BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang. yang meupakan wakaf dari Almarhum Bapak h. Harmonie Dja far dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Gambaran Umum Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN PANTI ASUHAN AL-RIFDAH SEMARANG DALAM PEMENUHAN HAK ANAK SKRIPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Proposal Pembangunan Asrama - Sekolah Yatim dan Dhu afa Ulul Azmi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

2 sumber daya manusia, peran masyarakat, dan dukungan pendanaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya upaya terarah, terpadu, dan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan serta dinikmati oleh manusia. Ketika seorang manusia lahir kedunia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. PMKS secara umum dan secara khusus menangani PMKS anak antara lain, anak

BAB I PENDAHULUAN. baik. Tidak hanya dalam lingkungan keluarga masyarakat juga mempunyai peran

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. anak pun dijelaskan bahwa diantaranya yakni mendapatkan hak pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. boleh merampas hak hidup dan merdeka tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu melengkapi individu dengan self understanding, pengetahuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisiologis: makan, minum, kebutuhan rasa aman, rasa kasih sayang,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

PELAYANAN SOSIAL TERHADAP BALITA TERLANTAR DI UPT PELAYANAN SOSIAL ASUHAN BALITA SIDOARJO DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sekian banyak ciptaannya, makhluk ciptaan yang menarik, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat. disebutkan :

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya orang tua juga merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROPOSAL Waqaf Pembebasan Tempat Tinggal Panti Yatim dan Dhuafa Daarul Adzkar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAM BELAJAR BAGI PELAJAR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB III PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA)TUNAS BANGSA PATI DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kaya dan miskin tidak akan pernah selesai tanpa adanya sistem berbagi. Kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang. dimilikinya untuk orang lain dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perlindungan anak sesuai denagan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu memikul beban tugas dan tanggung jawab serta berpartisipasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan era yang ditandai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 5 WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial di Kota cenderung meningkat,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang giat-giatnya mengadakan pembangunan di semua sektor kehidupan masyarakat. Hakekat pembangunan Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 yaitu: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial 1 Pembangunan suatu negara tercermin dalam tujuan nasional yang dibuat oleh negara tersebut. Salah satu tujuan nasional Indonesia yaitu bidang pendidikan, yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani maupun rohani. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas guna memenuhi kebutuhan pembangunan dewasa guna ini dan masa yang akan datang. Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut yaitu melalui pendidikan. Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya 1 Indonesia, Undang- Undang Dasar, 2008, UUD 1945 Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, Interaksar,Tangerang, hal. 4

untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 2 Pendidikan di Indonesia terbagai menjadi beberapa jalur pendidikan yang dijelaskan dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Jalur pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, non-formal, dan informal. Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sedangkan yang dimaksud pendidikan nonformal yaitu, jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. 3 Keluarga menjadi lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, baik ditinjau dari sudut urutan waktu maupun dari sudut identitas dan tanggung jawab pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. Keluarga yang bahagia suatu hal yang sangat penting dalam perkembangan anak. Berbeda halnya dengan anak yang tidak memiliki keluarga. Mereka hidup tanpa perlindungan orang tua ataupun sanak saudara. Pemerintah melakukan upaya pelindungan bagi anak terlantar dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga sosial sepert panti asuhan yang didirikan oleh masyarakat dengan diawasi langsung oleh pemerintah dalam proses penyelnggaraannya. Kepmensos No. 50/HUK/2004, menjelaskan tugas panti asuhan anak yaitu memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih 2 Ara Hidayat, Imam Machali, 2010, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Pustaka Educa, Bandung, hal. 31. 3 Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

