DASAR PEMIKIRAN ALIRAN MURJI AH DAN KELOMPOKNYA Oleh: Edi Suriaman

dokumen-dokumen yang mirip
KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

BAB II MURJI AH DAN KONSEP IMAN

MURJIAH. Kesesatan, Bahaya dan Pengaruh Buruk Murjiah

Takwa dan Keutamaannya

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB III TEOLOGI ISLAM. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan:

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

PENGERTIAN, SEJARAH DAN SEBAB-SEBAB TIMBULNYA ILMU KALAM

MURJI AH DALAM PERSPEKTIF THEOLOGIS

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN 2017 M/1438 H

KHAWARIJ, MURJI AH, JABARIYAH, DAN QADARIYAH DALAM ILMU KALAM

Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5

INDAHNYA PERSATUAN DARI MANA MENGENAL MAZHAB SYI'AH?

`BAB I A. LATAR BELAKANG

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Renungan Pergantian Tahun

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

BAB IV Persamaan dan Perbedaan Dari Murji ah dan Mu tazilah.

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

SYAHADAT Oleh Nurcholish Madjid

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56)

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan

Yang kafir. Yang dimaksud orang-orang kafir di sini adalah Yahudi dan Nashara sebagaimana yang disebutkan oleh Qatadah, As-Suddi, dan yang lainnya.

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs.

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

Sebagai contoh, anda boleh lihat Piagam Madinah di bawah.

Perintah Pertama di Dalam Alquran

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

PERBANDINGAN ANTARA ALIRAN

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Merasakan Manisnya Keimanan

Hari ini adalah hari Asyura, dan saya puasa pada hari tersebut, siapa yang suka maka hendaklah dia puasa dan siapa yang suka dia berbuka

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono. KARYA : Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rohimahullah

Kedudukan Dua Kalimat Syahadat Dalam Syariat Islam

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

1. Restio (204) 2. M.nurul saeful (201) 3. Hanif Al-hafidz (215) 4. Arif Rahman (180)

Kufur kepada thaghut adalah syarat sahnya ibadah seseorang, sebagaimana wudhu merupakan syarat sah shalat.

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Adalah Sebagian Dari IMAN حفظو هللا Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-sidawi

PENGEJARAN DAN PEMBUNUHAN ISA AS. Pertanyaan Dari: H. Soekardi NBM , Baturetno (disidangkan pada hari Jum'at, 7 Shafar 1431 H / 22 Januari 2010)

Pegang Teguhlah Ajaran Islam

Allah Telah Mewajibkan Haji Kepada Kalian

Kewajiban Menunaikan Amanah

BAB II. Dalam sejarah dunia Islam ada sebuah fenomena takfi>r. Persoalan. sebagai pelopor awal. Karena memandang pemuka-pemuka sahabat yang

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KUMPULAN FATWA. Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit. Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali

Bab 2 Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

Doa Hari ke 1. Doa Hari ke 2

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

Iman Itu Naik dan Turun

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

FATWA-FATWA LEMBAGA TETAP UNTUK RISET ILMIAH DAN FATWA, KERAJAAN SAUDI ARABIA :

3 Wasiat Agung Rasulullah

Petunjuk Nabi Dalam Menyebarkan Berita

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

*** Tunaikanlah Amanah

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Motivasi Untuk Bertaubat

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

Tidak Menghadiri Kebatilan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

Transkripsi:

