BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Agrowisata Tanaman Obat Tradisional (ATOT) di Tlogodlingo Tawangmangu Karanganyar.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Seiring meningkatnya pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri dan pertanian. Pertanian sebagai sektor utama dan menjadi

PELATIHAN PEMBUATAN JAMU INSTAN BAGI SISWA TINGKAT SMU DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI

Tabel 1. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat No Nama Tumbuhan. Bagian yang Dimanfaatkan

ABSTRAK. Eva Anastasia Segara, Pembimbing : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes

PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI PEMBERDAYAAN WANITA DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DI KECAMATAN GERAGAI 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang

Disajikan di Simposium Nasional Herbal Medik, Bandung, 12 Mei 2012

Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN 1

TINJAUAN PUSTAKA. rendah, hutan gambut pada ketinggian mdpl, hutan batu kapur, hutan

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kembali ke alam (back to nature), kini menjadi semboyan masyarakat modern. Segala sesuatu yang selaras, seimbang

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN KAMPOENG BAWEN MENJADI PUSAT AGRO WISATA JAWA TENGAH.

Pedoman Wawancara Etnobotani Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur

Bahan/campuran bahan yg digunakan untuk: -mencegah penyakit -menyembuhkan penyakit/gejala

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. obat.tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, hipotesis penelitian dan manfaat penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. ( Dangler, 1930) (Undang-undang Nomor 5 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan) (Michael Laurie, 1986)

HERBAL CAFE KEBUN TANAMAN OBAT FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

JENIS DAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT DI DESA TINADING DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. secara lestari sumber daya alam hayati dari ekosistemnya.

LAMPIRAN: 5 PETA LOKASI PENELITIAN PETA JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dampak penggunaan pestisida non-nabati Mengapa pestisida nabati diperlukan?

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh. ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu

Pengetahuan tentang overweight dan obesitas, baik yang menyangkut penyebab, maupun akibatnya perlu diketahui orang banyak khususnya bagi remaja, guna

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

PENGEMBANGAN TAMAN REKREASI DI LOKAWISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) UNTUK KESEHATNA KELUARGA TUKIMAN

Setiap organisme dikenali berdasar nama

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, spesies merupakan tanaman obat dan 4500 spesies diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species tumbuhan obat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber

PUSAT REKREASI DAN PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR DI MUNCUL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. daya alam di antaranya sumber daya alam hayati. Kondisi alamindonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

Tradisional Bagian Daun dan Buah

BAB I PENDAHULUAN [AUTHOR NAME] I-1

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

LAMPIRAN I: Jenis Tumbuhan Obat yang ada di Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi

Studi Pendahuluan. Menentukan Lokasi. Menentukan Informan Kunci (key informan) Participatory Ethnobotanical Appraisal (PEA) Wawancara

I. PENDAHULUAN. berkurang disebabkan oleh adanya kelainan genetik dan metabolik. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAD I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PEMANFAATAN TUMBUHAN FAMILIA ZINGIBERACEAE YANG BERKHASIAT OBAT DI KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

INVENTARISASI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SECARA TRADISIONAL OLEH SUKU OSING BANYUWANGI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Cara Pemanfaatan. Bagian yang digunakan 1. Allium cepa L. Umbi Penyedap rasa dan aroma Pewarna 2. A. fistulosum Daun Penyedap. Tumbuhan.

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

MILIK UKDW PENDAHULUAN BAB 1

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR, KLATEN

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

Etnobotani Jamu Gendong Berdasarkan Persepsi Produsen Jamu Gendong di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. pada karya tulis ini merupakan kesimpulan penulis dari istilah-istilah dan tipologitipologi

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

Setelah Bali dan Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi 1.1.1. Judul Pengembangan Agrowisata Tanaman Obat Tradisional (ATOT) di Tlogodlingo Tawangmangu Karanganyar. 1.1.2.Pengertian Judul Pengembangan : Proses, cara, perbuatan mengembangkan (KBBI). Agrowisata : Wisata yang sasarannya adalah pertanian (perkebunan, kehutanan, dan sebagainya) (KBBI). Tanaman obat : Tumbuhan yang biasa ditanam orang untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit (KBBI). Tradisional : Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun (KBBI). di : Kata depan untuk menandai tempat (KBBI). Tlogodlingo : Merupakan salah satu desa di Tawangmangu yang letaknya di kaki Gunung Lawu (Bastian, 2012). Tawangmangu : Merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Tawangmangu Dalam Angka 2015). Karanganyar : Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah ( Karanganyar Dalam Angka 2015). Dari pengertian judul diatas maka penulis mengambil judul Pengembangan Agrowisata Tanaman Obat Tradisional di Tlogodlingo Tawangmangu Karanganyar. Agrowisata ini adalah proses pengembangan 1

