BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008).

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk Pretest- Tabel 3.1 Desain Penelitian

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu / Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. (hubungan kausalitas) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 1 Tumijajar. Waktu penelitian ini. adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. panelitian kami adalah kemandirian dalam belajar. Sedangkan variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitiannya pada tahun pelajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3).

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (Pre Experiment Design) yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasikan semua variabel yang relevan (Arikunto, 1998). Adapun jenis semu (Pre Experiment Design) yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre test-post test kontrol group design. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Kelompok yang dipilih ditentukan secara random, kemudian kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 009). Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan (latihan asertif) sedangkan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan (latihan asertif) sama sekali. Dalam penelitian ini penulis memilih 10 subjek dari 40 responden yang dinilai memiliki kecenderungan perilaku kekerasan dalam pacaran lebih tinggi dibanding lainnya berdasarkan skor nilai pre test skala perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP). Kemudian dari 10 subjek yang terpilih tersebut dibagi menjadi dua kelompok secara random, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 35

Rancangan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Group Pre test Perlakuan Post test Eksperimen T e1 X T e Kontrol T k1 - T k Sumber : Sugiyono, 009 Keterangan : T 1 : Pre test tentang kekerasan pacaran untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol X : Konseling Kelompok Behavioral T : Post test tentang perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) yang diberikan kepada kelompok eksperimen ataupun kelompok kontrol untuk mengukur dan mengetahui ada tidaknya perbedaan perilaku perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan. B. Variabel Penelitian Variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai atau variabel dapat disebutkan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih (Sugiyono, 00). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat, dalam hal ini adalah variabel Konseling Kelompok Behavioral. Sedang variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam hal ini adalah variabel Perilaku Kekerasan Dalam Pacaran (KDP). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel terikat (Y) : Kekerasan Dalam Pacaran (KDP). Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Behavioral 36

C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah salah satu unsur yang sangat membantu komunikasi antar peneliti yang merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur (Singarimbun dan Effendi; 003). Definisi operasional diberikan kepada suatu variabel dengan memberikan suatu ciri atau menspesifikasinya untuk mengukur suatu variabel. Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) adalah segala bentuk tindakan yang mempunyai unsur kekerasan yang meliputi pemaksaan, tekanan, perusakan, dan pelecehan fisik maupun psikologis yang terjadi dalam hubungan pacaran. Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) dalam penelitian ini diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut : pemberian julukan yang mengandung olok-olok, cemburu yang berlebihan, membatasi pasangannya untuk melakukan kegiatan yang disukai, melakukan kekerasan ekonomi, larangan berteman, larangan bersolek, larangan bersikap ramah pada orang lain, meraba, mencium, menyentuh, dan melakukan kekerasan fisik (memukul, menampar, menendang, dan menjambak rambut). Konseling kelompok behavioralistik adalah suatu proses interpersonal yang dinamis yang memusatkan pada kesadaran berfikir dan tingkah laku, seta melibatkan pada fungsi-fungsi terapi yang dimungkinkan, serta berorientasi pada kenyataan-kenyataan, membersihkan jiwa, saling percaya mempercayai, pemeliharaan, pengertian, penerimaan dan bantuan (Loekmono, 003). Terkait dengan konseling kelompok behavioralistik ini langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah : 37

