BAB I PENDAHULUAN. pengendalian banjir, air baku 300 liter/ detik dan energi listrik 535 KWH (Wicaksono,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. besar yang dibangun di atas suatu tempat yang luasnya terbatas dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PT. Mettana (2015), Bendungan Jatigede mulai dibangun pada

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

GEOLOGI DAERAH KLABANG

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. wisata Pantai Parangtritis yang merupakan pantai selatan Pulau Jawa masih menjadi

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB V SINTESIS GEOLOGI

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada aspek geologi serta proses sedimentasi yang terjadi pada daerah penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Desa Pendoworejo berada pada ketinggian 100 hingga 475 mdpl. Pada peta

BAB VI KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA...

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

BAB V SEJARAH GEOLOGI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kondisi geologi menyimpan potensi kebencanaan yang dapat

GEOLOGI DAERAH CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT. Oleh : Muhammad Abdurachman Ibrahim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

BAB 1. PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan

DAFTAR ISI. SARI... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirancang dan dibangun sebelumnya. Sumberdaya Air oleh PT. Indra Karya Consulting Engineer pada tahun 2013

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II DASAR TEORI

GEOLOGI DAERAH DESA TANJUNGRASA dan SEKITARNYA KECAMATAN TANJUNGSARI, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

ACARA IV POLA PENGALIRAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH NGAMPEL DAN SEKITARNYA

Evaluasi Ringkas Geologi Waduk Penjalin

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Batuan sedimen merupakan salah satu aspek penting dalam melihat sejarah

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

DAFTAR ISI. SKRIPSI... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR...

LAPORAN PENELITIAN TESIS 2013 BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1. 1 Peta persebaran longsoran di dinding utara penambangan Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara (Dept. Geoteknik dan Hidrogeologi PT.

Zonasi Tingkatan Kerentanan Lahan Berdasarkan Analisis Kemiringan Lereng dan Analisis Kelurusan Sungai di Daerah Salopa, Kabupaten Tasikmalaya

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

GEOLOGI DAERAH CIHEA DAN SEKITARNYA, KECAMATAN BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

BAB II GEOLOGI REGIONAL

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB VI SEJARAH GEOLOGI

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

GEOLOGI DAERAH SALUTIWO, KECAMATAN BONEHAU, KABUPATEN MAMUJU, SULAWESI BARAT

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Bab III Geologi Daerah Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bendungan Kuningan merupakan bendungan tipe urugan yang mampu menampung air sebesar 25,955 juta m 3. Air dari bendungan ini akan menjadi sumber air bagi Daerah Irigasi Cileuweung seluas 1000 hektar dan Daerah Irigasi Jangkelok seluas 2000 hektar. Manfaat yang diberikan oleh Bendungan Kuningan ini sebagai pengendalian banjir, air baku 300 liter/ detik dan energi listrik 535 KWH (Wicaksono, 2014). Bendungan sebagai penampung air harus direncanakan dengan bahan pembentuk tubuh yang baik dan berdiri diatas pondasi yang stabil. Mengetahui kualitas massa batuan dan kestabilan lereng pada tumpuan bendungan merupakan salah satu syarat untuk mengetahui apakah stabil atau tidaknya calon tumpuan bendungan. Bendungan Kuningan terletak di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, bagian timur dari Provonsi Jawa Barat. Bendungan ini dibangun untuk mengoptimalkan air yang mengalir sepanjang Sungai Cikaro, sehingga dari 3000 hektar lahan irigasi mendapat manfaat dari keberadaan Bendungan Kuningan. Berdasarkan laporan penyelidikan geologi tambahan SNVT (2014), pembangunan tumpuan Bendungan Kuningan berada pada satuan perselingan batupasir dan batulempung, breksi vulkanik, dengan ketebalan tanah permukaan yang menutupi satuan tersebut sekitar 0,05 3,00 m. Pada dasar Sungai Cikaro memiliki satuan berupa breksi vulkanik, perselingan batupasir dan batulempung.

2 Sungai Cikaro memiliki bentukan meander yang tajam, bukan dikarenakan oleh proses erosi endapan sungai, melainkan adanya pengaruh struktur geologi yang bekerja pada sungai tersebut. Dampak yang ditimbulkan nantinya akan mempengaruhi kestabilan bendungan, tumpuan bendungan akan mengalami kerusakan, dan dapat menyebabkan runtuhnya tumpuan bendungan sehingga membahayakan Desa Randusari yang terletak di belakang tumpuan bendungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi kualitas massa batuan dan kestabilan lereng daerah bendungan, melalui penyelidikan lapangan dan analisis kestabilan lereng. I.2. Tujuan Penelitian 1. Menentukan kualitas massa batuan tumpuan Bendungan Kuningan dengan metode Geological Strength Index. 2. Menentukan kestabilan lereng tumpuan dan daerah genangan air Bendungan Kuningan. I.3. Daerah Penelitian Lokasi penelitian berada pada perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah, bertempat di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat dengan koordinat 246000-247000 me dan 9218250-9219050 mn pada zonasi 49S. Penelitian hanya dilakukan di sekitar lokasi pengerjaan tumpuan bendungan dan sekitarnya dengan luas kavling penelitian 700 m x 900 m.

