docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

I. PENDAHULUAN perikanan, maka pemerintah daerah merespon kebijakan pemerintah tersebut

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan. daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB III METODE KAJIAN

I. PENDAHULUAN. pengelolaan pemerintah daerahnya, baik ditingkat propinsi maupun tingkat kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal bukan konsep baru di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV P E N U T U P

BAB V HASIL PENELITIAN. Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam

BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA. Daerah. Reformasi tersebut direalisasikan dengan ditetapkannya Undang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perubahan di bidang ekonomi, sosial dan politik dalam era reformasi ini,

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

RINGKASAN EKSEKUTIF SRI WIDAYATI, SYAMSUL MA ARIF BUNASOR SANIM.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peraturan yang ada diantaranya adalah; Peraturan Pemerintah (PP)

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang nantinya diharapkan dapat mendongkrak perekonomian rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan ekonomi. Adanya ketimpangan ekonomi tersebut membawa. pemerintahan merupakan salah satu aspek reformasi yang dominan.

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah yang digulirkan dalam era reformasi dengan. dikeluarkannya ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 adalah tentang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

Modul ke: OTONOMI DAERAH. 12Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG. 2.1 Profil Singkat Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Semarang

Rencana Strategis (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi telah membuat beberapa perubahan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DALAM ERA OTONOMI DAERAH

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

B A B P E N D A H U L U A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai awal dalam rangkaian penelitian ini, pada bab I menjelaskan latar

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran dari adanya suatu pembangunan adalah menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.662,92 Km2, dengan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bagi bangsa ini. Tuntutan demokratisasi yang diinginkan oleh bangsa ini yaitu

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan Hasil Kajian Penyusunan Model Perencanaan Lintas Wilayah dan Lintas Sektor

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dampak investasi dan pengeluaran pemerintah terhadap kinerja perekonomian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 11 TAHUN 2009 ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BAB III KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG. 2.1 Profil Singkat Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis ekonomi di Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. kehidupan baru yang penuh harapan akan terjadinya berbagai langkah-langkah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Renstra BKP5K Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP. Kerangka pemikiran yang dituangkan dalam penelitian ini berdasarkan

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III Visi dan Misi

MEMAHAMI UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 dan UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. Dede Mariana ABSTRAK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

Transkripsi:

RINGKASAN EKSEKUTIF WAHYUDIN. 2001. Perencanaan Strategis UPT. UPMB Muara Angke Dalam Bidang Pembinaan, Pelayanan Jasa Perawatan dan Docking Kapal Perikanan. Di bawah bimbingan SYAMSUL MA ARIF dan WAHYUDI. DKI Jakarta dalam rangka meningkatkan pelayanan di bidang penangkapan ikan membentuk Unit Pelaksana Modernisasi Bertahap (UPMB) berdasarkan Perda Nomor 4 tahun 1995 dan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 564 Tahun 1996. Unit tersebut mempunyai tugas pokok yaitu: melakukan kegiatan penyuluhan, pembinaan dan bimbingan penangkapan ikan. Salah satu fungsinya adalah melakukan pembinaan dan pelayanan jasa pemeliharaan, perbaikan mesin dan docking kapal. UPT. UPMB Muara Angke merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perikanan DKI Jakarta, yang dipimpin oleh seorang Kepala Unit dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Perkembangan dan perubahan-perubahan lingkungan eksternal membawa implikasi yang sangat besar terhadap arah dan kebijakan-kebijakan organisasi. Oleh karena itu, UPT. UPMB Muara Angke harus antisipatif dan mampu merespon agar tetap mempunyai eksistensi serta dapat berhasil dalam pelaksanaan fungsinya. Pada kajian ini difokuskan di bidang pembinaan, pelayanan jasa perawatan dan docking kapal perikanan. UPT. UPMB dirasakan perlu melakukan perubahan-perubahan, karena makin kritisnya lingkungan masyarakat maupun lembaga legislatif dalam pengawasan terhadap efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumberdaya pemerintah daerah. Disamping itu, proses demokratisasi dan reformasi yang masih berlangsung akan membawa dampak perubahan yang besar pada berbagai mekanisme kerja yang ada. Pada aspek pelayanan jasa perawatan dan docking sangat dibutuhkan nelayan agar kapal selalu laik laut dan laik tangkap. Dalam hal ini peran apa yang seharusnya sektor pemerintah (UPT. UPMB) lakukan karena adanya perbedaan mendasar dibandingkan dengan sektor swasta. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian yang mendalam untuk merumuskan strategi UPT. UPMB Muara Angke sebagai antisipasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengkaji lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman UPT. UPMB Muara Angke yang berkaitan dengan bidang pembinaan, pelayanan jasa perawatan dan

