Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Deskripsi dan Analisis

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar. iii

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Pengantar Diskusi Kinerja APBD Sulsel. Oleh. Syamsuddin Alimsyah Koor. KOPEL Indonesia

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar. iii

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tidak diragukan lagi Indonesia memiliki kekayaan alam yang

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Deskripsi dan Analisis APBD 2010 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. 07 November 2016

C UN MURNI Tahun

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (Pelayanan Publik Daerah)

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota)

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM PENYUSUNAN RKP 2012

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE - TAHUN ANGGARAN TRIWULAN III

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal dan otonomi daerah telah membawa konsekuensi pada

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

BERITA RESMI STATISTIK

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Monitoring Realisasi APBD Triwulan I

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN IV TAHUN 2015

5. PROFIL KINERJA FISKAL, PEREKONOMIAN, DAN KEMISKINAN SEKTORAL DAERAH DI INDONESIA

STATUS : 18 AGUSTUS 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

BERITA RESMI STATISTIK

EVALUASI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN (Indikator Makro)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

AGENDA. KEPALA SEKSI WIL IV.A SUBDIT PELAKSANAAN & PERTANGGJAWABAN KEUDA DIREKTORAT PELAKSSANAAN & PERTANGGJAWABAN KEUDA TGL 18 April 2017

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 SEMESTER I

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi MALUKU UTARA

Peta Maluku Utara 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Daftar Isi Peta Maluku Utara... 2 Daftar Isi... 3 Kata Pengantar... 4 Selayang Pandang... 5 Geografis dan Demografis... 6 Kondisi Pelayanan Publik... 7 Kondisi Perekonomian... 17 Kesejahteraan Masyarakat... 23 Gambaran Umum Keuangan Daerah... 28 Kondisi Keuangan Daerah... 41 Ucapan Terima Kasih... 47 Sumber Data... 48 Daftar Isi 3

Kata Pengantar Kondisi geografis, budaya, tipologi ekonomi yang sangat bervariasi antar-daerah menuntut adanya strategi kebijakan yang berbedabeda pula agar mampu mendorong akselerasi pembangunan daerah. Selaras dengan hal tersebut, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal telah pula membuka kesempatan bagi daerah untuk mengarahkan kebijakan publiknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi unggulan daerah yang dimilikinya. Inovasi, kreatifitas, sensitifitas dan kejelian pemerintah daerah dalam meramu kebijakan akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan daerah. Setelah lebih dari satu dasawarsa pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, sudah banyak kemajuan dan peningkatan yang terjadi, baik dari sisi pelayanan publik, kondisi keuangan, maupun imbasnya pada perekonomian daerah. Untuk itulah, informasi dan gambaran mengenai kondisi pelayanan publik, kondisi keuangan daerah maupun profil perekonomian daerah menjadi penting untuk ditinjau lebih jauh dari berbagai sudut pandang. Buku Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Prov. Maluku Utara ini diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran menyeluruh bagi para stakeholder mengenai profil keuangan daerah serta perekonomian daerah di Prov. Maluku Utara. Kami berharap bahwa buku ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi yang informatif, komprehensif namun juga ringkas, dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Dr. Marwanto Harjowiryono. 4 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Selayang Pandang Maluku Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi yang biasa disingkat sebagai Malut ini terdiri dari beberapa pulau di Kepulauan Maluku.Ibukota terletak di Sofifi, Kecamatan Oba Utara, sejak 4 Agustus 2010 menggantikan kota terbesarnya, Ternate yang berfungsi sebagai ibukota sementara selama 11 tahun untuk menunggu kesiapan infrastruktur Sofifi. Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku), yaitu: Kesultanan Bacan, Kesultanan Jailolo, Kesultanan Tidore, dan Kesultanan Ternate. Pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibukota sementara di Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang- Undang Nomor 46 tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Provinsi Maluku Utara terletak pada 3º 40 LS - 3º 0 LU dan 123º 50-129º 50 BT. Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 140.255,32 km². Sebagian besar merupakan wilayah perairan laut, yaitu seluas 106.977,32 km² (76,27%). Sisanya seluas 33.278 km² (23,73%) adalah daratan. Provinsi Maluku Utara terdiri dari 395 pulau besar dan kecil. Pulau yang dihuni sebanyak 64 buah dan yang tidak dihuni sebanyak 331 buah. Mayoritas penduduknya beragama Islam (76,1%), sedangkan pemeluk agama Protestan berkisar 23,1%, dan lainnya berkisar 0,8%. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Melayu Maluku Utara Selayang Pandang 5

Geografis dan Demografis Jumlah Penduduk (orang) Jumlah Kecamatan dan Kelurahan se-prov. Maluku Utara No Daerah 2008 2009 2010 No Daerah Jumlah Kecamatan Jumlah Desa 1 Kab. Halmahera Barat 97.424 97.971 100.424 1 Kab. Halmahera Barat 9 147 2 Kab. Halmahera Tengah 34.410 34.821 42.815 2 Kab. Halmahera Tengah 8 48 3 Kab. Kepulauan Sula 129.871 130.290 132.524 3 Kab. Kepulauan Sula 19 133 4 Kab. Halmahera Selatan 188.156 192.312 198.911 4 Kab. Halmahera Selatan 30 256 5 Kab. Halmahera Utara 190.835 194.778 161.847 5 Kab. Halmahera Utara 17 197 6 Kab. Halmahera Timur 66.965 69.912 73.109 6 Kab. Halmahera Timur 10 77 7 Kab. Pulau Morotai 0 0 52.697 7 Kab. Pulau Morotai 5 64 8 Kota Ternate 170.016 172.604 185705 8 Kota Ternate 7 77 9 Kota Tidore Kepulauan 81.921 82.302 90.055 9 Kota Tidore Kepulauan 8 72 Prov. Maluku Utara 959.598 974.990 1.038.087 Prov. Maluku Utara 113 1.071 Jumlah penduduk Maluku Utara pada tahun 2010 mencapai 1.038.087 orang. Daerah dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kab. Halmahera Selatan yaitu mencapai 198.911 orang, sedangkan yang terendah di Kab. Halmahera Tengah yaitu hanya 42.815 orang. Kab. Halmahera Selatan memiliki jumlah kecamatan dan desa terbanyak, yaitu sebanyak 30 kecamatan dan 256 desa, sesuai dengan keberadaan jumlah penduduk di Kab. Halmahera Selatan yang terbanyak di Maluku Utara. 6 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Kondisi Pelayanan Publik 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Infrastruktur 4. Perusahaan Air Minum 5. Sumber Daya Listrik Pelayanan Publik 7

