KARAKTERISASI PALA SIAU (Myristica fragrans Houtt) BERDASARKAN MORFOLOGI BUAH

dokumen-dokumen yang mirip
KERAGAMAN BUAH PALA (Myristica fragrans Houtt) DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DAN KABUPATEN SITARO

KAJIAN BUDIDAYA TANAMAN PALA (Myristica fragrans Houtt) DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

BAB I PENDAHULUAN. negri (ekspor). Sudah sejak lama tanaman pala dikenal sebagai tanamn rempah

Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Unsrat Manado, )

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

KARAKTERISTIK MORFOEKOTIPE POHON INDUK PALA SUKABUMI SEBAGAI SUMBER BENIH

BAB I PENDAHULUAN. Pala (Myristica fragrans Houtt.) merupakan produk asli Indonesia, dengan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih

II. MINYAK PALA INDONESIA

MORFOLOGI TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) KULTIVAR BELIMBING

Morfologi Aksesi Sagu di Hiripau, Distrik Mimika Timur, Timika, Provinsi Papua. Muhammad Iqbal Nurulhaq 1, Muhammad Hasjim Bintoro 2, Supijatno 2

III. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Gambar 1. Bentuk umbi bawang merah

Karakteristik Morfologi Benih sebagai Parameter untuk Penentuan Pohon Induk Sumber Benih Pala (Myristica fragrans Houtt.)

KAJIAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIJI PALA Study on National Indonesian Standard of Nutmeg

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 462/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA HONEY GLOBE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

III. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

SKRIPSI. APLIKASI KOMBINASI EKSTRAK FULI PALA (Myristica fragrans Houtt) DAN NaCl SEBAGAI PENGAWET PADA MI BASAH MATANG. Oleh : MAULITA NOVELIANTI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

Karakterisasi Morfoekotipe dan Proksimat Pala Banda (Myristica fragrans Houtt.)

(Studi Kasus di Kecamatan Galela Barat, Tobelo Selatan dan Kao Utara) Zeth Patty dan Ariance Y. Kastanja Politeknik Perdamaian Halmahera Tobelo

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

BUKU PERSYARATAN INDIKASI GEOGRAFIS

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 468/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA LENTANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

IDENTIFIKASI SIFAT FISIKO KIMIA MINYAK PALA DARATAN DAN KEPULAUAN DI SULAWESI UTARA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 210/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK GAYO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

JURNAL. KERUSAKAN BIJI KAKAO OLEH HAMA PENGGEREK BUAH (Conopomorpha cramerella Snellen) PADA PERTANAMAN KAKAO DI DESA MUNTOI DAN SOLIMANDUNGAN

KERAGAMAN GENETIK DAN FENOTIPIK BEBERAPA KARAKTER BUAH TANAMAN PALA (Myristica fragrans, Houtt) UNISEXUAL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. unggulan, baik untuk tujuan ekspor mau pun kebutuhan dalam negeri. Ditinjau

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 127/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA NEW YELLOW SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Varietas Unggul Baru Mangga Merah DARI KP. cukurgondang

Prospek dan Strategi Pengembangan Pala di Maluku

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI PALA BASAH DAN KERING DI DESA PANITI HALMAHERA TENGAH

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 303/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN SAWO SEDAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 177/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA ROMEO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 359/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA DIAMOND SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 176/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA JESICA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 188/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA NEW LUCKY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA DARAKANDE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 260/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA GALUH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 536/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 490/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN LANGSAT TANJUNG B-1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan. Dosis Pupuk Ureaa tanaman tomat 125 kg/ha. Perhitungan kebutuhan pupuk per tanaman sebagai berikut:

MANGGIS MEMBULAT TELUR DARI KALIMANTAN BARAT

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 201/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA SRETY S.107 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE :

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang

1Yt PENGAYOMAN BERITA RESMIINDIKASI GEOGRAFIS SERI- A. No. 05/1G/VIII/A/2015. DIUMUMKAN TANGGAL 19 Agustus 2015 sid 19 November 2015

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Teknik Perbanyakan Pala Jantan dan Betina Melalui Epicotyl Grafting PENDAHULUAN

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

Seleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 357/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA GIANT QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PRODUKSI BIBIT PALA MELALUI PERBANYAKAN GENERATIF DI MALUKU UTARA