kembali dan dapat berkembang secara wajar. 4 Bentuk keluarga yang mereka miliki di panti asuhan tentunya berbeda jika dibandingkan dengan keluarga mereka yang sesungguhnya dengan orang tua lengkap. Walaupun pada dasarnya panti asuhan bagi anak-anak asuh yang tinggal didalamnya adalah sebuah rumah dan keluarga. Peran lembaga Panti Asuhan di era global ini menjadi sangat penting. Hal itu dikarenakan lembaga ini memiliki tanggung jawab yang berat terkait dengan mempersiapkan generasi penerus bangsa ini bagi mereka yang kurang beruntung dari sisi ekonomi maupun pengasuhan orangtua serta memberikan rasa nyaman dalam konteks kesejateraan dari anak asuh itu. Kedua orang tua sangat menentukan kehidupan manusia selanjutnya dari perkembangan potensi-potensinya. Potensi anak akan berkembang sesuai dengan kesempatan dan suasana yang diberikan oleh kedua orang tuanya sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama dan juga pendidik utama dan pertama. Keluarga bagaikan sekolah pertama yang dimasuki anak-anak, sementara orang tua laksana guru pertama dan utama tempat anak belajar. Gambaran tersebut tidak selamanya mampu dirasakan oleh setiap anak. Diantara mereka ada yang terpisahkan dari orangtua yang dicintainya, ayah, ibu, saudara karena sebuah kondisi yang memaksa. Kondisi tersebut bisa dirasakan karena faktor ekonomi, baik dari mereka (anak) yang sesungguhnya tidak yatim namun kurang mampu, atau karena memang ditinggal salah satu atau bahkan 4 Indonesia, Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomer : 50 / HUK / 2004 (http://www.kemsos.go.id/ diakses tanggal 23 februari 2015)

kedua orangtua. Lebih dari itu, diantara mereka juga ada yang tidak pernah kenal siapa orangtuanya yang melahirkan dia ke dunia. Kabupaten Semarang terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan memiliki luas wilayah 981,95 km 2. Panti asuhan di Kabupaten Semarang berjumlah 26, panti sosial bina remaja 1, panti sosial tresna werda sebanyak 3, panti sosial grahita sebanyak 4 dan panti sosial bina laras sebanyak 2 5. Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang adalah salah satu panti asuhan khusus putri yang ada di Kabupaten Semarang, tepatnya di Kecamatan Tuntang. Panti Asuhan ini didirikan tanggal 13 Oktober 1989 berada dibawah Yayasan Aisyiyah. Bermula rumah biasa yang merupakan wakaf Almarhum Bapak H. Harmoni Dja far dari Bogor. 6 Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang terdaftar pada dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Semarang, serta berbadan hukum dan tercatat dalam akta notaris A. Dimyati, SH. No:6 Tanggal 3 Mei 1999. 7 Panti Asuhan Putri Aisyiyah mempunyai visi dan misi yang jelas. Adapun visi Panti Asuhan Putri Aisyiyah adalah terpenuhinya hak anak yang meliputi hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan partisipasi agar dapat meraih masa depan yang lebih baik. 8 Misi panti Asuhan Putri Aisyiyah yaitu, 1. Menyelenggarakan upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak baik jasman, rohani, mental dan psikososial. 2. Memberikan perlindungan terhadap anak dari perlakuan salah, ekspoitasi dan situasi yang membahayakan anak. 5 Lyndonbaines (http://id.m.wikipedia.org/wiki/kabupaten_semarang diaskes 31 Juli 2015) 6 Pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang (www.pantiaisyiyahtuntang.or.id diakses 23 Juni 2015) 7 Dokumentasi Profil Khusus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang 8 Ibid, Hal. 2

3. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai bakat dan minatnya. 4. Membentu akhlakul karimah sesuai ajaran Al-Quran dan Al- Hadist. 9 Tujuan dan maksud didirikan Panti Asuhan Putri Aisyiyah adalah untuk mengentaskan kemiskinan dengan jalan menampung, membimbing, menyantuni anak-anak yatim, piatu, yatim piatu, serta dhuafa dengan meningkatkan SDM pendidikan formal dan non formal dalam panti 10. Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang berlangsung proses sosialisasi nilai-nilai hidup bermasyarakat, nilai-nilai keagamaan dan sebagaimana diharapkan akan dapat mempersiapkan mental anak-anak dalam hidup bermasyarakat nantinya. Panti asuhan Putri Aisyiyah diasuh oleh Ibu Tiara Rubiati, SHi. Panti asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang memiliki sarana dan prasarana memadai yang disediakan untuk anak panti. Semua anak panti asuhan melakukan berbagai kegiatan layaknya di rumah, selain itu anak panti juga bersekolah bagi mereka yang usia sekolah. 1.2 Permasalahan Penelitian Anak sebagai aset bangsa yang juga harus mendapatkann perlindungan hukum. Hal ini selaras dengan Undang- Undang Dasar Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, salah satu pasal didalamnya mengatur hak anak tercantum dalam Bab II pasal 2 yang menyatakan bahwa anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang, baik dalam keluarga maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan bekembang secara wajar. Selain itu anak juga berhak atas pememliharaan 9 Ibid, Hal. 3 10 Ibid