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam menganalisis strategi UPT. UPMB; (3) merumuskan strategi UPT. UPMB Muara Angke dalam bidang pembinaan, pelayanan jasa perawatan dan docking kapal; dan (4) menyusun Rencana strategis (RENSTRA) fungsional organisasi berdasarkan alternatif strategi yang dipilih. Penentuan faktor-faktor strategis UPT. UPMB diperoleh melalui analisis eksternal yang meliputi analisis lingkungan makro (politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi), dan analisis lingkungan operasional. Analisis internal dilakukan melalui analisis fungsional dan evaluasi terhadap sumber daya internal UPT. UPMB. Untuk penajaman hasil kajian dilakukan analisis stakeholders dan analisis kelayakan usaha pelayanan jasa docking. Berdasarkan kajian terhadap fungsi pembinaan, pelaksana perawatan dan docking kapal perikanan diperoleh hasil berikut di bawah ini. Faktor-faktor eksternal yang mempunyai dampak strategis bagi UPT. UPMB adalah adanya kebijakan otonomi daerah, pembentukan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, pengkajian dan transfer teknologi serta informasi, dukungan pemerintah terhadap pembangunan perikanan laut dan faktor permintaan pelayanan jasa docking yang tinggi. Faktor-faktor tersebut sekaligus berperan sebagai peluang yang dapat diambil UPT. UPMB untuk keberhasilan pelaksanaan fungsinya. Dari segi ancaman, terdapat beberapa faktor yang strategis, yaitu: pertanggungjawaban UPT. UPMB terhadap publik, persaingan dalam industri, inflasi dan fluktuasi nilai rupiah, stabilitas politik, keamanan lokal dan nasional, serta sistem dan struktur birokrasi pemerintah. Faktor internal yang strategis mempengaruhi keberhasilan UPT. UPMB yang merupakan kekuatan adalah Peraturan Daerah DKI Jakarta, lokasi docking yang strategis, ketersediaan lahan untuk pengembangan, dukungan dana dari pemerintah, dan pemberdayaan sektor swasta di lingkup UPT. UPMB. Adapun faktor-faktor yang merupakan kelemahan, yaitu: sistem insentif, budaya kerja birokrasi, pelayanan perawatan kapal, prosedur standar operasional, kapasitas dan sarana penunjang di Pulau Pramuka masih terbatas, kualitas dan kuantitas SDM, dan kontribusi terhadap PAD masih perlu ditingkatkan. Analisis stakeholders menghasilkan informasi bahwa terdapat pelaku kunci yang mempengaruhi keberhasilan UPT. UPMB dalam pembinaan dan pelaksanaan pelayanan jasa perawatan kapal dan docking, yaitu: DPRD DKI

