Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan usaha,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk terus meningkatkan daya saingnya agar tidak ketinggalan oleh para

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

BAB II URAIAN TEORITIS. Krisviyanti (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis pengaruh

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA. Juni Trisnowati Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB II LANDASAN TEORI. Instruksi-instruksi tersebut berbentuk perangkat lunak (software).

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar

BAB IV PENUTUP. mereka terima dari perusahaan. 2. Berdasarkan temuan peneltian, pelayanan dimensi reliability dan assurance

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu unggul dalam persaingan tersebut. perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sulit untuk

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad keduapuluh satu ini, banyak sekali perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

ANALISIS PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. CENTRAL SENTOSA FINANCE SURAKARTA

#13 KEPUASAN PELANGGAN

KEPUASAN PELANGGAN #12

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan

#14 KEPUASAN PELANGGAN

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Usaha Perjalanan Wisata

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN BELI MASYARAKAT DI SFA TOSERBA KAMPUNG SEWU SURAKARTA

KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN HARAPAN SERTA PERSEPSI PASIEN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK X DI DAERAH SEMINYAK

UPAYA MENCIPTAKAN KEPUASAN PELANGGAN DENGAN PENGELOLAAN SERVICE QUALITY (SERVQUAL)

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

LANDASAN TEORI. A. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui, memahami pelanggan

Kris Setyaningsih Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X. Wahyudhi Sutrisno ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan dan harapan manusia yang terus-menerus meningkat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 01 BONTI DI KECAMATAN BONTI KABUPATEN SANGGAU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam jaman yang semakin modern ini, fotografi berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Kualitas Pelayanan Jasa Pembiayaan Yang Mempengaruhi Kepuasan Mitra Usaha Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Cabang Purwokerto

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN (SERVICE QUALITY) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA SOP AYAM PAK MIN KLATEN DI MALANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian Indonesia. Industri Ritel memiliki kontribusi terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah perkembangan dunia industri yang sangat pesat, maka persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, HARG DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENONTON UNTUK MENONTON FILM

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI KLINIK SPESIALIS GRAHA AMANAH

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MENGENAI KUALITAS LAYANAN FIRST MEDIA DI BANDUNG MENGGUNAKAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat,

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran sangat berperan penting terhadap penjualan produk. Pernyataan ini

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

Mengukur Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kegiatan Akademik di Pendidikan Tinggi Islam

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP INTENSI PEMBELIAN ULANG DI TOKO BUKU GRAMEDIA MERDEKA BANDUNG. Nur Hayati ABSTRAK

Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Rawat Inap Menggunakan Metoda Service Quality (Servqual) *

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

PENGARUH LOKASI, PELAYANAN, DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN WARUNG SEAFOOD YU YEM PANTAI JATIMALANG. Ely Septiadi

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API SRIWEDARI DI STASIUN SOLO BALAPAN JURUSAN SOLO-YOGYAKARTA

KUALITAS LAYANAN BEBERAPA PERUSAHAAN ASURANSI DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengaruh era globalisasi berdampak cukup tinggi pada

Analisis Kualitas Layanan dengan Metode Servqual dan AHP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surabaya

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Iptek dan informasi yang semakin pesat dan mengglobal dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi,banyak sektor usaha baru yang bermunculan, terbukti dari

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Paket Berdasarkan Hasil Pengukuran Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) Di PT.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jasa merupakan pemberian kinerja atau tindakan tidak kasat mata yang

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS MAHASISWA PADA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI SUKABUMI. Asep Hermawan STIE PGRI Sukabumi

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Service Kendaraan Bermotor Menggunakan Metode Service Quality Di Dealer Yamaha Cicadas*

arti pemasaran, disini penulis mengutip pendapat dari beberapa ahli pemasaran.

