BAB I PENDAHULUAN. inflasi, dimana hingga Februari 2016 inflasi Indonesia sebesar 4,42%. Salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi yang pesat setelah terjadi revolusi industri

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multi-dimensional yang terjadi akhir-akhir ini secara global, baik krisis

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan mengeruk keuntungan semata. Kontribusinya terhadap komunitas hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di

BAB V PENUTUP. (BEI) periode Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mengenai proses produksi yang ramah lingkungan yang bertujuan

DAFTAR ISI... ABSTRACT... RINGKASAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

I. PENDAHULUAN. keuntungan bagi masyarakat, di mana menurut pendekatan teori akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pedoman merupakan alat atau acuan yang digunakan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya.oleh karena itu, dalam menjalankan kegiatannya perusahaan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, stakeholder semakin menyadari betapa pentingnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan usaha yang bergerak langsung di bidang pemanfaatan. langsung memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang di sekeliling yang menggunakannya. Akan tetapi sekarang hutan. emas dan batubara (Akuntan Indonesia, 2007).

Accounting Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga menunjukkan prospek pada masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan (Sawir, 2001:2).

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh masyarakat maupun lapangan kerja. Namun di sisi lain tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan pengaruh green accunting

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor keuangannya saja, namun juga dari faktor non-keuangan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. liberalisasi ekonomi, berbagai kalangan swasta, organisasi masyarakat, dan dunia

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan serta memakmurkan para pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. Peran bisnis di seluruh dunia telah berkembang selama beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan oleh perusahaan-perusahan yang bergerak dibidangnya tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tentang. dampak positif secara keseluruhan pada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. organisasi mulai menerapkan CSR dalam kegiatan bisnisnya. Menurut The. perusahaan adalah: Komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan menggangu kehidupan manusia. mereka mengalami penurunan kondisi sosial ( Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam pembukaan Undang Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi tetapi juga mengancam kesehatan dan kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. dikontrol dan diupayakan cara yang tepat untuk mengatasinya.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat harus memberikan informasi yang bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan rasio pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan lingkungan adalah salah satu bagian dari Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk menunjukan prospek perusahaan di masa yang akan datang. margin, return on total asset (ROA), dan return on equity (ROE).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan hal-hal alamiah. Perubahan iklim ini menjadi perhatian dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas operasi perusahaan. Perkembangan CSR secara konseptual baru di kemas sejak tahun 1980-an

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebuah perusahaan, pasar modal digunakan sebagai alternatif penghimpun

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. ini juga untuk menarik pihak konsumen untuk membeli produk mereka dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan yang maksimum kepada masyarakat (Ermadiani dan Bambang, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kinerja perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I. Pendahuluan. keuangan saja (single buttom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan,

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND SOCIAL ACCOUNTING)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia masih dilanda ketidakpastian, yang salah satunya dampak dari masih belum optimalnya perbaikan ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cenderung menurun. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,56% dan menurun 0,54%, pada tahun 2014 yakni sebesar 5,02% dan terus menurun lagi pada tahun 2015 yakni menjadi sebesar 4,7%. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini juga diikuti dengan penurunan inflasi, dimana hingga Februari 2016 inflasi Indonesia sebesar 4,42%. Salah satu factor yang mempengaruhi perlambatan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2013 adalah menurunnya pertumbuhan industry pengolahan yang merupakan sektor yang paling berkontribusi pada pembentukan GDP Indonesia (http://hipotesa.lk.ipb.ac.id). Dikutip dari www.kompas.co.id dalam beritanya tentang pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan bertujuan mencapai pembangunan ekonomi yang pesat dan berkelanjutan disertai pemerataan. Pembangunan yang berkelanjutan juga berarti bahwa Indonesia harus memanfaatkan sumber daya alam yang tidak terbarukan (depletable) secara efisien, agar sumber daya alam ini tidak cepat habis. Di samping kebijakan makroekonomi yang sehat, Indonesia perlu mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan kemampuan teknologi industri perusahaanperusahaan manufaktur Indonesia, khususnya perusahaan-perusahaan manufaktur nasional. 1

