BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BABY WRAP TUTORIAL Content:

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

I. Panduan Pengukuran Antropometri

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

Fungsi dari Perlengkapan Ambulance ( Stretcher ) Stretcher a. Folding Stretcer ( Tandu Lipat ) b. Scoop Stretcher

Tindakan keperawatan (Implementasi)

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Disaster Management. Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana

Universitas Sumatera Utara

BAB I DEFINISI A. DEFINISI

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY

Didesain agar nyaman dan tahan lama.

BAB III METODE PENELITIAN

Pusat Hiperked dan KK

SOP Tanda Tanda Vital

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

Apa yang Harus Diketahui oleh Setiap Orang Tua Ketika Menidurkan Bayinya

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

INSTRUMENTASI PERIODONTAL

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar.

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

HEADSTAND / KOPSTAND

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

Sehat Mengenakan Tas Ransel Sunday, 12 February :16

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya Retno Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan

TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

Panduan Identifikasi Pasien

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION)

PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN. Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

ROM (Range Of Motion)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBAR PENDELEGASIAN

PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

untuk Mencegah Sakit Punggung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

nonfarmakologi misalnya, teknik

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

BAHAN AJAR 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

CATATAN PERKEMBANGAN

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment)

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restrain, terapi memegang, klinikal holding, atau immobilisasi merupakan tindakan untuk membatasi gerakan anak (Brenner, Taraho, Tagarat 2007). Menurut the joint commission on the acreditation of health care organitation (CHACO, 2002) restrain merupakan metode yang digunakan untuk membatasi pergerakan aktivitas fisik atau akses pergerakan normal tubuh seseorang, fisik atau kimia.restrain digunakan untuk membantu pelaksanaan melakukan prosedur tindakan pada anak dan biasanya bertujuan mencegah dari bergeraknya anak jangka waktu tertentu untuk melarang campur tangan anak dalam prosedur dan peralatan. Dampak pemberian restrain pada anak dapat dijumpai pada beberapa literature yang menggambarkan dampak psikologis anak akibat pemberian restrain. Dampak ini muncul karena orang tua merasa tidak diberi kesempatan untuk memilih dan berpartisipasi dalam kegiatan sehingga sering menunjukan respon distress emosional.kurang nya informasi yang dapat menimbulkan dilemma apabila keluarga diminta untuk memegangi atau memeluk anak saat prosedur. Perawat merupakan tenaga pemberi pelayanan kesehatan yang sering kali menggunakan restrain pada anak terutama pada perawatan anak (Brenner, Taraho, Tagarat. 2007). Penelitian di inggris yang dilakukan pada 346 orang anak menunjuk=an bahwa perawat melakukan restrainuntuk kelancaran prosedur, keamanan, jenis prosedur, tingkat agitasi, umur anak, persepsi orang tua, konsentrasi dan keamanan petugas. 2.2 Jenis-jenis Restrain Menurut Hockembery dan Wilson (2009) terdapat berbagai jenis restrain yang sering perawat gunakan yaitu: 3

4 1. Restrain jaket Alat ini digunakan sebagai alternative agar anak tidak memanjat keluar dari tempat tidur atau menjaga keselamatan anak dari kursi.jaket yang digunakan diberi ikatan tali dibagian belakang sehingga anak tidak dapat membuka, tali panjang diikatkan ditempat tidur sehingga anak tetap ditempat tidur dan mempertahankan posisi horizontal sesuai tujuan terapi. 2. Restrain mummy atau bedong Alat ini digunakan pada bayi dan anak yang masih kecil untuk mempertahankan dan mengendalikan gerakan anak.selimut atau kain dibentangkan ditempat tidur dengan satu ujung dilipat, bayi diletakan diatas selimut tersebut dengan bahu berada dilipatan dan kaki kearah sudut yang berlawanan.lengan kanan lurus kebawah searah dengan badan dan kain dibentangkan melintasi bahu anak.lengan kiri diluruskan searah badan dan sisi kiri selimut dikencangkan melintang bahu dan dada.kemudian dikunci dibawah badan anak. Sudut bagian bawah dilipat dan ditarik kearah tubuh dan diselipkan atau dikencangkan dengan pin pengaman. Restrain mummy dapat digunakan untuk mengembalikan gerakan anak saat pemeriksaan dan pengobatan pada daerah leher, kepala, seperti fungsi vena, pemeriksaan tenggorokan atau pemasangan infus. 3. Restrain lengan atau kaki