dan perlindungan baik semasa dalam kandungan ibunya maupun sudah dilahirkan. 11 Hal ini pula yang seharusnya didapat juga oleh anak panti asuhan. Mereka memiliki hak yang sama dalam hal perlindungan anak. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak pasal 11 menyebutkan bahwa : Usaha-usaha untuk mensejahterakan anak adalah : 1. Usaha mensejahterakan anak terdiri atas usaha pembinaan, pengembangan, pencegahan dan rehabilitasi. 2. Usaha kesejahteraan anak dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. 3. Usaha kesejahteraan anak yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat dilaksanakan baik di dalam maupun di luar panti. 4. Pemerintah mengadakan pengarahan, bimbingan, bantuan, dan pengawasan terhadap usaha kesejahteraan anak dilakukan oleh masyarakat. 12 Sebagai wujud konkrit usaha dan kepedulian terhadap kesejahteraan anak, masyarakat mendirikan lembaga sosial kesejahteraan anak yaitu Panti Asuhan. Panti asuhan memiliki peranan dalam mensejahterakan anak asuh yang ada di dalam panti tersebut. Pengertian peranan menurut Setyadi dalam Ras Eko adalah suatu aspek dinamika berupa pola tindakan baik yang abstak maupun yang konkrit dalam organisasi. 13 Panti asuhan merupakan organisasi atau lembaga sosial dibidang kesejahteraan anak. Panti asuhan tidak hanya berfungsi sebagai tempat penampungan anak yang memberikan makan dan minum setiap hari serta 11 Indonesia, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak 12 Indonesia, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (http://www.detkop.go.id/) 13 Ras Eko Budi Santoso (http://www.ras-eko.com/2015/05/pengertian-peranan.html?m=1) diakses tanggal 28 April 2015 pukul 08.02 WIB

membiayai pendidikan mereka, akan tetapi sangat berperan penting yakni sebagai pelayan alternatif yang menggantikan fungsi keluarga yang kehilangan peranannya sebagai pembentuk watak, mental spiritual anak yang bertujuan membimbing, mendidik, mengarahkan, dan mengatur perilaku anak-anak asuhnya agar menjadi seseorang yang mandiri dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara, agar fungsi keluarga tersebut dapat dilanjutkan dan diusahakan, sehingga gangguan keluarga tersebut dapat diatasi semaksimal mungkin dan anak akan merasa hidup dalam lingkungan keluarga sendiri. Setiap anak memiliki hak yang harus dipenuhi oleh setiap orang tua. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam pasal 1 ayat (12) disebutkan bahwa hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan Negara. 14 Panti asuhan putri Aisyiyah Tuntang sebelum memutuskan untuk mengasuh anak terlebih dahulu menelusuri keberadaan dan kesiapan/kapasitas pengasuhan keluarga untuk memastikan tidak ada lagi keluarga inti, keluarga besar, kerabat atau keluarga pengganti yang dapat melaksanakan fungsi pengasuhan. Mengidentifkasi keluarga yang mengalai hambatan dalam pengasuhan anak, permasalahan yang mereka hadapi serta jenis bantuan yang akan diberikan atau diifasitasi. Setiap anak memilik hak yang wajib terpenuhi, tidak terkecuali anak- anak yang tinggal dipanti asuhan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu T, beliau adalah 14 Indonesia, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