No. Kab/Kota Sekolah Guru Murid Rasio Murid/ Guru Rasio Murid/ Sekolah 1 Kab. Halmahera Barat 166 2.140 16.860 7,88 101,57 2 Kab. Halmahera Tengah 60 703 7.173 10,20 119,55 3 Kab. Kepulauan Sula 170 1.384 24.365 17,60 143,32 4 Kab. Halmahera Selatan 275 1.811 39.440 21,78 143,42 5 Kab. Halmahera Utara 185 1.455 36.135 24,84 195,32 6 Kab. Halmahera Timur 86 568 12.394 21,82 144,12 7 Kab. Pulau Morotai 65 544 8.695 15,98 133,77 8 Kota Ternate 103 1.682 19.701 11,71 191,27 9 Kota Tidore Kepulauan 98 1.223 11.673 9,54 119,11 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Dasar (SD) Tahun 2010 Prov. Maluku Utara 1.208 11.510 176.436 15,33 146,06 Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar khususnya sekolah dasar, jumlah total SD negeri dan swasta di Provinsi Maluku Utara sebanyak 1.208 buah. Jumlah sekolah terbanyak ada di Kab. Halmahera Selatan, yaitu 275 sekolah, sedangkan Kab. Halmahera Tengah hanya memiliki 60 sekolah. Berdasarkan jumlah murid yang bersekolah, jumlah murid SD terbanyak di Kab. Halmahera Selatan yang mencapai 39.440 murid, sedangkan yang terendah di Kab. Halmahera Tengah yaitu sebesar 7.173 murid. Jumlah guru terbanyak berada di Kab. Halmahera Barat yaitu 2.140 guru SD sedangkan yang terendah di Kab. Pulau Morotai yaitu 544 orang. Bila dilihat seberapa banyak daya tampung sekolah dasar maka rasio murid/sekolah di Kab. Halmahera Utara adalah rasio yang paling tinggi yaitu 195 siswa per sekolah. Sedangkan rasio murid/sekolah yang paling rendah adalah di Kab. Halmahera Barat yaitu 101 murid per sekolah. Salah satu indikator kualitas pembelajaran yang bisa diterima murid SD adalah perbandingan banyaknya murid yang bisa diampu/diajar oleh setiap guru. Rasio murid/guru yang tertinggi adalah Kab. Halmahera Utara yaitu 24 murid/guru, sedangkan yang terendah adalah di Kab. Halmahera Barat yaitu 7 murid/guru. 8 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Tahun 2010 No. Kabupaten/Kota Sekolah Guru Murid Rasio Murid / Guru Rasio Murid / Sekolah 1 Kab. Halmahera Barat 57 592 7.132 12,05 125,12 2 Kab. Halmahera Tengah 24 304 2.466 8,11 102,75 3 Kab. Kepulauan Sula 62 630 7.828 12,43 126,26 4 Kab. Halmahera Selatan 85 590 11.514 19,52 135,46 5 Kab. Halmahera Utara 50 449 12.307 27,41 246,14 6 Kab. Halmahera Timur 32 283 3.725 13,16 116,41 7 Kab. Pulau Morotai 11 146 2.098 14,37 190,73 8 Kota Ternate 29 820 8.186 9,98 282,28 9 Kota Tidore Kepulauan 34 538 4.148 7,71 122,00 Prov. Maluku Utara 384 4.352 59.404 13,65 154,70 Jumlah total SLTP negeri dan swasta di Provinsi Maluku Utara sebanyak 384 buah. Jumlah sekolah terbanyak ada di Kab. Halmahera Selatan, yaitu 85 sekolah, sedangkan Kab. Pulau Morotai hanya memiliki 11 sekolah. Berdasarkan jumlah murid yang bersekolah, jumlah murid SLTP terbanyak di Kab. Halmahera Utara yang mencapai 12.307 murid, sedangkan yang terendah di Kab. Pulau Morotai yaitu sebesar 2.098 murid. Jumlah guru terbanyak berada di Kota Ternate yaitu 538 guru SLTP sedangkan yang terendah di Kab. Pulau Morotai yaitu 146 orang. Bila dilihat seberapa banyak daya tampung sekolah menengah pertama maka rasio murid/sekolah di Kota Ternate adalah rasio yang paling tinggi yaitu 282 siswa per sekolah. Sedangkan rasio murid/sekolah yang paling rendah adalah di Kab. Halmahera Tengah yaitu 102 murid per sekolah. Salah satu indikator kualitas pembelajaran yang bisa diterima murid SLTP adalah perbandingan banyaknya murid yang bisa diampu/diajar oleh setiap guru. Rasio murid/guru yang tertinggi adalah Kab. Halmahera Utara yaitu 27 murid/guru, sedangkan yang terendah adalah di Kota Tidore Kepulauan yaitu 7 murid/guru. Pelayanan Publik 9

No. Kabupaten/Kota Angka Melek Huruf (persen) 2009 2010 1 Kab. Halmahera Barat 95,70 95,71 2 Kab. Halmahera Tengah 96,75 96,79 3 Kab. Kepulauan Sula 97,37 97,38 4 Kab. Halmahera Selatan 95,82 95,83 5 Kab. Halmahera Utara 95,91 95,98 6 Kab. Halmahera Timur 95,44 95,72 7 Kab. Pulau Morotai 93,10 93,89 8 Kota Ternate 98,90 98,95 9 Kota Tidore Kepulauan 97,61 97,62 Prov. Maluku Utara 95,74 96,08 Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2009-2010 Salah satu indikator dasar yang menggambarkan tingkat kemajuan di bidang pendidikan adalah angka melek huruf. Di Provinsi Maluku Utara, secara rata-rata angka melek hurufnya relatif cukup tinggi yaitu sebesar 96,08%. Angka melek huruf tertinggi berada di Kota Ternate yang mencapai 98,95%, sedangkan yang terendah berada di Kab. Pulau Morotai yaitu 93,89%. 10 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD se-prov. Maluku Utara Tahun 2009/2010 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP se-prov. Maluku Utara Tahun 2009/2010 No. Kabupaten / Kota Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM) No. Kabupaten / Kota Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM) 1 Kab. Halmahera Barat 115,44 94,16 1 Kab. Halmahera Barat 91,14 69,59 2 Kab. Halmahera Selatan 121,43 99,06 2 Kab. Halmahera Selatan 96,76 74,61 3 Kab. Halmahera Tengah 117,08 95,51 3 Kab. Halmahera Tengah 97,69 73,71 4 Kab. Halmahera Timur 116,33 94,90 4 Kab. Halmahera Timur 91,76 70,23 5 Kab. Halmahera Utara 121,06 98,75 5 Kab. Halmahera Utara 97,25 74,79 6 Kab. Kepulauan Sula 117,09 95,52 6 Kab. Kepulauan Sula 98,86 76,26 7 Kota Ternate 117,17 95,58 7 Kota Ternate 99,99 76,53 8 Kota Tidore Kepulauan 121,04 98,74 8 Kota Tidore Kepulauan 97,70 75,51 Angka partisipasi sekolah (baik APK dan APM) untuk SD menunjukkan rasio banyaknya anak pada usia 7-12 tahun yang bersekolah di SD. APK bisa lebih dari 100% karena termasuk anak di luar usia 7-12 tahun yang bersekolah di SD, namun APM maksimal 100% karena hanya menghitung anak usia 7-12 tahun yang bersekolah di SD pada cakupan wilayah tertentu. Di Provinsi Maluku Utara, APK dan APM tertinggi adalah Kab. Halmahera Selatan, sedangkan yang terendah adalah Kab. Halmahera Barat. Angka partisipasi sekolah (baik APK dan APM) untuk SLTP menunjukkan rasio banyaknya anak pada usia 13-15 tahun yang bersekolah di SLTP. Di Provinsi Maluku Utara, APK dan APM untuk tingkat SLTP yang tertinggi adalah Kota Ternate, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Halmahera Barat. Pelayanan Publik 11

