BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang. memberi dampak besar dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media

Pengembangan Media Pembelajaran Berbassis E-Learning Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen untuk Mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Kabupaten Madiun

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA TEMA PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia pendidikan tentunya timbul tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra

Adi Heru Utomo Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember Jalan Mastrip Kotak Pos 164 Jember

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hanifah Rahmatillah,2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibuka secara elektronik melalui komputer sesuai dengan perkembangan teknologi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.

I. PENDAHULUAN. berperan sebagai media pembelajaran maupun sebagai sumber belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya penelitian dan pengembangan, keterbatasan penelitian pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

peran dalam membantu negara untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

Studi Kasus SMAN 2 Tanjungpinang BAB I

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

PENGEMBANGAN COURSEWARE

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dimana pembelajaran ini dikemas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu dalam kemajuan ilmu pendidikan. Mutu pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya

yang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Galih Rakasiwi Budiman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sains diartikan sebagai bangunan ilmu pengetahuan dan proses.

antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Heri Sugianto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Juta Pengguna

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu pelajaran IPA yang menarik untuk dipelajari karena

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PERTEMUAN III. Kode Mata Kuliah Semester. 4 (empat) SKS. 2 (dua) Prodi/Fakultas. S1 Informatika / F.T. Febrian

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahan ajar yang inovatif dan interaktif memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitarnya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 BERAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN UNTUK GURU DALAM MERENCANAKAN PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN MOODLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prima Mutia Sari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi siswa. Pendidikan juga merupakan suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakatdan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif siswa mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mempengaruhi siswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga diharapkan siswa dapat berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah berusaha memperbaiki mutu pendidikan melalui pengembangan sistem pendidikan, diantaranya pada kurikulum 2013 dan Undang-undang tentang sistem pendidikan. BSNP (2006: 160) mengemukakan bahwa pembelajaran fisika di SMA bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep fisika dan saling keterkaitannya. Selain itu, pembelajaran juga ditujukan untuk mengembangkan kemampuanberpikir analisis induktif dan deduktif dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penyelesaian masalah. Kemampuan tersebut terbentuk melalui pengalaman dalam perumusan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil percobaan. Kemendikbud (2013) menyatakan bahwa pembelajaran kurikulum 2013

2 menggunakan pola pendekatan scientific, yakni menggunakan pola mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan menyajikan. Di dalam pembelajaran peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di benaknya, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Trianto (2009: 103-104) menyatakan bahwa fakta di lapangan menunjukkan fenomena yang cukup memprihatinkan. Pertama, kebanyakan siswa tidak dapat membuat hubungan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan tersebut akan diaplikasikan dalam pengetahuan teknologi dan masyarakat. Kedua, siswa menghadapi kesulitan memahami konsep akademik ketika pembelajaran dilakukan dengan cara tradisional saja. Ketiga, siswa mengalami kesulitan dalam membuat sendiri hubungan-hubungan tersebut di luar kegiatan kelas. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan lembaga PISA (Programme for International Study Assessment) kualitas pendidikan Indonesia menempati posisi 64 dari 65 negara anggota PISA. Hasil ini merupakan hasil studi yang dilakukan lembaga PISA yang digelar setiap tiga tahun sekali. Dengan kata lain, kualitas pendidikan Indonesia tergolong kurang dibandingkan dengan negara lain yang ada di seluruh dunia. Menurut M. Hosnan (2014: 18) pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan media, metode, strategi, dan pendekatan apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran bertujuan untuk memilih dan merencanakan kegiatan belajar berdasarkan bahan kajian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah dibuat agar dapat dicapai hasil belajar yang maksimal. Pemilihan metode, strategi, dan pendekatanpembelajaran harus memperhatikan karakteristik dari suatu materi pembelajaran, hal ini dikarenakan karakteristik materi pembelajaran sangat menentukan metode, strategi, dan pendekatan apa yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran guna meningkatkan minat dan motivasi siswa

3 dalam proses pembelajaran, karena minat dan motivasi belajar ini sangat menentukan hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran fisika. Menurut Daryanto (2013: 5), proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Dalam proses komunikasi dapat terjadi informasi yang diberikan oleh guru ditafsirkan secara berbeda oleh siswa sehingga menyebabkan kesalahan penerimaan konsep pada siswa. Oleh karena itu, diperlukan alat bantu yang memperjelas pesan yang disebut dengan media. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sekaligus sebagai alat untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa untuk belajar. Menurut pendapat Hamalik yang dituliskan oleh Arsyad (2011: 15-16) pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data secara menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Dapat dikatakan bahwa media merupakan alat bantu yang akan turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Berdasarkan data yang diperoleh dari kominfo.go.id pengguna internet di indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 82 juta jiwa, atau 32,16 % dari populasi di Indonesia di tahun 2015. Berdasarkan data tersebut memberikan gambaran bahwa pertumbuhan pengguna internet di seluruh Indonesia berkembangan sangat pesat dan sudah menjadi suatu kebutuhan utama bagi setiap orang. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang pesat akhir-akhir ini, menciptakan kultur baru bagi semua bidang di seluruh dunia, termasuk pendidikan. Perkembangan TI seperti komputer dan internet dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, yaitu sebagai media pembelajaran. Media yang memanfaatkan teknologi komputer dan jaringan internet dikenal sebagai media e- learning. Munir (2012: 170) mendefinisikan, E-learning adalah program aplikasi