a. Session pertama, yang dimulai dengan memberikan pemahaman kepada siswa tentang arti sebuah cinta dalam sebuah hubungan pacaran. b. Session kedua, memberikan masukan kepada subyek tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. c. Session ketiga, memberikan gambaran secara komprehensif kepada subyek tentang perilaku kekerasan dalam pacaran, dan menanamkan pemahaman secara rasional kepada subyek untuk menghindari perilaku kekerasan dalam berpacaran. d. Session keempat, memberikan gambaran dan pemahaman kepada siswa untuk dapat membedakan perilaku Asertif, Non Asertif, dan Agresif. e. Session kelima, terkait dengan latihan asertif pada session ini difokuskan agar siswa mau mengungkapkan fakta sebenarnya tentang perilaku kekerasan pacaran yang pernah dilakukan serta penyebabnya, siswa bisa mengambil keputusan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan menonjolkan sikap asertif, dan membangun komitmen bertanggung jawab dalam pacaran. f. Session keenam, difokuskan untuk membangun sikap asertif pada diri siswa, terkait dengan hal tersebut peneliti memutarkan film dengan tema Cinta Cenat Cenut yang berisikan pacaran remaja dengan adegan kekerasan dalam pacaran (KDP) dan sikap asertifitas dalam berpacaran (modelling). g. Session ketujuh, difokuskan memberikan kemampuan kepada siswa untuk mengendalikan diri dengan teknik-teknik relaksasi, dimana peneliti menjelaskan tentang cara-cara relaksasi, dan mempraktekkannya. 38

h. Session kedelapan, pada session terakhir ini peneliti mengingatkan siswa akan materi yang diajarkan sehingga siswa lebih mampu untuk menerapkannya dalam kehidupan pribadi dan sosialnya, adapun hal yang dilakukan oleh peneliti adalah menjelaskan sekilas mengenai materi-materi yang pernah disampaikan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan ber kembali. D. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pernyataan yang diberikan kepada subyek sebagai manifestasi kejiwaannya (Azwar, 006). Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan pendapat Arieka (007) yang mengutip dari Jurnal Perempuan (00) tentang tiga bentuk kekerasan dalam pacaran (KDP) yaitu : emosional, fisik, dan kekerasan. Angket perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) dibuat dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari 4 (empat) kategori jawaban yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Angket perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) ini terdiri atas 11 item favorable dan 11 item unfavorable, sehingga semuanya berjumlah item. Pemberian skor untuk item favorable bergerak dari 4 sampai 1 untuk Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor untuk item unfavorable bergerak dari 1 sampai 4 untuk Sangat 39

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun rancangan (blueprint) dari angket perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) dapat dilihat pada tabel 3. di bawah ini : Tabel. 3. Blue Print Angket Perilaku Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) No Bentuk Blue Print Indikator Kekerasan Favorable Unfavorable Jumlah 1. Kekerasan a. Pemberian julukan 0 4 Emosional yang mengandung olok-olok b. Cemburu yang 3 berlebihan c. Membatasi pasangannya untuk 8 1 melakukan kegiatan yang disukai, d. Pemerasan 17 6 e. Larangan berteman f. Larangan bersolek 18 14 5 1 g. Larangan bersikap ramah pada orang 15 10 lain.. Kekerasan Seksual a. Meraba b. Mencium c. Menyentuh 9 1 13 7 19 11 3. Kekerasan Melakukan tindakan 16 Fisik kekerasan fisik (Memukul, Menampar, Menendang Menjambak rambut) Jumlah 11 11 Selain menggunakan kuesioner data juga dikumpulkan melalui hasil pelaksanaan kegiatan penelitian yang prosedurnya ditetapkan dalam lembar satuan layanan kegiatan. Adapun lembar satuan layanan kegiatan dalam penelitian ini terdiri dari delapan sesi yang berisikan mengenai materi-materi dan praktek relaksasi yang ditujukan sebagai usaha menurunkan perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) siswa dalam berpacaran, berikut uraiannya : 40

