BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut PSAK no. 1, laporan keuangan. penggunaan atas seluruh sumber daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2013)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu sendiri adalah memiliki wewenang dalam pembuatan laporan

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan politik di Indonesia dan dunia yang sangat fluktuatif belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Terdapat 2 sistem pencatatan laporan keuangan yaitu cash basis

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap perusahaan dapat mengelola dan melaksanakan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan publik yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHLUAN. bisa unggul dalam persaingan antar perusahaan. Informasi yang disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. dan kertas, dan komunikasi. Manajemen Enron telah melakukan window

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengukur kinerja manajemen adalah laba. Karena laba merupakan salah satu alat

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan dan hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatannya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Zainal, 2013). Kecurangan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat, terutama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan cerminan dari kondisi yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan merupakan salah

P, 2016 PENGARUH BONUS PLAN, DEBT COVENANT DAN FIRM SIZE TERHADAP MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. Geus (1997) mengungkapkan fakta yang menarik tentang rata-rata harapan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari website

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dipercayakan kepada manajemen. Pengguna ingin menilai apa

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu catatan informasi keuangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan usaha atau disebut going concern. Dalam menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

akan datang. Pada umumnya dari seluruh informasi yang disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pada aktiva keuangan yang sifatnya financial asset atau real asset

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan evaluasi dan pengambilan keputusan tepat. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pemerintah, pelanggan, kreditur.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh pada dunia usaha untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Instrumen operasional dalam suatu perusahaan yang paling penting adalah laporan keuangan. Suatu kondisi perusahaan dapat dilihat dengan mudah melalui laporan keuangan perusahaan, kondisi demikian dilihat secara finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun output yang telah di kerjakan oleh bagian akuntansi yang dapat menjadi salah satu alat komunikasi antara data akuntansi atau aktivitas suatu operasional perusahaan dengan pihak tertentu yang membutuhkan data laporan keuangan atau pihak keuangan dalam perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan juga bisa menyajikan bagaimana posisi keuangan pada suatu perusahaan dan hasil-hasil yang berhasil dicapai oleh suatu perusahaan. Hal-hal yang demikian menjadi pemicu bagi suatu perusahaan untuk dapat menyajikan laporan keuangan perusahaan dengan sebaik mungkin (Sihombing, 2014). Laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari suatu laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Oleh karena itu dalam penyajian laporan keuangan seorang pelaku bisnis harus dapat menyajikan laporan keuangan dengan relevan dan akurat serta terbebas dari tindakan kecurangan (fraud) yang akan 1

2 sangat merugikan pihak pengguna laporan keuangan untuk pengambilan sebuah keputusan. Laporan keuangan dapat berfungsi maksimal jika disajikan sesuai dengan unsur-unsur kuantitatifnya, yaitu mudah dipahami, relevan, andal, dan dapat dibandingkan (comparable). Laporan keuangan akan disajikan kepada pemegang kepentingan (stakeholder), yaitu karyawan, pihak manajemen, kreditor, investor (holder), pelanggan, client, maupun pemerintah. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian laporan keuangan yang telah dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) disebutkan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi pemerintah serta lembaga keuangan, investor, karyawan, dan masyarakat. Pengambilan keputusan nantinya juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor, diantaranya keadaan ekonomi, politik, dan prospek industri (Sihombing, 2014). Berdasarkan PSAK No 01 (revisi 2009) yang disahkan pada 15 Desember 2009 dan mulai berlaku efektif untuk pembukuan laporan keuangan untuk satu periode yang mulai berlaku pada atau setelah 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen sebagai berikut : a. Laporan Posisi Keuangan (akhir periode) b. Laporan Laba Rugi Komprehensif (selama periode) c. Laporan Perubahan Ekuitas (selama periode) d. Laporan Arus Kas (selama periode)