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 145/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA LONG DRAGON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 538/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA NEW CENTURY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 361/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN BAWANG MERAH TUK TUK SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

SKRIPSI. KARAKTERISASI MORFOLOGI DAUN KULTIVAR DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr.) DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 309/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN TEMBAKAU TEMANGGUNG VARIETAS KEMLOKO 2 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

Keragaman Produksi Plasma Nutfah Pala (Myristica fragrans) di KP Cicurug

LESTARI BRIEF MENGEMBALIKAN KEJAYAAN KOMODITAS PALA USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 324/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA RAPTOR 515 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN KIMIA BUAH NAGA SUPER RED (Hylocereus contrasinences) DI KABUPATEN PELALAWAN

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Transkripsi:

KARAKTERISASI PALA SIAU (Myristica fragrans Houtt) BERDASARKAN MORFOLOGI BUAH CHARACTERIZATION OF SIAU NUTMEG (Myristica fragrans Houtt) BASED ON MORPHOLOGY FRUIT Seistelin Horonis 1), Semuel Runtunuwu 2), dan Yefta Pamandungan 3) FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi buah pala di pulau Siau berdasarkan morfologi buah. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survei secara langsung pada tanaman pala di areal pertanaman pala milik petani. Penelitian ini di laksanakan di enam kecamatan, di tiap kecamatan dipilih satu desa sebagai lokasi penelitian. Setelah ditentukan lokasi penelitian dilakukan pemilihan tanaman pala berumur sekitar 40 tahun ke atas, yang buahnya siap dipanen dan sehat pertumbuhannya di masing-masing desa sebagai pohon sampel, setelah itu dilakukan pengamatan morfologi buah pada pohon pala terpilih. Pengamatan dilakukan berdasarkan standar Tropical Fruit descriptor (IBPGRI, 1980), dengan variabel pengamatan yaitu 1) Bentuk Buah, 2) Warna kulit buah, 3) Bentuk biji, 4) Warna biji, 5) Warna fuli. Hasil penelitian menunjukan 1) Bentuk buah pala dan biji pala di tiap lokasi pengamatan (6 kecamatan) beragam, 2) Warna kulit buah yang beragam di temukan di Kecamatan Siau Barat, Desa Kanawong, 3) Warna biji beragam ditemukan di semua Kecamatan, 4) Warna fuli pala yang beragam di temukan di Kecamatan Siau Timur, Desa Deahe. Kata kunci : Tanaman pala, karakterisasi, Siau. ABSTRACT The study aims to characterize nutmeg in Siau island based on morphology fruit. The study was conducted using survey method directly at the local farmers plantation area. This study was car was one village selected from each district as a research location. Having determined the locations, the sample trees were selected. The trees were more than forty years old, healthy growth and ready to be harvested. Then, the observation on morfological fruits was made on the selected samples. The observation was made based on the tropical fruit descriptor standard (IBPGRI, 1980) with the following variables: 1) fruit shape, 2) rind color, 3) seed shape, 4) seed color, 5) mace color. The result shows that 1) fruit and seed shaped were varied in each location (six districts). 2) a variety fruit color were found in Kanawong village, West Siau district. 3) seed color varied in all districts. 4) variety mace color are found in Deahe village, East Siau district. Key words : Nutmeg crop, characterization,siau.