Tabel. 3.3 Blue Print Satuan Layanan Kegiatan (Satlan) Menurunkan Perilaku Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) Sesi Topik Tujuan Evaluasi 1 Kekerasan Dalam Pacaran Memberikan pemahaman kepada siswa tentang arti cinta dalam sebuah hubungan pacaran Kekerasan Dalam Pacaran Memberikan masukan kepada subyek tentang pentingnya menjaga kesehatan mental Menanamkan pemahaman secara rasional kepada subyek pentingnya menjaga kesehatan mental 3 Kekerasan Dalam Pacaran Memberikan gambaran secara komprehensif kepada subyek tentang perilaku kekerasan dalam pacaran. Menanamkan pemahaman secara rasional kepada subyek pentingnya menghindari perilaku kekerasan dalam berpacaran 4 Kekerasan Dalam Pacaran Memberikan gambaran dan pemahaman kepada siswa untuk dapat membedakan perilaku Asertif, Non Asertif, dan Agresif 5 Kekerasan Dalam Pacaran Siswa mau mengungkapkan fakta sebenarnya tentang perilaku kekerasan pacaran yang pernah dilakukan serta penyebabnya. Siswa bisa mengambil keputusan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan menonjolkan sikap asertif. Membangun komitmen bertanggung jawab dalam pacaran 6 Kekerasan Dalam Pacaran Membangun sikap asertif pada diri siswa 7 Kekerasan Dalam Pacaran Memberikan kemampuan kepada siswa untuk mengendalikan diri dengan teknik-teknik relaksasi 8 Kekerasan Dalam Pacaran Mengingatkan siswa akan materi yang diajarkan sehingga siswa lebih mampu untuk menerapkannya dalam kehidupan pribadi dan sosialnya Partisipasi siswa selama proses evaluasi secara menyeluruh Hasil post test siswa setelah mengikuti kegiatan bimbingan klasikal selama ini 41

E. Uji Coba Instrumen Pelaksanaan uji coba skala kekerasan dalam pacaran (KDP) dilakukan kepada siswa kelas XI SMA Bhinneka Karya Kabupaten Boyolali yang pernah melakukan perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) pada pasangannya, dan mau menjadi subyek dalam penelitian ini pada tanggal 15 November 011. Uji instrumen dilakukan pada 40 siswa kelas XI SMA Bhinneka Karya Kabupaten Boyolali yang secara sukarela mengajukan diri untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari hasil uji instrumen skala kekerasan dalam pacaran (KDP) diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat validitas dan reliabilitas data seperti yang dijelaskan di bawah ini. 1. Validitas Item Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 006). Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang yang dimaksud (Arikunto, 000). Dalam penelitian ini validitas alat ukur dicari dengan alat analisis scale reliability dengan menggunakan program kompoter SPSS 11.0 for Windows. Menurut Azwar (006) tidak ada batasan universal yang menunjukkan angka yang harus dipenuhi agar suatu skala psikologi 4

dikatakan valid. Setelah dilakukan perhitungan validitas diperoleh nilai validitas terendah adalah sebesar 0,650, sedang nilai tertingginya adalah 0,790 sehingga tidak didapatkan nilai yang negatif. Dengan demikian sesuai pendapat Azwar (006) item-item dalam inventori dinyatakan sudah memenuhi syarat validitas instrument.. Reliabilitas Alat Ukur Apabila suatu penelitian sudah diketahui validitasnya, maka perlu diketahui reliabilitas alat ukur, yaitu sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan dengan taraf keajekan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subyek yang diukur dengan alat yang sama atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata, 000). Berdasarkan uji reliabilitas, diperoleh reliabilitas koefisien Alpha Cronbach s = 0,96, sehingga dapat dikatakan jika inventori kekerasan dalam pacaran menunjukkan tingkat reliabilitas yang sangat tinggi, seperti pendapat George & Mallery (1995) sebagai berikut : α 0,9 dikatakan sangat tinggi α 0,8 0,89 dikatakan tinggi α 0,7 0,79 dikatakan cukup tinggi α 0,6 0,69 dikatakan agak rendah α 0,5 0,59 dikatakan rendah F. Pemilihan Subyek Penelitian Setelah melakukan uji coba instrumen kepada siswa kelas XI SMA Bhinneka Karya Kabupaten Boyolali, peneliti mengakategorikan siswa mana 43