2 wisata agro dari suatu potensi pertanian obat-obatan tradisional yang berada di Tlogodlingo Tawangmangu Karanganyar. 1.2 Latar Belakang Karanganyar merupakan daerah yang mempunyai banyak potensi dan sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi suatu destinasi wisata maka tak jarang bila Karanganyar mendapat julukan kota wisata. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam. Pemanfaatan disini bukan merubah kekayaan alam ataupun keindahan tetapi lebih kepada pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian potensi yang ada dimana potensi tersebut dapat membawa daya tarik wisatawan. Karanganyar salah satunya mempunyai potensi besar kekayaan alam untuk mengembangkan budidaya dan produksi tanaman obat. Obat tradisional secara khas memiliki nama mandiri yaitu jamu. Bahan baku jamu merupakan bagian-bagian dari tumbuhan tanaman obat seperti daun, bunga, biji, batang, ranting, akar, umbi, rimpang, kulit kayu, dan lain-lain baik yang bersumber dari hutan atau kebun. Kecenderungan masyarakat sekarang untuk kembali ke alam. Gerakan kembali ke alam ini timbul sebagai dampak dari maraknya isu lingkungan yang merupakan reaksi dari semakin besarnya dampak negatif produk kimiawi. Gerakan kembali ke alam memiliki sisi positif oleh adanya keinginan untuk menggunakan dan mengkonsumsi produk-produk alamiah dalam arti sumber daya hayati tanaman obat tradisional yang di yakini tidak mempunyai efek samping.

3 Tabel 1.1 Tumbuhan obat tradisional Indonesia yang potensial dikembangkan No Spesies Tanaman 1. Benalu teh (Oranthus spp.) 2. Brotowali (Tinospora crispa Linn) 3. Bawang putih (Allium sativum Linn) 4. Ceguk/wudani (Quisqualis indica Linn) 5. Delima putih (Punica granatum Linn) 6. Dringo (Acorus calamus Linn) 7. Handeuleum/ daun wungu (Grapthophyllum pictum Griff) 8. Ingu (Ruta graveolens Linn) 9. Jahe (Zingiber officinale Rosc) 10. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingk) 11. Jati belanda (Guazoma ulmifolia Lamk) 12. Jambu biji/klutuk (Psidium guajava Linn) 13. Jambu mente (Anacardium occidentale Linn) 14. Kunyit (Curcuma domestica Val) 15. Kejibeling (Strobilanthes crispus BI) 16. Katuk (Suropus androgynus Merr) Bagian yang Digunakan Tangkai daun Tangkai daun Umbi Biji Kulit Buah Umbi Rimpang Buah Rimpang Indikasi Khasiat Antikanker Antimalaria, Obat kencing manis Antijamur, penurun kadar lemak darah Obat cacing Antikuman Penenang Wasir atau ambeien Antikuman, penurun panas Penghilang nyeri, antipiretik, antiradang Obat batuk Penurun kadar lemak darah Antidiare Penghilang nyeri Radang hati, radang sendi, antiseptik Obat batu ginjal, pelancar air seni Pemacu produksi air susu ibu

