BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak. hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditur, dan pemerintah. Pengungkapan laporan keuangan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Laporan tahunan perusahaan yang go public di Bursa Efek, merupakan media UKDW

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. direflesikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal terutama investor dengan menjual saham biasa dan saham preferen.

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai sumber informasi bagi para investor untuk mengevaluasi, (disclosure) yang disajikan dalam laporan tahunan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perindustrian (perusahaan), mengambil peran besar dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan CSR di Indonesia secara implementatif, masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis perusahaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility. sosial perusahaan, serta prosedur pengukurannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang semakin berubah. Perusahaan menyampaikan informasi melalui

BAB I PENDAHULUAN. baku yang digunakan oleh pabrik-pabrik berasal dari alam. Seiring dengan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.


BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebuah perusahaan didirikan memiliki orientasi memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemilik modal (kreditur atau investor) saja, sedangkan pihak-pihak diluar itu

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan yang maksimum kepada masyarakat (Ermadiani dan Bambang, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tentang. dampak positif secara keseluruhan pada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB 1 PENDAHULUAN. pada berapa besar tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan. tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perubahan kondisi lingkungan dan ekonomi pada dunia usaha seperti tingkat persaingan yang tinggi, biaya ekonomi yang tinggi, adanya undang-undang perburuhandan reformasi birokrasi, maka perusahaan diharuskan untuk lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak hanya untuk memperoleh keuntungan saja, tetapi juga harus menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial. Kondisi ini menjadikan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan menjadi semakin penting untuk diperhatikan dan diimplementasikan. Salah satu informasi yang perlu diungkapkan demi keberlangsungan perusahaan adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility atau CSR). CSR merupakan suatu bentuk kepedulian sosial sebuah perusahaan untuk melayani kepentingan organisasi maupun kepentingan publik eksternal. CSR juga dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi serta lingkungan (Tamba, 2011). Pengungkapan dalam laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan 1

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib adalah ketentuan yang harus diikuti oleh setiap perusahaan atau institusi yang berisi tentang hal-hal yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan menurut standar yang berlaku. Sebaliknya, pengungkapan yang bersifat sukarela ini tidak disyaratkan oleh standar, tetapi dianjurkan dan akan memberi nilai tambah bagi perusahaan yang melakukannya. Sehingga keberhasilan perusahaan tidak hanya pada laba saja tetapi juga ditentukan pada kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya (Nadiah, 2012). Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan perusahaan adalah melalui laporan tahunan perusahaan yang diterbitkan oleh perusahaan yang berpedoman kepada standar yang telah dikeluarkan dan diatur oleh IAI, karena secara implisit telah mengakomodasi hal tersebut. Sebagaimana tertulis pada PSAK No. 1 Paragraf 9 yang menyatakan bahwa perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement). Sehingga dapat dipahami bahwa upaya untuk pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan sudah diakomodasi oleh profesi akuntan di Indonesia. Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahuikondisi suatu perusahaan pada suatu masa pelaporan. Informasi yang didapat dari 2

suatu laporan keuangan yang bersangkutan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang cermat dan tepat. Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan, seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah (Nadiah, 2012). Cara pandang perusahaan terhadap CSR akan mempengaruhi praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan dan akan berdampak pada pengungkapan CSR yang disusunnya. Perusahaan yang menjalankan model bisnisnya dengan berpijak pada prinsip-prinsip etika bisnis dan manajemen pengelolaan sumber daya alam yang strategik dan sustainable akan dapat menumbuhkan citra positif serta mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Selain tuntutan masyarakat, tekanan dari pemerintah juga berperan dalam mendorong perusahaan untuk memperhatikan tanggung jawab sosialnya (Nadiah, 2012). Secara implementatif, perkembangan CSR di Indonesia masih membutuhkan banyak perhatian bagi semua pihak baik pemerintah, masyarakat luas, dan perusahaan karena masih banyak perusahaan yang belum menerapkan konsep CSR dalam kegiatan perusahaan. Dalam hal ini CSR masih merupakan bagian lain dari manajemen 3

perusahaan sehingga keberadaannya dianggap tidak memberikan kontribusi positif terhadap kelangsugan perusahaan. Padahal sesuai dengan undang-undang yang ada, keberadaan CSR melekat secara inherent dengan manajemen perusahaan sehingga bidang kegiatan dalam CSR masih dalam kontrol manajemen perusahaan. Masih banyak juga perusahaan yang menganggap pengungkapan CSR sebagai pengeluaran biaya (cost center) dan tidak memberikan hasil keuangan (laba) dalam jangka pendek. Namun pengungkapan CSR akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung dalam keuangan dimasa mendatang, serta citra baik yang dihasilkan oleh perusahaan yang melaksanakan program CSR sehingga perusahaan mendapatkan kepercayaan dari investor dan masyarakat (Nadiah, 2012). Struktur kepemilikan perusahaan timbul akibat adanya perbandingan jumlah pemilik saham dalamperusahaan. Sebuah perusahaandapat dimiliki oleh seseorang secara individu, masyarakat luas, pemerintah, pihak asing, maupun orang dalam perusahaan tersebut. Perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapanoleh perusahaan. Semakin banyak pihak yang butuh informasi tentang perusahaan, maka semakin detail pula pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan (Tamba, 2011). 4

