BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud

A. Pengantar. Metode Penelitian Kualitatif. Written by Iyan Afriani H.S Saturday, 17 January :00 - Last Updated Monday, 19 January :51

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay.

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, sementara

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Hardiness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hardiness yang diartikan. B.

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

STUDI KASUS (John W. Creswell) Oleh Yani Kusmarni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan deskripsi dari objek penelitian. Metodologi penelitian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELIITIAN. sebagai metode yang dalam penelitiannya memperoleh data deskriptif. yang sedang terjadi di dalam masyarakat.

METODE PENELITIAN. Ada tiga jenis metodologi penelitian yaitu kuantitatif, kualitatif, dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic. Sebagaimana diungkapkan oleh Jhon W. Creswell :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan pendekatan

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 84 popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2012:3) bahwa,

III. METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivis. Post positivis 36 yaitu

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kesehatan mental menurut pandangan orang Melayu Riau, sehingga menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pacitan. Pemilihan lokasi penelitian ini karena SMAN 1 Ngadirojo. berbagai prestasi yang diraih oleh siswa dan guru.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. resiliensi pada mantan pengguna narkoba yang diperoleh dari kisah hidup dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berhenti merokok, sehingga peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu jenis

BAB 3 METODE PENELITIAN ORGANISASI PT. TIGAMATA INDONESIA DALAM MENJALIN HUBUNGAN. DENGAN PELANGGAN (Periode Maret-Juni 2013), peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. (2010), penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan untuk memahami dan memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun masalah manusia. Selain itu, penelitian kualitatif dimulai dengan menggunakan asumsi dan kerangka penafsiran atau teori yang dapat membentuk atau mempengaruhi studi yang sedang diteliti (Creswell, 2014). Ditambahkan oleh Somantri (2005) gaya penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Sehingga, penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa, dan otentitas. Dalam penelitian kualitatif, terdapat berbagai macam bentuk penafsiran terhadap suatu kasus dan fenomena sehingga membuat dunia semakin terlihat. Sehingga, berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif lebih mengutamakan penggunaan logika induktif dimana kategorisasi dilahirkan dari perjumpaan peneliti dengan informan di lapangan atau data-data yang ditemukan. Hal inilah yang membuat penelitian kualitatif bercirikan informasi yang berupa ikatan konteks yang menggiring pada pola-pola atau teori yang akan menjelaskan fenomena sosial (Creswell, 2014).

Adapun kajian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga jumlah informan bukan merupakan pertimbangan pokok, namun lebih ditekankan pada pendalaman serta kedalaman dan kecukupan informasi yang representatif. Alasan penulis menggunakan penelitian kualitatif adalah karena penelitian ini membahas mengenai aspek perilaku dan dinamika sebuah kelompok yang kompleks. Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus. Creswell (2014) menyatakan bahwa studi kasus adalah penelitian terhadap kesatuan sosial yang dipilih sebagai bahan kajian terhadap agregat sosial yang lebih luas, akan tetapi hubungan antara kesatuan sosial tersebut dengan total populasi tidak dapat ditaksir. Selain itu, kesimpulan yang dihasilkan dalam kajian ini hanya akan berlaku pada komunitas di kelurahan yang dikaji atau lokasi yang memiliki kondisi yang sama dengan lokasi penelitian. Akan tetapi penulis berharap kesimpulankesimpulan yang akan dihasilkan dapat memberikan arti penting dalam upaya pengkajian mengenai survivalitas perempuan dalam rumah tangga miskin bagi pemerintah maupun masyarakat. Unit analisis dalam penelitian ini adalah subjektif-mikro yaitu individu ibu rumah tangga miskin yang menjadi anggota Lembaga Keuangan Mikro Baki 1 di Kelurahan Nusukan.