PENDAHULUAN Tanaman Pala (Myristica spp.) termasuk tanaman aromatik dari genus Myristica. Umumnya dikenal enam jenis pala, yaitu Myristica fragrans Houtt. Myristica argantea Ware, Myristica fattua Houtt, Myristica specioga Ware, Myristica sucedona BL, dan Myristica malabarica Lam, akan tetapi, jenis pala yang banyak diusahakan baru terbatas pada Myristica fragrans Houtt karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan dengan jenis pala lainnya (Suwarto dkk, 2014). Menurut Purseglove et al (1995), tanaman pala berasal dari kepulauan Maluku yang dikenal dengan nama Pala Banda (Myristica fragrans Houtt). Bentuk percabangan pohon teratur, daunnya kecil sampai sedang, buahnya bulat, biji besar dan fulinya tebal, berkualitas baik, dan harum khas pala (Ruhnayat dkk, 2015). Menurut Marzuki dkk (2008) tanaman pala tumbuh hingga tinggi tanaman 4-10 m dan kadang mencapai 20 m. Tanaman pala mulai berbuah pada umur 5-8 tahun, bersifat dioecious (berumah dua). Buah berbentuk bulat sampai agak lonjong dengan panjang antara 1-10 cm, berdaging tipis sampai agak tebal dengan warna daging buah krem putih, biji dengan kulit biji keras dan diselubungi oleh salut biji (arilus) dan lebih dikenal dengan nama fuli, bersifat aromatik dengan kandungan senyawa utama myristicin. Sampai saat ini Indonesia termasuk salah satu negara produsen dan pengekspor biji dan fuli pala terbesar dunia, dengan pangsa pasar dunia sebesar 75%. Pasar utama tujuan ekspor pala Indonesia (dari sisi volume) adalah Vietnam, Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Italia. Dewasa ini, sentra produksi tanaman pala bukan hanya di Maluku Utara dengan luas 22.033, tetapi sudah menyebar ke beberapa daerah di Indonesia diantaranya Maluku 9.036 ha, Aceh 16.748 ha, Sulawesi Utara 12.033 ha, dan Jawa Barat 3.195 (Suwarto dkk, 2014). Khususnya di Sulawesi Utara, Pulau Siau yang terletak di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (SITARO) dikenal sebagai salah satu sentra penghasil pala. Tanaman Pala (Myristica sp) yang berkembang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah jenis Myristica fragrans Houtt yang memiliki kualitas dan produktifitas yang tinggi. Keistimewaan Pala Siau sekaligus sebagai ciri dan kualitas yang spesifik adalah memiliki kadar miristisin pada biji pala 11%-13% dan pada fuli 20%-30%. Tanaman atau pohon pala yang ada di Pulau Siau merupakan hasil proses introduksi dari luar yaitu kepulauan Maluku khususnya dari Kepulauan Banda - Maluku yang masuk ke daerah ini melalui hubungan antar pulau dengan Ternate. Saat ini tanaman pala telah menjadi komoditi andalan Kabupaten Siau Tagulandang Biaro khususnya yang ada di Pulau Siau, tersebar di 6 kecamatan, yaitu kecamatan Siau Timur, Siau Timur Selatan, Siau Tengah, Siau Barat, Siau Barat Selatan dan Siau Barat Utara (Anonim 2015). Dalam pengembangan tanaman pala di Pulau Siau terdapat berbagai permasalahan yaitu belum memiliki deskripsi yang lengkap. Belum di lepas sebagai salah satu varietas unggul sedangkan menurut Anonim (2015) pala Siau sudah di kenal luas oleh pasar/konsumen luar negeri, berbeda dengan pala myristica fragrans Houtt di Pulau Banda, Ternate, Tidore dan Tobelo yang sudah di lepas sebagai salah satu varietas melalui kerja sama penelitian

