BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

III.METODE PENELITIAN

PERBAIKAN TEKNIK GRAFTING MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SOFIANDI

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Ramdan Hidayat dan Nora Augustien K ABSTRACT

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

Tata Cara penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

METODE Lokasi dan Waktu Materi Penelitian Alat Perlakuan

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

BAB III METODOLOGI Perlakuan bibit pada kondisi tergenang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

III. MATERI DAN METODE

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

MATERI DAN METODE. Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 M 1 M 1 P 0 M 1 P 1 M 1 P 2 M 1 P 3 M 2 M 2 P 0 M 2 P 1 M 2 P 2 M 2 P 3

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. MATERI DAN METODE

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakaan pada bulan Juni sampai dengan November 2015 di Lahan Percobaan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN A.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

HASIL. E0N1P2: tanpa endofit + kompos + penyiraman dua minggu sekali E0N2P1: tanpa endofit + NPK + penyiraman

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Transkripsi:

9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2005 sampai Pebruari 2006. Tempat penelitian di Kebun Tajur I UPT Kebun Percobaan IPB Unit Kegiatan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika, Bogor. Analisis karbohidrat total dan nitrogen di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Departemen Pertanian. Pengamatan anatomi jaringan dilakukan di Herbarium Bogoriensis dan pengambilan gambar preparat dilakukan di laboratorium Ekofisiologi Fakultas Pertanian IPB. Bahan dan Metode Penelitian Bahan yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah batang bawah manggis umur 2 tahun yang telah ditanam di polybag sebanyak 560 batang, entris yang diambil dari pohon induk yang sudah berproduksi yaitu dari cabang plagiotrop. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri dari 2 faktor dan dibagi dalam 4 ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 tanaman. Faktor pertama yaitu teknik grafting (T) terdiri dari tujuh jenis (Gambar 3), yaitu: T 0 : Teknik sambung celah (diameter entris lebih kecil dari batang bawah) T 1 : Teknik sambung celah (diameter entris dan batang bawah sama) T 2 : Teknik sambung celah V T 3 : Teknik sambung diagonal tanpa selang T 4 : Teknik sambung diagonal dengan selang T 5 : Teknik sambung horizontal dengan selang T 6 : Teknis sambung horizontal dengan pasak Teknik penyambungan ke-2 sampai ke-7, diameter batang bawah dan diameter entrisnya sama.

10 Faktor kedua adalah posisi entris (P), terdiri dari empat jenis (Gambar 4), yaitu: P 0 : Posisi entris 1 ruas P 1 : Posisi entris ¾ ruas P 2 : Posisi entris pada buku ke-2 P 3 : Posisi entris 1¼ ruas Model matematika untuk percobaan ini (Mattjik dan Sumertajaya, 2002) adalah sebagai berikut: Y ijk = µ + Kk + Ti + P j + (TP)ij + e ijk ; dimana : Ket: Y ijk = Nilai pengamatan pada ulangan ke-k yang memperoleh taraf ke-i dari dari faktor teknik penyambungan dan taraf ke-j dari faktor posisi entris. µ = Nilai rataan umum. Kk = Pengaruh ulangan ke-k. Ti = Pengaruh perlakuan teknik penyambungan taraf ke-i. Pj = Pengarauh perlakuan posisi entris taraf ke-j. (TP)ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i faktor teknik penyambungan dan taraf ke-j faktor posisi entris. e ijk = Pengaruh galat pada ulangan ke-k yang memperoleh taraf ke-i faktor teknik penyambungan dan taraf ke-j faktor posisi entris.

11 e e e bb bb e b bb bb T 0 T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 T 6 Gambar 3 Ilustrasi teknik grafting T 0 (sambung celah,? -beda), T 1 (sambung celah,? -sama), T 2 (sambung celah V), T 3 (sambung diagonal tanpa selang), T 4 (sambung diagonal dengan selang), T 5 (sambung horizontal dengan selang), T 6 (sambung horizontal dengan pasak); e= entris; bb= batang bawah. POSISI ENTRIS P1 P0 P2 P3 Gambar 4 Posisi entris P 0 (1 ruas), P 1 ( ¾ ruas), P 2 (buku ke-2) dan P 3 (1¼ ruas).