Kab./Kota Rumah Sakit Rumah Bersalin Puskesmas Posyandu Polindes 1 Kab. Halmahera Barat 1-10 179 21 2 Kab. Halmahera Tengah 1-7 60 10 3 Kab. Kepulauan Sula 1-14 144 116 4 Kab. Halmahera Selatan 1-30 305 98 5 Kab. Halmahera Utara 1-14 227 52 6 Kab. Halmahera Timur 1-14 90 23 7 Kab. Pulau Morotai 1-5 75-8 Kota Ternate 1 2 8 170 15 9 Kota Tidore Kepulauan 1-7 126 25 Prov. Maluku Utara 9 2 109 1.376 360 Banyaknya Fasilitas Kesehatan Tahun 2010 Sarana kesehatan yang berupa rumah sakit berjumlah 9 buah terkonsentrasi secara merata di Provinsi Maluku Utara, yaitu 1 buah rumah sakit di tiap kabupaten/kota. Rumah bersalin berjumlah 2 buah dan berada di Kota Ternate. Puskesmas berjumlah 109 buah, dimana yang terbanyak terdapat di Kab. Halmahera Selatan yaitu sebanyak 30 buah, sedangkan posyandu berjumlah 1.376 buah, dengan jumah terbanyak di Kab. Halmahera Selatan yaitu 305 buah. Untuk polindes berjumlah 360 buah dengan jumlah terbanyak di Kab. Kepulauan Sula yaitu 116 buah. Hal ini selaras dengan cakupan wilayah di Kab. Halmahera Selatan yang sangat luas. 12 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2009-2010 Angka Harapan Hidup pada dasarnya menunjukkan tingkat pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Semakin tinggi derajat kesehatan tersebut, maka hasil akhirnya adalah angka harapan hidup yang lebih tinggi. Secara nasional, pada tahun 2011 angka harapan hidup masyarakat Indonesia adalah 70,76 tahun dan pada tahun 2025 diharapkan mencapai 73,7 tahun. Angka harapan hidup di Maluku Utara mengalami peningkatan meskipun lebih rendah dari angka nasional. Secara keseluruhan, Kota Ternate memiliki angka harapan hidup yang tertinggi yaitu sebesar 70,47, sedangkan Kab. Halmahera Barat memiliki angka harapan hidup yang terendah yaitu sebesar 64,38. No Daerah Angka Harapan Hidup (tahun) 2009 2010 1 Kab. Halmahera Barat 64,16 64,38 2 Kab. Halmahera Tengah 66,18 66,58 3 Kab. Kepulauan Sula 64,65 65 4 Kab. Halmahera Selatan 65,25 65,47 5 Kab. Halmahera Utara 65,55 65,87 6 Kab. Halmahera Timur 64,99 65,32 7 Kab. Pulau Morotai 64,91 65,23 8 Kota Ternate 70,07 70,47 9 Kota Tidore Kepulauan 64,87 65,06 Provinsi Maluku Utara 65,70 66,01 Pelayanan Publik 13

Kabupaten/Kota Aspal Tidak Diaspal Lainnya Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat 1 Kab. Halmahera Barat 24,49 50,00 52,60 8,30 66,19-52,60 2 Kab. Halmahera Tengah 11,50 38,50-4,00 7,50-38,50 3 Kab. Kepulauan Sula 66,23 12,00 4,00 12,05 42,68 17,50 49,00 4 Kab. Halmahera Selatan 56,00 122,00 63,00-8,00 127,00 90,00 5 Kab. Halmahera Utara 38,30 35,00 23,00 35,00-8,30 48,00 6 Kab. Halmahera Timur 4,75 64,00 97,25 4,75 3,00 98,25 60,00 7 Kab. Pulau Morotai - - - - - - - 8 Kota Ternate - - - - - - - 9 Kota Tidore Kepulauan 16,01 - - 16,01 - - - Prov. Maluku Utara Jenis Permukaan Kondisi Jalan 217,28 321,50 239,85 80,11 127,37 251,05 338,10 Panjang Jalan Provinsi Menurut Keadaan Jalan se-prov. Maluku Utara (km) Tahun 2010 Menurut jenis permukaannya, dari keseluruhan jalan di Maluku Utara sepanjang 778,63 km, 28 % panjang jalan sudah diaspal dan 41% tidak diaspal. Sedangkan menurut kondisinya, 10 % dalam kondisi mantap, 16 % rusak sedang, 32 % rusak ringan dan 42 % rusak berat. Kabupaten Halmahera Selatan memiliki ruas jalan terpanjang di Maluku Utara, dimana 23 % sudah diaspal dan 51 % belum diaspal, namun dengan kondisi yang masih rusak, dari sedang hingga berat. Dari angka persentase, ternyata yang mempunyai jalan dalam kondisi baik paling panjang adalah Halmahera Utara yang mencapai 38%. Sementara itu, Halmahera Tengah mempunyai persentase kondisi jalan rusak berat yang paling tinggi yaitu mencapai 77%. 14 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penerangan se-prov. Maluku Utara Tahun 2010 Penggunaan jenis penerangan oleh rumah tangga bervariasi mulai dari lampu petromaks sampai dengan penggunaan listrik PLN dan non PLN. Secara persentase, penggunaan penerangan dari listrik PLN sebesar 79 %, listrik non PLN sebesar 19 % dan lampu petromaks sebesar 2%. Kota Ternate merupakan yang tertinggi dalam penggunaan penerangan dari listrik PLN, Kab. Halmahera Tengah yang tertinggi dalam penggunaan penerangan dari listrik non PLN, dan Kab. Halmahera Tengah yang tertinggi dalam penggunaan lampu petromaks. Kabupaten/Kota Listrik Listrik PLN Non PLN Petromaks 1 Kab. Halmahera Barat 77,21 13,41 0,7 2 Kab. Halmahera Tengah 41,49 45,31 0 3 Kab. Kepulauan Sula 46,69 12,25 0 4 Kab. Halmahera Selatan 38,65 22,76 7,46 5 Kab. Halmahera Utara 61,54 17,08 3,04 6 Kab. Halmahera Timur 63,46 27,99 0,78 7 Kab. Pulau Morotai 57,7 7,53 0 8 Kota Ternate 93,23 5,41 0,22 9 Kota Tidore Kepulauan 86,33 5,56 0,64 Prov. Maluku Utara 64,26 15,41 2,05 Pelayanan Publik 15