DASAR PEMIKIRAN ALIRAN MURJI AH DAN KELOMPOKNYA Oleh: Edi Suriaman Persoalan teologi dimulai pada masa pemerintahan Usman dan Ali, yaitu disaat terjadinya pergolakan-pergolakan politik dikalangan umat Islam. Perjuangan politik untuk merebut kekuasaan selalu dibingkai dengan ajaran agama, sebagai payung pelindung. Baik bagi kelompok yang menang demi untuk mempertahankan kekuasaannya, maupun kelompok yang kalah untuk menyerang lawan-lawan politiknya. Dari sini dapat dikatakan mazhab-mazhab fikih dan aliran-lairan teologi dalam Islam lahir dari konflik politik yang terjadi di kalangan umat Islam sendiri, untuk kepentingan dan mendukung politik masingmasing kelompok, ulama dari kedua kelompokpun memproduksi hadits-hadits palsu dan menyampaikan fatwa-fatwa keberpihakan. Adanya keterpihakan kelompok pada pertentangan tentang Ali bin Abi Thalib, memunculkan kelompok lainnya yang menentang dan beroposisi terhadapnya. Begitu pula terdapat orang-orang yang netral, baik karena mereka mengganggap perang saudara ini sebagai seuatu fitnah (bencana) lalu mereka berdiam diri, atau mereka bimbang untuk menetapkan haq dan kebenaran pada kelompok yang ini atau itu 1. Aliran Murji'ah adalah aliran Islam yang muncul dari golongan yang tak sepaham dengan Khowarij. Ini tercermin dari ajarannya yang bertolak belakang dengan Khowarij. Pengertian murji'ah sendiri ialah penangguhan vonis hukuman atas perbuatan seseorang sampai di pengadilan Allah SWT kelak. Jadi, mereka tak mengkafirkan seorang Muslim yang berdosa besar, sebab yang berhak menjatuhkan hukuman terhadap seorang pelaku dosa hanyalah Allah SWT, sehingga seorang Muslim, sekalipun berdosa besar, dalam kelompok ini tetap diakui sebagai Muslim dan punya harapan untuk bertobat. Murji ah, baik sebagai kelompok politik maupun teologis, diperkirakan lahir bersamaan dengan kemunculaan syi ah dan khawarij 2. Pada mulanya kaum Murji ah merupakan golongan yang tidak mau turut campur dalam pertentangan- 1 Abul A la Al-Maududi. Khilafah dan Kerajaan, Penerbit Kharisma, Bandung, 2007. Hal: 253 2 Abdul Rozak dan Rosihan Anwar. Ilmu Kalam. CV Pustaka Setia,Bandung, 2007. Hal: 56 1

pertentangan yang terjadi ketika itu dan menyerahkan penentuan hukum kafir atau tidak kafirnya orang-orang yang bertentangan itu kepada Tuhan 3. Lebih lanjut kelompok ini menganggap bahwasanya pembunuhan dan pertumpahan darah yang terjadi di kalangan kaum muslimin sebagai suatu kejahatan yang besar. Namun mereka menolak menimpakan kesalahan kepada salah satu di antara kedua kelompok yang saling berperang 4. Pada mulanya kaum Murji ah ditimbulkan oleh persoalan politik, tegasnya persoalan khalifah yang membawa perpecahan dikalangan umat Islam setelah Usman bin Affan mati terbunuh. Munculnya permasalahan ini perlahan-lahan menjadi permasalahan tentang ketuhanan. Oleh karena itu, akan membahas tentang Murji ah dan perkembangan pemikirannya dalam mewarnai pemahaman ketuhanan dalam Agama Islam. 1.1 Awal Kemunculan Kelompok Murjia h Asal usul kemunculan kelompok Murji ah dapat dibagi menjadi 2 sebab yaitu: 1. Permasalahan Politik Ketika terjadi pertikaian antara Ali dan Mu awiyah, dilakukanlah tahkim (arbitrase) atas usulan Amr bin Ash, seorang kaki tangan Mu awiyah. Kelompok Ali terpecah menjadi 2 kubu, yang pro dan kontra. Kelompok kontra akhirnya keluar dari Ali yakni Khawarij. Mereka memandang bahwa tahkim bertentangan dengan Al-Qur an, dengan pengertian, tidak ber-tahkim dengan hukum Allah. Oleh karena itu mereka berpendapat bahwa melakukan tahkim adalah dosa besar, dan pelakunya dapat dihukumi kafir, sama seperti perbuata dosa besar yang lain 5. Seperti yang telah disebutkan di atas Kaum khawarij, pada mulanya adalah penyokong Ali bin Abi thalib tetapi kemudian berbalik menjadi musuhnya. Karena ada perlawanan ini, pendukung-pendukung yang tetap setia pada Ali bin Abi Thalib bertambah keras dan kuat membelanya dan akhirnya mereka merupakan golongan lain dalam islam yang dikenal dengan nama Syi ah 6. 3 Harun Nasution. Teologi Islam: Aliran- Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI-Press, Jakarta, 1986. Hal: 22 4 Abul A la Al-Maududi. Op. cit. 2007. Hal: 254 5 Abdul Rozak dan Rosihan Anwar. Op. Cit. 2007. Hal: 57 6 Harun Nasution. Op. Cit. 1986. Hal: 22 2