12 Pelaksanaan Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di kebun pembibitan manggis Tajur I UPT Kebun Percobaan IPB dengan menggunakan pelindung paranet 65%. Persiapan Batang Bawah Batang bawah yang digunakan adalah bibit semai manggis yang telah berumur sekitar 2 tahun dalam polybag ukuran 25 cm x 30 cm dan medianya dengan campuran tanah, pasir dan kompos (Gambar 5, kiri). Batang bawah yang dipindahkan ke tempat penelitian dipelihara selama dua bulan sebelum dilakukan penyambungan. Pengambilan Entris Entris (batang atas) yang digunakan untuk penyambungan dipilih yang kondisinya sehat dari pohon induk yang sudah berproduksi (Gambar 5, kanan). Entris diambil dari cabang plagiotrop dengan diameter sekitar 5 6 mm. Ciri cabang plagiotrop adalah pertumbuhan cabangnya yang menyamping /horizontal. Gambar 5 Batang bawah siap sambung umur 2 tahun (kiri) dan pohon induk (kanan) sebagai sumber entris.

13 Pelaksanaan Penyambungan Pemotongan batang bawah dilakukan pada batang yang memiliki diameter 5 6 mm (ruas ke tiga sampai ke lima dari pucuk). Diameter bidang sambungan batang bawah dan entris harus sama untuk semua perlakuan kecuali pada sambung celah (T 0 ), yang ukuran entrisnya lebih kecil dari batang bawah. Penyayatan batang bawah disesuaikan dengan perlakuan yaitu 7 jenis teknik penyambungan. Kemudian entris dipotong disesuaikan dengan 4 jenis posisi entris yang masing-masing disayat sesuai dengan 7 jenis teknik penyambungan. Sebelum penyambungan dilakukan, daun entris disisakan sebanyak 2 helai dan dipotong satu per delapan dari luas daun. Setelah penyayatan, entris disisipkan pada batang bawah dan dibalut serta dibungkus dengan plastik transparan. Plastik pembungkus dapat dibuka pada saat sambungan telah mengalami pecah tunas. Sedangkan pelepasan plastik pembalut dilakukan pada umur 3 bulan setelah pecah tunas. Pelaksanaan penyambungan untuk beberapa teknik penyambungan seperti di bawah ini: a Sambung celah (T 0 ). 1 Diameter bidang sambungan entris lebih kecil dari batang atas. 2 Batang bawah dipotong horizontal dan dibelah sepanjang 2 cm. 3 Entris dipotong sepanjang 1.5 cm membentuk baji (V) 4 Batang bawah dibelah sepanjang 2 cm, entris disisipkan pada belahan batang bawah tersebut dan salah satu sisi bidang sambungan harus sama. b Sambung celah (T 1 ) 1 Diameter bidang sambungan entris dan batang atas sama. 2 Batang bawah dan entris dipotong seperti pada T 0. 3 Entris disisipkan pada belahan batang bawah dan kedua sisi bidang sambungan tepat bersentuhan c Sambung celah V (T 2 ) 1 Diameter bidang sambungan entris dan batang atas sama. 2 Batang bawah dipotong sepanjang 1.5 cm dan membentuk huruf V.

