BAB I PENDAHULUAN. yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. 1 Masyarakat Kalimantan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Agama seperti yang kita ketahui bahwa dalam perspektif umat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat.kepercayaan ini menimbulkan perilaku tertentu seperti berdo a,

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. bandingkan dengan makhluk yang lain, baik dalam bentuk fisik maupun dalam

BAB IV ANALISIS. Dalam menganalisis ini, penulis akan mencoba mengarahkan kepada tiga (3)

BAB I PENDAHULUAN. Iman adalah pekerjaan yang berhubungan dengan perbuatan batin (hati)

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tergabung dalam suku-suku, baik suku yang besar maupun. kepercayaan yang melandasi tata aturan hidup keseharian.

BAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, dan gambaran kehidupan orang Hindu. Agama ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.

BAB I PENDAHULUAN. Negara tercinta Indonesia mempunyai berbagai macam agama yakni Islam,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB III METODE PENELITIAN. natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa ada manipulasi, serta

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

TRADISI MEMBANGUN RUMAH DI DESA SUNGAI RANGAS ULU KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Refly, Bahasa Etika Postmodernisme, (Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada, 2006), h. 53.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sifat-sifatnya sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya. 1

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yakni penelitian yang dilakukan dengan cara turun langsung kelapangan

BAB IV ANALISIS. yang berlangsung secara turun-temurun yang diwarisi oleh pelaku dari leluhur

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tinjauan sosiologis mengenai lingkungan berarti sorotan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. aspek pribadi manusia lahir dan batin, agar terbentuk menjadi manusia seutuhnya

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

KEBUDAYAAN SUKU BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu kepercayaan atau agama, dimana seorang penganut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penulis meninjau langsung ke lapangan atau lokasi kampus Universitas Lambung

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian lapangan dengn meneliti langsung ke lapangan untuk mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk kajian lapangan ( field research), mengunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. reasch), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya masyarakat ataupun suatu lembaga. 1 Penelitian ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WARISAN MENURUT HUKUM ADAT UNTUK SUAMI ATAU ISTRI YANG HIDUP TERLAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif. Penulis menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara multietnis. Salah satu etnis yang diakui di

BAB I PENDAHULUAN. penting terhadap kehidupan berjuta-juta manusia.penelitian menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Field Reseach), yaitu meneliti tentang peranan orang tua membimbing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya

BAB I PENDAHULUAN. dalam burung Garuda Panca Sila dengan Semboyan Bhineka Tunggal Ika. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kebudayaan sebagai sistem yang berupa gagasan, pikiran, konsep-konsep, berbentuk abstrak, yang dimiliki oleh pemangku ide.

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti. Adapun penelitian yang penulis lakukan ini adalah bersifat deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 1 sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kata kunci yang perlu diperhatian yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian lapangan (Field Research Method), yakni untuk. langsung terjun ke lokasi atau tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (field research) dan penelitian studi dukomentasi, Penelitian lapangan (field

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini termasuk dalam kategori penelitian hukum empiris atau penelitian lapangan (field

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah field research (penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Kata metode menurut Kamus Ilmiah Populer adalah cara yang teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam. 1

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasarkan oleh asumsi-asumsi dasar,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. mendukung penelitian ini, maka penelitian yang sedang diteliti penulis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kalimantan Selatan, merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. 1 Masyarakat Kalimantan Selatan atau yang disebut dengan Suku Banjar, 2 memang sangat terkenal akan reiliginya. Hal ini bisa terlihat dari sejarah Kalimantan Selatan itu sendiri, yang selalu melahirkan ulama-ulama yang sangat berkarismatik. Sebut saja seperti almarhum Syeikh Arsyad al-banjari dan KH. Zaini Ghani (Guru Sekumpul). 3 Terlebih lagi banyaknya tempat-tempat ibadah (mesjid dan langgar) yang sangat mudah untuk di jumpai. Dalam kenyataannya memang boleh di katakan bahwa semua orang Banjar adalah Islam. 4 Namun agama Islam bukanlah agama yang pertama kali masuk ke Kalimantan Selatan, melainkan telah ada beberapa agama yang lebih dulu masuk. Seperti agama Hindu, Budha, Kristen dan terlebih lagi masyarakat saat itu yang disebut dengan Suku Dayak, di mana mereka (Suku Dayak) telah menganut kepercayaan Kaharingan. ke-i, h. 5. 1 Alfani Daud, Islam & Masyarakat Banjar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), Cet 2 Suku Banjar adalah suku terbesar ke-10 di Indonesia dengan populasi hamper tiga setengah juta orang. Berdasarkan statistik suku Banjar paling banyak di Kalimantan Selatan, dan sudah menjadi masyarakat tetap (asli) penduduk Kalimantan Selatan. Untuk pembahasan lebih rinci, lihat Mujiburrahman, Mengindonesiakan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 386-388. 3 Tim Sahabat, 27 Ulama Berpengaruh Kalimantan Selatan, (Kalimantan Selatan: Sahabat, 2010), h. 1. 4 Alfani Daud, Islam & Masyarakat Banjar, h. 5. 1