Balai Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dengan Pemerintah Daerah Maluku dan memiliki deskripsi yang lengkap, selain itu terdapat beberapa informasi yang bertolak belakang mengenai keragaman tanaman pala Siau yaitu berdasarkan hasil penelitian Hadad dan Hamid (1990) mengatakan bahwa keragaman tanaman pala tertinggi ditemukan di Pulau Banda, Siau dan Papua, sedangkan hasil penelitian Robert dkk (2015) mengatakan bahwa pala Siau memiliki keragaman yang rendah pada komponen buah pala yaitu hanya berbentuk bulat dan oval, biji berbentuk oval sampai agak lonjong, dan warna kulit buah kuning. Dengan permasalahan tersebut, maka dianggap perlu untuk melakukan kegiatan penelitian mengenai karakterisasi pala Siau (Myristica fragrans Houtt) berdasarkan morfologi buah. Karakterisasi juga merupakan salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan tanaman pala baik pada morfologi atau izosim (Tadesse dan Bekele, 2001 dalam Marzuki, 2008). Selain itu Karakterisasi pala secara lengkap sangat diperlukan bagi upaya konservasi plasmanutfah dan pengembangan varietas serta perlindungan indikasi geografis pala dan pelepasan varietas (Das dkk, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi pala Siau berdasarkan morfologi buah. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survei secara langsung pada tanaman pala di areal pertanaman pala milik petani. Penelitian ini di laksanakan di enam kecamatan, di tiap kecamatan dipilih satu desa sebagai lokasi penelitian. yaitu Kecamatan. Siau Timur, Siau Timur Selatan, Siau Tengah, Siau Barat, Siau Barat Utara, dan Siau Barat Selatan. Masing-masing kecamatan dipilih 1 (satu) desa untuk mewakili kecamatan. Kecamatan Siau Timur di pilih desa Deahe, Kecamatan Siau Timur Selatan desa Pangilolong, Kecamatan Siau Tengah desa Dompas, Kecamatan Siau Barat desa Kanawong, Kecamatan Siau Barat Utara desa Batubulan, dan Kecamatan Siau Barat Selatan di pilih desa Tanaki. Penelitian ini dilaksanakan sejak April sampai dengan Mei 2016. Setelah ditentukan lokasi penelitian dilakukan pemilihan tanaman pala berumur sekitar 40 tahun ke atas, yang buahnya siap dipanen dan sehat pertumbuhannya di masing-masing desa sebagai sampel, setelah itu dilakukan pengamatan morfologi buah pada pohon pala terpilih. Setiap desa di ambil 10 pohon, dan satu pohon di ambil sepuluh sampel buah pala sehingga dalam satu desa diamati sebanyak 100 buah pala, dengan demikian jumlah buah pala yang diamati secara keseluruhan sebanyak 600 buah. Pengamatan dilakukan berdasarkan standar Tropical Fruit descriptor (IBPGRI, 1980), dengan variabel pengamatan yaitu 1) Bentuk Buah, 2) Warna kulit buah, 3) Bentuk biji, 4) Warna biji, 5) Warna fuli. Bentuk buah di amati setelah panen, penentuan bentuk buah dan bentuk biji berdasarkan perbandingan panjang dan diameter buah, panjang biji (cm) dan diameter (cm) buah diukur menggunakan jangka sorong. Pengamatan warna kulit buah dilakukan setelah panen, pengamatan warna biji dan warna fuli di lakukan setelah buah pala dipanen dan dibelah.

Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu menampilkan data dalam bentuk tabelaris. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Bentuk buah. Hasil karakterisasi terhadap bentuk buah menunjukan pala Siau bentuknya terdiri dari 1) oblat, 2) bulat, 3) oval, 4) agak lonjong, 5) lonjong (Tabel 1). Tabel 1. Bentuk Buah Pala Di Pulau Siau Kecamatan Desa Bentuk Siau Timur Deahe Bulat, Oval, Agak lonjong Siau Timur Selatan Pangilolong Bulat, Oval, Agak lonjong, Lonjong Siau Tengah Dompas Oblat, Bulat, Oval, Agak lonjong Siau Barat Kanawong Bulat, Oval, Agak lonjong Siau Barat Utara Batubulan Bulat, Oval, Agak lonjong Siau Barat Selatan Tanaki Bulat, Oval, Agak lonjong, Lonjong Hasil karakterisasi tersebut lebih beragam di bandingkan dengan hasil penelitian Robert dkk (2015) yang mengatakan bahwa bentuk pala Siau hanya bulat dan Oval. Hal ini mungkin disebabkan karena lokasi pengambilan sampel pada penelitian lebih banyak yaitu 6 desa dibandingkan dengan lokasi pengambilan sampel Robert dkk (2015) hanya 2 desa. Berdasarkan tabel 1 bentuk buah bulat, oval, dan agak lonjong ditemukan di semua kecamatan, bentuk buah lonjong di temukan di Kecamatan Siau Timur Selatan, Siau Barat dan Siau Barat Selatan, sedangkan bentuk buah oblat atau melebar hanya ditemukan di Kecamatan Siau tengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk buah pala Siau beragam, seperti yang dikatakan oleh Hadad dan Hamid (1990) bahwa keragaman pala tertinggi ditemukan di Pulau Banda, Siau dan Papua. Hasil karakterisasi menunjukan bentuk buah pala Siau berbedah dengan varietas pala yang sudah di lepas yaitu varietas pala Banda, varietas Tidore 1. Selain memiliki bentuk buah yang sama yaitu bulat (varietas Banda dan Ternate 1), agak lonjong (varietas Tobelo 1), pala Siau juga memiliki bentuk buah oblat, oval dan agak lonjong. Sehingga tanaman pala Siau dapat diusulkan untuk dilepas sebagai varietas yang baru. 2. Warna kulit buah Hasil karakterisasi terhadap warna kulit buah pala menunjukan bahwa warna kulit buah pala di Pulau Siau terdiri dari 1) kuning, 2) kuning kehijauan (tabel 2). Menurut IBPGRI (1980) warna kulit buah terdiri dari kuning, kuning kehijauan dan kuning kecokelatan. Berdasarkan Tabel 2 warna kulit buah kuning di temukan di semua Kecamatan yaitu di Kecamatan Siau Timur, Siau Timur Selatan, Siau Tengah, Siau Barat, Siau Barat Selatan dan Siau Barat Utara, sedangkan warna kulit kuning kehijauan di temukan di Kecamatan Siau Barat. Pala

dengan warna kulit kuning kehijaun oleh masyarakat setempat disebut palang biru. Tabel 2. Warna Kulit Buah Pala Siau Kecamatan Desa Warna kulit Siau Timur Deahe Kuning Siau Timur Selatan Pangilolong Kuning Siau Tengah Dompas Kuning Siau Barat Kanawong Kuning, kuning kehijauan Siau Barat Utara Batubulan Kuning Siau Barat Selatan Tanaki Kuning Hasil karakterisasi menunjukan warna kulit buah pala Siau berbedah dengan varietas pala yang sudah di lepas yaitu varietas Banda, varietas Tidore 1, varietas Ternate 1, dan varietas Tobelo 1. Menurut SK Menteri Pertanian nomor : 4061/Kpts/SR.120/12/2009, tanggal 28 Desember 2009 warna kulit buah varietas Banda, Tidore 1 dan Tobelo 1 yaitu kuning kecokelatan, warna kulit buah varietas Ternate 1 merah kecokelatan, sedangkan Tabel 3. Bentuk Biji Pala di Pulau Siau warna kulit buah pala Siau kuning kehijauan dan kuning. 3. Bentuk Biji Pala Hasil karakterisasi terhadap bentuk biji pala menunjukan bahwa bentuk biji pala Siau bentuknya terdiri dari 1) oblat, 2) bulat, 3) oval, 4) agak lonjong, 5 lonjong. Tabel 1. Bentuk buah pala di Pulau Siau. Kecamatan Desa Bentuk Siau Timur Deahe Bulat, Oval, Agak lonjong, lonjong Siau Timur Selatan Pangilolong Bulat, Oval, Agak lonjong, Lonjong Siau Tengah Dompas Oblat, Bulat, Oval, Agak lonjong, lonjong Siau Barat Kanawong Bulat, Oval, Agak lonjong Siau Barat Utara Batubulan Bulat, Oval, Agak lonjong Siau Barat Selatan Tanaki Bulat, Oval, Agak lonjong, Lonjong Hasil karakterisasi tersebut lebih beragam di bandingkan dengan hasil penelitian Robert dkk (2015) yang mengatakan bahwa bentuk biji pala Siau hanya oval sampai agak lonjong. Hal ini mungkin disebabkan karena lokasi pengambilan sampel lebih banyak yaitu 6 desa dibandingkan dengan lokasi pengambilan sampel dari Robert dkk (2015) hanya 2 desa. Menurut Marzuki (2008) bentuk biji pala terdiri dari 1) oblat, 2) bulat, 3) oval, 4) agak lonjong, 5) lonjong. Berdasarkan tabel 5 bentuk biji bulat, oval dan agak lonjong ditemukan di semua Kecamatan yaitu Kecamatan Siau Timur, Siau Timur