Jakarta, Bappeda, Pemda DKI, Dinas Perikanan, karyawan dan manajemen UPT, nelayan, pemasok dan pekerja docking. Dari aspek tingkat kekuatan dan tingkat dapat diduga (predictability), pihak-pihak yang harus lebih dicermati adalah DPRD DKI Jakarta dan Bappeda, karena posisi kekuatannya tinggi tetapi tingkat dapat diduganya rendah. Pada era reformasi ini, transparansi dan keterbukaan sektor publik mendapat tekanan yang tajam. Dari kajian aspek kelayakan usaha jasa docking mendapatkan rumusan bahwa usaha tersebut akan lebih menguntungkan dan layak pada kondisi ukuran kapal yang melakukan docking semakin besar (di atas 25 GT atau jenis kapal jaring ekstra besar). Jika ukuran kapal yang docking didominasi jaring kecil dan sedang, maka perhitungan usaha tersebut cenderung akan tidak layak. Implikasinya bagi pelayanan jasa ini adalah sektor swasta dimungkinkan akan cenderung untuk melayani kapal-kapal yang berukuran besar. Untuk itu, kehadiran UPT. UPMB (sektor pemerintah) dalam industri ini akan meningkatkan kompetisi, diharapkan akan mendorong efisiensi, meningkatkan respon terhadap kebutuhan pelanggan dan stabilitas layanan. Untuk penyusunan strategi UPT. UPMB digunakan alat bantu analisis matrik EFAS dan IFAS, Matrik Internal-Eksternal, dan analisis SWOT. Berdasarkan analisis faktor strategis eksternal (EFAS) dan internal (IFAS) diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Faktor strategis eksternal yang tingkat kepentingannya tertinggi adalah faktor dukungan pemerintah terhadap pembangunan perikanan laut, dengan bobot 0,121. Faktor strategis lainnya yang berbobot di atas rata-rata adalah kebijakan otonomi daerah (0,103), pengkajian dan transfer teknologi serta informasi (0,110), permintaan pelayanan jasa docking tinggi (0,107), faktor kondisi politik, keamanan lokal dan nasional (0,114), serta pertanggungjawaban UPMB terhadap publik (0,107). Faktor yang tingkat pengaruhnya paling rendah adalah tingkat inflasi dan fluktuasi nilai rupiah, dengan bobot 0,069). Dari hasil bobot dan nilai peringkat diperoleh skor total sebesar 3,33, yang menunjukkan kemampuan UPT. UPMB bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal berada pada kategori sedang; (2) Pada aspek internal, faktor yang bobot kepentingannya paling rendah (0,065) adalah pelayanan perawatan kapal, sedangkan faktor strategis yang menduduki tingkat kepentingan paling tinggi adalah Perda DKI Jakarta dan peraturan lainnya (0.099). Faktor-faktor lainnya yang berbobot di atas rata-rata adalah lokasi docking yang strategis (0,89), dukungan dana dari pemerintah (0,86),

pemberdayaan sektor swasta (0,86), keterbatasan kapasitas dan sarana penunjang di Pulau Pramuka (0,086), dan kualitas SDM (0,86). Dari segi kemampuan UPT. UPMB dalam mengakomodir faktor strategis yang menjadi kekuatan, semuanya dapat direspon dengan kuat, dengan nilai peringkat antara 3 sampai 4. Untuk faktor-faktor strategis yang merupakan kelemahan berada pada kategori kuat, dengan nilai bervariasi antara 2 3, kecuali untuk pelayanan perawatan kapal mempunyai peringkat relatif lemah (3,13). Nilai total faktor strategis internal sebesar 3,11, yang berarti berada pada klasifikasi sedang. Hasil analisis Matrik Internal-Eksternal menunjukan bahwa posisi UPT. UPMB berada pada posisi total skor EFAS sebesar 3,33 dan total skor IFAS sebesar 3,11, yang berarti pada posisi sel V. Strategi yang sesuai adalah strategi pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi horisontal, karena UPT. UPMB perlu melakukan perubahan-perubahan arah kebijakan dari yang selama ini dilaksanakan dengan tetap pada batasan tugas dan fungsinya. Namun demikian, karena UPT. UPMB beroperasi dalam industri yang tingkat atraktifnya sedang (sel 5), maka perlu dilakukan konsolidasi yang tujuannya relatif defensif. Berdasarkan strategi hasil analisis Matrik IE, maka dijabarkan dalam alternatif strategi melalui analisis SWOT. Beberapa alternatif strategi yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan keunggulan dan keberhasilan UPT. UPMB ditentukan sebagai berikut: strategi S-O, meliputi strategi inti, strategi pengembangan fasilitas dan pelayanan jasa, pengembangan SDM serta strategi kontrol; strategi S-T ditentukan strategi pelanggan; strategi W-O mencakup strategi konsekuensi, strategi outsourcing, strategi aliansi, dan strategi investasi modal. Pada strategi W -T ditentukan strategi konsolidasi dengan fokus pada perbaikan pelaksanaan fungsinya. Rencana strategis disusun berdasarkan stategi yang dipilih, penjabarannya secara ringkas sebagai berikut : 1. Penelitian dan pengkajian penerapan teknologi, diarahkan untuk mengembangkan teknologi penangkapan ikan, termasuk di dalamnya teknologi perawatan kapal perikanan yang bermutu dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi nelayan dengan memperhatikan kepentingan stakeholders. 2. Pelayanan jasa informasi, docking dan perawatan kapal perikanan, diarahkan untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau, sehingga mudah diakses para pengguna jasa.