Kabupaten/Kota Air Dalam Kemasan Ledeng Pompa Sumur Terlindung Sumur Tidak Terlindung 1 Kab. Halmahera Barat 1,48 18,87 4,03 33,93 10,3 2 Kab. Halmahera Tengah 9,08 6,29 0,35 29,95 9,72 3 Kab. Kepulauan Sula 1,18 9,17 1,53 68,11 6,47 4 Kab. Halmahera Selatan 1,38 12,59 0,83 40,87 11,41 5 Kab. Halmahera Utara 4,69 13,23 14,67 42,32 19,36 6 Kab. Halmahera Timur 4,45 0,78 0,42 24,73 43,96 7 Kab. Pulau Morotai 1,12 24,4 0,98 58,23 7,25 8 Kota Ternate 15,42 57,86 6,18 15,24 1,1 9 Kota Tidore Kepulauan 0,82 8,01 2,92 60,63 6,2 Prov. Maluku Utara 4,96 2,26 4,6 40,15 11,73 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum se-prov. Maluku Utara Tahun 2010 Kebutuhan sehari-hari masyarakat Maluku Utara akan ketersediaan air bersih berasal dari berbagai sumber air minum. Secara persentase, Kota Ternate yang paling tinggi dalam menggunakan air dalam kemasan dan air ledeng, yaitu 15,42 % dan 57,86%. Pompa paling banyak digunakan di Halmahera Selatan yaitu sebesar 40,87%, sumur terlindung di Kepulauan Sula yaitu 68,11% dan sumur tidak terlindung di Halmahera Timur yaitu 43,96%. 16 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Kondisi Perekonomian 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2. Perhotelan 3. Produksi Tanaman Pangan 4. Produksi Perkebunan 5. Produksi Ternak 6. Produksi Perikanan 7. Industri Perekonomian 17

Pertambangan 5% Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4% Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel 13% dan Restoran 23% Other 28% Jasa-Jasa 7% Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (2010) Pertanian 36% Pengangkutan dan Komunikasi 8% Listrik, Gas dan Air Minum 1% Bangunan dan Konstruksi 3% Sebagaimana diketahui, perekonomian Provinsi Maluku Utara sangat ditopang oleh sektor pertanian yang kontribusinya terhadap PDRB mencapai 36%, yaitu mencapai Rp1,95 triliun dari total PDRB Maluku Utara sebesar Rp5,38 triliun. Industri perdagangan, hotel dan restoran mempunyai kontribusi yang cukup besar juga, yaitu di kisaran 23%, sedangkan industri pengolahan sebesar 13%. Industri perdagangan, hotel dan restoran mencapai Rp1,26 triliun, sementara pengolahan berkontribusi sebesar Rp0,7 triliun. 18 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Kabupaten/Kota Padi Sawah Padi Ladang Padi Palawija Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kedelai kacang tanah kacang hijau 1 Kab. Halmahera Barat 157 818 975 3.156 1.278 1.042 413 18 387 18 2 Kab. Halmahera Tengah 1.087 561 1.648 4.443 1.580 1.543 527 194 538 61 3 Kab. Kepulauan Sula - 29 29 2.132 831 738 256 307 4 Kab. Halmahera Selatan 686 349 1.035 5.753 2.293 1.839 676 142 740 63 5 Kab. Halmahera Utara 3.816 836 4.652 7.080 2.822 2.407 742 62 1.010 37 6 Kab. Halmahera Timur 7.079 653 7.732 2.537 937 567 217 371 352 93 7 Kab. Pulau Morotai - - - - Jenis Tanaman 8 Kota Ternate - - 246 70 61 81 34 9 Kota Tidore Kepulauan - - 2.398 1.002 814 268 314 Prov. Maluku Utara 12.825 3.246 16.071 27.745 10.813 9.011 3.180 787 3.682 272 Luas Areal Tanaman dan Produksi Tanaman Perkebunan (ha) 2010 Luas areal tanaman dan produksi tanaman perkebunan di Maluku Utara pada tahun 2010 masih didominasi jenis tanaman padi yaitu seluas 16.071 ha, dimana yang terluas terdapat di Halmahera Timur yaitu 7.732 ha. Sedangkan untuk luas areal tanaman dan produksi tanaman palawija sebesar 9.011 ha, dimana yang terluas berada di Halmahera Utara yaitu 7.080 ha. Perekonomian 19