Political visibility diproksikan dengan size (ukuran perusahaan) dan tipe industri. Semakin besar political visibility yang dihadapi oleh perusahaan, maka manager akan memilih prosedur akuntansi yang dapat menghasilkan laba sekarang lebih rendah dibandingkan laba masa depan. Dengan demikian semakin tinggi political visibility yang dihadapi perusahaan maka perusahaan akan semakin banyak mengeluarkan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial sehingga laba yang dilaporkan menjadi lebih rendah ( Watt dan Zimmerman, 1990). Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Tingkat leverage perusahaan menggambarkan resiko keuangan perusahaan (Sembiring, 2005). Penelitian yang terkait dengan luas pengungkapan corporate social responsibility telah di lakukan oleh beberapa peneliti seperti Yulfaida (2012) meneliti mengenai pengaruh size, profitabilitas, profile, leverage dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah size, profitabilitas, profile, dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan. 5

Penelitian yang di lakukan oleh Lahan(2012) yang berjudul pengaruh struktur kepemilikan dan kinerja keuangan perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen yang di uji dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi dan ROE. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa kepemilikan manajerial dan ROE berpengaruh positif terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Sedangkan kepemilikan institusi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Permana (2012) meneliti mengenai pengaruh kinerja lingkungan dan karakteristik perusahaan terhadap corporate social responsibility (CSR) disclosure.variable independen pada penelitian ini yaitu kinerja lingkungan, profitabilitas, size, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage. Hasil dari penelitian ini menyebutkan kinerja lingkungan, profitabilitas, size, profile berpengaruh positif terhadap pengungkapan corporate social responsibility disclosure. Sementara ukuran dewan komisaris dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility disclosure. Penelitian yang di laukukan oleh Sari (2012) yang berjudul pengaruh karakteristik perusahaan terhadap corporate social responsibility disclosure. Variabel independen terdiri dari tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan pertumbuhan 6

perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan tipe industri berpengaruh negatif terhadap terhadap corporate social responsibility disclosure, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positifterhadap corporate social responsibility disclosure, sementara variabel leverage dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruhterhadap corporate social responsibility disclosure. Penelitian yang dilakukan Laksmitaningrum (2013) yang berjudul analisis pengaruh karakteristik perusahaan, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan terhadap pengungkapan CSR.Variabel independen yang terdiri dari profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing. Hasil penelitian ini menunjukan profitabilitas, likuiditas, ukuran dewan,ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Sriayu (2013) meneliti tentang pengaruh karakteristik terhadap corporate social responsibility disclosure. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan asing, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisarisdan profitabilitas. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa leverage, ukuranperusahaan, kepemilikan asing, kepemilikan manajerial, ukuran 7

dewan komisarisdan profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan corporate social responsibility disclosure. Kusumadewi (2014) meneliti tentang pengaruh struktur kepemilikan dan political visibility pada luas pengungkapan corporate sosial responsibility. Variabel independen yang di gunakan yaitu struktur kepemilikan yang di ukur dengan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dan political visibility yang di ukur dengan tipe industri. Hasil penelitian ini kepemilikan manajerial tidak berpengaruh pada luas pengungkapan corporate sosial responsibility, sedangkan kepemilikan institusional dan tipe industri berpengaruh positif pada luas pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian yang dilakukan oleh Oktariani (2014) mengenai pengaruh karakteristik perusahaan dan tanggung jawab lingkungan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Variabel independen penelitian ini ukuran perusahaan, kepemilikan saham asing, komposisi dewan komisaris, hutang, profitabilitas dan tanggung jawab lingkungan. Hasil penelitian ini menunjukan ukuran perusahaan, kepemilikan saham asing, dan komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial. Sedangkan hutang, profitabilitas dan tanggung jawab lingkungan berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 8