3. Pendidikan dan penyebaran informasi, diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan, tenaga penyuluh atau pengguna lainnya, sehingga teknologi hasil kajian UPT. UPMB lebih bermanfaat. 4. Pengembangan Sumber Daya Manusia, dalam bidang ini diarahkan untuk meningkatkan kinerja, yaitu: diarahkan kepada pengembangan SDM sejalan dengan rumusan yang dicanangkan UPT. UPMB. 5. Pemasaran, diarahkan untuk meminimalkan kapasitas menganggur dan meningkatkan kontribusi pada PAD selaras dengan potensi yang ada. 6. Keuangan, diarahkan pada optimalisasi dana investasi rutin, investasi untuk pengembangan fasilitas perawatan kapal ikan di Pulau Pramuka, dan sarana untuk pengembangan teknologi. Peningkatan pendapatan asli daerah melalui retribusi alur, penggunaan fasilitas alur, dan pendapatan UPT. UPMB non retribusi/pajak. 7. Manajemen umum, diarahkan untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan keteraturan sistem administrasi kantor UPT. UPMB. Antara lain: administrasi kepegawaian, penganggaran, pengaturan sandar kapal yang menghalangi kapal docking, pengaturan keamanan wilayah, dan pengaturan sistem kebersihan lingkungan. Saran yang dapat disampaikan penulis dalam rangka meningkatkan eksistensi dan keberhasilan UPT. UPMB Muara Angke dalam bidang pembinaan, pelayanan perawatan kapal dan docking sebagai berikut: (1) Meningkatkan desentralisasi kegiatan-kegiatan di lingkup UPT. UPMB, karena akan mendorong perkembangan institusi. Untuk itu, sentralisasi harus dikurangi dengan mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam bentuk pemberian otonomi yang diperluas kepada UPT. UPMB; (2) Pembaruan atau trasformasi sistem sektor pemerintahan bukan sekedar membuat UPT. UPMB lebih efisien, tetapi yang lebih penting adalah efektivitas dalam rangka pemberdayaan nelayan ; (3) Pendongkrak strategis terpenting dalam sektor pemerintahan terletak dalam sistem yang lebih besar, dan bukan dalam organisasi. Walaupun demikian, UPT. UPMB harus tetap semaksimal mungkin berupaya dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara terus-menerus mencari cara untuk lebih efisien dan efektif; dan (4) Pengkajian pengembangan pelayanan jasa perawatan dan docking kapal di Pulau Pramuka dapat dipertajam lagi secara lebih lengkap dalam aspek teknis, teknologis, manajemen

operasional, aspek finansial, aspek pasar dan pemasarannya. Tujuannya agar pengembangan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan nelayan dan peruntukannya. Kata Kunci: Pelayanan Jasa Perawatan dan Docking Kapal Perikanan, Metode Deskriptif, Studi Kasus, UPT. UPMB, Manajemen Strategi, Strategi Organisasi Sektor Publik, Analisis Lingkungan Makro, Analisis Fungsional, Analisis Matrik IFAS dan EFAS, Matrik IE, dan Analisis SWOT.