B. Penelitian Kualitatif Pendekatan Studi Kasus Gambar 3.1. Jenis Penelitian Kualitatif dan Fokus Pembahasannya Sumber : Creswell dalam Chariri (2009 : 37-38) Gambar di atas mengungkapkan bahwa fokus sebuah biografi adalah kehidupan seorang individu, fokus fenomenologi adalah memahami sebuah konsep atau fenomena, fokus suatu teori dasar adalah seseorang yang mengembangkan sebuah teori, fokus etnografi adalah sebuah potret budaya dari suatu kelompok budaya atau suatu individu, dan fokus studi kasus adalah spesifikasi kasus dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya ataupun suatu potret kehidupan. Secara lebih spesifik, Creswell dalam Chariri (2009) mengemukakan beberapa karakteristik dari suatu studi kasus yaitu : (1) mengidentifikasi kasus untuk suatu studi; (2) kasus tersebut merupakan sebuah sistem yang terikat oleh waktu dan tempat; (3) Studi kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya untuk memberikan gambaran secara terinci dan mendalam

tentang respons dari suatu peristiwa dan (4) menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti akan menghabiskan waktu dalam menggambarkan konteks atau setting untuk suatu kasus. Creswell dalam Chariri (2009) juga mengungkapkan bahwa studi kasus adalah sebuah eksplorasi dari suatu sistem yang terikat atau suatu kasus/beragam kasus yang dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan berbagai sumber informasi yang kaya dalam konteks. Sistem terikat ini diikat oleh waktu dan tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu program, peristiwa, aktivitas atau suatu individu. Dengan kata lain, studi kasus merupakan penelitian yang menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even, proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode tertentu. Selanjutnya, Creswell (2014) mengungkapkan bahwa apabila akan memilih studi untuk suatu kasus, dapat dipilih dari beberapa program studi atau sebuah program studi dengan menggunakan berbagai sumber informasi yang meliputi : observasi, wawancara, materi audio-visual, dokumentasi dan laporan. C. Ruang Lingkup Penelitian 1. Unit Analisis Studi kasus adalah spesifikasi kasus dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya ataupun suatu potret kehidupan. Strategi penelitian menggunakan metode studi kasus ini dapat mengumpulkan

informasi secara terperinci yang diperoleh dari berbagai informan melalui teknik wawancara, observasi serta FGD yang diharapkan dapat mengungkapkan pola dari suatu kasus. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan mengangkat kajian mengenai survivalitas perempuan dalam rumah tangga miskin yang bergabung dalam Lembaga Keuangan Mikro Baki 1. Analisis data dilandaskan pada teori kemiskinan, gender, pemberdayaan serta modal sosial. Selain itu penjelasan mengenai pola survivalitas dilakukan dengan menganalisa penggunaan pendapatan serta peran Lembaga Keuangan Mikro untuk ibu-ibu rumah tangga miskin. 2. Penentuan Informan Menurut Lofland dalam Moloeng (2005) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya. Oleh sebab itu, dalam penelitian kualitatif dibutuhkan informan yang informasinya melaui wawancara dan informasi bisa dijadikan sebagai sumber data. Orang yang dapat dimintai informasi inilah yang disebut informan. Dalam penelitian ini informan yang dipilih adalah orang-orang yang benar-benar mengetahui mengenai masalah yang sedang diteliti. Penelitian diambil pada ruang lingkup yang lebih kecil dan spesifik yaitu hanya ibu-ibu rumah tangga miskin di Kelurahan Nusukan dengan total anggota 60 orang ibu-ibu dari 400 ibu-ibu keseluruhan anggota yang tersebar

di Kota Surakarta. Objek penelitian ditentukan atas arahan dari informan kunci yang diperoleh melalui proses wawancara di awal penelitian lapangan. Jumlah keseluruhan informan adalah 6 orang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3.1. Informan Subjek Jumlah Peran Tugas Founder Lembaga 1 Informan Kunci Menentukan Keuangan Mikro Baki 1 informan memberikan informasi pendukung penelitian dan Anggota Lembaga 4 Informan Sebagai informan Keuangan Mikro Baki 1 atau objek penelitian dan membantu informan pendukung General Manager 1 Informan Memberikan Lembaga Keuangan Pendukung informasi Mikro Baki 1 pendukung penelitian. Sumber : Data Olah Lapangan