2 Hal ini perlu karena membangun sektor industri manufaktur yang dinamis sangat diperlukan untuk mencapai transformasi struktural ekonomi Indonesia. Hal ini juga penting karena sektor industri manufaktur adalah sumber lapangan kerja yang lebih produktif daripada sektor pertanian, serta sumber ekspor barang-barang jadi ataupun katalisator untuk perkembangan sektor jasa-jasa. Berdasarkan teori akuntansi tradisional,perusahaan harus memaksimalkan laba untuk memberikan kontribusi yang maksimal kepada masyarakat (Aldilla dan Dian, 2009). Teori tradisional ini sudah tidak tepat digunakan karena jika berkaitan dengan aspek lingkungan, maka tujuan perusahaan bukan hanya memperoleh laba yang maksimal namun harus diperhatikan pula dampak sosial yang ditimbulkan. Prinsip maksimalisasi laba dalam pencapaian kinerja keuangan yang baik bisa memberikan dampak yang belum tentu baik pada masyarakat. Prinsip tersebut sudah dianggap menyimpang dari kaidah-kaidah dalam masyarakat, seperti kerusakan lingkungan, global warming, rusaknya ekosistem dan peningkatan limbah. Disini Corporate Social Responsibility berisi semua tentang kegiatan yang berhubungan tentang social dan lingkungan perusahaan. Sehingga dapat dijadikan sebagai ajang promosi perusahaan sehingga kinerja lingkungan (environmental performance) dan kinerja keuangan (financial performance) perusahaan dipandang baik oleh stakeholder. Pertumbuhan perusahaan manufaktur di Indonesia memang berdampak positif seperti bertambahnya lapangan pekerjaan yang akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Tapi di sisi lain, ada dampak negative yang ditimbulkan dan mempengaruhi kelestarian. Permasalahan lingkungan

3 merupakan faktor penting yang harus dipikirkan oleh pemerintah, mengingat dampak buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin nyata. Seperti yang kita tahu bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menyumbang limbah cukup banyak terhadap lingkungan dan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Perusahaan manufaktur di Indonesia belum seutuhnya menerapkan pengelolaan lingkungan yang baik dan tanggung jawab sosial. Salah satu kasus yang mengejutkan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Sidoarjo adalah fenomena Lumpur Lapindo yang sampai sekarang masih belum ada kepastian hukum dan juga dampak pengeboran PT. Lapindo Brantas tersebut semakin meluas sejak tahun 2006. PT Lapindo Brantas adalah salah satu perusahaan pertambangan yang melakukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang ditunjuk oleh BP Migas untuk melakukan pengeboran minyak dan gas bumi di Iindoensia. Kasus Lumpur Lapindo ini terjadi sejak 29 Mei 2006 yang disebabkan oleh kesalahan prognosis pengeboran tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengeboran tersebut menyentuh batuan gamping setelah pengeboran di kedalaman 9.297 kaki. Dampak ini menyebabkan 16 desa di tiga kecamatan terendam lumpur dan aktivitas warga dan perekonomian di sekitar semburan lumpur tidak dapat beroperasi. Sampai tahun 2016 ini semburan lumpur masih aktif dan ganti rugi atas kejadian tersebut masih belum diterima oleh keseluruhan warga di Sidoarjo. Kasus ini adalah bentuk kelalaian pemerintah dalam pengawasan terhadap izin pertambangan sehingga harus ada evaluasi terhadap kinerja pemerintah daerah dalam bidang lingkungan.