Konsep Gap Analysis dalam Memenuhi Kepuasan Pelanggan Oleh: Jufina

BAB II LANDASAN TEORI. tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif (Sumarwan, 2004:289). Sama

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) TOTAL CUSTOMER SATISFACTION (TCS) TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

Transkripsi:

EKSPEKTASI DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS SOERJO NGAWI Rozalina Novianty 1 Lina Sugiyanto 2 Istiana Wijayanti Mala 3 Universitas Soerjo Ngawi Korespondensi : roza_nov@yahoo.com ABSTRACT This research is conducted to know students expectation and perception to the quality of education at University of Soerjo Ngawi, in study program of management. The research was using SERVQUAL (Service Quality) method which founded by Parasuraman, et.al. Based on the data analysis, the student s expectation to quality was not enough than the actual quality. We could see from the result between quality-expectation and quality-perception that showed the big differences result. Keywords: Ecpectation, Perception, Service Quality ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ekspektasi dan persepsi mahaiswa terhadap kualitas pendidikan yang diberikan oleh Universitas Soerjo Ngawi, khususnya pada Program Studi (Prodi) Manajemen. Penelitian ini menggunakan metode SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman dan rekan. Dari hasil analisis data diperoleh kenyataan bahwa kualitas yang diharapkan mahasiswa terhadap kualitas aktual yang diterimanya di Universitas Soerjo Ngawi pada Prodi Manajemen belumlah cukup, terlihat dari perbedaan yang cukup besar antara hasil yang diperoleh dari perhitungan antara kualitasekspektasi dan kualitas-persepsi. Kata kunci: Ekspektasi, Persepsi, Kualitas Jasa PENDAHULUAN Tingginya kesadaran masyarakat untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas mendorong perguruan tinggi untuk menyiapkan sumber daya tersebut sehingga mampu bersaing secara sehat di dunia pekerjaan nantinya. Hal ini juga didorong kepercayaan masyarakat akan kemampuan suatu perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Oleh karena itu maka berbagai tawaran untuk melanjutkan pendidikan selepas SMA ke tingkatan yang lebih tinggi banyak ditawarkan. 131

Banyak perguruan tinggi yang menawarkan program studi (prodi) sesuai dengan minat masingmasing calon mahasiswanya. Salah satu program yang ditawarkan adalah prodi manajemen. Dimana tujuan umum dari program ini adalah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas di dalam dunia bisnis untuk menjadi lebih terampil dan terlatih. Intuisi dan insting bisnis lebih ditekankan dalam jenis pendidikan ini, dimana kemampuan untuk menganalisa peluang, ancaman dan kesempatan bisnis diajarkan untuk dapat diterapkan di dalam bisnis Universitas Soerjo Ngawi sebagai salah satu perguruan tinggi di kabupaten Ngawi juga menyelenggarakan program pendidikan ini. Beberapa pendapat mahasiswa yang berkuliah disini menyatakan bahwa prodi Manajemen Universitas Soerjo (Unsoer) Ngawi mempunyai kualitas yang cukup baik. Karena untuk dapat menarik calon mahasiswa sebanyak mungkin, perguruan tinggi harus mampu memenuhi harapan (expectation) yang diinginkan mahasiswanya terhadap kualitas pendidikan yang diberikan. Sedangkan pengertian kualitas pendidikan dalam hal ini adalah kemampuan dari prodi Manajemen Unsoer Ngawi untuk menyediakan dan memberikan sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan akademis yang akhirnya akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya guna. Indikator tentang kemampuan akan kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh prodi Manajemen Unsoer Ngawi dan mempengaruhi persepsi konsumennya dapat terlihat dari peningkatan jumlah calon mahasiswa dari tahun ke tahun yang mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam pendidikan di prodi Manajemen Unsoer Ngawi ini. Selain itu prodi Manajemen Unsoer Ngawi juga telah berhasil meluluskan mahasiswanya dan mampu menempatkan para alumninya pada karier masing-masing yang diinginkan. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap suatu perguruan tinggi adalah diterimanya lulusan perguruan tinggi tersebut di lapangan kerja. Untuk dapat diterima di lapangan kerja, suatu perguruan tinggi harus dapat menghasilkan lulusan bermutu yang mampu memenuhi tuntutan pekerjaan. Oleh karena itu pengukuran kualitas atas jasa jauh lebih sulit bagi konsumen untuk dievaluasi 132

