MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

Marhu>n adalah harta yang ditahan oleh pihak murtahi>n untuk. marhu>n bihi. Jika marhu>n sama jenisnya dengan hak yang menjadi

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Dari hasil wawancara langsung yang penulis lakukan pada pihak BNI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

HILMAN FAJRI ( )

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB I PENDAHULUAN. yang menerapkan prinsi-prinsip ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam

maka dalam bab ini penulis akan menganalisis praktek denda pada pembiayaan

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB II. dipraktikkan oleh masyarakat. Selain itu, praktik penjualan barang dan

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TULUNGAGUNG TERHADAP BUNGA BANK KONVENSIOANAL SKRIPSI OLEH MUHAMMAD ULIN NUHA NIM.

ta zi>r dan mukha>lafat. Hudu>d dan jina>yat bentuk sanksinya telah ditetapkan,

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV ANALISIS HUKUM EKONOMI SYARIAH DALAM PENERAPAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI AREA BANJARMASIN

Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis)

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. lembaga tersebut mencakup bagian dari keseluruhan sistem sosial masyarakat

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lembaga Keuangan Syariah secara informal dimulai sebelum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Persyaratan dalam Mengadakan Akad Murabahah di BMT-UMY

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB II LANDASAN TEORI

diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti kepada supplier yang Baitul māl wa tamwīl (BMT) Amanah Ummah cabang Sukoharjo

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

Raja Grafindo Persada, 2016, hlm.99

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

CARA PENYELESAIAN PERKARA DEBITOR WANPRESTASI DALAM SENGKETA EKONOMI SYARIAH oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H.(Hakim PTA Mataram)

BAB I PENDAHULUAN. terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi sha>h{ib al ma>l

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP RESCHEDULING TAGIHAN MURA>BAH{AH BERMASALAH PADA PT. BNI SYARIAH CABANG SURABAYA

Setelah penulis mengumpulkan data dari lapangan melalui wawancara. dan dokumentasi di lapangan, yaitu di Bank BNI Syariah Kantor Cabang

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

SYARAT DAN KETENTUAN

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD DI BMT MUDA SURABAYA. keuntungannya sudah diperjanjikan diawal akad. Artinya pihak BMT tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB II LANDASAN TEORI. tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya lembaga keuangan perbankan, namun juga dijalankan oleh lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. menopang keberlangsungan hidup sehari-hari. Bahkan dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. syariah adalah Baitul Mal wa at-tamwil. Baitul Mal wa at-tamwil

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR PENYITAAN BARANG JAMINAN PADA PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN-SIDOARJO A. Analisis Prosedur Penyitaan Barang Jaminan di BPRS Bakti Makmur Indah Krian Dalam pelaksanaan perjanjian yang dilakukan di BRPS Bakti Makmur Indah Krian biasanya terdapat hambatan-hambatan yang terjadi yakni pemenuhan prestasi terlambat. Hambatan atau gangguan dapat datang dari pihak kreditur yaitu bank, tetapi pada umumnya atau sebagian besar hambatan dari pihak debitur atau nasabah yang terlambat memenuhi angsuran atau tidak membayar hutangnya (wanprestasi). Itikad tidak baik dari debitur yang merupakan salah satu faktor kendala penyelesaian kredit bermasalah yaitu bahwa debitur akan memanfaatkan beberapa kelemahan yang ada pada BPRS untuk tujuan tidak membayar kreditnya pada BPRS. Perbankan tidak dapat menghindari pembiayaan bermasalah. Suatu pembiayaan digolongkan sebagai pembiayaan bermasalah yaitu sejak tidak ditepatinya atau dipenuhinya ketentuan yang tercantum dalam perjanjian pembiayaan, yaitu apabila debitur selama tiga kali berturut-turut sudah tidak mampu atau tidak sanggup lagi untuk menyelesaikan kewajiban pembayarannya. 67