Selatan, Siau Tengah, Siau Barat, Siau Barat Utara, dan Siau Barat Selatan. Bentuk biji lonjong ditemukan di kecamatan Siau Timur, Siau Timur Selatan, Siau Tengah, Siau Barat, dan Siau Barat Selatan. Sedangkan bentuk biji oblat hanya ditemukan di Kecamatan Siau Timur Selatan. 4. Warna Kulit Biji Pala Hasil karakterisasi warna biji pala di Pulau Siau terdiri dari 1) hitam 2) cokelat kehitaman. Warna biji pala cokelat kehitaman dan hitam terdapat di semua kecamatan di Pulau Siau yaitu Kecamatan Siau Timur, Siau Timur Selatan, Siau Tengah, Siau Barat, Siau Barat Utara, dan Siau Barat Selatan. Tabel. 4 Warna Kulit Biji Pala Kecamatan Desa Warna Biji Pala Siau Timur Deahe Cokelat kehitaman, Hitam mengkilap Siau Timur Selatan Pangilolong Coklat kehitaman, Hitam mengkilap Siau Tengah Dompas Cokelat kehitaman, Hitam mengkilap Siau Barat Kanawong Cokelat kehitaman, Hitam mengkilap Siau Barat Utara Batubulan Cokelat kehitaman, Hitam mengkilap Siau Barat Selatan Tanaki Cokelat kehitaman, Hitam mengkilap 5. Warna Fuli Pala Hasil karakterisasi warna biji pala di Pulau Siau terdiri dari 1) hitam 2) cokelat kehitaman. Warna biji pala cokelat kehitaman dan hitam terdapat di semua kecamatan di Pulau Siau yaitu Kecamatan Siau Timur, Siau Timur Selatan, Siau Tengah, Siau Barat, Siau Barat Utara, dan Siau Barat Selatan. Hasil karakterisasi menunjukan warna fuli pala Siau berbedah dengan fuli varietas pala yang sudah di lepas yaitu varietas Banda, varietas Tidore 1, varietas Ternate 1, dan varietas Tobelo 1. Menurut SK Menteri Pertanian nomor : 4061/Kpts/SR.120/12/2009, tanggal 28 Desember 2009 warna fuli varietas Banda, Tidore 1, Ternate 1 dan Tobelo 1 yaitu merah darah, sedangkan warna fuli pala Siau terdiri dari merah darah dan merah darah bercampur kuning gading. KESIMPULAN DAN SARAN Karakter pala Siau berdasarkan morfologi buah adalah sebagai berikut : 1. Warna kulit buah terdiri dari kuning dan kuning kehijauan. 2. Warna biji pala terdiri dari cokelat kehitaman dan hitam 3. Warna fulli buah pala terdiri dari merah darah dan merah darah bercampur kuning gading (hanya ditemukan di Kecamatan Siau Timur, Desa Deahe). 4. Bentuk buah pala di Pulau Siau beragam yang terdiri dari oblat, bulat, oval, agak lonjong dan lonjong. 5. Bentuk Biji pala di pulau siau beragam terdiri dari oblat, bulat, oval, agak lonjong, dan lonjong. Berdasarkan beberapa karakter morfologi buah yang berbeda dengan varietas pala yang sudah dilepas, maka

disarankan untuk dilakukan pelepasan varietas pala Siau sebagai varietas pala yang baru. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1980. Tropical Fruit Descriptor. Internasional Board For Plant Genetic Resources (IBPGRI). http://www.biaodeversity.internasi onal.org/elibrary/publication/detail/ tropical-friut-descriptors. Diakses 18 Maret 2016. Anonim. 2015. Buku Persyaratan Indikasi Geografis Pala Siau. Lembaga Perlindungan Indikasi Geografis Pala Siau (LPIG). Das. S. Soenarsih, Sudarsono, M.G. Bintoro Djoefrie, Yudiwanti Wahyu E.K. 2012. Keragaman spesies pala (myristica spp.) Maluku Utara Berdasarkan Penanda Morfologi dan Agronomi. Jurnal Littri Vol. 18 No.1. http://www.jurnal.littri.ac.id. Diakses 25 Agustus 2016. Hadad dan Hamid, 1990 dalam karakterisasi Morfokotipe dan Proksimat Pala Banda (myristica fragrans Houtt). Marsuki. I, M.R. Uluputty, A. Sandra. Aziz dan M. Surahman. 2008. Buletin Agronomi Vol. 36 No. 2. Diakses 9 Maret 2016. Marzuki. I, M. R. Uluputty, S. A. Aziz, M. Surahman. 2008. Karakterisasi Morfoekotipe dan Proksimat Pala Banda (Myristica fragrans Houtt). Jurnal Buletin Agronomi Vol. 36 No. 2. Diakses 6 Maret 2016. Robert, D. S Runtunuwu, J. E. X. Rogi, Y. Pamandungan. 2015. Keragaman Buah Pala (Myristica fragrans Houtt) di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (SITARO). Jurnal Eugenia Vol 21 No. 3. Ruhnayat. A, E. Martini. Balai Penelitian Tanaman rempah dan Obat (Balittro) bekerja sama dengan Agfor Sulawesi. 2015. Pedoman budidaya pala pada kebun campur. Suwarto, Octavianty. Y, & Hermawati. S. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. Penebar Swadaya. Jakarta Timur.