5 Alat ini digunakan untuk memberikan immobilisasi satu ekstermitas atau lebih guna pengobatan atau prosedur tindakan untuk memfasilitasi penyembuhan. Terdapat jenis restrain yang dapat digunakan untuk kaki dan tangan misalnya restrain pergelangan tangan. Perlu diperhatikan restrain yang digunakan harus sesuai dengan badan anak, dilapisi bantalan untuk mencegah tekanan, konstriksi, dan cedera jaringan. Pengamatan pada restrain yang diletakan pada ekstermitas perlu sering diperhatikan adanya tandatanda iritasi dan gangguan sirkulasi. 4. Restrain siku Alat ini digunakan untuk mencegah anak menekuk siku atau meraih muka atau kepala. Restrain fisik ini diikat pada bagian bawah axila sampai pergelangan tangan dengan sejumpah kantong vertical tempat dimasukan depressor lidah. Restrain dilingkarkan diseputar lengan dan direkatkan dengan plester. Pemasangan pin pada bagian atas lengan perlu diperhatikan agar restrain tidak melorot. 5. Terapi mendekap Terapi mendekap merupakan penggunaan posisi menggendong yang nyaman, aman, dan temporer yang memberikan kontak fisik yang erat dengan orang tua atau pengasuh yang dipercaya (Hockembery dan Wilson (2009). Pada bayi usia 2-3 bulan didekapdengan cara posisi sejajar, disangga dari belakang, dan dipegang pada kaki. Seperti memegang gagang footbool bayi diletakan diantara badan dan pinggang, badan disanggah dengan tangan pada seluruh badan bagian belakang. Dekapan dengan posis anak menghadap ke ibu dimana dada bayi sejajar dengan dada ibu. Posisi dapat dilakukan jika perkembangan yang baik pada otot leher, control kepala, kekuatan punggung bayi disangga dengan tangan ibu. Terapi mendekap adalah menahan fisik anak setidaknya dua orang untuk membantu anak mengatasi perilaku kehilangan control untuk mendapatkan kembali control emosi yang kuat (Brenner, Taraho, Tagarat. 2007).

6 Meurut Giese (2010) pelukan merupakan salah satu kenyamanan masa kecil yang ditinggalkan dimasa dewasa dan menguntungkan hampir semua orang selama masa stress dan digunakan untuk memfasilitasi penyelesaian prosedur klinis. 2.3 Prinsip pemasangan restrain Menurut Hockembery dan Wilson (2009) perawat perlu melakukan pengkajian terlebih dahulu sebelum penggunaan restrain pada anak. Penggunaan restrain dapat dihindari bila anak dipersiapkan secara adekuat, pengawasan orang tua atau perawat terhadap anak, terdapat proteksi yang kuat pada posisi yang rentan. Perawat harus mempertimbangkan perkembangan anak, status mental, potensial naccaman, keamanan, pada diri sendiri dan orang lain. Jika anak perlu dilakukan restrain, anak perlu diberitahu terlebih dahulu alasan penggunaan restrain, informasi yang diberikan terus dan diulang agar anak mendapatkan pemahaman dan dapat bekerja sama. Menjelaskan kepada orang tua tentang tujuan penggunaan restrain bagaimana melepas dan memasang tanda-tanda komplikasi dari penggunaannya. Dokumentasikan surat pernyataan persetujuan keluarga tentang penggunaan restrain yang diberikan pada anak. Keluarga diajarkan dan dianjurkan untuk menurunkan dan menenangkan emosi anak saat dilakukan restrain. Alat restrain dapat menimbulkan resiko pada anak sehingga perlu diperiksa dan didokumentasikan setiap satu sampai dua jam untuk memastikan bahwa alat tersebut mencapai tujuan pemasangan, tidak merusak sirkulasi, sensasi, integritas kulit. Restrain yang langsung berhubungan dengan kulit harus diikat dengan kerangka tempat tidur. 2.4 Hal-hal yang harus diperhatikan Penggunaan teknik restraint pada anak, dalam penatalaksanaannnya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