dibandingkan kualitas atas barang. Dan proses terbentuknya kualitas atas jasa juga termasuk didalamnya proses pengantaran jasa tersebut (the process of service delivery). Beberapa dimensi yang digunakan dalam pengukuran kualitas ini adalah: tangible, reliability, responsiveness, competence, courtesy, credibility, security, access, communication, understanding the customer (Parasuraman, et.al, 1994). Integrasi dari semua dimensi pengukuran diatas apabila diterapkan secara baik oleh perusahaan jasa akan menimbulkan kesan yang baik, sehingga kualitas yang diinginkanpun akan timbul. KAJIAN LITERATUR Setiap Kualitas jasa yang diterima oleh konsumen mempunyai ukuran yang sangat relatif, tergantung dari sudut pandang dan penggunaan yang dilakukan konsumen itu sendiri. Biasanya jasa akan disebut memberikan kualitas yang baik apabila ekspektasi dari konsumen terhadap pelayanan yang akan diterimanya sebelum dia mengkonsumsi jasa tersebut dan kenyataan setelah dia mengkonsumsi jasa tersebut sama atau lebih. Tingkat kepuasan konsumen atas penggunaan jasa yang dikonsumsinya disebut dengan customer satisfaction yang akan menjadi ukuran bagi pelayanan jasa tersebut. Dan menurut Kotler (2007), definisi dari satisfaction (kepuasan) adalah: "Perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya". Kepuasan konsumen atas jasa yang diterimanya akan menjadi sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Konsumen akan merasa puas apabila persepsi atas kinerja jasa sama dengan ekspektasinya dan kenyataannya. Begitu pula terhadap kinerja pelayanan jasa di bisnis pendidikan tinggi. Tetapi apabila ternyata perbandingan antara persepsi terhadap kinerja jasa lebih kecil daripada ekspektasinya maka konsumen akan merasa tidak puas. Ekspektasi atau pengharapan merupakan sesuatu hal yang normatif yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu produk (barang/jasa) serta berkaitan dengan kualitas produk dan kepuasan konsumen. Dan konsumen membangun pengharapan berdasar 133

atas merek atau produk yang akan memberikan kepuasan dan benefit dari produk tersebut (Assael, 1998). Sedangkan menurut Parasuraman, et.al (1994) ekspektasi merupakan: "Keyakinan konsumen sebelum membeli suatu produk dan menjadi acuan dalam menilai kinerja (membuat persepsi) produk tersebut". Sehingga sangatlah wajar apabila produsen atau perusahaan dituntut untuk mampu memenuhi ekspektasi dari pelanggannya. Ekspektasi yang diinginkan oleh pelanggan dipengaruhi oleh beberapa faktor penting yang akhirnya akan ikut mempengaruhi keputusan pembelian (Parasuraman, et.al). Hal tersebut dapat kita sebutkan satu persatu, yang pertama adalah apa yang pelanggan dengar dari pelanggan lainnya tentang suatu produk (word-ofmouth communications) yang merupakan determinan potensial dari ekspektasi tersebut. Sebagai contoh tentang kinerja sebuah bengkel kendaraan, pelanggan potensial akan mendengarkan saran atau pemberitahuan pelanggan lain tentang kualitas yang diberikan oleh bengkel tersebut. Hingga akhirnya calon pelanggan potensial itu tertarik untuk mencobanya, jelas terlihat bahwa informasi dari mulut ke mulut merupakan sarana promosi yang efektif di dalam hal ini. Yang kedua adalah personal needs, dimana kebutuhan dan keinginan masing-masing individu terhadap suatu produk amatlah beragam, seperti dalam Teori Kebutuhan Maslow. Dan keragaman tersebut tergantung pada karakteristik individu dan lingkungan sekitarnya masing-masing. Faktor yang ketiga adalah pengalaman masa lalu (past experience) tentang penggunaan jasa sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pelanggan. Pengalaman yang diterima seseorang akan mempengaruhi harapan tentang kualitas yang diinginkan selanjutnya. Pelanggan akan mengharapkan menerima kualitas lebih baik dibandingkan kualitas yang diterimanya pada masa lalu karena tidak memuaskan dirinya. Faktor yang keempat adalah external communications dimana perusahaan penyedia jasa melakukan pemberitahuan tentang jasa yang diberikannya atau lebih dikenal dengan sebutan promosi. Iklan dan promosi yang baik tentang perusahaan jasa dan didukung dengan fakta yang ada, akan memberikan kesan kepada calon 134

konsumennya yang akhirnya memberikan manfaat tentang ketertarikan konsumen untuk mencoba dan menimbulkan ekspektasi terhadap kualitas. Dari keempat faktor tersebut bisa membuat para konsumen menimbulkan kepercayaan pada dirinya tentang kualitas yang akan didapatnya. Sehingga dari ekspektasi tersebut yang telah terbentuk akan timbul sebuah persepsi tentang kualitas di dalam anggapan konsumen berkaitan dengan kualitas yang akan diterimanya. Motivasi seseorang dalam mengkonsumsi dipengaruhi oleh persepsi yang diterimanya situasi tertentu. Sedangkan definisi persepsi itu sendiri menurut Kotler (2007): "Merupakan proses dimana setiap individu memilih, mengorganisir dan menginterpretasikan informasi yang diterimanya untuk membentuk gambaran dunia yang memiliki arti. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir pada persepsi yang dibentuknya. Dan bagi perusahaan jasa, wacana tentang kualitas ini bukan dibentuk oleh perusahaan tersebut, akan tetapi dibentuk oleh konsumen atau pelanggannya. Karena merekalah yang menikmati jasa perusahaan dan penilaian yang mereka lakukan adalah menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. Persepsi membantu individu dalam memilih, mengatur, menyimpan dan menginterpretasikan rangsangan menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti. Oleh karena persepsi berperan dalam cara perolehan pengetahuan tentang obyek atau kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi ketika rangsangan mengaktifkan indera. Karena persepsi melibatkan pengetahuan (kognitif) maka persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya dan menterjemahkan atau menginterpretasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap (Gibson, et.al, 2006). Service quality (SERVQUAL) adalah merupakan suatu skala multiple-item untuk mengukur persepsi konsumen tentang kualitas jasa. Model SERVQUAL ini dibuat oleh Parasuraman, Berry dan Zeithaml yang diuji coba dan difokuskan pada model tentang penilaian pelanggan pada proses jasa. Ada dua instrumen dalam 135

model SERVQUAL untuk menghitung kualitas jasa sebuah perusahaan jasa. Yang pertama expectations section dan yang kedua adalah perceptions section. SERVQUAL mendesain semua pernyataan berdasarkan lima dimensi SERVQUAL. Setiap seksi (section) bertujuan untuk memperoleh informasi sepenting apakah setiap dimensi yang dirasakan oleh pelanggan ketika mereka mengevaluasi kualitas jasa perusahaan. Dalam expectation section, semua pernyataan akan menanyakan pelanggan tentang ekspektasi pelanggan terhadap kualitas jasa yang disampaikan. Sedangkan pada perception section disusun untuk mengumpulkan semua evaluasi pelanggan tentang kinerja dari kualitas jasa tersebut. Evaluasi tentang persepsi kualitas dari perusahaan jasa berdasarkan pada kualitas jasa yang aktual yang diterima oleh pelanggan. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini hanya diperlukan data primer untuk mengetahui respon terhadap Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Soerjo Ngawi. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Hipotesis A (H A ) pada hipotesis pertama menyatakan: Ada hubungan yang signifikan antara ekspektasi mahasiswa dengan kualitas pendidikan yang ditawarkan di prodi Manajemen Unsoer Ngawi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan antara ekspektasi dengan kualitas pendidikan yang ditawarkan mempunyai koefisien Multiple R sebesar 0,700 yang berarti mempunyai keeratan hubungan antara independen variabel (ekspektasi) dengan dependen variabel (kualitas) sebesar 0.700 yang erat. Koefisien R Square yang mempunyai makna besarnya kontribusi ekspektasi terhadap kualitas memiliki koefisien sebesar 0,490 atau sebesar 49,0%. Yang perlu diperhatikan adalah semakin mendekati 1,00 atau 100% kontribusi sebuah variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin baik. Selanjutnya untuk uji regresi dan korelasi yang telah dilakukan, dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang menunjukkan nilai dari 136

Significant F sebesar 0,000, dimana besar Significant F menunjukkan hubungan (korelasi) antara independen variabel terhadap dependen variabel dengan syarat nilai Significant F 0,05. Dan dari nilai yang telah ditunjukkan pada hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa antara ekspektasi sebagai independen variabel mempunyai hubungan yang positif terhadap kualitas sebagai dependen variabel. Hipotesis 0 (H 0 ) pada hipotesis kedua menyatakan : Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa dengan kualitas pendidikan yang ditawarkan di prodi Manajemen Unsoer Ngawi. Untuk hipotesis kedua ini diperoleh hasil bahwa hubungan antara persepsi dengan kualitas pendidikan yang ditawarkan mempunyai keeratan hubungan antara independen variabel (persepsi) dengan dependen variabel (kualitas) yang rendah. (Hal ini ditunjukkan dengan koefisien Multiple R sebesar 0,331. Ini berarti hubungan yang tercipta atas persepsi mahasiswa terhadap kualitas yang ditawarkan di prodi Manajemen Unsoer Ngawi tidak/belum memberikan kepuasan yang cukup sesuai dengan kenyataan atas kualitas yang telah diberikan. Untuk koefisien R Square yang mempunyai makna besarnya kontribusi ekspektasi terhadap kualitas memiliki koefisien sebesar 0.109 atau sebesar 10,9%. Sehingga persentase yang ditunjukkan sangatlah jauh mendekati nilai 1,00 atau 100%, dimana semakin mendekati persentase 100% kontribusi variabel persepsi terhadap kualitas semakin baik. Pada uji regresi dan korelasi, hasil pengolahan menunjukkan nilai Significant F sebesar 0,010, dimana besar Significant F bermaksud menunjukkan hubungan (korelasi) antara independen variabel terhadap dependen variabel dengan syarat nilai Significant F 0,05. Dan dari nilai yang telah ditunjukkan pada hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa persepsi mempunyai hubungan yang positif terhadap kualitas. Hipotesis ketiga ini memiliki hipotesa nol (H 0 ) sebagai berikut : Tidak ada hubungan yang signifikan antara ekspektasi dan persepsi mahasiswa dengan kualitas pendidikan yang ditawarkan di prodi Manajemen Unsoer Ngawi. Diperoleh hasil bahwa hubungan antara ekspektasi dan persepsi dengan kualitas pendidikan yang ditawarkan mempunyai keeratan 137

hubungan antara independen variabel (ekspektasi dan persepsi) dengan dependen variabel (kualitas) yang erat. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien Multiple R sebesar 0,722. Dan memiliki koefisien R Square sebesar 0.521 atau sebesar 52,1%. Pada pengujian varibel untuk multiple regression and correlation menunjukkan nilai Significant F sebesar 0,000, Significant F menunjukkan hubungan (korelasi) antara independen variabel terhadap dependen variabel yang erat. Dan dari nilai yang telah ditunjukkan pada hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa antara ekspektasi dan persepsi sebagai independen variabel mempunyai hubungan yang positif terhadap kualitas sebagai dependen variabel. Untuk masing-masing pengujian variabel pada uji T dapat dijelaskan sebagai berikut. Untuk variabel ekspektasi diperoleh nilai Significant T sebesar 0,000. Nilai dari Significant T tersebut mencerminkan bahwa secara sendiri variabel independen ekspektasi mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen yang dicari, dalam hal ini variabel dependennya adalah kualitas. Untuk Hipotesis keempat ini hipotesa nol (H 0 ) dapat dinyatakan sebagai berikut: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara words-of-mouth, personal needs, past experience dan external communication terhadap ekspektasi mahasiswa tentang kualitas pendidikan yang ditawarkan di prodi Manajemen Unsoer Ngawi. Hasil dari analisa yang telah dilakukan untuk mencari hubungan antara words-of-mouth, personal needs, past experience dan external communication dengan ekspektasi terhadap kualitas pendidikan yang ditawarkan mempunyai keeratan hubungan rendah yang erat (berkorelasi rendah). Hal ini ditunjukkan dengan koefisien Multiple R sebesar 0,384. Dan memiliki koefisien R Square sebesar 0.147 atau sebesar 14,7%. Yang berarti independen variabelindependen variabel tersebut memberikan kontribusi/sumbangan sebesar 14,7% terhadap kualitas. Untuk pengujian selanjutnya diperoleh beberapa nilai, salah satunya nilai untuk multiple regression and correlation ini menunjukkan nilai Significant F sebesar 0,063, dimana besar Significant F menunjukkan hubungan (korelasi) antara independen variabel terhadap 138