4 berbasis internet yang memuat semua informasi tentang seputar pendidikan yang jelas, dinamis, dan akurat serta up to date memberikan kemudahan bagi para pembelajar untuk melakukan pembelajaran secara online. E-learning merupakan pembelajaran secara online yang memanfaatkan komputer dan internet. Menurut pendapat Sondang P. Siahaan yang dituliskan oleh Prasojo & Riyanto (2011: 223-225), ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu: 1) sebagai tambahan (suplemen), e-learning berfungsi sebagai penambah wawasan dan bersifat opsional; 2) pelengkap (komplemen), e-learning berfungsi sebagai media pengayaan (enricment) dan remedial bagi siswa; 3) sebagai pengganti (substitusi), e-learning digunakan sebagai ganti dari kegiatan belajar di kelas. Rahmasari & Rismiati (2013: 40-42) menyatakan bahwa secara garis besar e-learning dibangun oleh tiga komponen yaitu konten e-learning, content management system (CMS) dan learning management system (LMS). Konten e- learning merupakan informasi online yang ada di e-learning. CMS merupakan aplikasi yang memfasilitasi dan mengelola prosesengunggahan, penempatan, pengarsipan, pencarian, dan penghapusan konten secara langsung, mudah, dan sistematis. LMS merupakan software yang berfungsi untuk membuat dan mengatur suatu pembelajaran secara online. Sekarang ini banyak tersedia hosting, software, dan LMS yang sifatnya gratis atau open source, salah satunya adalah Moodle. Istilah Moodle diambil dari singkatan Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment, yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek (Munir, 2008: 211). Moodle adalah sebuah nama untuk program aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran ke dalam bentuk web. Moddle memungkinkan siswa untuk masuk ke dalam ruang kelas digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran secara online. Dengan menggunakan Moodle, guru dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain secara online. Moodle merupakan salah satu LMS open source yang dapat diperoleh secara bebas melalui http://moodle.org. Moodle merupakan program open source yang

5 paling terkenal diantara program-program e-learning yang ada, misalnya Atutor, eleap TM LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS, dan seterusnya. Aplikasi Moodle dikembangkan pertama kali oleh Martin Dougiamas pada Agustus 2002 dengan Moodle versi 1.0. (Amiroh, 2012: 1). Pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran memungkinkan terjadinya pembelajaran yang tidak sepenuhnya konvensional. Maksud dari konvensional adalah guru dan siswa harus sepenuhnya bertatap muka selama proses pembelajaran. Menurut Sihabudin (2009), ada tiga macam sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course. Dalam web course, seluruh kegiatan belajar sepenuhnya disampaikan melalui web. Guru dan siswa sepenuhnya terpisah, namun komunikasi dapat dilakukan setiap saat secara online. Dalam pembelajaran dengan sistem web centric course, sebagian kegiatan belajar dilakukan melalui web, sedangkan sebagian lagi secara tatap muka. Sedangkan dalam pembelajaran dengan sistem web enhanced course, internet dimanfaatkan sebagai pelengkap kegiatan belajar untuk memberikan pengayaan yang menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran fisika di SMA, sistem yang paling cocok untuk dikembangkan adalah web enhanced course. Hal ini mengingat tingkat perkembangan kemampuan siswa SMA yang belum memungkinkan dilakukan pembelajaran yang sepenuhnya dilakukan mandiri oleh siswa. Guru masih diperlukan sebagai fasilitator, pengarah, dan pengoreksi jika terjadi kesalahan dalam proses maupun penyimpulan hasil belajar siswa. Pembelajaran secara konvensional masih diperlukan, sedangkan e-learning berfungsi sebagai pelengkap yang menunjang peningkatan kualitas pembelajaran. Pemanfaatkan e-learning sebagai media pembelajaran fisika diharapkan dapat membuat kegiatan belajar menjadi lebih interaktif dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Pemanfaatan TI dalam pembelajaran diharapkan dapat menciptakan siswa yang melek IPA dan Teknologi (Puskur, 2006), sehingga siswa bukan hanya sekedar menguasai ilmu

