BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian ibu atau kematian. kehamilan. (Prawirohardjo,2010; h.53-54).

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

BAB I PENDAHULUAN. antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Standar

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun. mengakhiri kehamilan. (Saifudin, h:450)

BAB I PENDAHULUAN. Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil K1 di Kabupaten Banyumas 2014

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2014 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sebesar per kelahiran hidup, dibanding tahun 2013 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan United

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan yaitu asuhan kehamilan, pesalinan, bayi baru lahir, nifas

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin.

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan. Berdasarkan definisi ini kematian

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.(yudianto, 2016;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Maternity Care, tujuan Maternity Care atau pelayanan kebidanan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2003 di Indonesia AKI mencapai 309 per kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. karena berbagai penyebab baik langsung maupun tidak langsung. Kematian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi suatu negara, karena kesehatan ibu hamil dan bersalin sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian seorang wanita dalam masa kehamilan atau dalam waktu 42 hari setelah melahirkan. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia (Saifudin,2009). Menurut Menteri Kesehatan (Menkes), angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan Negara tetangga. Hal ini dikarenakan persalinan masih banyak dilakukan dirumah (Menkes,2011). Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan yaitu dari 228 menjadi 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) dikabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 114.73 per 100.000 kelahiran hidup, menurun dibanding tahun 2013 sebesar 124,13 per 100.000 kelahiran hidup. Terget AKI di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 60 per 100.000 kelahiran hidup. Maka dari angka tersebut kabupaten Banyumas melebihi target. Melihat kondisi diatas dapat dikatakan 1

2 bahwa program kesehatan ibu belum berjalan dengan optimal. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Banyumas pada tahun 2014 yakni sebesar 9,04 per 1000 kelahiran hidup, menurun dibandingkan dengan tahun 2013 yakni sebesar 12,34 per 1000 kelahiran hidup ( Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014; h.11). Berbagai strategi operasional program KIA telah direncanakan di kabupaten Banyumas, antara lain ANC terintegrasi, optimalisasi SDM bidan, optimalisasi KIA dan P4K, optimalisasi K1, K4, P4K dengan stiker dan deteksi resiko tinggi, optimalisasi desa siap antar jaga dan FKD, paska latih, peningkatan peran bidan koordinator, peningkatan lintas program dan lintas sektoral, pembinaan terfokus pada bidan atau puskesmas dengan kinerja rendah, persalinan dengan 2 bidan, pelaksana SOAP, kujungan nifas, penggalangan donor darah dengan BABINSA (Badan Pembinaan Desa), peningkatan pemberdayaan masyarakat dengan optimalisasi FKD, peningkatan program KB. Asuhan Komprehensif adalah asuhan kebidanan yang berfokus pada kebutuhan individu dan keluarga dalam perawatan fisik, dukungan, emosional dan sosial, serta berkelanjutan memberikan penekanan pada penatalaksanaan klinis yang aman, meningkatkan pendidikan kesehatan bagi wanita dalam siklus usia subur. Pada asuhan kebidanan komprehensif ini merupakan tindakan yang paling efektif dan efisien (Varney, 2007;h.3). Penulis mengambil pasien di daerah Sumpiuh II dikarenakan AKB pada tahun 2014 sejumlah 5 jiwa. Kemudian dilakukan pendampingan pada Ny.A umur 27 tahun G 2 P 1 A 0 karena jarak kehamilan ini dengan yang pertama

3 sudah terlalu jauh sehingga ibu memerlukan pendampingan, untuk membantu dalam mempersipakan proses persalinannya (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas,2014). Maka dari itu penulis merasa tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.A. Karena melalui asuhan tersebut kita dapat mempelajari asuhan komprehensif dan dapat menerapkan asuhan komprehensif kepada Ny. A. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan Keluarga Berencana Pada Ny.A umur 27 Tahun G 2 P 1 A 0 di Puskesmas II Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Dengan mengunakan metode 7 langkah Varney dan data perkembangan menggunakan metode SOAP. C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mampu melakukan pemahaman dan penerapan manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.A umur 27 Tahun G 2 P 1 A 0 di Puskesmas II Sumpiuh Kabupaten Banyumas, sesuai dengan standar pelayanan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan metode 7 langkah Varney dan SOAP.

4 2. Tujuan Khusus a) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, mulai dari melakukan pengkajian, mengidentifikasi diagnosa, menetapkan diagnosa, melakukan tindakan segera atau kolaborasi, menyusun rencana, melaksanakan tindakan, mengevaluasi hasil asuhan, dan mampu mendokumentasikan, serta melakukan data perkembangan dengan metode SOAP. b) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin, mulai dari melakukan pengkajian, mengidentifikasi diagnosa, menetapkan diagnosa, melakukan tindakan segera atau kolaborasi, menyusun rencana, melaksanakan tindakan, mengevaluasi hasil asuhan, dan mampu mendokumentasikan serta melakukan data perkembangan dengan metode SOAP. c) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas, mulai dari melakukan pengkajian, mengidentifikasi diagnosa, menetapkan diagnosa, melakukan tindakan segera atau kolaborasi, menyusun rencana, melaksanakan tindakan, mengevaluasi hasil asuhan, dan mampu mendokumentasikan serta melakukan data perkembangan dengan metode SOAP. d) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mulai dari melakukan pengkajian, mengidentifikasi diagnosa, menetapkan diagnosa, melakukan tindakan segera atau kolaborasi, menyusun rencana, melaksanakan tindakan, mengevaluasi hasil asuhan, dan