Dan ketika Islam datang pada abad ke-16-17, akhirnya terjadilah apa yang disebut dengan konversi agama. 5 Konversi agama sendiri bermakna sebagai suatu proses perpindahan keyakinan sebelumnya ( yang lama) kepada suatu keyakinan yang baru. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap orang yang melakukan konversi agama, artinya dia juga dituntut untuk meninggalkan segala atribut atau sombol-simbol keyakinan dari agama atau kepercayaan sebelumnya, dan harus mematuhi dan memahami akan aturan dari agama barunya. Hanya saja dalam kenyataanya, sebagian besar orang yang melakukan konversi agama, tidak serta merta dapat menghilangkan kebiasaan yang ada dari agama atau keyakinan sebelumnya. Fenomena inilah yang juga terjadi kepada sebagian besar masyarakat Kalimantan Selatan atau yang disebut dengan Suku Banjar. Meskipun telah menjadikan Islam sebagai agamanya, namun corak realitas keberagamaan meraka tidak sepenuhnya identik dengan praktik-praktik keagamaan dan kepercayaan yang ada dalam Islam. 6 Hal ini terlihat dalam prakteknya yang terkadang masih saja ada yang berhubungan dengan agama atau keyakinan sebelumnya. Ironisnya adalah peristiwa atau fenomena itu tidak hanya terjadi di masa dahulu, akan tetapi bertahan sampai saat ini. Berdasarkan beberapa literatur, bahwa agama Hindu adalah agama yyang paling besar pengaruhnya, meski sekalipun ia bukan agama mayoritas. Hal ini tentunya tidak lepas dari sejarah yang melatar belakanginya. 5 Mujiburrahman, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Pada Perkuliahan Sosiologi Agama, Banjarmasin, 15 November 2012. 6 Mujiburrahman, Mengindonesiakan Islam, h. 386. 2

Agama Hindu adalah agama yang tertua, 7 dan merupakan agama yang pertama kali masuk ke Indonesia. Bahkan agama ini (Hindu) pernah dianut oleh hampir seluruh daerah di Indonesia. 8 Hingga sangat wajar jika pengaruhnya sangat kuat dan tertanam dalam bagi kehidupan masyarakat. Dan hal ini juga terjadi kepada masyarakat Kalimantan Selatan. Sisa-sisa kepercayaan dan praktek-praktek agama Hindu atau pun kepercayaan sebelumnya terkadang masih sering kita jumpai. Hanya saja sudah dalam format yang berbeda, 9 hal ini tentunya tidak terlepas dari suatu proses islamisasi (proses pengislaman). Namun tetap saja tidak dapat menghilangkan secara 100% akan praktek-praktek dari kepercayaan sebelumnya. Kepercayaan lama yang masih ditemukan dalam kehidupan masyarakat adalah kepercyaan terhadap benda-benda, upacara-upacara tertentu, ritual yang menggunakan sesajen, serta tempat-tempat yang dianggap memiliki kelebihan atau biasanya diistilahkan dengan keramat 10. Dalam penelitian ini, penulis mencoba meneliti tentang sebuah tempat yang dianggap keramat. Tempat tersebut adalah sebuah mesjid. Mesjid merupakan tempat yang sangat disucikan dan dihormati dalam agama Islam. Karena mesjid memiliki fungsi sebagai tempat khusus bagi umat Islam untuk beribadah kepada Allah SWT. h. 21. 7 Sufa at Mansur, Agama-Agama Besar Masa Kini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 8 Alfani Daud, Islam & Masyarakat Banjar, h. 6. 9 Mujiburrahman, Mengindonesiakan Islam, h. 398. 10 Keramat adalah suci atau bertuah. Pius Abdillah & Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, (Surabaya: Arkola, 2009), h. 388. 3