Dalam suasana pertentangan inilah, timbul suatu golongan baru yang ingin bersikap netral tidak mau turut dalam praktek kafir mengkafirkan yang terjadi antara golongan yang bertentangan ini. Bagi mereka sahabat-sahabat yang bertentangan ini merupakan orang-orang yang dapat dipercayai dan tidak keluar dari jalan yang benar. Oleh karena itu mereka tidak mengeluarkan pendapat siapa sebenarnya yang salah, dan lebih baik menunda (arja a) yang berarti penyelesaian persoalan ini di hari perhitungan di depan Tuhan 7. Gagasan irja atau arja yang dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat islam ketika terjadi pertikaian politik dan juga bertujuan menghindari sekatrianisme 8. 2. Permasalahan Ke-Tuhanan Dari permasalahan politik, mereka kaum Mur jiah pindah kepada permasalahan ketuhanan (teologi) yaitu persoalan dosa besar yang ditimbulkan kaum khawarij, mau tidak mau menjadi perhatian dan pembahasan pula bagi mereka. Kalau kaum Khawarij menjatuhkan hukum kafir bagi orang yang membuat dosa besar, kaum Murji ah menjatuhkan hukum mukmin 9. Pendapat penjatuhan hukum kafir pada orang yang melakukan dosa besar oleh kaum Khawarij ditentang sekelompok sahabat yang kemudian disebut Mur jiah yang mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosanya diserahkan kepada Allah, apakah dia akan mengampuninya atau tidak 10. Aliran Murji ah menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu di hadapan Tuhan, karena hanya Tuhan-lah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula orang mukmin yang melakukan dosa besar masih di anggap mukmindi hadapan mereka. Orang mukmin yang melakukan dosar besar itu dianggap tetap mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya. Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap mengucapkan 7 Ibid.., 8 Abdul Rozak dan Rosihan Anwar. Op. Cit. 2007. Hal: 56 9 Harun Nasution. Op. Cit. 1986. Hal: 23 10 Abdul Rozak dan Rosihan Anwar. Op. Cit. 2007. Hal: 57 3

dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu, orang tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir 11. Pandangan golongan ini dapat dilihat terlihat dari kata Murji ah itu sendiri yang berasal dari kata arja a yang berarti orang yang menangguhkan, mengakhirkan dan memberikan pengaharapan. Menangguhkan berarti bahwa mereka menunda soal siksaan seseorang di tangan Tuhan, yakni jika Tuhan mau memaafkan ia akan langsung masuk surga, sedangkan jika tidak, maka ia akan disiksa sesuai dengan dosanya, setelah ia akan dimasukkan ke dalam surga. Dan mengakhirkan dimaksudkan karena mereka memandang bahan perbuatan atau amal sebagai hal yang nomor dua bukan yang pertama. Selanjutnya kata menangguhkan, dimaksudkan karena mereka menangguhkan keputusan hukum bagi orang-orang yang melakukan dosa di hadapan Tuhan 12. Disamping itu ada juga pendapat yang mengatakan bahwa nama Murji ah yang diberikan pada golongan ini, bukan karena mereka menundakan penentuan hukum terhadap orang islam yang berdosa besar kepada Allah di hari perhitungan kelak dan bukan pula karena mereka memandang perbuatan mengambil tempat kedua dari iman, tetapi karena mereka memberi pengaharapan bagi orang yang berdosa besar untuk masuk surga 13. 1.2 Pembagian Kelompok Murji ah Pada umunmnya kaum Murji ah di golongkan menjadi dua golongan besar, yaitu Golongan Moderat dan golongan Ekstrim. 1. Golongan Moderat Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka. Tetapi akan dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa tuhan akan mengampuni dosanya dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali 14. 11 Abuddin Nata. Ilmu Kalam, Filsafat dan Tassawuf, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995. Hal: 33 12 Ibid.., Hal: 34 13 Harun Nasution. Op. Cit. 1986. Hal: 24 14 Ibid.., Hal: 25 4