5 mampu mendokumentasikan serta melakukan data perkembangan dengan metode SOAP. e) Mampu melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana, mulai dari melakukan pengkajian, mengidentifikasi diagnosa, menetapkan diagnosa, melakukan tindakan segera atau kolaborasi, menyusun rencana, melaksanakan tindakan, mengevaluasi hasil asuhan, dan mampu mendokumentasikan serta melakukan data perkembangan dengan metode SOAP. D. MANFAAT 1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan dan wawasan terhadap pelayanan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. 2. Manfaat Praktis a) Bagi bidan Meningkatkan kemampuan dan keterampilan bidan dalam asuhan pelayanan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. b) Bagi masyarakat Memperoleh pelayanan kebidanan yang baik sesuai dengan asuhan pelayanan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.

6 c) Bagi pasien Mendapatkan pelayanan kebidanan yang baik sesuai dengan asuhan pelayanan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. d) Bagi mahasiswa Menambah pengetahuan serta wawasan yaitu tentang asuhan pelayanan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. E. RUANG LINGKUP 1. Sasaran Sasaran studi kasus ini adalah Ny.A umur 27 tahun G 2 P 1 A 0. 2. Tempat Tempat pengambilan kasus di lakukan di Puskesmas II Sumpiuh. 3. Waktu a) Pengambilan kasus ini dilakukan di Puskesmas II Sumpiuh mulai bulan September 2015. b) Penyusunan proposal mulai bulan Januari 2016. c) Rencana penyusunan KTI di mulai dari bulan Maret-Juni 2016. F. METODE MEMPEROLEH DATA Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data serta memperoleh data yaitu dengan:

7 1. Observasi (Pengamatan) Obsrvasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat digunakan antara lain : lembar observasi, panduan pengamatan (observasi) atau lembar checklist (Hidayat,2007;h.99). 2. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan peenjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir,2011;h. 193-194). 3. Pemeriksaan a. Pemeriksaan fisik Menurut Ambarwati (2011; h.119) melakukaan pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB. Dalam pemeriksaan fisik diperlukan empat unsur dasar yang digunakan diantaranya: 1) Inspeksi Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan legeartis meliputi: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, jantung, paruparu, dan sebagainya (Mochtar,2011; h.39). Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan menggunakan indrera

8 penglihatannya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien (Ambarwati, 2011; h.119) 2) Palpasi Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan (Ambarwati, 2011; h.120). 3) Perkusi Perkusi adalah tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran / gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh yang diperiksa (Ambarwati, 2011; h.121). 4) Auskultasi Pemeriksaan menggunakan stetoskop monoaural (stetoskop obstetrik) untuk mendengarkan denyut jantung janin (Mochtar, 2011; h.41). 5) Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah uji laboratorium, pemeriksaan yang terkait meliputi analisis urin rutin, analisis tinja rutin, hemoglobin, golongan darah, gula darah, antigen hepatitis B virus, antibodi rubela, HIV dan ultrasonografi (Prawiroharjo, 2009; h. 281). 4. Data Sekunder a. Dokumentasi

9 b. Studi Kasus Studi kasus adalah untuk menggambarkan bagaimana penatalaksanaan didasarkan pada interpretasi data dasar yang diperoleh selama pengkajian awal dan lanjutan pada kunjungan berikutnya (Varney,2007;hal 532). G. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk memberikan gambaran tentang karya tulis ilmiah ini agar tujuan dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan untuk mudah dicapai dan masalah dapat dirumuskan dengan baik, maka perlu penyusunan yang baik. Adapun sistematika penyusunan karya ilmiah yang dapat digunakan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menggunakan latar belakang, tujuan penyusunan KTI yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, ruang lingkup yang meliputi sasaran, tempat dan waktu, Manfaat, metode memperoleh data meliputi wawancara/anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik, studi kasus dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka menguraikan teori tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, perencanaan KB, tinjauan teori asuhan kebidanan, dan landasan hukum kewenangan bidan dan kompetensi bidan.

10 BAB III TINJAUAN KASUS Menguraikan tentang penerapan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan perencanaan KB mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial, antisipasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan langkah varney dalam memberikan asuhan kebidanan. BAB IV PEMBAHASAN Menguraikan hasil tinjauan kasus antara kesamaan dan kesenjangan yang dijumpai selama melaksanakan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan teori yang ada. BAB V PENUTUP a. Kesimpulan Terdiri dari latar belakang, ringkasan teori, pengkajian dan interpretasi data, perencanaan asuhan, penatalaksanaan kebidanan sesuai dengan kasus dan evaluasi setelah dilakukan asuhan. b. Saran Terdiri dari anjuran atau masukan yang ditunjukan pada pihak-pihak yang bersangkutan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN