BAB 1 PENDAHULUAN. Asean (MEA), kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknonologi (IPTEK) dapat

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan (need) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

distro distro distro Sumber : (2015)

I. PENDAHULUAN. Bicara mengenai bisnis, akhir-akhir ini marak bermunculan yang namanya bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik

SKRIPSI PENGARUH STORE ATMOSPHERE (SUASANA TOKO) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA TOKO BUKU GRAMEDIA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut adalah perkembangan mall yang ada di Surabaya berdasarkan kanalsatu.com: Tabel 1.1 Perkembangan Mall di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. naik, dengan omset penjualan naik maka pendapatan akan naik dan berakibat

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB I PENDAHULUAN. tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Disadari atau tidak bisnis ritel kini telah menjamur dimana-mana baik

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, Era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perluasan pasar produk dari perusahaan Indonesia, sementara di sisi lain, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Sumber : AC Nielsen, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Media Data

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada

Tabel 1.1 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Situasi ekonomi dewasa ini sangat berkembang pesat. Persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. hal itu, Ghanimata (2012) mengatakan para pemasar harus menerapkan. ujung tombak keberhasilan pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. dari aktifitas keseharian, interst, kebutuhan hidup, dan lain sebagainya, yang

BAB I PENDAHULUAN. retail, terutama yang berbasis toko (store based retailing), harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah, fasilitas, dan pelayanan yang memadai. menjadi ancaman bagi peritel lokal yang sebelumnya sudah menguasai pasar.

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB 1 PENDAHULUAN. produk, kualitas pelayanan, dan harga yang ditawarkan untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Usaha retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

PENGARUH SUASANA TOKO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA SWALAYAN JADI BARU DI KEBUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri retail yang berkembang saat ini adalah restaurant dan cafe. Pemilik bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. produk dan jasa yang tersedia. Didukung dengan daya beli masyarakat yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ritel dewasa ini di Indonesia semakin pesat, data terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat beragam, juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan. Hal ini terlihat dari semakin banyak bermunculannya pusat UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suci Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel tersebut antara lain hypermart, supermarket, specialty store,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pembelian. Kebutuhan adalah hal-hal dasar yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada era globalisasi membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisatanya dan merupakan kota pelajar di Indonesia. Hal itu yang membuat UKDW

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk senantiasa berusaha menambah dan mempertahankan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa era globalisasi seperti sekarang ini dan menjelang Pasar Bebas Asean (MEA), kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknonologi (IPTEK) dapat memberikan dampak dan pengaruh yang sangat berarti untuk perkembangan perekonomian di Indonesia dalam sektor usaha pada umumnya maupun pada perusahaan-perusahaan bisnis pada khususnya. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan eceran (retailing) yang diantaranya seperti toko, distibution outlet (distro), mini market, department store (toko serba ada), pasar swalayan (supermarket), dan sebagainya. Agar perusahaan dapat mengimbangi atau bahkan memenangkan persaingan tersebut, mereka selalu memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam upayanya untuk menguasai pasar. Perusahaan-perusahaan yang unggul adalah mereka yang dengan cerdas dapat mengatasi berbagai dinamika yang terjadi di dalam lingkungan internal dan eksternal bisnisnya, kemudian mampu menciptakan perubahan yang berdampak pada timbulnya rasa puas konsumen. Dinamika dalam dunia usaha yang semakin menantang sekarang ini dan ke depannya membuat para perusahaan harus dapat menjawab tantangan pasar dan memanfaatkan tantangan tersebut sebagai peluang untuk dapat bertahan di masa 1

yang akan datang. Penguasaan terhadap pasar merupakan salah satu dari kegiatankegiatan pokok yang dilaksanakan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, berkembang, dan mendapatkan laba semaksimal mungkin. Menrut Handoyo (dalam digg.com/business_finance:2009) Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis ritel adalah menjual berbagai produk, jasa, atau keduanya kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Berikut perkembangan omset ritel modern 2004-2008 (Rp Triliun): Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Omset Ritel Modern, 2004-2008 (Rp Triliun) Sumber: AC Nielsen, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Media Data Ket : - Pasar Modern (stand alone maupun yang berokasi di trade center atau di mall) - Department Store (stand alone maupun yang berlokasi di trade center atau di mall) - Specialty Store (stand alone maupun yang berlokasi di trade center atau di mall) - Lainnya (factory outlet, butik, yang bukan berlokasi di Department Store) Dari grafik tersebut terlihat bahwa pasar modern di Indonesia terus tumbuh dan berkembang dari tahun ke tahun, begitu juga dengan Department Store yang setiap tahunnya selalu menunjukkan peningkatan dimana semakin 2

bertambah banyak Departement Store yang berdiri di mall-mall ataupun trade center yang ada di Indonesia. Para pengusaha saat ini secara agresif melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah usahanya, terutama dalam bidang ritel. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis ritel adalah menjual berbagai produk, jasa, atau keduanya kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Salah satu ritel yang ada di Indonesia dan telah lama berdiri di Indonesia adalah PT. Ramayana Lestari Sentosa yaitu perusahaan ritel bebentuk department store. PT. Ramayana Lestari Sentosa yang memiliki bidang usaha retail modren memiliki 99 cabang Ramayana Department Store yang tersebar di seluruh Indonesia dari Indonesia bagian barat sampai Indonesia bagian timur (dikutip dari Ramayana.co.id). Ramayana terus melakukan berbagai inovasi menarik lainnya dengan mengembangkan konsep belanja satu atap pusat perbelanjaan. Dengan konsep ini, Ramayana semakin tumbuh dengan jaringan ritel yang terbesar di Indonesia. Hingga saat ini jaringan ritel Ramayana telah tersebar di lebih dari 42 kota besar yang ada di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan Ramayana telah membuka jaringan toko di Papua pada tahun 2010 (dikutip dari Merdeka.com). Seiring dengan terus tumbuh dan berkembangnya Ramayana Department Store, mereka juga telah membuktikan bahwa pelayanan dan atmosfer toko yang diberikan cukup memuaskan konsumennya dalam berbelanja di Ramayana, hal ini terbukti dengan berbagai penghargaan yang pernah diperoleh oleh Ramayana 3

Department Store. Beberapa penghargaan yang pernah diraih oleh Ramayana Department Store akan disajikan pada Tabel 1.1: Tabel 1.1 Penghargaan yang pernah diraih Ramayana Department Store NO Nama Penghargaan Tahun 1 Best Investor Relation Ist Place Indonesia Buy-side view 2005 dalam Asia Equities Investor Relations 2 Asia's Best Companies oleh FinanceAsia 2012 3 The Best of Medan Service Excellence Champion kategori Supermarket dalam MSEA (Medan Service Excellence Award) 2011 4 Superbrands 2010-2011 Sumber: Merdeka.com (2013) Kota Medan dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang cukup tinggi yaitu sebesar 7,41 % pada tahun 2013 (dikutip dari TRIBUN-MEDAN.com) semakin memberikan gambaran bahwasanya persaingan bisnis khususnya di kota Medan cukup ketat. salah satu ritel yang ada di kota Medan adalah Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza. Department Store (Toko Serba Ada) disini adalah toko yang menjual produk dari berbagai produsen pakaian jadi dan kebutuhan rumah tangga dan menjualnya langsung kepada konsumen tingkat akhir. Agar berhasil dalam memenangkan persaingan, perusahaan ritel Ramayana harus dapat menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Dengan kata lain perusahaan harus dapat menarik minat beli konsumen agar konsumen tersebut menjadi pelanggan yang loyal berbelanja di Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza tersebut. Terdapat tiga gerai Ramayana Department Store di kota Medan yang akan disajikan pada Tabel 1.2: 4

Tabel 1.2 Gerai Ramayana di Medan NO NAMA ALAMAT KOTA 1 Ramayana Buana Plaza Jalan Aksara No 2 Medan 2 Ramayana Teladan Jalan SM Raja Medan 3 Ramayana Peringgan Jalan Iskandar Muda Medan Sumber: Data yang dihimpun (2015) Suasana toko sebagai salah satu sarana komunikasi yang dapat berakibat positif dan menguntungkan dibuat semenarik mungkin. Lebih lanjut, suasana toko dapat mempengaruhi emosi pembelanja, dimana emosi tersebut dapat berupa emosi positif atau emosi negatif. Penciptaan suasana yang menyenangkan, menarik, serta bisa membuat konsumen merasa nyaman ketika berada di dalam toko merupakan salah satu cara agar bisa menarik konsumen untuk melakukan tindakan pembelian (Levy dan Weitz dalam Achmad, 2010). Belanja merupakan kegiatan menyenangkan bagi sebagian orang, karena belanja bukan hanya sebagai aktivitas rutin untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, tetapi seringkali kegiatan belanja menjadi sarana rekreasi dan hiburan (Achmad, 2010:3). Berman and Evan (2007:604) membagi elemen-elemen store atmosphere ke dalam empat elemen, yaitu Exterior, General Interior, Store Layout dan Interior Display. Bagi seorang konsumen, suasana yang aman dan nyaman menjadi bahan pertimbangan sendiri sebelum memutuskan untuk datang atau mengunjungi toko tertentu. Ramayana Buana Plaza sendirimenyediakan berbagai sarana untuk membuat konsumen merasa aman dan nyaman seperti tempat parkir yang disediakan aman, dilengkapi dengan karcis parkir, penitipan helem, di dalam gedung tersedia AC yang memadai, eskalator serta lift yang akan membuat konsumen merasa nyaman. 5

Chen dan Hsieh (2010) mengatakan identitas sebuah toko dapat dikomunikasikan terhadap konsumen melalui dekorasi toko atau secara lebih luas dari atmosfernya. Mowen dan Minor (2002:238) mengatakan bahwa store atmosphere merupakan unsur senjata yang dimiliki toko. Setiap toko memiliki tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan pembeli untuk berputar-putar didalamnya. Pendapat ini sesuai dengan konsep belanja yang dikembangkan oleh Ramayana sebagaimana telah disebutkan sebelumnya yaitu konsep belanja satu atap pusat perbelanjaan sehingga konsumen dapat dengan mudah mencari barang belanjaan yang ingin dibeli. Penampilan toko memposisikan toko dalam benak konsumen, jika konsumen tekesan akan penampilan toko yang indah, bersih, sejuk dan nyaman maka akan dengan mudah terekam di benak konsumen dan juga sebaliknya. Ramayana Department Store cabang Buana Plaza sangat menjaga hal tersebut terbukti dengan kerapian di dalam toko selalu terjaga, pencahayaan di dalamnya cukup terang, begitu juga dengan kebersihan lantainya dan temperature udara yang sejuk. Selain store atmosphere yangbaik faktor lain yang juga akan berpengaruh pada minat konsumen untuk berkunjung dan membeli pada suatu toko adalah lokasinya. Lokasi yang strategis akan semakin mendukung suksesnya suatu bisnis. Menurut Tjiptono (2006:93) pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa diantaranya yaitu akses adalah kemudahan untuk menjangkau, visibilitas adalah kemudahan untuk dilihat, lalu lintas, tempat parkir yang luas dan aman. 6

Dilihat dan ditinjau dari segi lokasi Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza terbilang strategis. Kemudahan akses untuk bisa sampai di Ramayana Buana Plaza dari berbagai sudut kota Medan terutama lewat sarana angkutan umum. Dimana kendaraan umum sangat banyak yang melewati lokasi Ramayana tersebut. Hal ini dikarenakan letak Ramayana cabang Buana Plaza yang terletak di jalan Aksara yang merupakan salah satu jalan protokol di kota Medan yang banyak dilalui angkutan umum beberapa di antaranya : PT. Mars nomor 60, Rute: Aksara- Hayam Wuruk- Pd. Bulan- Pasar I, PT. Rahayu Medan Ceria nomor 105, Rute Terminal Amplas Marelan Pancing Aksara Komplek Uka Terjun PP, RMC nomor 57, dan sebagainya (dikutip dari kabarmedan.com). Lokasi Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza yang strategis juga dikarenakan bagian depan tokonya langsung berhadapan dengan Jalan Aksara kota Medan dan bagian Samping sebelah kiri menghadap ke Jalan Prof H.M Yamin kota Medan, serta bersebelahan dengan pasar Aksara kota Medan yang merupakan pasar tradisionaldimana frekuensi orang dan kendaraan yang melewati lokasi Ramayana ini setiap harinya sangat tinggi sehingga dari sisi visibilitas dan lokasi Ramayana cabang Buana Plaza terbilang strategis. Pada akhirnya store atmosphere dan lokasi tersebut dirancang sedemikianrupa untuk dapat menarik minat beli konsumen. Hal yang harus diperhatikan dalam menarik minat beli konsumen yakni penjual harus sanggup menjual kesan yang baik serta lokasi yang nyaman sebelum menjual barangnya, kesan yang dapat membentuk citra terhadap tokonya. Hal ini sesuai pendapat 7

Sutisna (2001:64) bahwa suasana toko (store atmosphere) juga akan menentukan citra toko itu sendiri. Jika toko dilengkapi dengan pengaturan ruangan yang nyaman, penyejuk udara, dan artistik penggunaan warna cat dinding yang sejuk, semuanya menunjukkan adanya suasana toko yang berkelas. Dengan demikian Suasana Toko (Store Atmosphere) dan lokasi yang tepat dapat menjadi sarana komunikasi yang positif, menguntungkan dan memperbesar peluang untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Atas dasar penjabaran pemikiran diataslah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Suasana Toko (Store Atmosphere) dan Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen Di Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza Medan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian adalah: 1. Apakah Store Atmosphere berpengaruh terhadap minat beli konsumen di Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza Medan? 2. Apakah Lokasi berpengaruh terhadap minat beli konsumen di Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza Medan? 3. Apakah Store Atmosphere dan Lokasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli konsumen di Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza Medan? 8

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Store Atmosphere terhadap minat beli kosumen di Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza Medan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi terhadap minat beli konsumen di Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza Medan. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis secara bersama-sama pengaruh Store Atmosphere dan Lokasi terhadap minat beli konsumen di Ramayana Department Store Cabang Buana Plaza Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas implementasi strategi Store Atmosphere dan lokasi yang mereka miliki untuk dapat mempertahankan konsumen mereka dalam persaingan yang ada, dimana diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah yaitu masalah praktis dalam perusahaan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan digunakan. 2. Bagi Akademis Sebagai masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan bacaan yang diharapkan akan menambah 9

wawasan pengetahuan bagi yang membacanya terutama mengenai masalah Store Atmosphere, lokasi dan minat beli konsumen dan juga penulisan hasil penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai informasi tambahan atau refrensi 3. Bagi Penulis Diharapkan dapat menambah atau memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu manajemen pemasaran, dan untuk belajar mengenai cara-cara penerapan yang penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan dan kenyataan yang dihadapi di lapangan serta pengetahuan penulis mengenai Store Atmosphere dan lokasi sebagai atribut abstrak yang mempengaruhi minat beli konsumen. 10