Keanekaragaman hasil dari penelitian terdahulu dikarenakan adanya ketidaksamaan sampel, periode penelitian dan metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian. Penggunaan sampel, periode penelitian dan metode penelitian yang berbeda-beda pada setiap penelitian memungkinkan akan menyebabkan hasil yang bervariasi antara penelitian yang satu dengan yang lain. Selain itu, mungkin adanya ketidakselarasan hubungan antar masyarakat dan perusahaan. Tuntutan mereka adalah agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawab sosial di lingkungan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan yang diukur dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing serta political visibility yang diukur dengan ukuran perusahaan dan tipe industri, leverage terhadap luas pengungkapan Corporate Social Responsibility. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni Made Yuli Kusumadewi 2014 tentang pengaruh struktur kepemilikan dan political visibility pada luas pengungkapan Corporate Social Responsibility. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu jika penelitian terdahulu hanya menggunakan struktur kepemilikan yang diukur dengan variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta political visibility yang diukur dengan variabel tipe industri terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility, pada penelitian ini menggunakan struktur kepemilikan 9

yang diukur dengan variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing serta political visibility yang diukur dengan variabel ukuran perusahaan dan tipe industri, leverage terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. Jika penelitian terdahulu menggunakan corporate social responsibility index yang dinilai dari 77 item pengungkapan, pada penelitian ini menggunakan corporate social responsibility index yang dinilai dari 91 item pengungkapan. Jika pada penelitian terdahulu menggunakan objek industri manufaktur pada periode 2012 namun memiliki kekurangan yaitu terlalu banyaknya perusahaan tetapi tidak berkenaan dengan pengungkapan CSR, sedangkan pada penelitian ini lebih dispesifikan yang berkenaan dengan pengungkapan CSR yaitu menggunakan objek perusahaan pertambangan dan perusahaan kontruksi bangunan pada periode 2013-2015. Perusahaan pertambangan termasuk dalam perusahaan high profile yang memiliki visibilitas dari stakeholder, risiko politis yang tinggi, dan menghadapi persaingan yang tinggi. Perusahaan high profile umumnya merupakan industri yangmemperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi bersinggungan dengan kepentingan luas (stakeholder) serta perusahaan pertambangan merupakan perusahaan dengan kegiatan eksplorasi sumber daya alam yang besar secara tidak langsung kegiatan tersebut dapat merusak alam sehingga wajib melakukan 10

Corporate Social Responsibility tetapi perusahaan ini belum mengungkapkan pelaksanaan Corporate Social Resposibility secara memadai. Perusahaan kontruksi bangunan termasuk perusahaan low profile, perusahaan ini bergerak dalam bidang kontuksi khususnya pembangunan gedung-gedung yang tinggi. Namun seiring berjalannya waktu banyak perusahaan yang tidak menerapkan standar internasional dan manajemen proyek di Indonesia. Sebagai contoh kasusnya, PT. Freeport Indonesia salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Papua, yang memulai operasinya sejak tahun 1969, sampai dengan saat ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan dengan masyarakat lokal, baik terkait dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial, ekonomi dan kerusak lingkungan serta menimbulkan pelanggaran HAM. Masyarakat sekitar yang tidak memperoleh kompensasi dengan didukung oleh pihak-pihak yang menolak keberadaan PT. Freeport Indonesia dan mereka yang mencari keuntungan pribadi, selalu berusaha untuk mengganggu kegiatan opersional perusahaan baik melalui media massa maupun dengan melakukan penyerangan langsung ke area pertambangan, sehingga banyak karyawan PT. Freeport Indonesia yang tidak bersalah telah menjadi korban penyerangan tersebut (Wibisono, 2007). 11

B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility? 3. Apakah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility? 5. Apakah tipe industri berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility? 6. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility? C. Pembatasan Masalah 1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan pertambangan dan perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. 2. Penelitian ini hanya menguji struktur kepemilikan yang di ukur dengan menggunakan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, serta political visibility yang di 12

ukur dengan menggunakan ukuran perusahaan dan tipe, leverage terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan menguji dan memperoleh bukti empiris tentang: 1. Untuk menguji secara empiris pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. 2. Untuk menguji secara empiris pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. 3. Untuk menguji secara empiris pengaruh positif kepemilikan asing terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. 4. Untuk menguji secara empiris pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. 5. Untuk menguji secara empiris pengaruh positif tipe industri terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. 6. Untuk menguji secara empiris pengaruh negative leverage terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain: 13

1. Manfaat Teoritis: a. Akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya disamping itu dapat sebagai sarana untuk menambah wawasan. b. Penulis, dengan melakukan penelitian ini maka penulis akan mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai luas pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dan perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Manfaat Praktis: a. Bagi perusahaan, memberikan tambahan pengetahuan mengenai pentingnya pengungkapan corporate social responsibility yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pembuatan kebijakan perusahaan terkait tanggung jawab sosialnya. b. Bagi investor, memberikan informasi mengenai kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pertimbangan investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. c. Bagi masyarakat, memberikan informasi penting mengenai kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan oleh 14

perusahaan untuk mendapatkan hak sosial dari suatu perusahaan. 15