4 17. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) 18. Lengundi (Vitex trifolia Linn) 19. Labu merah (Curcubita moschata Duch) 20. Pepaya (Carica papaya Linn) 21. Pegangan/kaki kuda (Centella asiatica Urban) 22. Pala (Myristica fragrans Houff) 23. Pare (Momordica charantia Linn) 24. Saga telik (Abrus precatorius Linn) 25. Sembung (Blumea balsamifera D.C) 26. Sidowayah (Woodfordia floribunda Salisb) 27. Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) 28. Seledri (Alpium graveolens Linn) 29. Sirih (Piper betle Linn) 30. Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 31. Tempuyung (Sochus arensis Linn) Biji Getah Biji Buah Buah Biji Seluruh bagian tanaman Seluruh bagian tanaman Rimpang Pelancar air seni Antikuman Obat cacing pita Sumber enzim papain, Antimalaria, kontrasepsi pria Pelancar air seni, antikuman, anti tekanan darah tinggi Penenang Kencing manis kotrasepsi pria Sariawan usus Penghilang nyeri, penurun panas Antikuman, pelancar air seni Antikuman, Kencing manis Antitekanan darah tinggi Antikuman Radang hati kronis Pelancar air seni, obat penghancur batu ginjal Sumber : Supriadi (2001). Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat ada berbagai jenis spesies tanaman obat dan khasiatnya yang secara potensial dapat di kembangkan di negara Indonesia maka tak salah jika semua jenis spesies tanaman obat tersebut di

5 kembangkan di daerah Karanganyar dengan kondisi alam yang memungkinkan untuk pelestariannya. Upaya-upaya Pemerintah dalam menjaga kelestarian dan pengembangan kekayaan alam ini tentu harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dimaksudkan perencanaan pembangunan suatu daerah perlu adanya integrasi pada semua sektor, sehingga diperoleh manfaat yang lebih besar dari berbagai potensi ekonomi daerah. Selain itu, perencanaan yang terintegrasi dengan baik juga akan mengurangi dampak-dampak yang tidak diharapkan baik pada saat ini maupun yang akan datang. Sementara itu, pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi penting dan strategis di masa depan. Balai Besar Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu selain kantor yang terletak di jalur wisata. B2P2TOOT Tawangmangu ini juga merupakan salah satu tempat yang memiliki lahan pengembangan potensi kekayaan alam tanaman obat tradisional diberbagai daerah seperti di kebun produksi Kalisoro Tawangmangu dengan luas ± 2 Ha pada ketinggian ±1.200 m dpl, kebun produksi Karangpandan dengan luas ± 1,85 Ha pada ketinggian ± 600 m dpl, kebun subtropik Tlogodlingo Tawangmangu dengan luas ± 12 Ha pada ketinggian ± 1800 m dpl, dan kebun produksi Tegalgede Karanganyar dengan luas ± 0,6 Ha pada ketinggian ± 185 m dpl (http://b2p2toot.com/). Dari kebun berbagai daerah tersebut yang paling potensial di jadikan destinasi wisata yaitu kebun subtropik Tlogodlingo Tawangmangu selain mempunyai lahan luas, letaknya strategis dijalur wisata, tempat ini berudara sejuk dan pemandangan lereng Gunung Lawu yang sangat indah. Balai Besar Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu sendiri sudah m embuat masterplan pengembangan wisata yaitu wisata ilmiah di Tlogodlingo. Karena sudah adanya masterplan untuk wisata ilmiah di Tlogodlingo maka diperlukan alternatif desain tentang pengembangan wisata alam dan agro dengan cara mengembangkan potensi tanaman obat dan memaksimalkan

6 penataan lahan tanpa adanya ekploitasi lahan dan persoalan baru sehingga menjadi wisata yang rekreatif, edukatif, dan produktif yang nantinya dapat menjadi wisata unggulan di Kabupaten Karanganyar. Lahan kebun subtropik Tlogodlingo sendiri sangat berpotensi untuk dijadikan sebuah kawasan agrowisata karena memiliki sumber daya lahan dengan agroklimate yang sesuai untuk mengembangkan komoditi pertanian tanaman obat yang nantinya bisa dijadikan komoditi unggulan, memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agrowisata, seperti misalnya : jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, dan fasilitas umum serta fasilitas sosial. Identifikasi dan perencanaan pengembangan industri pariwisata perlu dilakukan secara lebih rinci dan matang. Pengembangan industri pariwisata tanaman obat tradisional ini diharapkan juga mampu menunjang upaya-upaya pelestarian alam, kekayaan hayati dan kekayaan budaya bangsa berbasis pada pengembangan kawasan terpadu. Pengembangan wisata alam dan agro merupakan salah satu strategi alternatif untuk memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaaan alam dan hayati. 1.3 Rumusan Permasalahan Dari latar belakang diatas maka dapat diperoleh beberapa rumusan masalah yang ada meliputi : 1. Bagaimana menetapkan konsep dasar dan atraksi wisata di kawasan? 2. Fasilitas apa saja yang harus ada untuk memenuhi wisata yang rekreatif, edukatif dan produktif sehingga banyak wisatawan yang datang? 3. Bagaimana merancang tata site (kawasan) dan lansekap tanaman obat?

7 1.4 Tujuan dan Sasaran 1. Memberikan pengetahuan ke masyarakat umum tentang tanaman obat dan khasiatnya bagi kesehatan. 2. Mengintegrasikan pengembangan kawasan milik B2P2TOOT dengan masyarakat umum. 1.5 Batasan dan Lingkup Pembahasan 1.5.1. Batasan Menciptakan desain kawasan agrowisata dengan konsep tanaman obat Indonesia dijadikan salah satu tatanan lansekap dan wisata unggulan yang akan diterapkan pada pengembangan Agrowisata Tanaman Obat Tradisional (ATOT) Tlogodlingo Tawangmangu Karanganyar, serta menjadi alternatif pengembangan wisata di B2P2TOOT. 1.5.2.Lingkup Pembahasan 1. Memilih tanaman obat Indonesia yang nantinya dapat di kembangkan di kawasan agrowisata. 2. Mengolah potensi alam sebagai atraksi wisata dan lansekap. 1.6 Metode Pembahasan 1. Kajian Teoritis Studi literature, yaitu mengambil dari berbagai sumber yang bisa digunakan untuk menjawab permasalahan dengan pemecahan yang mempunyai dasar. a. Data 1) Studi literature, yaitu mengambil dari beberapa sumber yang bisa digunakan untuk menjawab setiap permasalahan dengan pemecahan yang mendasar. 2) Wawancara / interview, yaitu dengan mewawancarai salah satu pegawai B2P2TOOT Tawangmangu tentang tanaman obat dan lahan tanaman obat.

8 3) Survey lapangan, yaitu dengan melihat langsung bagaimana keadaan asli dari wilayah yang akan dijadikan lokasi. 4) Studi agrowisata yang sudah ada untuk mengemukakan unsur unsur yang bersifat interpretasi, penalaran dan visual sekaligus sebagai studi banding. 2. Analitik Dengan cara menganalisa data-data fisik maupun non fisik yang diperlukan, kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mendesain kawasan agrowisata tersebut. 3. Analisa Sintesa Membandingkan antara teori dan kenyataan dengan pedoman pada literature tertentu untuk mencapai bentuk yang maksimal. 1.7 Keluaran Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) merupakan bagian dari tugas akhir secara keseluruhan SKPA dan studio tugas akhir menghasilkan : 1. Konsep/program ruang (kebutuhan, persyaratan, hubungan, organisasi dan dimensi ruang) 2. Konsep site (tata massa, sirku lasi, topografi, utilitas horizontal dan vegetasi) 3. Konsep struktur dan material bangunan (sub-up structure) 4. Serta konsep lainnya. 1.8 Sistematika Laporan BAB I Pendahuluan Pada bab I ini menjelaskan beberapa topik yang diangkat. Membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, batas dan lingkup pembahasan, keluaran dan sistematika laporan.

9 BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab II ini berisi mengenai data- data dan sumber-sumber yang berkaitan dengan topik skripsi yaitu pariwisata, produk pariwisata, syarat obyek wisata yang dapat dikembangkan, wisatawan, jenis dan macam wisatawan, atraksi wisata, kelompok atraksi wisata, agrowisata, manfaat agrowisata, sarana/fasilitas pendukung agrowisata, tanaman obat, proses pengolahan obat, arsitektur lansekap, komponen kegiatan arsitektur lansekap, fasilitas rekreatif, tipe tempat dan bangunan rekreasi, studi komparasi : taman wisata Mekarsari. BAB III Gambaran Umum Lokasi Pada bab III ini berisi tinjauan umum Kabupaten Karanganyar, tinjauan umum Kecamatan Tawangmangu, tinjauan umum Desa Tlogodlingo, dan Site pengembangan Agrowisata Tanaman Obat Tradisional (ATOT) di Tlogodlingo Tawangmangu. BAB IV Analisa Pendekatan dan Proses Perancanaan dan Perancangan Pada bab IV berisi mengenai suatu analisis dan konsep perencanaan dan perancangan yang akan menjadi suatu pedoman pada transformasi perencanaan dan perancangan yang akan diterapkan.