Golongan Murji ah yang moderat ini termasuk Al-Hasan Ibn Muhammad Ibn Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli Hadits. Menurut golongan ini, bahwa orang islam yang berdosa besar masih tetap mukmin. Dalam hubungan ini Abu Hanifah memberikan definisi iman sebagai berikut: iman adalah pengetahuan dan pengakuan adanya Tuhan, Rasul-rasul-Nya dan tentang segala yang datang dari Tuhan dalam keseluruhan tidak dalam perincian; iman tidak mempunyai sifat bertambah dan berkurang, tidak ada perbedaan manusia dalam hal iman 15. Dengan gambaran serupa itu, maka iman semua orang islam di anggap sama, tidak ada perbedaan antara iman orang islam yang berdosa besar dan iman orang islam yang patuh menjalankan perintah-perinyah Allah. Jalan pikiran yang dikemukakan oleh Abu Hanifah itu dapat membawa kesimpulan bahwa perbuatan kurang penting dibandingkan dengan iman 16. 2. Golongan Murji ah Ekstrim Adapun yang termasuk ke dalam kelompok ekstrim adalah Al-Jahmiyah, Ash-Shalihiyah, Al-Yunusiyah, Al-Ubaidiyah dan Al-Hasaniyah. Pandangan tiap kelompok ini dapat dijelaskan sebagi berikut: 1. Kelompok Al-Jahmiyah Adapun golongan Murji ah ekstrim adalah Jahm bin Safwan dan pengikutnya disebut al-jahmiah. Golongan ini berpendapat bahwa orang Islam yang percaya pada Tuhan, kemudian menyatakan kekufurannya secara lisan, tidaklah menjadi kafir, karena kafir dan iman tempatnya bukan dalam bagian tubuh manusia tetapi dalam hati sanubari. Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa orang yang telah menyatakan iman, meskipun menyembah berhala, melaksanakan ajaran-ajaran agama Yahudi degan menyembah berhala atau Kristen degan menyembah salib, menyatakan percaya pada trinitas, kemudian mati, tidaklah 15 Abuddin Nata. Op. Cit. 1995. Hal: 34 16 Ibid.., 5

menjadi kafir, melainkan tetap mukmin dalam pandangan Allah 17. Dan orang yang demikian bagi Allah merupakan mukmin yang sempurna imannya 18. 2. Kelompok Ash-Shalihiyah Bagi kelompok pengikut Abu Al-Hasan Al-Salihi iman adalah megetahui Tuhan dan Kufr adalah tidak tahu pada Tuhan. Dalam pengertian bahwa mereka sembahyang tidaklah ibadah kepada Allah, karena yang disebut ibadat adalah iman kepadanya, dalam arti mengetahui Tuhan 19.Begitu pula zakat, puasa dan haji bukanlah ibadah melainkan sekedar mengamabrkan kepatuhan 20. 3. Kelompok Al-Yunusiyah dan Kelompok Al-Ubaidiyah Melontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak iman seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan perbuatanperbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah merugikan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini, Muqatil bin Sulaiman berpendapat bahwa perbuatan jahat banyak atau sedikit, tidak merusak iman seseorang sebagai musyrik (politheist) 21. Kaum Yunusiyah yaitu pengikut- pengikut Yunus ibnu Aun an Numairi berpendapat bahwa iman itu adalah mengenai Alla, dan menundukkan diri padanya dan mencintainya sepenuh hati. Apabila sifat-sifat tersebut sudah terkumpul pada diri seseorang, maka dia adalah mukmin. Adapun sifat-sifat lainnya, seperti taat misalnya, bukanlah termasuk iman, dan orang yang meninggalkan bukanlah iman, dan orang yang meninggalkan ketaatan tidak akan disiksa karenanya, asalkan saja imannya itu benar-benar murni dan keyakinannya itu betul- betul benar 22. 4. Kelompok Al-Hasaniyah Kelompok ini mengatakan bahwa, saya tahu tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing 17 Ibid.., Hal: 35 18 Harun Nasution. Op. Cit. 1986. Hal: 26 19 Ibid.., Hal: 27 20 Abdul Rozak dan Rosihan Anwar. Op. Cit. 2007. Hal: 61 21 Ibid.., Hal: 61 22 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid II, PT Pustaka Al-Husa baru, Jakarta. 2003. Hal: 296 6