14 3 Entris dipotong sepanjang 1.5 cm membentuk baji dan disisipkan pada batang bawah sampai seluruh bidang sayatan bersentuhan. d Sambung diagonal tanpa selang (T 3 ) 1 Diameter bidang sambungan entris dan batang atas sama. 2 Batang bawah dan entris dipotong diagonal sepanjang 1.5 cm. 3 Entris disisipkan pada batang bawah sampai seluruh bidang sayatan bersentuhan. e Sambung diagonal dengan selang (T 4 ) 1 Diameter bidang sambungan entris dan batang atas sama. 2 Batang bawah dipotong diagonal sepanjang 1 cm. 3 Selang dengan panjang 2 cm dan diameternya yang sudah disesuaikan dengan ukuran entris dan batang bawah, diselipkan pada bidang sambungan batang bawah sepanjang setengah bagian selang. Selanjut dibalut dengan plastik pembalut pada setengah panjang selang, kemudian pembalut tersebut dijepit. 4 Entris dipotong diagonal sepanjang 1 cm dan disisipkan melalui selang sampai seluruh bidang sayatan bersentuhan. Penjepit dilepas dan pembalutan dilanjutkan lagi. f Sambung horizontal dengan selang (T 5 ) 1 Diameter bidang sambungan entris dan batang atas sama. 2 Batang bawah dipotong horizontal 3 Selang panjang 1.5 cm dengan diameter yang juga sudah disesuaikan dengan ukuran entris dan batang bawah, diselipkan pada batang bawah setengah dari ukuran selang dan dibalut kemudian dijepit. 4 Entris dipotong horizontal dan disisipkan melalui selang sampai seluruh bidang sayatan bersentuhan. Penjepit dilepas kemudian dibalut lagi. g Sambung horizontal dengan pasak (T 6 ) 1). Diameter bidang sambungan entris dan batang atas sama. 2). Batang bawah dan entris dipotong horizontal seperti teknik T 5.

15 3). Entris dipasang pasak (panjang 2 cm) tepat pada tengah bidang sayatan sedalam 0.5 cm. Selanjutnya ujung pasak satunya ditancapkan pada tengah bidang sayatan batang bawah dan upayakan masing-masing bidang sayatan saling bersentuhan. Pada semua teknik, setelah dilakukan pembalutan maka seluruh permukaan entris dibungkus dengan plastik transparan. Perawatan tanaman Perawatan tanaman meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama/penyakit dan gulma serta pembuangan tunas yang tumbuh pada batang bawah. Penyiraman dilakukan dengan interval tiga hari sekali apabila tidak turun hujan. Pemupukan yang diberikan pada bibit berupa pupuk NPK (16:16:16) yang diberikan sebulan sekali setelah penyambungan dan diberikan dengan cara dilarutkan lalu disiram ke media dalam polybag. Pemberian NPK melalui penyiraman ini diupayakan agar pupuk cepat diserap oleh tanaman dan yang sangat penting agar kemungkinan keracunan pupuk dapat dihindari. Pupuk NPK diberikan 1 gram/tanaman. Penggunaan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit, disesuaikan dengan keadaan serangan. Pembersihan gulma dilakukan sebulan sekali. Pembuangan tunas yang tumbuh pada batang bawah segera dilakukan supaya tidak mengganggu proses pertautan sambungan. Pengamatan Persentase bibit jadi Persentase bibit jadi (%) dihitung berdasarkan perbandingan jumlah bibitsambung yang pecah tunas sampai 28 minggu setelah sambung (MSS) dengan jumlah tanaman yang disambung. Bibit-sambung kemungkinan akan terjadi dorman apabila tanaman tidak tumbuh tunas dalam waktu lama walaupun sambungannya tetap hijau. Bibit-sambung mati ditandai dengan warna hitam atau kecoklatan pada entris yang disambungkan.

16 Waktu pecah tunas Waktu pecah tunas (hari) diamati setiap hari, dimulai dua minggu sampai tiga bulan setelah penyambungan, selanjutnya pengamatan dilakukan dengan interval dua hari sekali sampai 28 MSS. Kriteria bibit tanaman mengalami pecah tunas adalah jika tunas sudah menembus ke luar dan tunasnya tidak dorman (Gambar 6). Gambar 6 Pecah tunas sempurna (kiri) dan tunas dorman (kanan). Panjang tunas Panjang tunas sambungan (mm) diukur dari pangkal tunas sampai ke buku teratas sambungan. Pengukuran dilakukan setiap empat minggu, yaitu mulai 12 MSS sampai 28 MSS. Diameter tunas Pengukuran diameter tunas sambungan (mm) menggunakan jangka sorong pada pertengahan ruas pertama dan pada bagian yang terlebar. Pengukuran dilakukan setiap delapan minggu, yaitu mulai 12 MSS sampai 28 MSS.