7 1. Mendapatkan izin dari orangtua disertai adanya dokumen yang menjelaskan kepada orangtua pasien anak mengapa pengendalian fisik (restraint) dibutuhkan dalam perawatan. 2. Tidak dilakukan pada anak yang kooperatif. 3. Biasa dilakukan pada anak usia 3 tahun atau lebih kecil dari 3 tahun yang belum mempunyai kemampuan berkomunikasi yang memadai. 4. Adalah teknik yang digunakan sebagai upaya terakhir jika cara-cara lain tidak mempan. 5. Teknik ini tidak digunakan sebagai hukuman. 6. Ketika perawatan sedang dilakukan, bicarakan dengan pelan ke telinga si anak, dan jelaskan jika si anak bertindak kooperatif, segala pengendalian fisik akan dilepaskan. 7. Ketika si anak sudah tenang, pelepasan teknik restraint diikuti dengan pemberian kata-kata pujian/ hadiah. 8. Teknik restraint ini sebaiknya jangan digunakan pada anak yang takut, bagi anak seperti ini, desensitiasi atau metode-metode lain akan lebih tepat. 2.5 Komplikasi pemasangan restrain Restrain, jika tidak digunakan dengan benar dapat menyebabkan beberapa komplikasi dan bahaya. Hal ini dapat mengganggu perkembangan otot karena kurang gerakan. Jika restrain terlalu ketat dapat menyebabkan obstruksi sirkulasi pembuluh darah, kemerahan, pembentukan bekas luka dan perubahanwarna kulit. Dislokasi sendi bahu juga dapat terjadi jika anak berusaha terus melepaskan restrain selama pemasangan restrain lengan, Peningkatan tekanan sakit jika anak terus dibatasi untuk jangka waktu yang lama jika tidak ada perubahan posisi dan perawatan kulit. Pneumonia hipostatik karena imobilitas, Iskemia dan kerusakan saraf akibat restrain konstriktif, cedera psikis pada anak, dan angguan dalam perkembangan psikososial dapat terjadi pula pada anak yang dilakukan restrain. Untuk menghindari bahaya ini perawat harus mengikuti tindakan pencegahan keselamatan dan menggunakan jumlah kapas yang cukup dan jangan menggunakan restrai terlalu ketat juga observasi terus keadaan anak.

8 2.6 Prosedur Memasang Restrain 1. Tujuan Tujuan pemasangan restrain antara lain menurut Kozier et.al (2002) adalah: a. Memfasilitasi klien menerima terapi b. Memungkinkan pengobatan berjalan lancer tanpa gangguan dari klien c. Menghindari cedera dari anak d. Membatasi pergerakan anak 2. Pengkajian Menurut Kozier et.al(2002) hal yang harus dikaji sebelum melakukan restrain adalah: a. Perilaku yang mengindikasikan kemungkinan kebutuhan terhadap pemasangan restrain b. Penyebab perilaku yang telah dikaji c. Tindakan perlindungan lain yang dilakukan sebelum pemasangan restrain d. Status kulit yang akan terpasang restrain e. Status sirkulasi diarea distal terhadap restrain dan ekstermintas yang terpasang restrain f. Efektivitas tindakan kewaspadaan keamanan lain 3. Perencanaan Tinjau kebijakan institusi terkait penggunaan restrain dan lakukan konsultasi jika perlu sebelum secara mandiri memutuskan untuk memasang restrain. Semua intervensi lain yang kurang restriktif dan dapat dilakukan harus sudah dicoba. Perawat harus memberitahu dokter mengenai pemasangan restrain kecuali pada keadaan darurat. Selain itu, perawat harus menentukan bahwa pemasangan restrain merupakan tindakan yang tepat dalam situasi tertentu, memilih jenis restrain yang tepat, mengevaluasiefektivitas restrain dan mengkaji kemungkinan komplikasi penggunaan restrain. 4. Implementasi a. Persiapan: a) Lingkungan: Biasanya dilakukan di ruang tindakan b) Pasien:

9 1) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dengan bahasa yang mudah dipahami. 2) Ulangi informasi ini sesering mungkin untuk mendapatkan kerjasama anak 3) Minta anak mengungkapkan pemahamannya mengenai perlunya pemasangan restrein. 4) Jelaskan kepada anak bagaimana anak dapat membantu 5) Yakinkan kepada anak bahwa restrein tersebut bukan merupakan hukuman. c) Keluarga : 1) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dengan bahasa yang mudah dipahami 2) Menjelaskan tujuan pemasangan restrein dan tanda tanda komplikasi dari penggunaanya. 3) Dokumentasikan persetujuan tindakan restrein dari orang tua 4) Jelaskan cara cara mereka membantu memastikan manfaat yang maksimal dan stres yang minimal 5) Posisikan orang tua dekat kepala tempat tidur sehinggan orang tua dapat menenangkan anak dengan berbicara lembut d) Alat: 1) Restrein sesuai hasil pengkajian 2) Kain kasa untuk melapisi kulit 3) Guntung verban 4) Pin pengikat 5) Bengkok e) Pelaksanaan 1) Restrein mumi atau bedong Cuci tangan Letakan kain restrein atau selimut pada tempat tindakan dengan salah satu sudut dilipat Tempatkan bayi pada sudut lipatan kain restrein atau selimut Salah satu ujung ditarik ke tengah tubuh dan diselipkan ke bawah tubuh Ujung kedua ditarik ke tubuh dan diselipkan dan sudut bagian bawah dilipat dan diselipkan atau diikat dengan pin Apabila diperlukan pemeriksaan di daerah dada maka restrein dapat dimodifikasi dengan dada yang terbuka Rapihkan alat Dokumentasikan