Bentuk maupun ukuran mesjid di Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan memang sangat bervariasi. Hal ini disebabkan untuk menyesuaikan dengan jumlah populasi umat Islam yang berdomisili di dekat mesjid. Semua mesjid memang sangat dihormati, namun ada beberapa mesjid yang dianggap memiliki kelebihan oleh sebagian masyarakat. Dan hal itu biasanya disebut dengan istilah keramat atau dikeramatkan. Keramat sendiri memiliki makna suci dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak yang meyakininya. 11 Dan salah satu mesjid yang dianggap memiliki kekeramatan oleh sebagian masyarakat adalah mesjid Jami as-shulaha yang terletak di Desa Karang Mekar Kec. Mekarsari Kab. Barito Kuala. Mesjid ini (mesjid as-shulaha) merupakan satu-satunnya mesjid yang ada di desa Karang Mekar, dan sudah hampir berusia 40 tahun semenjak dibangun. Memang dalam mengkeramatkan suatu mesjid, tidaklah semua bagian dari mesjid itu, melainkan ada beberapa bagian. Misalanya mimbar, kubah dan tiang. 12 Adapun terhadap mesjid as-shulaha yang dianggap memiliki kekeramatan adalah ke-empat tiang utama mesjid, khususnya tiang yang kedua. Yang menarik bagi penulis untuk meneliti hal ini adalah mengapa tiang yang kedua justru lebih dikeramatkan atau dihormati. Terlebih lagi akan sikap, prilaku serta tujuan dan motivasi yang terkadang sangat berlebihan dari masyarakat dalam mengkeramatkan tiang mesjid Jami as-shulaha. 11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. Ke-III, h. 423. 12 Alfani Daud, Islam Dan Masyarakat Banjar, h. 316. 4

Dan yang tidak kalah menarik adalah bukan hanya sebagaian masyarakat desa Karang Mekar saja yang percaya akan kekeramatan tiang mesjid Jami as- Shulaha, melainkan juga masyarakat yang berasal dari luar desa Karang Mekar dan membuat mereka datang untuk berziarah. Melihat kenyataan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai kepercayaan masyarakat terhadap mesjid Jami as- Shulaha, prilaku, motivasi dan tujuan masyarakat mempercayai akan kekeramatan mesjid as-shulaha. Maka penulis mengadakan penelitian yang akan penulis tuangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul: Kepercayaan Masyarakat Terhadap Tiang Mesjid Jami as-shulaha di Desa Karang Mekar Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah utama yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah: 1. Apa penyebab timbulnya kepercayaan masyarakat terhadap Tiang Mesjid Jami as-shulaha? 2. Bagaimana gambaran kepercayaan masyarakat terhadap kekeramatan tiang mesjid Jami as-shulaha. Yang meliputi kepercayaan, perilaku, motivasi dan tujuan masyarakat yang berkunjung ke Mesjid Jami as- Shulaha. C. DEFINISI OPERASIONAL Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan batasan istilah sebagai berikut : 5

1. Kepercayaan adalah anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercaya itu benar-benar nyata dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat. 13 Dan kepercayaan yang penulis maksud adalah keyakinan sebagian masyarakat bahwa tiang mesjid Jami as-shulaha memiliki keistimewaan dan kekeramatan. 2. Keramat adalah suci. 14 Istilah keramat juga dapat berarti sesuatu yang bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak lain yang menyakini keramat tersebut. Dan keramat yang penulis maksud adalah sebuah kepercayaan sebagian masyarakat mengenai kelebihan yang dimiliki oleh tiang mesjid Jami as-shulaha. 3. Yang dimaksud dengan tiang mesjid Jami as-shulaha dalam penelitian ini adalah tiang penyangga atau tiang dasar Mesjid Jami as-shulaha di desa Karang Mekar, yang dianggap keramat oleh sebagian masyarakat baik dari luar maupun dari desa Karang Mekar. 4. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. 15 Adapun motivasi yang penulis maksud adalah sebuah dorongan yang membuat sebagian masyarakat desa Karang Mekar maupun yang dari luar desa Karang Mekar untuk berkunjung ke mesjid Jami as-shulaha. 13 format digital, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusatbahasa.diknas.go.id/KBBI. 14 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, h. 244. 15 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, h. 320. 6

5. Tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai maksud. 16 Adapun dalam penelitian ini yang akan penulis jelaskan adalah tujuan masyarakat desa Karang Mekar dan masyarakat yang dari luar desa Karang Mekar dalam berkunjung ke mesjid Jami as-shulaha. D. TUJUAN DAN SIGNIFIKANSI PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang perilaku, motivasi, tujuan dan kepercayaan masyarakat mengenai kekeramatan tiang mesjid Jami as-shulaha. Dan signifikansi penelitian ini diharapkan berguna sebagai: 1. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi kalangan akademik, khususnya fakultas Ushuluddin. 2. Sebagai bahan pelengkap untuk menunjang perkuliahan bagi jurusan Perbandingan Agama dalam mata kuliah. Seperti Ilmu Perbandingan Agama I dan II, Kepercayaan Masyarakat Banjar, serta Aliran Kepercayaan dan Kebatinan. 3. Sebagai bahan kajian bagi para peneliti selanjutnya yang objek kajiannya sama dengan peneliti. E. KAJIAN PUSTAKA Setelah penulis melakukan kajian pustaka, dengan mancari naskah hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan permasalahan yang akan penulis teliti. Penulis menemukan tiga penelitian terdahulu, yaitu tentang : 16 format digital, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 7

1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Zaini (9501410548) tahun 2000, dengan judul Kepercayaan Masyarakat Terhadap Batu Keramat di Kelurahan Basirih Kecamatan Banjar Selatan Kota Banjaramasin. Di sini peneliti membahas tentang keyakinan masyarakat mengenai sebuah batu yang dianggap keramat. Di mana batu tersebut dijadikan tempat untuk berdoa dengan keyakinan akan mudah dikabulkan. Dari penelitian tersebut, jelas ada perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Di mana peneliti sebelumnya membahas tentang kepercayaan masyarakat mengenai sebuah batu yang dianggap keramat. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai kepercayaan sebagian masyarakat di desa Karang Mekar dan dari luar mengenai kekeramatan akan tiang mesjid Jami as-shulaha. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Patimah (95.01410648) tahun 2000, judul Kepercayaan Masyarakat Terhadap Mesjid Buruk di Desa Ulin Amparaya Kec. Simpur Kab. Hulu Sungai Selatan. Penelitian ini membahas tentang sebuah mesjid yang sudah tidak dipungsikan lagi, namun diyakini memiliki kelebihan. Hingga tidak jarang diadakan acara selamatan di mesjid ini, dengan tujuan agar dapat memberi keselamatan. Meski sama-sama meneliti akan sebuah mesjid, namun jelas berbeda dengan apa yang akan penulis teliti. Yakni perbedaannya terletak pada tempat maupun mesjid yang menjadi objek penelitian. Terlebih mesjid yang diteliti oleh peneliti sebelumnya sudah tidak dipungsikan sebagai tempat beribadah lagi, sedangkan mesjid yang akan penulis teliti masih berpungsi sebagaimana mesjid-mesjid yang lain pada umumnya. 8

3. Penelitian yang dilakukan oleh Hasumah (9314115798) tahun 2000, judul Kepercayaan Masyarakat Terhadap Tiang Mesjid Agung al-karomah Martapura. Di sini peneliti sebelumnya membahas akan bagaiman perilaku, motivasi dan tujuan masyarakat di dalam mempercayai akan keramata tiang mesjid al-karomah. Penelitian ini mungkin ada kesamaan dengan peneliti sebelumnya, yakni sama-sama menjadikan mesjid sebagai objek penelitian. Begitu juga dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Namun tetap memiliki perbedaan sebagaimana dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Yakni perbedaanya terletak pada lokasi penelitian dan sejarah akan timbulnya kepercayaan masyarakat mengenai kekeramatan dari masing-masing objek yang di teliti. Sehingga penulis berkesimpulan, bahwa setiap penelitian yang dilakukan apabila menyangkut masalah kepercayaan akan sesuatu yang dianggap keramat, pasti memiliki kesamaan satu sama lain. Kesamaan itu bisa terletak pada prilaku, tujuan, motivasi dan objek penelitian. Namun, akan tetap memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Dan perbedaan tersebut bisa terletak pada sejarah, lokasi dan waktu serta sarana yang digunakan. F. METODE PENELITIAN 1. Bentuk Penelitian 9

Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Reserch). Di mana sejumlah data yang di peroleh dengan melakukan penelitian terjun langsung ke lapangan. 2. Lokasi, Subjek dan Objek Penelitian a. Lokasi Penelitian Merupakan tempat di mana peneliti melakukan penelitian yaitu lebih tepatnya di Desa Karang Mekar Kec.Karang Mekar Kab. Barito Kuala. b. Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah masyarakat yang ada di desa Karang Mekar dan masyarakata yang dari luar desa Karang Mekar. Di mana mereka yang sering berkunjung dan mempercayai akan kekeramatan tiang mesjid Jami as-shulaha. c. Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian adalah perilaku, motivasi, tujuan dan kepercayaan masyarakat yang berziarah ke mesjid Jami as-shulaha. 3. Data dan Sumber Data a. Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data pokok dan data pelengkap. 1). Data pokok (primer) menyangkut permasalahan antara lain: a. Pengertian makna keramat. 10

b. Sejarah timbulnya kepercayaan masyarakat akan kekeramatan yang dimiliki oleh tiang mesjid Jami as-shulaha. c. Motivasi, tujuan dan perilaku masyarakat terhadap keramat tiang mesjid Jami as-shulaha. 2). Data pelengkap (sekunder) menyangkut permasalahan antara lain: a. Gambaran umum lokasi. b. Gambaran keadaan responden. b. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Responden. Mencakup masyarakat yang berkunjung baik dari desa Karang Mekar dan yang dari luar desa Karang Mekar, dan yang bertempat tinggal di lokasi penelitian. 2. Informan. Yaitu orang-orang yang penulis anggap dapat memberikan keterangan yang berkaitan dengan peneletian ini. Seperti: Ketua RT, Kades dan para warga yang ditokohkan. 4. Tehnik Pengumpulan Data berikut: Untuk mendapatkan data di lapangan digunakan tehnik sebagai a. Observasi. Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung kelokasi penelitian terhadap permasalahan yang diteliti, yaitu mengenai kekeramatan tiang mesjid Jami as-shulaha. 11

b. Wawancara. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan responden dan informan pada masyarakat tentang data-data yang penulis butuhkan dalam penelitian. c. Dokumentar, merupakan tehnik pengumpulan data yang menunjang tehnik-tehnik pengumpulan data sebelumnya guna memperoleh datadata yang penulis butuhkan. Misalnya untuk mendapatkan gambar, merekam, dan lain sebagainya yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. 5. Pengolahan dan Anlisis Data a. Pengolahan Data Data yang digali dari sumbernya diolah melalui tahap : 1). Kolekting Data, yaitu menghimpun seluruh data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, baik yang berkenaan dengan data pokok atau data pendukung. 2). Editing Data, yaitu mengkaji, menyaring, melengkapi dan menyempurnakan data sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga data-data yang terkumpul benar-benar dapat dipahami dan digunakan. 3). Klasifikasi Data, yaitu mengelompokkan data sesuai dengan sub-sub permasalahan yang diteliti, sesudah itu diolah dan disajikan dalam bentuk uraian-uraian. 4). Interpretasi data, yaitu menampilkan data yang kurang jelas agar mudah dipahami. b. Analisi Data 12

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini disusun dalam bentuk uraian-uraian secara deskriptif dalam bentuk gambaran-gambaran yang dapat menjelaskan permasalahan yang diteliti, setelah data yang disajikan dan diinterprestasikan kemudian dianalisis dengan pendekatan Antropologi. G. SISTEMATIKA PENULISAN Bab pertama, berisi pendahuluan yang membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan dan signifikansi penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua, berisi tentang bentuk-bentuk kepercayaan primitif, keramat, keramat menurut pandangan Islam dan kepercayaan masyarakat Banjar.. Bab ketiga, membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, sejarah timbulnya kepercayaan masyarakat terhadap tiang Mesjid Jami as-shulaha, perilaku terhadap tihang Mesjid Jami as-shulaha, dan tujuan masyarakat berziarah ke Mesjid Jami as-shulaha. Bab keempat, Analisis Data. Yang merupakan analisis terhadap hasil penelitian. Bab kelima, Penutup. Yang memuat kesimpulan dan saran yaitu berupa kesimpulan dari semua pembahasan yang terkait dengan judul penelitian ini dan saran-saran kepada peniliti sendiri maupun orang lain (pembaca, audiens). 13