17 Jumlah daun Jumlah daun (helai) yang diamati adalah daun yang tumbuh dari tunas sambungan. Tunas daun muda sudah dianggap sebagai daun apabila tunas sudah membuka dan bentuk daun sudah jelas terlihat (umur 3 4 hari setelah pecah tunas). Pengukuran dilakukan setiap empat minggu, yaitu mulai 12 MSS sampai 28 MSS. Luas daun Luas daun (cm 2 ) diukur pada akhir penelitian dengan menggambar (menjiplak) semua daun sambungan pada kertas kemudian diukur dengan alat automatic area meter (Model AAM-9). Seluruh kertas jiplakan daun dari setiap tanaman yang akan diukur luasnya diletakkan satu per satu pada konveyor yang berjalan. Luasan daun yang telah diukur kemudian dapat dilihat pada layar yang terdapat pada alat tersebut. Bobot basah dan bobot kering daun dan akar Penimbangan bobot basah daun dan akar (g) dilakukan segera setelah sampel dipanen dan langsung di oven pada suhu 90 o C selama 1 jam, dilanjutkan suhu 60 o C selama 48 jam kemudian ditimbang untuk mendapatkan angka bobot kering (g). Nisbah daun/akar Perhitungan nisbah daun/akar dilakukan dengan cara membagi bobot basah daun dengan bobot basah akar. Kandungan karbohidrat total dan nitrogen Analisis karbohidrat total dan nitrogen (%) dilakukan terhadap daun dan akar pada minggu 28 setelah sambung. Pengukuran pada daun dilakukan terhadap daun pertama sambungan dan pada akar dilakukan terhadap akar muda. Analisis karbohidrat total dilakukan menggunakan metode Semogyi-Nelson (Lampiran 1) sedangkan analisis nitrogen dilakukan dengan metode Semi-Kjeldahl (Lampiran 2).

18 Nisbah C/N daun dan C/N akar Nisbah C/N daun dan akar dihitung dengan cara membagi kandungan karbon (yang terdapat pada kandungan karbohidrat total) dengan kandungan nitrogen. Kandungan C (karbon) didapatkan dengan rumus: 6 X BA.C x Persentase karbohidrat total BM C 6 H 12 O 6 Ket: BA: berat atom; BM: berat molekul Laju fotosintesis dan laju transpirasi Pengukuran laju fotosintesis (µmol CO 2 /m 2 /detik) dan laju transpirasi (µmol H 2 O/cm 2 ) dilakukan pada akhir penelitian antara jam 10.30 11.30 pada daun sambungan pertama dengan menggunakan alat leaf chamber analyser (LCA), Tipe LCA 4 (Gambar 7, kiri ). Gambar 7 Leaf Chamber Analyser (kiri) dan mikroskop cahaya dan kamera digital (kanan) untuk pengambilan gambar anatomi jaringan.

19 Anatomi jaringan Pengamatan anatomi jaringan bidang sambungan dilakukan pada akhir penelitian di bawah mikroskop cahaya binokuler dengan pembesaran 10 kali. Pengamatan anatomi jaringan menggunakan mikroskop dilakukan dengan membuat preparat irisan melintang dan membujur dalam keadaan segar. Pengambilan gambar terhadap penampang melintang dan membujur menggunakan kamera digital pada zoom optikal 4.0x (Gambar 7, kanan). Untuk menjadikan frame yang banyak menjadi satu gambar dilakukan pengolahan melalui komputer yaitu dengan menggunakan beberapa program antara lain Stitch, Photo Studio 5 dan Adobe Photoshop 7.0.