4 Upaya Pemerintah dalam meningkatkan peran perusahaan dalam pelestarian lingkungan hidup, tahun 2002 Kementrian Lingkungan Hidup mengadakan Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). PROPER merupakan suatu program yang dibentuk oleh Pemerintah yang bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup sebagai bentuk penataan lingkungan dan mengukur kinerja lingkungan suatu perusahaan. Program ini bertujuan agar perusahaan semakin baik dalam usaha peduli terhadap lingkungan. (www.menlh.go.id/proper/). Penghargaan PROPER bertujuan untuk mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency). Hal ini dinilai dari pemenuhan ketentuan dalam izin lingkungan, pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, dan pengendalian kerusakan lingkungan. Tujuan dari PROPER ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah, dan dengan penentuan peringkat tersebut dapat menunjukkan environmental performance yang dilakukan perusahaan dalam rangka konservatisme sehingga dapat mengontrol dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan perusahaan. Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari system manajemen lingkungan yang terkait dengan control aspek-aspek lingkungannya. Maka dari itu Kementrian Lingkungan Hidup menginstrusikan PROPER sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mengukur berpengaruh atau tidaknya kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan karena pengelolaan lingkungan yang

5 baik dapat menghindari klaim dari masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan kualitas produk yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Beberapa penelitian sebelumnya juga terdapat GAP. Hasil penelitian Anindito, Ardiyanto (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja finansial perusahaan, sedangkan dalam penelitian Astuti, Anisykurlillah (2014) menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan disebabkan karena adanya kebiasaan investor yang kurang memperhatikan apa yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya dan hanya memperhatikan kondisi pasar perusahaan apakah menguntungkan atau tidak bila dilakukan investasi. Selain itu, menurut Darnall (2005) dan Fitriani (2013) menyatakan environmental performance berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil ini bertentangan dengan Susi (2005) dan Aldilla, Agustia (2008) yang menyatakan environmental performance tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Perbedaan hasil penelitian ini menarik jika diteliti kembali karena hasil dari penelitian sebelumnya cenderung bervariatif. Menurut McWilliams dan Siegel (2001) apabila perusahaan memperhatikan terhadap lingkungan hidup dan dimensi sosial maka potensi perusahaan atas keberlanjutan usaha akan semakin tinggi. Corporate Social Responsibility Disclosure tidak hanya difokuskan pada nilai perusahaan yang terdapat dalam aspek keuangan, namun juga harus memperhatikan tiga aspek sekaligus yaitu keuangan, lingkungan dan sosial (Anis Fitriani, 2013). Hal ini

6 didasarkan pada teori stakeholder yang juga memperhatikan dampak bagi pemangku kepentingan. Tujuan dilakukannya Corporate Social Responsibility Disclosure untuk mencerminkan environmental performance yang dilakukan oleh perusahaan secara transparan kepada investor dan juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atas operasional produksi. Menurut penelitian dari Guo-Wei, et.al (2014) menyebutkan bahwa Perusahaan harus bertanggung jawab untuk efek dari tindakan mereka yang di miliki oleh pemangku kepentingan dengan mengasumsikan sikap adil dan bertanggung jawab dan menghargai pembangunan berkelanjutan. Perusahaan yang mempengaruhi stakeholder maka mereka harus memikul tanggung jawab dengan berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan menunjukkan sikap yang adil misalnya, menyediakan anggota staf dengan kerja yang positif dengan lingkungan, memperkenalkan produk hijau, mempertahankan kualitas lingkungan, dan memuat interaksi positif dengan masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Kitzmueller dan Shimshack (2012), Schmitz dan Schrader (2015) dan Crifo dan Lupakan (2015) menyebutkan bahwa salah satu kemungkinan yang dilakukan oleh manajer perusahaan dengan kontribusinya untuk barang publik terhadap kepentingan pemegang saham sebagai cara memuaskan preferen mereka sendiri. Sebaliknya, Baron (2001) menyebutkan bahwa model CSR sebagai respon memaksimalkan keuntungan politik pribadi, dalam modelnya seorang aktivis mengancam akan memboikot perusahaan kecuali tindakan-tindakan tertentu (misalnya, langkah-langkah untuk melindungi