3 Perjalanan dari Yogyakarta menuju lokasi penelitian dengan melakukan perjalanan darat, dengan jarak tempuh ± 265 km, waktu yang dihabiskan sekitar 6 jam 40 menit. Gambar 1. 1 Peta lokasi penelitian yang berada di daerah Desa Randusari, Kecamatan Ciberureum, Kabupaten Kuningan. I.4. Lingkup Penelitian Lingkup penelitian adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penyelidikan lapangan berupa pemetaan geologi teknik skala 1: 5.000 dengan mengumpulkan data- data kondisi geologi teknik permukaan daerah penelitian antara lain titik longsor, spasi dan kondisi diskontinuitas

4 batuan, kemiringan lereng, jenis dan tingkat pelapukan batuan, struktur geologi. 2. Penelitian dilakukan di bukit sekitar lokasi tumpuan Bendungan Kuningan dan sekitarnya, meliputi area genangan air dengan luas kavling 700 x 900 m dan koordinat 246000-246600 me, 9218250-9219050 mn pada zonasi 49S. 3. Menentukan kualitas massa batuan yang dilakukan pada lokasi daerah penelitian, metode yang digunakan dalam klasifikasi kualitas massa batuan berupa Geological Strength Index (GSI). 4. Melakukan analisis kestabilan lereng tumpuan bendungan dan lerenglereng daerah genangan air di sekitar tumpuan melalui analisis kestabilan lereng menggunakan software Geostudio 2007/ SLOPE W. I.5. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan bermanfaat untuk menambahkan informasi terkait akan dilakukannya pembangunan calon tumpuan bendungan. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembangunan, untuk menghindari kerusakan yang akan terjadi akibat ketidakstabilan lereng. Hasil yang diberikan dalam penelitian ini berupa nilai kualitas massa batuan, dan nilai faktor keamanan dari tumpuan bendungan. I.6. Peneliti Terdahulu Penelitian mengenai kondisi Bendungan Kuningan dan sekitarnya telah dilakukan oleh beberaoa peneliti, antara lain:

5 1. Kastowo (1975) melakukan pemetaan geologi secara regional Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat, yang meliputi daerah Bendungan Kuningan. Bendungan kuningan termasuk kedalam Formasi Halang dengan litologi yang menyusun daerah tersebut yaitu batuan sedimen jenis turbidit dengan strukturstruktur sedimen yang jelas seperti perlapisan, konvolut, laminasi, flute cast, serta breksi gunung api yang bersifat melensa, di beberapa tempat dibagian atas dari formasi ini terdapat batugamping karang. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa arah umum struktur geologi yang berkembang pada daerah ini berarah baratlaut-tenggara dengan arah gaya utama baratdaytimurlaut yang menghasilkan struktur kekar, sesar, dan lipatan. 2. Wicaksono (2014) melakukan penelitian mengenai hasil pemboran daerah Bendungan Kuningan. Jenis tanah yang terdapat pada tubuh Bendungan Kuningan berasal dari pelapukan batuan yang terdiri atas batupasir tufan, breksi vulkanik dan batulempung dari Formasi Halang yang memiliki umur Miosen Atas. Batuan- batuan tersebut mengalami pelapukan sedang (Sligthly Weathered, SW) sampai pelapukan sempurna (Completely Weathered, CW). 3. Subrata dkk. (2014) melakukan penelitian mengenai kondisi geologi dan analisis gerakan tanah daerah Cibeureum dan sekitarnya. Penelitian Subatra dkk dilakukan dengan cara melakukan pemetaan geologi untuk mengetahui sejarah perkembangan cekungan, sejarah tektonik dan sejarah bentang alam serta analisis potensi gerakan tanah. Penelitian Subrata dkk.(2014) menyebutkan geomorfologi daerah Ciberueum dan sekitarnya secara genesa terbagi menjadi 3 satuan geomorfologi perbukitan lipatan patahan, dataran

6 lipat patahan, dan satuan geomorfologi dataran aluvial sungai. Pola aliran sungai yang berkembang adalah sistem rectangular, dengan stadia sungai muda- dewasa. Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian adalah struktur kekar, lipatan, dan patahan. 4. Sutrisno (2016) melakukan penelitian mengenai karakteristik geologi teknik lokasi konstruksi saluran pengelak Bendungan Kuningan dengan menggunakan metode RMR. Kondisi tanah dan batuan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, dan uji laboratorium, yaitu bukaan awal terowongan memiliki kualitas batuan rendah, sedang, dan tinggi yang mengkonfirmasi kualitas massa batuan permukaan yang cenderung lebih rendah dan dapat diprediksi kualitas massa batuan pada bukaan terowongan selanjutnya akan cenderung lebih baik dibandingkan kualitas massa batuan permukaan. I.7. Keaslian Penelitian Belum ada penelitian sebelumnya yang dilakukan untuk menentukan kualitas massa batuan berdasarkan GSI dan menentukan kestabilan lereng tumpuan daerah genangan air Bendungan Kuningan, melalui pemetaan geologi teknik skala 1:5000 dan analisis kestabilan lereng menggunakan Geostudio 2007 / SLOPE W.