3 e. Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi mengenai ringkasan penting akuntansi dan informasi penjelasan lain. Pada saat perusahaan menerbitkan laporan keuangan tujuan utamanya adalah perusahaan ingin menunjukan suatu keadaan dalam kondisi terbaik. Laporan keuangan seharusnya tidak hanya menyajikan angka-angka. Karena masih ada informasi yang akan disampaikan mengenai posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini sering kali terjadi fraud dalam pelaporan keuangan yang akan menyesatkan investor dan pengguna laporan keuangan yang lain (Raharja, 2012). Jika penyajian laporan keuangan terdapat salah saji maka laporan keuangan tersebut sudah tidak dapat untuk mengambilan keputusan lagi karena data yang dipublish tidak sesuai dengan kenyataannya. Fraud adalah salah satu tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja untuk memenuhi kebutuhan pribadi, orang lain, dan kelompok yang berakibat merugikan pihak tertentu atau institusi tertentu. Tindakan fraud ini sudah berada diluar batas prinsip akuntansi yang berlaku umum. Fraud merupakan tindakan illegal yang sangat sengaja dilakukan oleh seseorang, yang dilakukan secara sembunyi, dan mendapat manfaat dari merubah bentuk menjadi kas atau barang berharga lainnya. Tindakan ini dapat dilakukan baik secara sengaja, disembunyikan, dan dapat dilakukan oleh pihak internal maupun pihak eksternal (Efitasari, 2013). Kepercayaan tidak akan terjalin dengan baik antara manajemen dengan pihak investor karena tindakan fraud dan juga akan merusak nilai-nilai

4 akuntansi yang telah ada. Dunia telah dihebohkan dengan kasus perusahaan ternama pada akhir tahun 2002 yaitu perusahaan ENRON. Perusahaan yang bergerak pada bidang energi yang terletak di Amerika Serikat. Harga saham ENRON pada saat itu langsung turun dratis hingga US$ 45 sen, padahal bulan Agustus tahun 2000 harga saham ENRON mencapai US$ 90 per lembar. Manajemen ENRON telah mencacat keuntungan sebesar US$ 600.000.000 pada saat mengalami kerugian. Hal tersebut dilakukan karena perusahaan ENRON tidak mau kehilangan investor dan calon investornya. Tetapi kenyataannya utang ENRON semakin banyak dan akhirnya perusahaannya bangkrut. Pada saat itu auditor ENRON dengan menggunakan KAP Arthur Andersen. Tahun 2001 fraud tidak hanya terjadi di luar negeri, akan tetapi juga terjadi pada perusahaan ternama di Indonesia yaitu pada PT Kimia Farma. PT Kimia Farma adalah produsen obat milik Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2001 manajemen melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132.000.000.000 yang telah diaudit oleh Hans Tuanakotta dan Mustofa. Namun Kementrian BUMN dan BAPEPAM menilai bahwa laba bersih yang dilaporkan terlalu besar dan dilakukan pengujian ulang. Setelah diaudit ulang diketahui terdapat salah saji pada laporan keuangan dan mengakibatkan laporan keuangannya lebih saji (overstatement) sebesar Rp 32.600.000.000 yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih. Selain itu PT Kimia Farma juga melakukan pencatatan ganda atas penjualan unit usaha yang dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh auditor eksternal (Efitasari, 2013).

5 Kasus fraud tidak hanya terjadi pada perusahaan manufaktur saja, akan tetapi terjadi di seluruh jenis usaha. Di Indonesia terjadi kasus fraud pada Bank Century pada tahun 2008 yang menerima talangan sebesar Rp 6.700.000.000.000. Sedangkan kasus-kasus lain terkait kecurangan laporan keuangan adalah PT Bakrie and Brothers Tbk., PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk., PT Energi Mega Persada Tbk., dan PT Benakat Petrolum Energy Tbk., perusahaan tersebut terbukti telah mengubah atau membuat laporan keuangan tampak cantik, dan berharap akan meningkatkan harga sahamnya (Ansar, 2012). Tingkat fraud dalam perusahaan dapat terjadi karena tuntutan dari perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang baik. Manajer atau bagian keuangan akan berusaha menyajikan laporan keuangan dengan baik, sehingga calon investor akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut tanpa mengetahui apakah perusahaan tersebut melakukan fraud atau tidak. Pihak yang berada di luar perusahaan tidak akan mengetahui bagaimana keadaan perusahaan yang sebenarnya, bahkan karyawan dalam perusahaan tersebut tidak seluruhnya mengetahui akan adanya fraud. Tindakan kecurangan yang dapat terjadi karena berbagai faktor. Faktor faktor tersebut diantaranya terkenal dengan teori fraud triangel yang ditemukan oleh Cressey (1953), menyebutkan bahwa terdapat tiga elemen yang menyebabkan terjadinya tindakan fraud. Ketiga elemen tersebut adalah pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), rationalization (rasionalisasi). Namun teori fraud triangel tersebut dikembangkan oleh Wolfe dan Hermason

6 (2004) dengan menambah satu elemen yang nantinya menjadi penghambat tindakan fraud, elemen tersebut adalah capability. Teori ini lebih di kenal dengan Fraud Diamond. Capability adalah seberapa besar daya dan kapasitas seseorang untuk melakukan fraud. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wolfe dan Hermason (2004) menunjukkan hasil yang positif antara capability dengan fraud. Didalam masing-masing elemen terdapat rasio-rasio yang dapat diukur untuk mengetahui apakah suatu perusahaan melakukan tindakan fraud atau tidak. Kinerja yang baik akan menghasilkan nilai perusahaan yang baik, sehingga perusahaan akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas kinerja perusahaannya. Jika suatu perusahaan mengalami penurunan kinerja maka laba yang dihasilkan akan menurun pula. Hal ini yang membuat manajer atau bagian keuangan mulai melakukan fraud untuk melakukan manajemen laba. Dari laba yang seharusnya rendah dapat disajikan dengan laba tinggi yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Puspatrisnanti (2014) menunjukan hasil yang positif hubungan antara manajemen laba dengan fraud dalam pelaporan keuangan sebuah perusahaan. Kondisi keuangan yang buruk akan memotivasi manajer untuk melakukan fraud dalam pelaporan keuangan. Hal ini dilakukan oleh manajer agar perusahaan dapat menyamarkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya kepada para investor dan juga pihak eksternal perusahaan dapat menilai bahwa kinerja perusahaan tersebut sukses. Penelitian yang dilakukan

7 oleh Mardiana (2014) menunjukkan hasil yang positif antara financial distress dengan fraud dalam pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan merupakan salah satu hal yang akan dilihat oleh calon investor. Perusahaan yang memiliki ukuran besar maka akan besar pula target laba yang akan dicapainya. Kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba yang dihasilkan dari penjualannya disebut juga dengan profitabilitas. Hal ini adalah cara untuk mengukur kinerja manajer dengan melihat laba yang dihasilkannya. Ukuran perusahaan dan profitabilitas ini saling berkaitan dalam sutu perusahaan, jika keduanya tidak mendapatkan pengawasan yang rutin maka keduanya mamiliki peluang untuk melakukkan fraud. Penelitian yang dilakukan Dalnial et. al. (2014) dapat disimpulkan bahwa, Leverage, Capital Omset, dan Komposisi Aset prediktor yang signifikan untuk mendeteksi penipuan. Penelitian di Indonesia mengenai fraud dalam pelaporan keuangan telah dilakukan oleh Ansar (2012), yang menunjukkan bahwa financial distress, manajemen laba, likuiditas, financial leverage, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan keuangan, sedangkan profitabilitas berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan. Summers dan Sweeney (1998) melakukan penelitian mengenai fraud dalam pelaporan keuangan dengan variabel penelitian nature of industry yang diukur menggunakan akun piutang usaha. Hasil penelitian mengenai nature of industry tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif terhadap fraud

8 dalam penyajian laporan keuangan. Manajer akan berfokus pada akun tersebut jika memiliki niat untuk melakukan fraud. Peneliti ingin mereplikasi penelitian yang telah dilakukan oleh Ansar (2012) dengan perbedaan menambahkan variabel independen, yaitu nature of industry dan capability, mengganti periode pengamatan, yaitu pada periode 2013-2015, dan mengganti objek penelitian, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan latar belakang maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Memengaruhi Indikasi Kecurangan dalam Pelaporan Keuangan dengan Model Fraud Diamond. B. BATASAN MASALAH Batasan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan keuangan adalah financial distress, manajemen laba, likuiditas, nature of industry, financial leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan capability. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah financial distress berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan 2. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan

9 3. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan? 4. Apakah nature of industry berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan 5. Apakah financial leverage berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan 6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan 7. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan 8. Apakah capability berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan keuangan persahaan? D. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah: 1. Financial distress berpengaruh terhadap terjadinya fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan 2. Manajemen laba berpengaruh terhadap terjadinya fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan 3. Likuiditas berpengaruh terhadap terjadinya fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan 4. Nature of industry berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan

10 5. Financial leverage berpengaruh terhadap terjadinya fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan 6. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap terjadinya fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan 7. Profitabilitas berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan 8. Capability berpengaruh terhadap fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan. E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian bertujuan untuk mengurangi angka fraud dalam pelaporan keuangan yang ada dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan pelaporan keuangan bagi perusahaan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan cara kerja dalam mengelola keuangan suatu perusahaan dan dapat mencegah atau menghindari fraud dalam pelaporan keuangan perusahaan. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan kewaspadaan dalam suatu penyusunan laporan keuangan yang disusun oleh bagian keuangan.

11 c. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan ekonomi dan dapat mengetahui suatu perusahaan manufaktur yang melakukan fraud dalam penyusunan pelaporan keuangan atau tidak yang mengacu pada Bursa Efek Indonesia (BEI).