2 Walaupun berbagai usaha telah dilakukan untuk mencegah pembiayaan bermasalah tersebut belum menutup kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalah dimasa mendatang. Dan dalam hal ini terjadi pembiayaan bermasalah di BPRS Bakti Makmur Indah Krian. Seorang nasabah yang bernama Pak Hariadi pada tanggal 27 Januari 2016 mengajukan pembiayaan untuk pembelian 100 biji galon air mineral dengan jumlah pembiayaan sebesar Rp. 3.000.000. Pada awal akad harga jual yang telah disepakati sebesar Rp. 3.600.000. Dan setiap bulannya Pak Hariadi harus membayar angsuran sebesar Rp. 300.000 pada BPRS Bakti Makmur Indah. Di awal pembiayan Pak Hariadi membayar angsuran dengan tepat waktu, Pada angsuran keempat Pak Hariadi tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran. Setelah dua bulan masih belum membayar, maka pihak BPRS Bakti Makmur Indah Krian-Sidoarjo menadatangi rumahnya dan meminta Pak Hariadi untuk segera membayar angsurannya. Karena tidak kunjung memabyar, maka dilakukan pembinaan melalui pendekatan secara lisan kepada Pak Hariadi, hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada nasabah, dilakukan dengan cara mendatangi nasabah yang mengalami penunggakan ke rumahnya kemudian membicarakan atau mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi oleh nasabah dan alternatif jalan keluar dalam menyelesaikannya.

3 Namun selama proses penyelamatan kredit bermasalah, pihak BPRS hanya melakukan pendekatan secara lisan saja tidak melampirkan surat peringatan secara tertulis. Seharusnya apabila terjadi pembiayaan bermasalah/macet, maka pihak BPRS Bakti Makmur Indah Krian melakukan pendekatan secara lisan dan secara tertulis. Pada keterlambatan di bulan pertama dan kedua masih dilakukan pendekatan secara lisan dengan melakukan pembinaan kepada nasabah agar mau membayar. Diberi waktu satu minggu agar nasabah membayar angsuran, apabila tetap tidak membayar maka diberikan surat tagihan minimal sebanyak tiga kali. Apabila masih belum membayar maka akan diberi Surat Peringatan I (SP I). Jika pada peringatan ketiga (terakhir) kalinya juga tidak dihiraukan, maka dilakukan pemanggilan kepada nasabah guna memberi tawaran kepada nasabah untuk mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu pembayaran atau melunasi sisa pembiayaan beserta dendanya. Jika sampai batas akhir nasabah tidak membayar, maka dilakukan penyitaan terhadap barang jaminan. BPRS Bakti Makmur Indah Krian telah membuat Sura berita Acara Serah Terima Barang Jaminan, namum hingga kini barang jaminan masih belum dapat disita karena ditangan pak Hariadi. Dalam hal tersebut permasalahan yang timbul dalam praktik perbankan syariah maka para pihak akan mencari penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapinya. Secara garis besar, upaya penyelesaian dan penanganan dari BPRS Bakti Makmur Indah Krian terfokus pada

ع ت 4 tindakan untuk mengupayakan pembayaran kembali dengan memberikan kesempatan kepada nasabah untuk melunasi hutangnya. Apabila sudah tidak bisa di upayakan lagi maka BPRS melakukan pengambilalihan barang jaminan yang kemudian dijual untuk melunasi hutang nasabah yang menunggak. B. Analisis Hukum Islam terhadap Penyitaan Barang Jaminan di BPRS Bakti Makmur Indah Krian Pembiayaan dengan akad mura>bah}ah menciptakan ikatan antara dua orang atau lebih untuk melakukan transaksi jual beli atas barang tersebut, dimana penjual menyebutkan harga pembelian kepada pembeli dengan keuntungan yang disepakati diawal akad. Jika nasabah tidak memenuhi akad yang telah disepakati maka nasabah tersebut melakukan kelalaian dalam perjanjian, yang biasa disebut sebagai wanprestasi. Dan dalam hal ini, Pak Hariadi telah melakukan wanprestasi dengan tidak membayar angsuran pada BPRS Bakti Makmur Indah Krian. Sedangkan dalam hukum Islam, seseorang diwajibkan untuk menghormati dan mematuhi setiap perjanjian dan atau amanah yang dipercayakan kepadanya. Dalam Surat Al-Anfal ayat 27, Allah berfirman: ي أ ي ه ا ٱل ذ ين ء ام ن وا ل ت ون وا ٱ لل و ٱلر س ول و ت ون و ا أم ن ت ك م و أنت م ل م ون Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanatamanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

5 Dari ayat diatas telah tertulis jelas bahwa Allah melarang umatnya menyalahgunakan atau mengkhianati amanat yang diberikan orang lain kepada kita. Oleh karena itu, apabila seseorang telah mendapat kredit/pembiayaan dari bank berarti ia telah mendapat amanah dari orang lain (pemilik modal/bank). Jika nasabah tersebut melakukan cedera janji, ia dikatakan telah melakukan wanprestasi. Terhadap orang yang melakukan wanprestasi, bisa dilakukan tindakan sesuai dengan kondisi dan alasannya. Upaya penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaan akad disebut juga dengan penanganan permasalahan yang dikelompokkan dalam dua tahapan yaitu upaya penyelamatan dan upaya penyelesaian. Penulis menganalisis, selama proses penyelamatan pembiayaan bermasalah di BPRS Bakti Makmur Indah Krian hanya dilakukan pendekatan secara lisan saja, tidak melampirkan surat peringatan secara tertulis. Pisau analisis yang digunakan oleh penulis adalah Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dan Fatwa Dewan Syariah Nasional yang dijadikan pedoman apabila terjadi permasalahan di Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Pendekatan secara lisan dengan melakukan pembinaan kepada nasabah yang bermasalah untuk segera membayar angsuran. Pendekatan secara tertulis dilakukan dengan pemberian surat tagihan dan surat peringatan. Peringatan atau teguran diberikan agar nasabah berprestasi pada waktu yang ditentukan dalam surat peringatan.

6 Diatur dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) pasal 37, yang menyatakan bahwa, Pihak dalam akad melakukan ingkar janji, apabila dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan ingkar janji atau demi perjanjiannya sendiri menetapkan, bahwa pihak dalam akad harus dianggap ingkar janji dengan lewatnya waktu yang ditentukan. 1 Hal yang menyebabkan diperlukannya surat peringatan adalah untuk memberitahu kepada nasabah bahwa telah jatuh tempo pembayaran angsuran serta membuat nasabah merasa takut sehingga membayar angsuran secara tepat waktu. Jika nasabah dengan sendirinya telah wanprestasi, surat perintah mempunyai fungsi untuk menetapkan nasabah berada dalam keadaan lalai. Pernyataan dalam keadaan lalai penting sekali bagi BPRS dan akan membawa akibat hukum yang sangat besar bagi nasabah. Dalam hal pembiayaan bermasalah, nasabah yang tidak memabayar ansuran dan dinyatakan dalam keadaan lalai dapat dikenakan sanksi atas perbuatannya, diatur dalam KHES Pasal 38, Pihak dalam akad yang melakukan ingkar janji dapat dijatuhi sanksi: a. Membayar ganti rugi; b. Pembatalan akad; c. Peralihan resiko d. Denda; dan/atau e. Membayar biaya perkara 2 Dan pada Pasal 39 poin A dinyatakan bahwa, sanksi pembayaran ganti rugi dapat dijatuhkan apabila pihak yang melakukan ingkar janji dinyatakan ingkar janji, tetap melakukan ingkar janji. 3 1 Kompilasi Hukum ekonomi Syariah (KHES), (Bandung: Fokus media, 2010), 28. 2 Ibid.

7 Dari beberapa pasal diatas dengan tegas dikatakan, nasabah baru diwajibkan membayar ganti rugi apabila telah dinyatakan ingkar janji. Bukti yang menunjukkan bahwa nasabah melakukan ingkar janji adalah dengan adanya surat perintah yang telah ditandatangani dan diabaikan oleh nasabah, atau dengan kata lain, setelah nasabah dalam keadaan lalai (ingkar). Dengan tidak adanya surat peringatan atau surat teguran dari BPRS bukan berarti tidak bisa dilakukan penyitaan terhadap barang jaminan. Namun ada kaidah fiqh yang menyatakan bahwa nasabah yang tidak bisa mengembalikan pinjaman dan telah melakukan wanprestasi tetap harus melunasi hutangnnya. Dalam Fatwa DSN MUI Nomor: 68/DSN- MUI/III/2008 telah diatur, apabila terjadi wanprestasi atau tidak dapat melunasi hutangnya, marhu>n dapat dijual paksa/dieksekusi langsung baik melalui lelang atau dijual kepada pihak lain sesuai prinsip syariah. 4 Kesimpulan yang didapat dari uraian diatas adalah, BPRS Bakti Makmur Indah Krian tetap bisa melakukan penyitaan terhadap barang jaminan. Namun, karena tidak adanya bukti tertulis berupa surat peringatan atau surat teguran yang menyatakan bahwa nasabah tersebut wanprestasi, maka BPRS Bakti Makmur Indah Krian tidak bisa memberikan sanksi berupa pembayaran denda kepada nasabah. 3 Ibid. 4 DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Ciputat: cet.ke-4, 2006), 98.