10 2) Restrein Lengan dan kaki Cuci tangan Lapisi lengan atau kaki yang akan direstrein dengan bantalan/kain kasa untuk mencegah tekanan, kontriksi atau cedera jaringan Ikatkan tali pengikat tepat pada bantalan, pastikan ikatan tidak terlalu kencang Ujung tali pengikat ikatkan di tempat tidur jangan diikatkan pada penghalang tempat tidur Periksa bagian distal extermitas apakah ada gangguan sirkulasi atau tidak Rapihkan alat Dokumentasikan 3) Restrain siku Cuci tangan

11 Lingkarkan restrein siku (jika menggunkan restrein siku yang sudah jadi) Rekatkan dengan plester atau pin Periksa bagian distal Dokumentasikan 4) Restrain sabuk Cuci tangan Pastikan bahwa sabuk pengaman berfungsi dengan baik. Apabila sabuk pengaman Velcro akan digunakan, pastikan bahwa kedua bagian velco utuh Apabila sabuk tersebut memiliki bagian yang panjang dan bagian yang pendek,letakan sabuk yang panjang di belakang (dibawah) klien yang berbaring serta ikat tali tersebut pada rangkai tempat tidur yang dapat digerakan. Bagian panjang yang diikat pada rangka tempat tidur tersebut akan bergerak ke atas saat kepala tempat tidur dinaikan sehingga klien tidak akan tersesak. Letakan sabuk yang pendek diatas baju sekitar disekitar pinggang klien. Diantara kliendan sabuk harus ada jarak selebar satu jari. Atau pasang sabuk disekitar pinggang klien dan ikat sabuk dibagian belakang kursi Atau apabila sabuk diikat pada brankar, fiksasi sabuk diatas pinggul atau abdomen klien. Restrain sabuk harus dipasang

12 pada semua klien yang berbaring diatas brankar walaupun pagar brankar dinaikan 5) Restrain jaket Cuci tangan Pasang restrain rompi pada klien dengan bagian pembuka didepan atau dibelakang, bergantung pada jenisnya Tarik tali pada ujung lipatan restrain rompi melewati dada, dan masukan pada lubang restrain rompi disisi dada yang berlawanan Ulangi tindakan diatas untuk tali lain pada restrain rompi Gunakan simpul hidup untuk memfiksasi masing-masing tali pada rangka tempat tidur yang dapat digerakan atau dibagia belakang kursi pada kaki kursi. Saat ujung bebas pada simpul hidup ditarik, simpul tersebut tidak semakin erat atau menjulur,tetapi justru mudah dibuka Atau ikat tali dibagian belakang kursi menggunakan simpul segi empat (reef knot) Pastikan posisi klien tepat sehingga memungkinkan ekspansi dada maksimal untuk bernafas 6) Restrain sarung tapak tangan Pasang restrain sarung tangan tanpa jempol pada tangan yang akan dilakukan restrain. Pastikan bahwa jari dapat sedikit fleksi dan tidak tersangkut dibawah tapak tangan Jika diindikasikan untuk beberapa hari, buka restrain tapak tangan sedikitnya setiap 2 hingga 4 jam. Cuci dan latih tangan klien kemudian pasang kembali restrain tersebut. Kaji sirkulasi ketangan klien segera setelah restrain sarung tangan dipasang dan kaji kembali secara berkala. Perasaan tidak nyaman, kebas atau ketidak mampuan menggerakan jari dapat mengindikasikan gangguan sirkulasi ke tangan. 5. Evaluasi Hal yang harus dilakukan dalam mengevaluasi pemasangan restrain adalah: a. Lakukan tindakan lanjut detail terhadap kebutuhan pemasangan restrain dan respon klien. Hubungkan hasilnya dengan data klien sebelumnya jika ada b. Evaluasi status sirkulasi pada tungkai yang terpasang restrain

13 c. Evaluasi stabilitas kulit yang berada dibawah restrain d. Lepas restrain segera setelah alat tersebut tidak perlu digunakan lagi dan dokumentasikan e. Laporkan kelainan yang bermakna pada dokter