta rusaknya aset usahatani. Hal tersebut selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya jumlah rumah tangga petani padi yang miskin pada saat terkena banjir rob. Total nilai kerugian yang menimpa sektor pertanian akibat banjir rob setiap tahunnya menunjukkan besarnya jasa lingkungan lahan sawah di wilayah pesisir Pantura. Langkah mitigasi perlu dilakukan dengan efisien untuk menimalkan dampak banjir rob setiap tahunnya. Oleh karena itu dibutuhkan kajian untuk mengestimasi besarnya nilai kerugian akibat banjir rob agar dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan anggaran langkah mitigasi dan kebijakan bidang pertanian dengan tepat. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Berapakah besar kehilangan produksi padi yang dialami petani di Kabupaten Indramayu akibat banjir rob dibanding kondisi normal? 2. Berapakah besar penurunan nilai guna langsung lahan sawah akibat banjir rob di Kabupaten Indramayu? 3. Apakah banjir rob mempengaruhi perbedaan pendapatan usahatani padi di Kabupaten Indramayu pada kondisi normal dengan kondisi saat terkena banjir rob secara signifikan? 4. Apakah banjir rob menyebabkan peningkatan kemiskinan pada rumah tangga petani di Kabupaten Indramayu? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini: 1. Mengetahui besar kehilangan produksi padi yang dialami petani di Kabupaten Indramayu akibat banjir rob dibanding kondisi normal. 2. Mengetahui penurunan nilai guna langsung lahan sawah akibat banjir rob di Kabupaten Indramayu. 3. Mengetahui perbedaan pendapatan usahatani padi di Kabupaten Indramayu pada kondisi normal dengan kondisi saat terkena banjir rob. 4. Mengetahui peningkatan kemiskinan rumah tangga petani di Kabupaten Indramayu akibat banjir rob. 4

D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai: 1. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan serta memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian (S.P.) di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2. Bagi pemerintah, penelitian ini berguna untuk memberikan informasi yang jelas mengenai total kerugian ekonomi bagi sektor pertanian sehingga dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk menentukan kebijakan terkait berupa alokasi dana mitigasi untuk mengurangi dampak bencana yang sama di masa yang akan datang. 3. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan dan pembanding serta sumber wacana bagi pembaca yang berminat untuk melakukan penelitian lainnya yang terkait. 5