pengasuh panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang. Beliau mengatakan bahwa Jumlah Anak asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang sekitar 68 anak dan sebagian anak memiliki latar belakang keluarga yang rata-rata hampir sama yaitu mereka hanya memiliki satu orang tua atau bahkan sudah tidak memiliki orang tua sama sekali. Sehingga mereka tidak merasakan perhatian dan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Selain itu, dalam masalah pendidikan anak agak kurang diperhatikan dan terlantar terutama mengenai pendidikan informalnya dan khususnya mengenai pendidikan akhlak. Bahkan sebagian dari anak asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang datang dengan membawa atau sedang mengemban masalah sosial yang sangat berat sehingga memerlukan penanganan intensif. 15 Anak-anak yang yang tinggal dipanti asuhan awalnya datang dengan memiliki berbagai masalah terlebih adalah masalah sosial. Masalah sosial yang sering dialami oleh anak asuh seperti anak yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya karena sama sekali sudah tidak memiliki orang tua, anak yang pernah mengalami trauma dan masalah-masalah sosial lain yang ada pada anak asuh. Sebagai manusia yang masih anak-anak mereka butuh mempertahankan hidup, mereka ini seharusnya panti asuhan harus lebih perhatian untuk mengangkat mereka, dan mengatakan mereka tidak layak untuk mempertahankan hidup dengan cara demikian itu, artinya bahwa panti asuhan harus tanpa alasan apapun mengentaskan anak asuh dengan memberikan fasilitasi dalam wujud bimbingan baik fisik, mental dan sosial kepada anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan anak yang wajar. Peran panti asuhan dalam menangani anak asuh yang pernah memiliki masalah sosial 15 Wawancara dengan Ibu T selaku pengasuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 5 Maret 2015.

yang cukup berat memerlukan penanganan yang intensif. Setiap anak asuh yang tinggal dipanti asuhan memilik penanganan berbeda-beda. Penanganan yang diberikan pada anak tidaklah yang terlalu keras dan sesuai dengan apa yang anak asuh lakukan tetapi melihat usianya juga. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Al, beliau adalah ketua pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang. Beliau mengatakan bahwa Setiap anak asuh diberikan kebebasan pendapat mereka, ingin melanjutkan sekolah ataupun ingin bekerja diluar. panti mengarahkan anak anak asuh agar tidak salah dalam pengambilan keputusan untuk masa depan merka. Setiap anak asuh selama masih di panti diharuskan mengikut berbagai kegiatan rutin yang sudah ada. Kegiatan biasanya dimulai dari jam 15.00 sampai jam 17.00, anak asuh yang sudah pulang sekolah langsung mengikut dan anak asuh yang telat pulang karena ada kegiatan disekolahnya bisa menyusul. Apabila ada anak asuh yang tidak mengikuti akan ditegur dan bisa juga diberi hukuman. 16 Panti asuhan memberikan kebebasan sesuai keinginan mereka bersekolah ataupun bekerja, akan tetapi selain memberikan kebebasan panti asuhan mengarahkan dan menasehati anak asuhnya agar tidak salah dalam mengambil keputusan mereka. Panti asuhan juga memberikan hukuman bagi anak asuh yang tidak mengikuti aturan atau tata tertib yang sudah ditetapkan oleh panti asuhan. Hukuman itu diberikan agar anak asuh disiplin dan tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukannya, serta diharapkan anak berubah baik dalam diri meraka maupun kehidupannya sehingga mencapai keinginan dan cita-cita yang mereka inginkan. Bukan hanya anak yang memiliki keluarga utuh dan mendapatkan kasih 16 Wawancara dengan Ibu Al selaku ketua pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 30 Maret 2015

sayang dari orangtanya, tetapi anak yang tinggal di panti usahan juga perlu melakukan perubahan untuk mencapai cita-citanya. Menghindari maraknya kekerasan anak dan pengadopsian ilegal, panti asuhan dalam pengasuhan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 30/HUK/2011 tentang standar nasional pengasuhan anak untuk lembaga kesejahtraan sosial menyebutkan bahwa Upaya untuk menentukan kebutuhan anak terhadap pengasuhan baik yang berbasis keluarga maupun pengasuhan alternatif, dilakukan melalui tahapan yang bersifat berkelanjutan mulai dari pendekatan awal, asesmen, perencanaan, pelaksanaan rencana pengasuhan sampai dengan evaluasi, dan pengakhiran pelayanan. 17 Sumber dana panti asuhan diperoleh dari bantuan pemerintah, kerja sama dengan pihak donatur, serta swadaya dari kegiatan ekonomi produktiftas panti. Dana yang dialokasikan untuk kebutuhan serta keperluan yang diperlukan warga panti, salah satunya adalah untuk biaya kehidupan dan biaya sekolah anak asuh. Masing- masing anak asuh sudah memiliki anggaran sendiri untuk kebutuhan meraka baik sekolah maupun yang lainnya. Selain itu dana juga digunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana yang ada di panti asuhan. Sarana dan pasarana disediankan oleh panti asuhan yaitu sebuah gedung asrama berlantai dua yang terdapat 12 kamar, kamar mandi, aula, mushola, ruang pendidikan, ruang makan serta ruang dapur. Semua menggunakan sarana yang ada didalam panti asuhan dengan bergantian karena sarana prasarana yang ada terbatas. Sarana dan prasarana dipakai secara bersama sehingga semua 17 Indonesia, Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 30/HUK/2011 tentang standar nasional pengasuhan anak untuk lembaga kesejahtraan sosial.

anak wajib menjaga agar dapat dipakai dalam jangka waktu lama. Kotak P3K disediakan tetapi masih belum mempunyai ruang kesehatan khusus. Berdasarkan wawancara dengan E salah satu anak asuh yang tinggal di Panti Asuhan Putri Asyiyah, ia mengatakan bahwa Kegiatan yang dilakukan selama satu minggu itu harus diikut, kegiatan tidak hanya kerohanian tetapi juga ada kegiatan keterampilan menjahit, pra koperasi simpan pinjam, marching band, dan masih banyak lagi kegiatan yang diajarkan di panti asuhan. Selain itu kita dibebaskan untuk memilih jalur pendidikan yang kita tempuh sesuai dengan kemauan kita sendiri. 18 Berbagai kegiatan dilakukan dalam panti asuhan dan wajib diikuti seluruh anak asuh. Pemilihan jalur pendidikan dibebaskan kepada anak asuh, panti asuhan hanya menyetujui dan memberi masukan agar memilih sekolah yang biayanya yang lebih ringan. Walaupun bersekolah ditempat yang biaya ringan mereka masih bisa berprestasi, itu terlihat banyaknya piala penghargaan serta foto wisuda anak asuh. Bagi seorang anak asuh sangatlah penting perhatian berupa nasehat yang menunjang untuk kesejahteraan mereka terlebih dalam hal pendidikan. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh? 18 Wawancara dengan E selaku Anak asuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 29 Maret 2015

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh. 1.4 Signifikansi Penelitian 1.1.1. Signifikansi Teoritis Secara teoritis penelitian ini mendukung Levinsion yang menyatakan bahwa peranan didefinisikan sebagai suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 19 1.1.2. Signifikansi Praktis bagi: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat 1. Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang tentang upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh. 2. Anak asuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang dapat membantu mengeluarkan pendapatnya mengenai apa yang dibutuhkan untuk kesejahteraan mereka. 3. Peneliti selanjutnya yang dapat menambah pengetahuan serta sebagai referensi sesuai dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini. 19 Soekanto, Soerjono. 2009, Memperkenalkan Sosiologi, CV.Rajawali, Jakarta, hal. 213.

1.5 Keterbatasan Penelitian Menghindari ruang lingkup yang terlalu besar sehingga penelitian ini dapat terarah serta dengan adanya keterbatasan waktu pengerjaan, tenaga, dan biaya maka perlu adanya keterbatasan pnelitian, adapun keterbatasan penelitan ini adalah: 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini pada warga Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini hanya pada peranan panti asuhan dalam mensejahterakan anak asuh.