6 pengetahuan tetapi juga menguasai teknologi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Perkembangan teknologi informasi baik audio, visual maupun audio visual telah menjalar dan memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia. Teknologi informasi memainkan peran yang besar didalam kegiatan bisnis, perubahan sturktur organisasi, dan manajemen organisasi. Dilain pihak, teknologi informasi juga memberikan peranan yang besar dalam pengembangan keilmuan dan menjadi sarana utama dalam suatu institusi akademik. Kehadiran teknologi informasi telah memberikan kekuatan dan merupakan potensi besar bila dimanfaatkan dengan baik. Teknologi informasi sangat penting, khususnya internet memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap dimensi pendidikan. Internet memberikan kontribusi yang sangat besar untuk membantu setiap dimensi yang ada. Untuk selalu mendapatkan informasi yang up to date. Jaringan internet merupakan salah satu jenis jaringan yang popular dimanfaatkan, karena internet merupakan teknologi informasi yang mampu menghubungan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dipakai secara bersama-sama. Demikian juga dalam dunia pendidikan, dengan adanya jaringan internet, maka dapat membantu setiap penyedia jasa pendidikan untuk selalu mendapat informasi-informasi yang terkini dan sesuai dengan kebutuhan. Pemanfaatan internet masih berada pada level perguruan tinggi, dan itupun belum merata. Sedangkan pada level SD sampai dengan SMA/SMK, pemanfaatan internet masih sangat minim dan terbatas pada daerah perkotaan yang sudah memiliki jaringan atau koneksi internet. Diketahui dalam dunia pendidikan, dihadapkan pada kendala bahwa metode pembelajaran konvensional yang diterapkan sudah tidak memenuhi kebutuhan dunia pendidikan yang ada. Berdasarkan latar belakang yang disampaikan, disimpulkan bahwa teknologi informatika sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran jadi proses pembelajaran tidak berlangsung secara konvesional lagi, maka dirumuskan judul penilitian sebagai berikut: Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Dengan Pendekatan Scientific Sebagai Alat Bantu Pembelajaran di Laboratorium Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Alat Optik. 7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran yang berlangsung belum terlihat adanya penggunaan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific di SMA. 2. Belum didapatkannya desain media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pedekatan scientific yang efisien dan efisien untuk digunakan dalam pembelajaran di SMA. 3. Belum banyak sekolah-sekolah memanfaatkan media pembelajaran fisika berbasis ICT di SMA. 4. Proses pembelajaran pada umumnya masih berlangsung secara konvensional dan belum memanfaatkan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific dalam proses pembelajarannya. 5. Belum banyaknya guru-guru yang menggunakan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific. 6. Belum diketahui seberapa efektif dan efisien penggunaan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific dalam proses pembelajaran fisika. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka perlu diadakan pembatasan masalah agar dalam penelitian lebih efektif dan efisien serta terarah, maka peneliti membatasi masalah yaitu sebagai berikut: 1. Untuk membuat media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific peneliti mengunakan CMS (Content Management Sistem) Moodle v2.0.

2. Materi yang dibahas dalam media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific pada materi pokok alat optik. 8 D. Perumusan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific pada materi alat optik di SMA? 2. Apakah media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific pada materi alat optik di SMA yang dikembangkan memenuhi kriteria baik? 3. Apakah penggunaan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific pada materi alat optik dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan kognitif siswa? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di depan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah: 1. Mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific pada materi alat optik di SMA. 2. Mengetahui media pembelajaran berbasis ICT dengan pendekatan scientific pada materi alat optik di SMA yang dikembangkan memenuhi kriteria baik. 3. Mengetahui peningkatan motivasi belajar dan kemampuan kognitif siswa setelah menggunakan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific pada materi alat optik. F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian berupa media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific. Media ini menggunakan LSM Moodle yang disusun sebagai e-learning merupakan pengembangan Moodle 2.0. Media pembelajaran ini dikemas dalam bentuk CD

9 yang dapat diakses secara online. Desain e-learning berbasis Moodle yang dikembangkan memiliki berbagai fasilitas resources dan activities. 1. Resource a. Peta konsep b. Panduan cara menggunakan media pembelajaran c. Tujuan pembelajaran d. Proses scientific untuk setiap sub materi alat optik e. Materi alat-alat optik f. Tes offline dengan menggunakan powerpoint yang terintegrasi visual basic 2. Activities a. Chats yang berfungsi sebagai sarana komunikasi antar siswa dan antara siswa dengan guru b. Forums yang diperuntukkan bagi siswa guna mendiskusikan materi yang dianggap sukar bersama guru c. Quizzes yang berisi soal kuis per sub materi dan tes sumatif dengan format soal yang bervariasi. d. Video converence yang berfungsi untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. G. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain. 1. Bagi Siswa Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan sistematis. Selain itu, merangsang siswa agar lebih memanfaatkan media-media yang ada disekitarnya terkhusus adalah internet. 2. Bagi Guru

10 Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk tidak egois dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Selain itu, guru bisa memanfaatkan media internet agar lebih berkembang dalam proses pembelajaran jadi proses pembelajaran tidak berlangsung secara konvensional lagi tetapi sudah berbasis teknologi informatika. 3. Bagi Sekolah Dapat membantu menciptakan media pembelajaran yang baru demi kemajuan proses pembelajaran di masa yang akan datang. 4. Bagi Peneliti Penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis ICT akan sangat bermanfaat bagi penulis, yakni penulis dapat mengetahui apakah pengaruh model pengembangan media pembelajaran fisika berbasis ICT dengan pendekatan scientific efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan alat optik kelas X semester II di SMA.