yang layak untuk dipilih sebagai subyek penelitian. Subyek penelitian dipilih berdasarkan pada nilai skor jawaban masing-masing siswa (responden). Dari nilai skor tersebut kemudian dipilih 10 orang siswa yang memiliki nilai skor jawaban tertinggi, dengan cara dilakukan perangkingan skor jawaban. Kemudian siswa yang masuk pada rangking 1 sampai dengan 10 dipilih menjadi subyek penelitian. G. Pembagian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kemudian 10 siswa yang terpilih menjadi menjadi subyek penelitian dibagi menjadi kelompok, yaitu : 5 orang dimasukkan dalam kelompok eksperiman, dan 5 orang lainnya dimasukkan dalam kelompok kontrol. Pembagian dilakukan dengan teknik simple random sampling dengan cara diundi, berikut keterangannya : Tabel 3.4 Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No.Resp Skor Range Keterangan Nilai Kategori Kelompok Eksperimen 3 60 45-66 Sedang 4 56 45-66 Sedang 11 61 45-66 Sedang 35-44 Tinggi 37 43-44 Tinggi Kelompok Kontrol 16 44-44 Tinggi 19 61 45-66 Sedang 4 60 45-66 Sedang 8 4-44 Tinggi 33 51 45-66 Sedang Sumber : Data Primer Yang Diolah, 011 44

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kelompok eksperimen terdiri dari responden dengan nomor urut 3, 4, 11,, dan 37 dengan kategori prilaku perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) tinggi, dan sedang, kemudian kelompok kontrol terdiri dari 5 responden dengan nomor urut 16,19, 4, 8, dan 33 dengan kategori perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) tinggi, dan sedang. Setelah diketahui subyek yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen, dan kontrol, langkah selanjutnya adalah melakukan uji apakah ada perbedaan atau tidak antar varians kedua kelompok tersebut. Untuk kepentingan tersebut dilakukan Uji Mann-Whitney berdasarkan skor data pada masing-masing subyek yang terpilih menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun hasil uji Mann-Whitney menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 3.5 Hasil Uji Mann-Whitney Test Statistics b Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (-tailed) Exact Sig. [*(1-tailed Sig.)] a. b. Not corrected for ties. Grouping Variable: kelompok Sumber : Data Primer Yang Diolah, 011 Skor 1.000 7.000 -.105.916 1.000 a Dari tabel hasil uji Mann-Whitney di atas diketahui jika nilai p (Asymp.Sig) = 0,916 > 0,05 (tingkat signifikansi penelitian), sehingga dapat dikatakan jika 45

tidak ada perbedaan yang signifikan antara perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) pada subyek dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum kelompok eksperimen diberi perlakuan. Dengan demikian kelompok eksperimen telah memenuhi ketentuan dan dapat dilanjutkan. H. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini penulis memilih subyek berdasarkan hasil skala perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) (pre test). Kelompok siswa yang tergolong tinggi perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan cara diundi. Kelompok eksperimen yang nantinya akan diberi perlakuan latihan asertif dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakukan. Kedua kelompok diberi test akhir (post test) kemudian data yang terkumpul dianalisis dengan uji Mean-Whitney untuk menentukan apakah melalui latihan perilaku asertif mampu mencegah munculnya perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) pada siswa-siswi Kelas XI SMA Bhinneka Karya Kabupaten Boyolali Berdasarkan uji statistik tersebut, maka dapat diputuskan sebagai berikut: 1. Menerima Ho (menolak Ha), bila diperoleh nilai p (Asymp.Sig) lebih besar dari nilai alpha (0.05), sehingga disimpulkan Konseling kelompok behavioral tidak mampu menurunkan perilaku kekerasan dalam pacaran 46

(KDP) pada siswa-siswi Kelas XI SMA Bhinneka Karya Kabupaten Boyolali.. Menolak Ho (menerima Ha), jika diperoleh nilai p (Asymp.Sig) lebih kecil atau sama dengan nilai alpha (0.05), sehingga disimpulkan Konseling kelompok behavioral mampu menurunkan perilaku kekerasan dalam pacaran (KDP) pada siswa-siswi Kelas XI SMA Bhinneka Karya Kabupaten Boyolali. 47