BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi susu di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2012, konsumsi susu di Indonesia masih didominasi oleh susu bubuk, namun bila dilihat dari persentase kenaikannya, pertumbuhan konsumsi susu ultra high temperature (UHT), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan konsumsi susu bubuk (Kompas.com / Didik Purwanto / Minggu, 9 September 2012 / 14.52 WIB). Fakta tersebut didukung dengan banyaknya susu siap minum dengan aneka ragam merek yang sangat mudah ditemui saat ini. Kebanyakan dari produk tersebut menggunakan teknologi UHT karena ketahanan produk yang diolah dengan teknologi tersebut mampu bertahan hingga hitungan bulan, namun teknologi tersebut bukanlah satu-satunya cara untuk memproduksi susu siap minum dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Mobilitas masyarakat yang tinggi saat ini menjadikan susu siap minum dianggap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi kesehatan mereka. Selain itu, kini susu tidak hanya dianggap sebagai minuman yang menyehatkan, tetapi juga sebagai minuman yang menyegarkan. Tersedianya banyak pilihan produk susu siap minum saat ini tentunya membuat persaingan antar produk sejenis menjadi semakin tinggi, untuk menjadi produk pilihan masyarakat dibutuhkan sebuah identitas. Identitas sebuah produk dapat dibangun melalui pemberian merek atau brand, tujuannya untuk membedakannya dengan produk kompetitor. Produk susu Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan atau yang lebih dikenal dengan susu KPBS Pangalengan adalah salah satu produk susu siap minum. Pada tahun 1997, susu KPBS Pangalengan pertama kali memasarkan produknya secara langsung ke konsumen, produk yang dipasarkan adalah produk susu pasteurisasi dalam kemasan cup dan bantal. Saat awal kemunculannya, produk susu KPBS Pangalengan cukup diminati masyarakat, penjualan yang dilakukan berkeliling dengan menggunakan gerobak sepeda juga sangat mudah ditemui saat itu. 1
Kini produk susu KPBS Pangalengan dapat dikatakan keberadaannya sulit ditemui di pasaran, hal ini mungkin terjadi karena produk tersebut tenggelam ditengah persaingan produk susu kemasan siap minum yang banyak tersedia di toko-toko kecil atau pasar swalayan. Setiap produk tersebut masing-masing memiliki ciri yang menandakan identitas mereka, bahkan tidak sedikit dari mereka telah mampu membangun asosiasi dan ikatan emosional dengan pelanggannya. Sampai saat ini produk susu KPBS masih menggunakan nama yang sulit dilafalkan, terutama bagi masyarakat yang baru pertama kali mendengar nama tersebut, mereka juga menggunakan logo yang berbeda disetiap jenis kemasan, tampilan desain kemasan kurang menarik, serta media periklanan yang digunakan untuk menyampaikan informasi tentang produk pun sulit dijumpai. Hal ini mengindikasikan bahwa selama ini identitas yang dimiliki KPBS Pangalengan untuk produk susunya masih jauh dibawah pesaingnya sehingga masalah keberadaannya yang sulit ditemui pun terjadi dan berlangsung hingga saat ini. Perancangan identitas dan media informasi sangat dibutuhkan produk susu pasteurisasi KPBS Pangalengan. Kedua hal tersebut dilakukan untuk menghindari semakin memudarnya merek KPBS Pangalengan dibenak masyarakat dan kurangnya informasi tentang produk tersebut. Selain itu, demi terus bergeraknya industri yang melibatkan banyak anggota masyarakat yang diwadahi oleh koperasi ini ke arah pertumbuhan sehingga perekonomian anggotanya tetap terus tumbuh dan mampu kembali menyita perhatian pasar. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang terjadi dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Produk susu pasteurisasi KPBS Pangalengan keberadaannya sulit ditemui dipasaran. 2. Nama KPBS Pangalengan sulit dilafalkan, logo yang digunakan beragam, tampilan desain kemasan yang digunakan tidak menarik, dan media periklanan yang digunakan sangat minim. 2