No. Jenis Ternak Tahun 2008 2009 2010 1 Sapi Perah - - - 2 Sapi Potong 101.656 90.976 210.690 3 Kerbau 136 150 288 4 Kuda 38 106 94 5 Kambing 366.778 227.222 175.974 6 Domba - - - 7 Babi 119.260 58.136 117.410 Populasi Ternak menurut Jenis Ternak, Tahun 2008-2010 (ekor) Jumlah ternak di Maluku Utara pada tahun 2010 sebanyak 504.456 ekor, dimana populasi ternak terbesar adalah ternak sapi potong yaitu sebesar 210.690 ekor. Dari segi jumlah hewan ternak, nampak bahwa jumlah ternak sapi potong jauh lebih tinggi dibandingkan hewan ternak lainnya dan jumlahnya dari tahun ke tahun masih terus mengalami peningkatan, sementara jumlah hewan ternak kambing di Maluku Utara cenderung menurun. 20 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Produksi Perikanan Laut dan Perikanan Darat 2010 Produksi perikanan laut di Maluku Utara pada tahun 2010 adalah sebesar 148.037, dimana Halmahera Selatan memiliki produksi perikanan laut tertinggi yaitu 44.095 ton (30% dari keseluruhan produksi). Sedangkan produksi perikanan budidaya di Maluku Utara pada tahun 2010 adalah sebesar 67.383 ton, dimana Kepulauan Sula memiliki produksi perikanan budidaya tertinggi yaitu 43.720 ton (65% dari keseluruhan produksi). No Kabupaten/Kota Perikanan Laut Perikanan Darat Perikanan Umum Budidaya Jumlah 1 Kab. Halmahera Barat 11.756,0-5.307,70 17.064 2 Kab. Halmahera Tengah 11.570,0-80,59 11.651 3 Kab. Kepulauan Sula 11.105,0-43.720,00 54.825 4 Kab. Halmahera Selatan 44.094,9-9.952,17 54.047 5 Kab. Halmahera Utara 14.344,0-1.766,91 16.111 6 Kab. Halmahera Timur 10.690,1-595,91 11.286 7 Kab. Pulau Morotai 9.434,0-5.682,99 15.117 8 Kota Ternate 18.758,0-229,07 18.987 9 Kota Tidore Kepulauan 16.285,0-47,63 16.333 Prov. Maluku Utara 148.037,0-67.382,97 215.419,97 Perekonomian 21

Kabupaten/Kota Hotel Kamar Tempat Tidur 2009 2010 2009 2010 2009 2010 1 Kab. Halmahera Barat 8 9 76 96 88 102 2 Kab. Halmahera Tengah 2 2 29 29 29 29 3 Kab. Kepulauan Sula 6 12 51 117 54 124 4 Kab. Halmahera Selatan 20 19 253 249 346 283 5 Kab. Halmahera Utara 19 19 299 303 344 349 6 Kab. Halmahera Timur 8 4 108 51 110 51 7 Kab. Pulau Morotai 0 0 0 0 0 0 8 Kota Ternate 48 50 1079 1109 1406 1473 9 Kota Tidore Kepulauan 7 9 69 95 73 100 Prov. Maluku Utara 118 124 1964 2049 2450 2511 Banyaknya Akomodasi, Kamar dan Tempat Tidur 2009-2010 Jumlah akomodasi di Maluku Utara pada tahun 2010 mencapai 124 buah yang menyediakan 2.049 kamar dengan 2.511 tempat tidur. Kota Ternate memiliki hunian akomodasi terbanyak yaitu mencapai 50 hunian akomodasi yang menyediakan 1.109 kamar dengan 1.473 tempat tidur. 22 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Kesejahteraan Masyarakat 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2. Tingkat Pengangguran Terbuka 3. Jumlah Penduduk Miskin & Garis Kemiskinan Kesejahteraan Masyarakat 23

No. Daerah IPM 2009 2010 1 Kab. Halmahera Barat 66,63 66,99 2 Kab. Halmahera Tengah 68,67 69,13 3 Kab. Kepulauan Sula 67,50 67,96 4 Kab. Halmahera Selatan 67,62 67,98 5 Kab. Halmahera Utara 67,57 67,98 6 Kab. Halmahera Timur 67,50 67,90 7 Kab. Pulau Morotai 64,15 64,61 8 Kota Ternate 76,13 76,58 9 Kota Tidore Kepulauan 69,28 69,62 Provinsi Maluku Utara 68,63 69,03 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2009-2010 Keberhasilan pembangunan di Maluku Utara bisa dilihat dari terus meningkatnya indikator IPM dari tahun 2009 sebesar 68,63 menjadi 69,03 pada tahun 2010. Kota Ternate tercatat memiliki tingkat IPM yang paling tinggi dari tahun 2009 s.d. 2010, sedangkan Kab. Pulau Morotai masih perlu kerja keras untuk meningkatkan IPMnya karena IPM-nya termasuk yang paling rendah di wilayah Maluku Utara pada tahun 2009 s.d. 2010. 24 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

No DAERAH 2009 2010 2011 Desember Tahunan Desember Tahunan Desember Tahunan 1 MANOKWARI 1,52 7,36 2,71 4,68 1,42 3,64 2 KOTA JAYAPURA 0,31 1,95 1,87 4,43 0,36 3,39 3 KOTA SORONG 0,36 3,28-1,3 7,9 1,19 0,92 4 KOTA TERNATE 0,94 3,83 1,15 5,25 1,61 4,45 5 KOTA AMBON 3,49 6,41 1,3 8,52 0,43 2,91 6 MAMUJU 0,84 1,77 0,24 5,06 0,03 4,83 7 KOTA GORONTALO -0,82 4,26 0,59 7,29 0,66 4,03 8 KOTA KENDARI 0,11 4,52 0,28 3,87 0,19 5,1 9 KOTA PALOPO 0,21 4,12 0,69 3,94 0,18 3,31 10 KOTA PARE-PARE -0,44 1,39 1,32 5,7 0,69 1,63 11 KOTA MAKASSAR 0,49 3,21 1,15 6,64 0,77 2,85 12 WATAMPONE 0,61 6,67 0,65 6,59 0,04 3,87 13 KOTA PALU 0,88 5,6 1,73 6,3 1,52 4,44 14 KOTA MANADO 0,38 2,34 1,5 6,15 0,94 0,7 Inflasi 66 Kota Tahun 2007-2011 (Desember & Tahunan) Kota Ternate merupakan salah satu dari 66 kota yang dipantau inflasinya secara rutin. Pada tahun 2011, inflasi tahunan Kota Ternate relatif cukup tinggi dibandingkan kota lainnya, yaitu sebesar 4,45 dan masuk dalam urutan 23 kota yang memiliki inflasi di atas 4 % setahun. Kesejahteraan Masyarakat 25