7 lingkungan) yang diambil karena CSR yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka untuk memaksimalkan keuntungan, Baron menjelaskan ini sebagai strategic CSR. Dalam penelitian ini Corporate Social Responsibility Disclosure digunakan sebagai variabel intervening dari hubungan antara environmental performance terhadap economic performance. Beberapa penelitian sebelumnya Tarmizi Ahmad dan A la Rahmawati (2012) dan Fitria, dkk (2014) menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility disclosure dapat menjadi variabel intervening. Sedangkan pada penelitian Helmi Yazid (2013), Whino Sekar Prasetyaning Tunggal dan Fachrurrozie (2014) dan Tita Djuitaningsih dan Erista (2011) menyatakan Corporate Social Responsibility disclosure tidak dapat menjadi variabel intervening. Dengan hasil penelitian sebelumnya di atas, terdapat perbedaan antara satu peneliti dengan peneliti yang lain, sehingga mendorong untuk dilakukan penelitian kembali terhadap Corporate Social Responsibility disclosure. Penelitian mengenai kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan corporate social responsibility sangat menarik untuk dilakukan penelitian kembali, mengingat pada penelitian-penelitian sebelumnya terjadi perbedaan hasil penelitian. Sehingga peneliti ingin mencoba menguji kembali tentang pengaruh Environmental Performance terhadap Economic Performance dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Intervening dengan sektor indutri yang berbeda serta menggunakan periode yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini selain menguji pengaruh langsung juga akan menguji pengaruh tidak langsung dari variabel environmental performance terhadap economic performance melalui Corporate Social Responsibility sebagai

8 variabel intervening. Menurut Baron dan Kenny (1986) variabel intervening adalah variabel yang ikut mempengaruhi hubungan antar variabel independen dan dependen. Pada penelitian ini, peneliti mengambil studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek tahun 2013-2015 dan mengikuti program PROPER karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menyumbang limbah cukup banyak terhadap lingkungan dan keikutsertaan perusahaan dalam program PROPER 2013-2015 yang menjadi wujud kepedulian terhadap lingkungan. Sehingga, berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Environmental Performance terhadap Economic Performance dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Intervening.

9 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Environmental performance berpengaruh signifikan terhadap Economic Performance? 2. Apakah Environmental performance berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility? 3. Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap Economic Performance? 4. Apakah Corporate Social Resposibility (CSR) secara tidak langsung dapat mempengaruhi hubungan antara environmental performance dengan economic performance? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, berikut tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh environmental performance terhadap economic performance. 2. Untuk mengetahui pengaruh environmental performance terhadap Corporate Social Responsibility. 3. Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Economic Performance.

10 4. Untuk mengetahui pengaruh Environmental Performance terhadap Economic Performance dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Intervening. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh environmental performance terhadap economic performance dengan Corporate Social Responsibility sebagai variabel intervening. 2. Bagi STIE Perbanas Surabaya dapat dijadikan sebagai pertimbangan atau referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Pemerintah, Penelitian ini diharapkan dapat mendorong pemerintah agar menetapkan regulasi yang melindungi masyarakat dari pencemaran lingkungan akibat proses produksi yang dilakukan perusahaan. 4. Bagi pihak manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi perusahaan untuk mempertimbangkan efek lingkungan yang ditimbulkan dari operasional produksi, dapat memberikan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan perusahaan agar masyarakat sekitar tidak terganggu atas kegiatan operasional produksi dan agar perusahaan terdorong untuk membantu program pemerintah dalam melestarikan lingkungan alam.

11 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian yang mendukung topik permasalahan dalam penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan secara singkat beberapa hasil penelitian terdahulu disertai dengan landasan teori, kerangka pemikiran, serta hipotesis dari penelitian terdahulu yang akan dibuktikan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, batasan, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini menjelaskan mengenai data yang telah diolah dan pembahasan terkait analisis yang telah dilakukan pada penelitian. Sub bab yang ada pada bab ini adalah gambaran subjek penelitian, analisis data dan pembahasan. BAB V PENUTUP Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian, keterbatasan-keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.