1.3 Rumusan Masalah Setelah permasalahan diidentifikasi, maka dapat ditarik sebuah pertanyaan yang jawabannya akan menjadi solusi dari permasalahan yang terjadi, yaitu: Bagaimana merancang identitas dan media periklanan yang tepat untuk produk susu pasteurisasi KPBS Pangalengan? 1.4 Ruang Lingkup Dalam perancangan tugas akhir ini dibuat batasan permasalahan yang bertujuan agar perancangan ini menjadi lebih fokus dan terarah. Ruang lingkup dalam perancangan tugas akhir ini adalah hal yang terkait dengan bidang studi Desain Komunikasi Visual, konsentrasi Multimedia Marketing, yang meliputi: 1. Perancangan pada produk susu pasteurisasi kemasan cup dengan label KPBS Pangalengan. 2. Bentuk perancangan yang dilakukan, terdiri dari: a. Perancangan identitas visual meliputi nama dan tagline yang diterapkan pada logo, kemasan, seragam, dan gerobak sepeda. b. Perancangan identitas komunikasi berupa iklan pada media lini bawah meliputi leaflet, poster, dan alat tulis (pena, penggaris, dan buku tulis). 3. Waktu Perancangan terhitung sejak bulan Maret hingga Juni 2013. 4. Khalayak Sasaran a. Utama Anak-anak - Demografis Usia : 7 9 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan Family Life Cycle : Masa anak-anak pertengahan Pekerjaan : Pelajar sekolah dasar - Psikografis o Aktivitas Belajar dan bermain. o Ketertarikan Hal baru, menarik, praktis, dan warna-warna cerah. 3
o Karakteristik Selalu ingin tahu, konsumtif, aktif, dan ceria. - Geografis Wilayah Jakarta dan Jawa Barat. b. Pendukung Orang tua - Demografis Usia : 30 40 tahun Jenis Kelamin : Pria dan wanita Pekerjaan : Pegawai SES : B (Rp. 2.000.000 3.000.000) - Psikografis o Aktivitas Bekerja (rumah tangga maupun kantoran). o Ketertarikan Hal-hal yang memberi nilai positif (pendidikan, kebersihan, dan kesehatan) dan meyakinkan. o Karakteristik Peduli terhadap keluarga, peka terhadap kebersihan dan kesehatan. - Geografis Wilayah Jakarta dan Jawa Barat. 1.5 Tujuan Perancangan Tujuan perancangan ini adalah untuk menumbuhkan kembali identitas susu KPBS Pangalengan di benak masyarakat sehingga menjadi salah satu produk pilihan mereka. 4
1.6 Cara Pengumpulan Data Cara pengumpulan data yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer adalah data utama yang akan digunakan dalam perancangan, data ini didapatkan melalui: a. Pengamatan dan pencatatan terhadap produk susu KPBS Pangalengan dan kompetitor. b. Wawancara pada tugas akhir ini dibagi menjadi dua jenis yang dibedakan berdasarkan bentuk pertanyaan yang diajukan, yaitu: - Wawancara dengan pertanyaan tidak berstruktur atau open-onded question merupakan wawancara yang memungkinkan responden menjawab pertanyaan dengan bebas (Abdurahman dan Muhidin, 2011: 91). Wawancara ini dilakukan terhadap Bapak Andri Novandi, S.Pt, Bapak drh. H. Asep Rahmat Khaerudin, dan Bapak Rahmat Asman. - Wawancara dengan pertanyaan campuran merupakan wawancara yang terdiri dari pertanyaan berstruktur (responden dapat memilih jawaban yang disediakan) dan pertanyaan tidak berstruktur (Abdurahman dan Muhidin, 2011: 91). Wawancara ini dilakuan dengan cara pengambilan sampel purposive atau sampel dengan kriteria tertentu yaitu anak-anak usia 7 9 tahun. Serta terhadap orangtua yang memiliki anak usia 7 9 tahun selaku pengambil keputusan anak. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data pendukung data utama, data ini didapatkan melalui: a. Studi Pustaka dilakukan melalui textbook yang berkaitan dengan teori periklanan, dan desain komunikasi visual. 5