Awalnya, peneliti memulai penelitian lapangan dengan menemui founder dari Lembaga Keuangan Mikro Baki 1 yang dalam penelitian ini bertugas sebagai informan kunci untuk menentukan informan penelitian. Dengan penjelasan dari peneliti mengenai tujuan penelitian, maka peneliti diarahkan untuk menemui General Manager Lembaga Keuangan Mikro Baki 1 yang dalam penelitian ini bertugas sebagai informan pendukung. Melalui General Manager Lembaga Keuangan Mikro Baki 1 peneliti diarahkan untuk menemui empat anggota Lembaga Keuangan Mikro Baki 1 yang menjadi anggota aktif sejak tahun 2012. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam studi kasus dapat diambil dari berbagai sumber informasi, karena studi kasus melibatkan pengumpulan data yang kaya untuk membangun gambaran yang mendalam dari suatu kasus. Yin (1989) mengungkapkan bahwa terdapat enam bentuk pengumpulan data dalam studi kasus yaitu : (1) dokumentasi yang terdiri dari surat, memorandum, agenda, laporanlaporan suatu peristiwa, proposal, hasil penelitian, hasil evaluasi, kliping, artikel; (2) rekaman arsip yang terdiri dari rekaman layanan, peta, data survei, daftar nama, rekaman-rekaman pribadi seperti buku harian, kalender, dsb; (3) wawancara; (4) observasi langsung; (5) observasi partisipan dan (6) perangkat fisik atau kultural yaitu peralatan teknologi, alat atau instrumen, pekerjaan seni, dll. Lebih lanjut Yin menjelaskan bahwa keuntungan dari keenam sumber bukti tersebut dapat

dimksimalkan bila tiga prinsip berikut ini diikuti, yaitu : (1) menggunakan bukti multisumber; (2) menciptakan data dasar studi kasus, seperti : catatan-catatan studi kasus, dokumen studi kasus, bahan-bahan tabulasi, narasi; (3) memelihara rangkaian bukti. Sedangkan Creswell menapilkan pengumpulan data melalui matriks sumber informasi untuk pembacanya. Matriks ini mengandung empat tipe data yaitu : wawancara, observasi, dokumen dan materi audio-visual untuk kolom dan bentuk spesifik dari informasi seperti siswa, administrasi untuk baris. Penyampaian data melalui matriks ini ditujukan untuk melihat kedalaman dan banyaknya bentuk dari pengumpulan data, sehingga menunjukkan kekompleksan dari kasus tersebut. Lebih lanjut lagi Creswell mengungkapkan bahwa wawancara dan observasi merupakan alat pengumpul data yang banyak digunakan oleh berbagai penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara mendalam serta Focus Group Discussion. 1. Observasi Menurut Djaelani (2013) observasi berasal dari kata observation yang berarti pengamatan. Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti. Kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan pengamatan peneliti dapat melihat kejadian

sebagaimana subyek yang diamati mengalaminya, menangkap, merasakan fenomena sesuai pengertian subyek dan obyek yang diteliti. Menurut Spradley (1980) tujuan observasi adalah memahami pola, norma dan makna sari perilaku yang diamati. Serta peneliti belajar dari informan dan orang-orang yang diamati. Hal yang diamati adalah situasi sosial yang terdiri dari tempat, pelaku dan aktivitas. Selanjutnya Bungin (2006) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi pastisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur. Sementara menurut Spradley (1980) membagi partisipasi atau keterlibatan peneliti menjadi empat yaitu; (1) partisipasi pasif, di mana peneliti datang mengamati tetapi tidak ikut terlibat di kegiatan yang diamati; (2) partisipasi moderat, di mana peneliti kadang ikut aktif terlibat kegiatan dan kadang tidak aktif; (3) partisipasi aktif, di mana peneliti terlibat aktif dalam kegiatan yang diteliti; (4) partisipasi lengkap, di mana peneliti sudah sepenuhnya terlibat sebagai orang dalam, sehingga tidak kelihatan sedang melakukan penelitian. Spradley melanjutkan bahwa tahapan observasi sendiri ada tiga yaitu; (1) observasi deskriptif, di mana peneliti mengamati semua yang ada secara menyeluruh, mendeskripsikan semua yang diamati, observasi ini disebut juga sebagai grand tour observation; (2) observasi terfokus, di mana pengamatan difokuskan pada aspek tertentu yang menjadi fokus penelitian, observasi ini