No. Kabupaten/Kota Agustus 2009 Agustus 2010 Agustus 2011 Pengangguran (Orang) TPT (%) Pengangguran (Orang) TPT (%) Pengangguran (Orang) TPT (%) 1 Kab. Halmahera Barat 1.614 3,43 1.059 2,31 1.831 3,90 2 Kab. Halmahera Tengah 1.403 10,12 1.849 9,96 951 4,94 3 Kab. Kepulauan Sula 5.128 9,60 4.635 9,24 3.231 5,55 4 Kab. Halmahera Selatan 3.585 4,62 2.771 3,27 3.920 4,51 5 Kab. Halmahera Utara 4.542 5,44 3.283 5,18 3.859 5,32 6 Kab. Halmahera Timur 1.364 4,83 999 3,15 1.550 4,51 7 Kab. Pulau Morotai - - 1.810 8,48 1.120 4,83 8 Kota Ternate 9.765 11,31 8.652 10,31 7.022 8,66 9 Kota Tidore Kepulauan 1.163 3,58 1.339 3,53 2.250 5,48 Prov. Maluku Utara 28.564 6,76 26.397 6,03 25.734 5,55 Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Tahun 2009-2011 Jumlah pengangguran di Maluku Utara terus mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir. Pada Agustus 2011, tingkat pengangguran hanya mencapai 5,55%. Tingkat pengangguran tertinggi terdapat di Kota Ternate yang mencapai 8,66%, sementara tingkat pengangguran terendah adalah di Kabupaten Halmahera Barat, yaitu mencapai 3,90%. 26 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

No. Kabupaten/Kota Jumlah (000 jiwa) Persentase 2009 2010 2009 2010 1 Kab. Halmahera Tengah 9,12 10,50 26,64 24,57 2 Kota Ternate 7,17 8,40 4,22 4,53 3 Kab. Halmahera Barat 13,81 12,90 14,34 13,31 4 Kab. Halmahera Timur 13,48 14,20 19,55 19,30 5 Kab. Halmahera Selatan 20,76 18,90 10,97 9,51 6 Kab. Halmahera Utara 15,20 13,10 7,93 7,82 7 Kab. Kepulauan Sula 14,74 11,80 11,51 8,98 8 Kota Tidore Kepulauan 4,86 6,30 6,01 7,08 9 Kab. Pulau Morotai - 5,60-10,62 Prov. Maluku Utara 99,13 101,60 10,34 9,79 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun 2009-2010 Terdapat penurunan jumlah penduduk miskin di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2010, dibandingkan dengan tahun 2009. Tingkat kemiskinan pada tahun 2010 mencapai 9,79%. Persentase kemiskinan di Kota Ternate adalah yang paling rendah, yaitu hanya 4,53% penduduk yang berstatus miskin. Tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Halmahera Tengah yang mencapai angka 24,57%. Kesejahteraan Masyarakat 27

Gambaran Umum Keuangan Daerah 28 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Komposisi APBD Prov. Maluku Utara Agregat Prov., Kab., dan Kota Miliar Rupiah 7.000,00 6.000,00 5.000,00 4.000,00 3.000,00 2.000,00 1.000,00 - (1.000,00) 2008 2009 2010 2011 2012 Pendapatan 3.831,76 3.840,79 3.933,90 5.133,08 5.510,68 Belanja 3.888,25 4.104,56 3.905,51 4.738,57 5.718,94 Surplus/Defisit (56,49) (263,77) 28,39 394,51 (208,26) Pembiayaan 417,28 388,83 154,80 42,85 143,00 Keterangan: 2008-2011 Realisasi; 2012 Anggaran Keuangan Daerah 29

Komposisi Pendapatan APBD Prov. Maluku Utara Agregat Prov., Kab.,dan Kota Miliar Rupiah 5.000,00 4.500,00 4.000,00 3.500,00 3.000,00 2.500,00 2.000,00 1.500,00 1.000,00 500,00-2008 2009 2010 2011 2012 PAD 249,04 199,51 228,59 349,64 448,88 Daper 3.339,63 3.382,14 3.378,18 4.076,18 4.673,82 L2PyS 243,09 259,14 327,12 707,26 387,98 Keterangan: 2008-2011 Realisasi; 2012 Anggaran 30 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Komposisi Belanja APBD Prov. Maluku Utara Agregat Prov., Kab.,dan Kota 2.500,00 2.000,00 Miliar Rupiah 1.500,00 1.000,00 500,00-2008 2009 2010 2011 2012 B. Pegawai 1.193,92 1.381,81 1.616,58 1.969,35 2.181,68 B. Barang Jasa 851,57 879,62 841,94 1.146,48 1.348,38 B. Modal 1.506,75 1.529,41 1.084,83 1.346,63 1.716,79 B. Lain2 336,01 313,72 362,15 276,10 472,09 Keterangan: 2008-2011 Realisasi; 2012 Anggaran Keuangan Daerah 31

Komposisi Pendapatan Asli Daerah APBD Prov. Maluku Utara Agregat Prov., Kab., dan Kota (Rata-Rata Realisasi APBD 2008-2011) Komposisi PAD Kab/Kota Komposisi PAD Prov. Pajak daerah 0,0% 10,9% 69,9% 13,5% 14,9% 1,7% Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 10,2% 78,8% Lain-lain PAD yang sah (Dalam Juta Rupiah) Uraian PAD Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah Kabupaten/Kota 178.874 24.078 26.656 3.117 125.023 Provinsi 77.821 61.359 7.942 36 8.485 32 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Komposisi Pajak Daerah APBD Prov. Maluku Utara (Perbandingan Rata-Rata Realisasi APBD 2008-2010 dengan Realisasi APBD 2011) 70,0 60,0 50,0 40,0 % 30,0 20,0 10,0 0,0 Pajak Bahan Pajak Kendaraan Bakar Kendaraan Bermotor Bermotor Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pajak Air Bawah Tanah Pajak Air Permukaan Pajak Kendaraan Diatas air rata-rata 2008-2010 2011 (Dalam Juta Rupiah) rata-rata 2008-2010 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan Bermotor Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pajak Air Bawah Tanah Pajak Air Permukaan Pajak Kendaraan Diatas air 58,525 20,207 18,682 2,171 0,315 0,100 2011 62,383 20,303 15,430 0,000 1,884 0,000 Keuangan Daerah 33

Komposisi Pajak Daerah APBD Kab./Kota Prov. Maluku Utara (Perbandingan Rata-Rata Realisasi APBD 2008-2010 dengan Realisasi APBD 2011) % 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 1 2 3 4 5 6 7 rata-rata 2008-2010 2011 (Dalam Juta Rupiah) Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C 1 2 3 4 5 6 7 Pajak Penerangan Jalan Pajak Restoran Pajak Reklame Pajak Hotel Pajak Hiburan BPHTB rata-rata 2008-2010 33,68 36,76 8,58 8,64 5,81 2,51 0,00 2011 49,26 24,63 11,54 6,27 4,62 3,40 0,27 34 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Tren Simpanan Pemda se-provinsi Maluku Utara di Perbankan Agregat Prov., Kab., dan Kota Miliar Rupiah 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Jan feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt sep Okt Nov Des 2009 2010 2011 2012 Keuangan Daerah 35

Potret Dana Simpanan Pemda di Perbankan Prov. Maluku Utara Dalam bentuk Tabungan, Simpanan Berjangka dan Giro Agregat Prov., Kab., dan Kota 90.000.000 70.000.000 50.000.000 30.000.000 10.000.000 8.000.000 6.000.000 4.000.000 2.000.000 0 2008 2009 2010 2011 MALUT Nasional 2008 2009 2010 2011 MALUT 309.220 133.328 72.918 293.642 Nasional 71.601.901 59.812.944 62.088.098 80.445.845 36 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Trend Persentase Dana Idle Terhadap Realisasi Belanja Daerah Prov. Maluku Utara Agregat Prov., Kab., dan Kota 18,00% 16,00% 14,00% 12,00% 10,00% 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00% 16,15% 15,35% 14,64% 3,25% 6,20% 1,87% 2009 2010 2011 + Trend persentase dana idle terhadap realisasi belanja daerah di wilayah Maluku Utara mengalami penurunan pada tahun anggaran 2010 namun naik pada 2011 + Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan belanja di wilayah Provinsi Maluku Utara mengalami penurunan MALUT Nasional 2009 2010 2011 NAS MALUT NAS MALUT NAS MALUT Belanja 389,7 4,1 424 3,91 498,1 4,74 Idle 59,8,13 62,1,07 80,5,29 % Idle/Blj 15,35% 3,25% 14,65% 1,87% 16,16% 6,20% Keuangan Daerah 37

Estimasi Realisasi Belanja Daerah Agregat Prov., Kab. dan Kota Sampai Dengan Bulan September 2012 (Persentase) % 100 98.840 90 80 76.116 70 67.065 60 58.753 57.773 54.399 50 50.794 40 42.448 42.777 33.085 34.541 30 26.774 26.240 20 14.016 20.283 20.141 10 8.450 13.265 4.766 8.247 4.890 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 2011 4.766 8.450 14.016 20.283 26.774 33.085 42.448 54.399 58.753 67.065 76.116 98.840 2012 4.890 8.247 13.265 20.141 26.240 34.541 42.777 50.794 57.773 2011 2012 Secara persentase, estimasi realisasi belanja daerah sampai dengan bulan September 2012 adalah sebesar 57,8%, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2011. 38 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Estimasi Realisasi Belanja Daerah Agregat Prov. Maluku Utara Sampai Dengan Bulan September 2012 (Persentase) 80 70 60 57,8 50 40 30 20 10 00 Kaltim Riau DKI Babel Papua Papbar Kalsel Bali Banten Bengkulu Kalbar Sumut Jambi Sumbar Jabar DIY Kalteng Sumsel Kepri Aceh Jateng Sultra NTT Sulbar NTB Sulteng Maluku Jatim Lampung Gorontalo Sulsel Sulut Malut + Rata-rata realisasi APBD 2012 sampai dengan bulan September 2012 agregat per prov. adalah sebesar 57,8%. + Terdapat 12 daerah yang mempunyai realisasi belanja di bawah rata-rata sedangkan 21 daerah mempunyai realisasi belanja di atas rata-rata. + Realisasi belanja terendah adalah Prov. Kalimantan Timur yaitu sebesar 41,6% sedangkan yang tertinggi adalah Prov. Maluku Utara sebesar 71,2%. Keuangan Daerah 39

Opini BPK atas LKPD Pemda Se-Provinsi Maluku Utara Nama Daerah OPINI BPK 2008 2009 2010 Prov. Maluku Utara TMP TW Kab. Halmahera Barat TMP TW Kab. Halmahera Selatan TMP TW TMP Kab. Halmahera Tengah TMP TW Kab. Halmahera Timur TMP TW Kab. Halmahera Utara TMP TW TMP Kab. Kepulauan Sula TMP TW Kab. Pulau Morotai ** KotaTernate TMP TW TMP KotaTidore Kepulauan TMP WDP 40 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Kondisi Keuangan Daerah Indikator Kondisi Keuangan Daerah 1. Rasio Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk 2. Rasio PAD/ Total Pendapatan Daerah 3. Rasio Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah 4. Rasio Pajak Daerah dan Retribusi Daerah/ PDRB 5. Rasio Belanja Modal / Total Belanja Daerah 6. Rasio Total Pendapatan Daerah / Total Belanja Daerah 7. Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung / Total Belanja Daerah 8. Rasio SiLPA tahun sebelumnya / Belanja Daerah 9. Rasio Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga / Total Pendapatan Daerah Kondisi Keuangan Daerah 41

Kondisi Keuangan Daerah Prov. Maluku Agregat Prov., Kab., dan Kota Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk PAD / Total Pendapatan Daerah 6.000 0,25 Ribuan 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 4.944,75 3.864,46 3.993,09 3.939,31 3.789,56 2.217,44 1.462,69 1.601,20 1.640,40 1.823,58 2007 2008 2009 2010 2011 Nasional prov. Maluku Utara 0,20 0,15 0,10 0,05-0,21 0,18 0,18 0,19 0,16 0,06 0,04 0,05 0,06 0,07 2007 2008 2009 2010 2011 Nasional prov. Maluku Utara + Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melayani per satu orang penduduknya + Rasio pendapatan daerah per kapita provinsi Maluku Utara memiliki tren meningkat seperti tren pendapatan per kapita nasional, terutama pada tahun 2011. Namun demikian, pendapatan per kapita Provinsi Maluku Utara lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan per kapita nasional + Rasio ini mengukur tingkat kemandirian daerah yaitu kemampuan daerah dalam mendanai belanjanya dengan pendapatan asli daerah (PAD) + Rasio PAD Per Total Pendapatan Daerah Provinsi Maluku Utara memiliki tren yang relatif stabil tiap tahun anggaran. Namun demikian, rasio PAD per total Pendapatan Daerah Provinsi Maluku Utara lebih rendah dibandingkan rasio secara nasional 42 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Kondisi Keuangan Daerah Prov. Maluku Agregat Prov., Kab., dan Kota Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah Pajak Daerah + Retribusi Daerah / PDRB 0,80 0,60 0,40 0,20 0,58 0,55 0,53 0,49 0,44 0,43 0,44 0,41 0,41 0,40 3,00% 2,50% 2,00% 1,50% 1,00% 0,50% 2,72% 2,43% 1,34% 1,42% 2,29% 2,24% 1,27% 1,33% 2,29% 1,58% - 2007 2008 2009 2010 2011 0,00% 2007 2008 2009 2010 2011 Nasional prov. Maluku Utara Nasional prov. Maluku Utara + Rasio ini mengukur seberapa besar ruang fiskal atau keleluasaan yang dimiliki daerah dalam menggunakan dananya secara bebas dalam menentukan prioritas belanja yang akan didanai + Tren rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Maluku Utara memiliki tren yang menurun seperti tren rasio secara nasional. Rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Maluku Utara relatif sama dibandingkan dengan rasio secara nasional + Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam menggali potensi pajak dan retribusi daerahnya + Tren rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDRB Provinsi Maluku Utara memiliki tren relatif stabil tiap tahun anggaran. Pada tahun 2011, rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDRB Provinsi Maluku Utara memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan rasio secara nasional Kondisi Keuangan Daerah 43

Kondisi Keuangan Daerah Prov. Maluku Agregat Prov., Kab., dan Kota Belanja Modal / Total Belanja Rasio Total Pendapatan Daerah / Total Belanja Daerah 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 36,61% 38,75% 37,26% 27,78% 28,42% 28,95% 27,46% 26,19% 22,17% 21,67% 2007 2008 2009 2010 2011 Nasional prov. Maluku Utara 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 112,50% 102,66% 97,04% 102,22% 108,33% 103,64% 105,70% 98,55% 93,57% 100,73% 2007 2008 2009 2010 2011 Nasional prov. Maluku Utara + Rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja modal terhadap total belanjanya + Tren rasio belanja modal per total belanja Provinsi Maluku Utara cenderung menurun seperti tren rasio secara nasional, namun pada tahun 2011 mengalami sedikit kenaikan. Pada tahun 2011 tersebut, rasio belanja modal per total belanja Provinsi Maluku Utara lebih tinggi dibandingkan dengan rasio secara nasional + Rasio ini mengukur tingkat kemampuan keuangan daerah dalam mendanai belanja daerah + Tren rasio total pendapatan daerah per total belanja daerah Provinsi Maluku Utara memiliki tren meningkat seperti tren rasio secara nasional. Pada tahun 2011, rasio total pendapatan daerah per total belanja daerah Provinsi Maluku Utara memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan rasio secara nasional. 44 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Kondisi Keuangan Daerah Prov. Maluku Agregat Prov., Kab., dan Kota Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung / Total Belanja Daerah Rasio SiLPA Tahun Sebelumnya / Belanja Daerah 50,0% 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% 35,9% 39,4% 40,6% 40,2% 28,4% 30,8% 28,8% 20,4% 23,5% 17,0% 2007 2008 2009 2010 2011 Nasional prov. Maluku Utara 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% 20,06% 17,56% 17,07% 11,40% 12,29% 11,47% 8,68% 9,15% 5,51% 2,66% 2007 2008 2009 2010 2011 Nasional prov. Maluku Utara + Rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja pegawai tidak langsung terhadap total belanjanya + Rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja daerah Provinsi Maluku Utara cenderung meningkat pada tahun 2009 dan 2010 kemudian menurun pada tahun 2011. Pada tahun 2011, rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja daerah Provinsi Maluku Utara lebih rendah dibandingkan dengan rasio secara nasional. + Rasio ini mengukur proporsi SiLPA tahun sebelumnya terhadap belanja daerah tahun berjalan + Rasio SiLPA terhadap belanja daerah Provinsi Maluku Utara cenderung menurun sama dengan rasio secara nasional yang juga cenderung turun. Namun demikian, pada tahun 2011 rasio SiLPA terhadap belanja Provinsi Maluku Utara lebih rendah dibandingkan rasio secara nasional. Kondisi Keuangan Daerah 45

Rasio Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga / Total Pendapatan Daerah Kondisi Keuangan Daerah Prov. Maluku Agregat Prov., Kab., dan Kota 4,00% 3,00% 2,00% 1,00% 0,00% 3,31% 1,50% 1,67% 0,59% 0,45% 0,68% 0,78% 0,70% 0,39% 2007 2008 2009 2010 2011 + Rasio ini mengukur proporsi pembayaran pokok utang dan bunga yang harus dibayar dari pendapatan daerah dalam satu periode. + Rasio pembayaran pokok utang dan bunga per total pendapatan daerah di Provinsi Maluku Utara memiliki tren yang fluktuatif. Pada tahun 2011, rasio pembayaran pokok utang dan bunga per total pendapatan daerah Provinsi Maluku Utara lebih tinggi daripada rasio secara nasional. Nasional prov. Maluku Utara 46 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

Ucapan Terima Kasih Penyusunan buku Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah dilaksanakan dengan kerjasama yang solid dan tidak akan dapat terselesaikan tanpa kontribusi dari seluruh pihak di lingkungan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Oleh karena itu apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan dalam rangkaian kata berikut ini: + Ucapan terima kasih ditujukan kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan DR. Marwanto Harjowiryono dan Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah Drs. Yusrizal Ilyas, MPA yang telah memberikan arahan dan bimbingan hingga terselesaikannya penyusunan buku ini. + Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Subdirektorat Data Keuangan Daerah, Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah yang telah menyediakan data ringkasan APBD 2012 dan Realisasi APBD 2011 melalui Sistem Informasi Keuangan Daerah dan kepada Bagian Umum, Sekretariat Jenderal Perimbangan Keuangan yang telah menyediakan data Daerah Dalam Angka dan memfasilitasi hingga tersedianya buku ini. + Selanjutnya terima kasih kepada tim dari Subdirektorat Evaluasi Dana Desentralisasi dan Perekonomian Daerah yang terdiri dari Putut Hari Satyaka, SE. MPP; Krisnandar, SE; Prasetyo Indro S.,SE, ME; Aris Soedjatmiko, S.Sos, MM; Wahyu Widjayanto, SE, MM; Edi Soeprijono, S.Sos; Arif Zainuddin Fansyuri, Ak., ME; Femmy Ferdiansyah, SH; Chrisliana Tri Ferayanti, SE, ME; Lukman Adi Santoso, SE., ME.; Mauliate H. Silitonga, SE; Nanag Garendra Timur, S.Si; Rizki Anggunani, S.Si; Shinta Theresia Purba; Virgin Marthalia yang telah melakukan input dan pengolahan data sekaligus mendukung penulisan dan melakukan editing buku ini. Terima kasih atas kerja kerasnya. Ucapan Terima Kasih 47

Sumber Data SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Maluku Utara Dalam Angka 2007 2010, BPS www.malukuprov.go.id 48 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA

49

50 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku UTARA