1.7 Skema Perancangan Berikut ini adalah alur yang akan digunakan dalam perancangan kembali citra susu KPBS Pangalengan: Identitas masih memiliki kekurangan dari segi visual dan sulit ditemuinya media periklanan Ide: Merancang re-branding untuk produk susu KPBS Pangalengan Mengumpulkan data relevan dengan cara: Sumber Primer: Pengamatan dan Pencatatan; Wawancara; Sumber Sekunder: Studi Pustaka. Analisis Data Perancangan konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep visual, dan konsep media. Perancangan identitas yang meliputi nama, logo, kemasan, gerobak sepeda, dan seragam Perancangan media periklanan lini bawah sebagai salah satu elemen dari kegiatan promosi. Gambar 1.1 Skema Perancangan 6
1.8 Pembabakan Berikut ini adalah uraian singkat setiap bab yang akan digunakan dalam penulisan tugas akhir ini: Bab I Pendahuluan Bab I ini terdiri dari latar belakang yang berisikan tentang fenomena maraknya susu siap minum yang beredar dipasaran saat ini. Lalu membahas masalah pada produk susu KPBS Pangalengan, sebagai produk susu siap minum terkait dengan fenomena yang terjadi. Kemudian menjelaskan pentingnya identitas pada produk serta media periklanan. Selanjutnya bab ini menjabarkan permasalahan yang dibagi menjadi dua bagian yaitu, identifikasi masalah dalam bentuk poin dan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan. Kemudian menjelaskan ruang lingkup sebagai batasan perancangan, tujuan perancangan yang berisikan jawaban atas pertanyaan pada rumusan masalah, cara pengumpulan data yang akan digunakan, skema perancangan sebagai acuan proses perancangan agar terarah dan sesuai dengan tujuan, serta pembabakan yang berisikan uraian singkat setiap bab. Bab II Dasar Pemikiran Menjelaskan teori atau dasar pemikiran yang relevan dengan topik, selanjutnya teori-teori tersebut akan digunakan untuk menganalisis data dan pijakan dalam perancangan yang akan dilakukan. Teori atau dasar pemikiran ini didapat melalui studi pustaka dari textbook berkaitan dengan teori periklanan, dan desain komunikasi visual. Bab III Data dan Analisis Masalah Data Menguraikan hasil pengumpulan data pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap KPBS Pangalengan dan kompetitor, wawancara kepada pengurus KPBS Pangalengan, dan kuesioner yang disebarkan kepada khalayak sasaran produk susu pasteurisasi KPBS Pangalengan. 7
Analisis Analisis atas data yang telah didapatkan, dengan menggunakan teori atau dasar pemikiran yang dijabarkan dalam bab II sebagai alat ukur. Sehingga menghasilkan perancangan identitas dan media periklanan yang mampu menumbuhkan kembali merek susu KPBS Pangalengan di benak masyarakat. Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Bab ini terdiri dari konsep komunikasi yang menjelaskan tentang ide yang akan disampaikan kepada khalayak sasaran produk, konsep kreatif menjelaskan pendekatan yang akan digunakan pada perancangan, konsep visual yang menjelaskan jenis huruf, bentuk, warna, dan gaya gambar, konsep media menjabarkan media yang akan digunakan, serta menampilkan hasil perancangan yang terdiri dari sketsa hingga penerapan visualisasi pada media. Bab V Penutup Berisi jawaban dari tujuan perancangan yang tercantum pada bab I dan saran berupa ide atau solusi mengenai permasalahan seperti yang terjadi pada produk susu KPBS Pangalengan. 8