ini, maka orang tersebut tetap mukmin bukan kafir. Begitu pula orang yang mengatakan saya tahu Tuhan mewajibkan naik haji ke Ka bah, tetapi saya tidak tahu apakah Ka bah di India atau di tempat lain, orang yang demikian juga tetap mukmin 23. 1.3 Doktrin Pemikiran Kelompok Mur jiah Ajaran pokok Murji ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin irja atau arja a yang diaplikasikan dalam banyak persoalan, baik persoalan politik maupun persoalan teologis. Dibidang politik, doktrin irja diimplementasikan dengan sikap politik netral atau nonblok, yang hampir selalu diekspresikan dengan sikap diam. Itulah sebabnya, kelompok Murji ah di kenal pula dengan The Queitists (kelompok bungkam). Sikap ini akhirnya berimplikasi jauh sehingga membuat Murji ah selalu diam dalam persoalan politik 24. Secara umum kelompok Murji ah menyusun teori-teori keagamaan yang independen, sebagai dasar gerakannya, yang intisarinya sebagai berikut 25 : 1. Iman adalah cukup dengan mengakui dan percaya kepada Allah dan Rasulnya saja. Adapun amal atau perbuatan, tidak merupakan sesuatu keharusan bagai adanya iman. Berdasarkan hal ini, seseorang tetap dianggap sebagai mukmin walaupun ia meninggalkan apa yang difardhukan kepadanya dan melakukan perbuatan-perbuatan dosa besar. 2. Dasar keselamatan adalah iman semata-mata. Selama masih ada iman dihati, maka setiap maksiat tidak akan mendatangkan mudharat ataupun gangguan atas diri seseorang. Untuk mendapatkan pengampunan, manusia hanya cukup dengan menjauhkan diri syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid. Dengan kata lain, kelompok murji ah memandang bahwa perbuatan atau amal tidaklah sepenting iman, yang kemudian menngkat pada pengertian bahwa, hanyalah imanlah yang penting dan yang menentukan mukmin atau tidak mukminnya seseorang; perbuatan-perbuatan tidak memiliki pengaruh dalam hal 23 Harun Nasution. Op. Cit. 1986. Hal: 27 24 Abdul Rozak dan Rosihan Anwar. Op. Cit. 2007. Hal: 58 25 Abul A la Al-Maududi. Op. cit. 2007. Hal: 254 7

ini. Iman letaknya dalam hati seseorang dan tidak diketahui manusia lain; selanjutnya perbuatan-perbuatan manusia tidak menggambarkan apa yang ada dalam hatinya. Oleh karena itu ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan seseorang tidak mesti mengandung arti bahwa ia tidak memiliki iman. Yang penting ialah iman yang ada dalam hati. Dengan demikian ucapan dan perbuatan- perbuatan tidak merusak iman seseorang 26. Berkaitan dengan Murji ah, W. Montgomery Watt merincinya sebagai berikut 27 : 1. Penangguhan keputusan Ali dan Mu awiyah hingga Allah memutuskannya di akhirat. 2. Penangguhan Ali untuk menduduki rangking keempat dalam peringkat Al- Khalifah Ar-Rasyidin. 3. Pemberian harapan (giving hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah. 4. Doktrin-doktrin Murji ah menyerupai pengajaran (mazhab) para skeptis dan empiris dari kalangan Helenis. Harun Nasution menyebutkan ada empat ajaran pokok dalam doktrin teologi Murji ah yaitu 28 : 1. Menunda hukuman atas Ali bin Abi Thalib, Mu awiyah, Amr bn Ash, dan Abu Musa Al-Asy ary yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak. 2. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar. 3. menyerahkan meletakkan iman dari pada amal. 4. Memberikan pengaharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah. Sedangkan doktrin pemikiran Murji ah yang lain, seperti batasan kufur, para pengikut Murji ah terpecah menjadi beberapa golongan. Secara garis besar pemikiran dapat dijelaskan menurut kelompok Jahamiyah: bahwa kufur 26 Harun Nasution. Op. Cit. 1986. Hal: 23 27 Abdul Rozak dan Rosihan Anwar. Op. Cit. 2007. Hal: 58 28 Ibid, Hal: 59 8