dependen variabel yang erat dengan syarat nilai Significant F 0,05. Dan dari nilai yang telah ditunjukkan pada hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa antara words-ofmouth, personal needs, past experience dan external communication sebagai independen variabel mempunyai hubungan yang negatif terhadap kualitas sebagai dependen variabel. Untuk masingmasing pengujian variabel pada uji T dapat dijelaskan sebagai berikut. Untuk variabel words-of-mouth diperoleh nilai Significant T sebesar 0,058. Nilai dari Significant T tersebut mencerminkan bahwa secara sendiri variabel independen words-of-mouth tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen yang dicari, dalam hal ini variabel dependennya adalah kualitas. KESIMPULAN Dari koefisien Multiple R yang diperoleh untuk masing-masing perhitungan terlihat bahwa nilai yang paling tinggi terdapat pada perhitungan regresi & korelasi untuk kualitas-ekspektasi dan persepsi. Hal ini menandakan bahwa sesungguhnya keeratan hubungan antara independen variabel (ekspektasi dan persepsi) terhadap dependen variabel (kualitas) jauh lebih besar daripada masing-masing independen variabel terhadap kualitas. Sehingga hubungan antara ekspektasi (harapan) mahasiswa dan persepsi (kenyataan) yang diterima mahasiswa sangat mempengaruhi kualitas yang ditawarkan oleh prodi Manajemen Unsoer Ngawi. Dan kontribusinya terhadap kualitas prodi Manajemen Unsoer Ngawi itu sendiri besar, sebesar 52,1%. Begitu pula untuk Multiple R yang diperoleh dari hubungan antara kualitas dengan ekspektasi yang besar, sebesar 0,700. Menandakan bahwa hubungan atas harapan mahasiswa terhadap kualitas yang ingin diterimanya sangatlah besar. Hal ini wajar dikarenakan harapan terhadap suatu keinginan merupakan sesuatu yang ingin diperoleh kepuasannya secara maksimal dan mampu memberikan kontribusi terhadap kualitas yang ditawarkan sebesar 49,0%. Antara kualitas dengan persepsi, diperoleh hubungan yang rendah sebesar 0,331 dengan kontribusi persepsi terhadap kualitas sebesar 10,9%. Ini menunjukkan bahwa kenyataan yang diterima mahasiswa terhadap harapan yang diinginkan tentang kualitas yang 139

ditawarkan di prodi Manajemen Unsoer Ngawi belumlah cukup. Untuk atribut-atribut yang mempengaruhi ekspektasi mahasiswa terhadap kualitas yang ditawarkan Program Studi Manajemen Universitas Soerjo Ngawi, hanyalah atribut past experience yang mampu mempengaruhi harapan (ekspektasi) mahasiswa. Sehingga dapat kita lihat bahwa pengalaman akan masa lalu terhadap kualitas pendidikan yang pernah diterimanya pada semester sebelumnya selama menjalani pendidikan di prodi Manajemen Unsoer Ngawi, mempengaruhi harapan akan kualitas yang akan diterimanya. Parasuraman, A., V. A. Zeithaml, dan L. L. Berry. 1994. Alternative Scale for Measuring Service Quality : A Comparative Assessment Based on Psychometric and Diagnostic Criteria, Jurnal of Retailing Vol. 70 No. 3. Hal. 201-230. DAFTAR PUSTAKA Assael, H. 1998. Consumer Behavior and Marketing Action, Sixth Edition, South- Western Publishing, Cincinnati, Ohio. Budiyuwono, Nugroho, 1996. Pengantar Statistik Ekonomi & Perusahaan, Jilid 2, Edisi Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, Gibson, James I. 2006. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Edisi ke-8, jilid 1 dan 2, Terjemahan, Jakarta : Binarupa Aksara. Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran, Prentice Hall, Jakarta. 140