disebut juga sebagai mini tour observation, dan; (3) observasi terseleksi, di mana peneliti menyeleksi fokus yang ditemukan secara lebih rinci lagi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode abservasi partisipasi pasif. Yakni dengan mengamati perilaku informan dalam kegiatan simpan pinjam di Lembaga Keuangan Mikro Baki 1 tanpa ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. 2. Wawancara Mendalam Chariri (2005) mengungkapkan bahwa interview atau wawancara bertujuan mencatat opini, perasaan, emosi, dan hal lain berkaitan dengan individu yang ada dalam organisasi. Dengan melakukan interview, peneliti dapat memperoleh data yang lebih banyak sehingga peneliti dapat memahami budaya melalui bahasa dan ekspresi pihak yang diwawancara dan dapat melakukan klarifikasi atas hal-hal yang tidak diketahui. Menurut Sudarwan (2002) dalam Djaelani (2013) berdasarkan strukturnya, pada penelitian kualitatif ada dua jenis wawancara yaitu; (1) wawancara relatif tertutup, di mana pertanyaan difokuskan pada topik khusus dan umum dan dibantu oleh panduan wawancara yang dibuat cukup rinci; (2) wawancara terbuka, di mana peneliti memberikan kebebasan diri untuk berbicara secara luas dan mendalam. Sementara menurut Moleong (2005) ada dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan luaran dan pertanyaan pendalaman. Pertanyaan luaran adalah pertanyaan yang bersifat umum dan tidak menggali informasi secara mendalam, sedangkan pertanyaan pendalaman digunakan untuk

menggali informasi secara mendalam sampai ke makna yang terkandung dalam kasus yang diteliti. 3. Diskusi Kelompok Terarah/Focus Group Discussion (FGD) Menurut Smith dalam Moleong (2005) mendefinisikan wawancara kelompok sebagai suatu situasi di mana kelompok yang dibangun cukup kecil untuk melaksanakan diskusi yang pantas. Sementara Burhan (2003) menyatakan bahwa FGD adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Sehingga dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data diskusi kelompok terarah dapat digunakan untuk mengungkap data dan pemaknaannya dari sekelompok orang berdasarkan hasil diskusi yang terfokus atau terarah pada permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini, FGD dilakukan sekali ketika di awal proses penelitian di lapangan, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.2. Focus Group Discussion Unit FGD Informan yang melakukan FGD Anggota yang melakukan FGD Waktu pelaksanaan FGD Uraian dan Keterangan FGD Bambang Sarosa Devi Setianingsih, Turis Harningsih 14 April 2016 Pukul 13.00WIB s/d 14.30 WIB Tempat Pelaksanaan FGD Warung Sore Jl. Yosodipuro Surakarta Hasil Pelaksanaan FGD Menentukan informan penelitian, yaitu ibu-ibu anggota yang sudah menjadi anggota sejak tahun 2012 di Kelurahan Nusukan. Sumber : Data Olah Lapangan 4. Uji Validitas Data Menurut Djaelani (2013) subyektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, mengingat dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen penelitian ditambah lagi teknik pengumpulan data utama penelitian kualitatif adalah wawancara dan observasi yang dianggap banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan terhadap keabsahan data. Menurut Moleong (2005) menyatakan bahwa untuk

menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan atas empat kriteria yaitu; (1) Credibility/derajat kepercayaan; (2) Transferability/keteralihan; (3) Dependability/ketergantungan dan; (4) Confirmability/kepastian. 1. Credibility atau derajat kepercayaan Ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kepercayaan yaitu; (a) memperpanjang waktu penelitian; (b) observasi detail yang terus menerus; (c) triangulasi atau pengecekan data dengan berbagai sumber sebagai pembanding terhadap data tersebut; (d) mengekspos hasil sementara atau akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitis dengan rekan sejawat; (e) kajian kasus negatif dengan mengumpulkan kasus yang tidak sesuai dengan pola yang ada sebagai pembanding; (f) membandingkan dengan hasil penelitian lain dan; (g) pengecekan data, penafsiran dan kesimpulan dengan sesama anggota penelitian. 2. Tranferability atau keteralihan Transferability atau keteralihan yaitu dapat tidaknya hasil penelitian ini ditransfer atau dialihkan atau tepatnya diterapkan pada situasi yang lain. 3. Dependability atau kebergantungan Dependability atau kebergantungan yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data,

membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. 4. Konfirmability atau kepastian Konfirmability atau kepastian yaitu dapat tidaknya penelitian dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. E. Teknik Analisis Data Menurut Creswell dalam Chariri (2009) menganalisis data studi kasus adalah hal yang sulit karena strategi dan tekniknya belum teridentifikasi secara baik. Akan tetapi, setiap penelitian hendaknya dimulai dengan strategi analisis yang umum yang mengandung prioritas tentang apa yang akan dianalisis dan mengapa. Ada empat bentuk analisis data beserta interpretasinya dalam studi kasus yaitu : (1) pengumpulan kategori, peneliti mencari suatu kumpulan dari contoh-contoh data serta berharap menemukan makna yang relevan dengan isu yang akan muncul; (2) interpretasi langsung yaitu peneliti studi kasus melihat pada satu contoh serta menarik makna darinya tanpa mencari banyak contoh. Hal ini merupakan suatu proses dalam menarik data secara terpisah dan menempatkannya kembali secara bersama-sama agar lebih bermakna; (3) peneliti membentuk pola dan mencari kesepadanan antara dua atau lebih kategori. Kesepadanan ini dapat dilaksanakan

melalui tabel 2x2 yang menunjukkan hubungan antara dua kategori; (4) peneliti mengembangkan generalisasi naturalistik melalui analisa data. Generalisasi ini diambil melalui orang-orang yang dapat belajar dari suatu kasus, apakah kasus mereka sendiri atau menerapkannya pada sebuah populasi kasus. Lebih lanjut lagi menambahkan deskripsi kasus sebagai sebuah pandangan yang terinci tentang kasus sangat disarankan. Berdasarkan paparan di atas dapat diuraikan bahwa untuk mempersiapkan analisis studi kasus ialah dengan memiliki suatu strategi analisis. Yin (1989) merekomendasikan enam tipe sumber informasi seperti yang telah dikemukakan pada bagian pengumpulan data. Tipe analisis dari data ini dapat berupa analisis holistik, yaitu analisis keseleruhuan kasus atau berupa analisis terjalin, yaitu suatu analisis untuk kasus yang spesifik, unik atau ekstrim. Lebih lanjut lagi teknik analisis untuk studi kasus yaitu; (1) penjodohan pola, yaitu dengan menggunakan logika penjodohan pola. Logika seperti ini membandingkan pola yang didasarkan atas data empirik dengan pola yang diprediksikan (atau dengan beberapa prediksi alternatif). Jika kedua pola ini ada persamaan, hasilnya dapat menguatkan validitas internal studi kasus yang bersangkutan; (2) pembuatan eksplanasi, yang bertujuan untuk menganalisis data studi kasus dengan cara membuat suatu eksplanasi tentang kasus yang bersangkutan dan (3) analisis deret waktu, yang banyak dipergunakan untuk studi kasus yang menggunakan pedekatan eksperimen dan kuasi eksperimen.

16