merupakan sesuatu hal yang berkenaan dengan hati ataupun, dimana hati tidak mengenal (jahl) terhadap Allah SWT 29. Pada golongan yang lainnya, menyatakan bahwa kufur itu merupakan banyak hal yang berkenaan dengan hati ataupun selainnya, misalnya tidak mengenal (jahl) terhadap Allah SWT, membenci dan sombong kepadanya, mendustakan Allah dan rasul-nya sepenuh hati dan secara lisan, begitu pula membangkang terhadap-nya, mengingkari-nya, melawan-nya, menyepelekan Allah dan dan rasulnya, tidak mengakui Allah itu Esa dan menganggap-nya lebih dari satu. Karena itu mereka pun menganggap bisa saja terjadi kekufuran tersebut, baik dengan hati maupun lisan, tetapi bukan dengan perbuatan, dan begitupun dengan iman 30. Mereka beranggapan bahwa seseorang yang membunuh ataupun menyakiti Nabi dengan tidak karena mengingkarinya, tetapi hanya karena membunuh ataupun menyakiti semata, niscaya dia tidaklah disebut kufur. Tetapi, kalau seseorang mengahalalkan sesuatu yang diharamkan Allah, rasul-nya dan juga orang-orang muslim, niscaya diapun disebut kufur 31. 1.4 KESIMPULAN Kemunculan aliran Murji ah dalam sejarah perkembangan ilmu teologi dalam islam, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan politik pada masa itu, yang dimulai dari pertentangan Ali bin Abi Thalib dengan Mu awiyah. Aliran Murji ah merupakan aliran yang berusaha bersikap netral atau nonblok dalam proses pertentangan yang terjadi antara kaum Khawarij dengan kaum Syi ah yang telah masuk pada permasalahan kafir mengkafirkan. Dan dalam perkembangannya Murji ah ikut memberikan tanggapan dalam permasalahan ketentuan Tuhan dalam menetapkan seseorang telah keluar Islam atau masih mukmin. Tipe pemikiran yang dikembangkan oleh kaum Murji ah adalah bahwa penentuan seseorang telah keluar dari Islam tidak bisa ditentukan oleh manusia tapi di tangguhkan sampai nanti di akhirat. Pembagian golongan 29 Abul Hasan Isma il Al-Asy ari, Prinsip-Prinsip Dasar Aliran Teologi Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 1998. Hal: 205 30 Ibid.., 31 Ibid.., 9

Murji ah dapat dibagi ke dalam dua golongan besar yaitu, golongan Murji ah moderat dan golongan Murji ah ekstrem. DAFTAR PUSTAKA Al-Asy ari, Abul Hasan Isma il. 1998. Prinsip-Prinsip Dasar Aliran Teologi Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. Al-Maududi, Abul A la. 2007. Khilafah dan Kerajaan. Bandung: Penerbit Kharisma. Penerjemah: Muhammad Al-baqir. Nasution, Harun. 1986. Teologi Islam: Aliran- Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta: UI-Press Syalabi, A. 2003. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid II. Jakarta: PT Pustaka Al- Husa baru. Nata, Abuddin. 1995. Ilmu Kalam, Filsafat dan Tassawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rozak, Abdul dan Anwar, Rosihan. 2007. Ilmu Kalam. Bandung: CV Pustaka Setia. 10