LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 493 TAHUN : 2000 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas Pemerintahan Desa, perlu melaksana kan pembentukan, penghapusan dan penggabungan Desa sesuai dengan kebutuhan ; Mengingat b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas, serta sebagai pelaksanaan Pasal 93 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) ; 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) ; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Mengenai Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa ; 5. Keputusan
- 2-6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan ; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa ; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Serang. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Serang. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Serang. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan erwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang. 5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur an mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. 6. Pemerintahan Desa adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksana kan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa. 7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa. 8. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di Desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa. 9. Kampung adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa. 10. Pembentukan Desa adalah tindakan mengadakan Desa baru di luar wilayah Desadesa yang telah ada. 11. Penggabungan..
- 3-12. Penggabungan Desa adalah penyatuan dua Desa atau lebih menjadi satu Desa baru. 13. Penghapusan Desa adalah kegiatan tindakan meniadakan Desa yang ada. 14. Pemecahan Desa adalah kegiatan tindakan mengadakan Desa baru di dalam wilayah Desa yang telah ada. 15. Penataan Desa adalah kegiatan tindakan pembenahan satu atau beberapa Desa yang dapat berdampak pada Pembentukan, Penggabungan atau pun Penghapusan Desa. B A B II PEMBENTUKAN Bagian Pertama Tujuan Pembentukan Pasal 2 Pmbentukan Desa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penyelenggaraan Pemerintahan secara berdayaguna dan berhasil guna serta peningkatkan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemajuan pembangunan. Bagian Kedua Tata Cara Pembentukan Pasal 3 (1) Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul Desa dan persyaratan yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. (2) Pembentukan Desa dapat dilaksanakan dengan cara : a. Pembentukan Desa baru ; b. Pemecahan Desa ; c. Penggabungan Desa. (3) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), terjadi karena pembentukan Desa baru di luar Desa yang telah ada atau sebagai akibat pemecahan Desa dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRD. Bagian Ketiga Syarat-Syarat Pembentukan Pasal 4 Dalam Pembentukan Desa harus memenuhi syarat-syarat atau faktor sebagai berikut : a. Faktor Penduduk, yaitu jumlah penduduk bagi terbentuknya suatu Desa baru minimal 1500 jiwa atau 300 Kepala Keluarga ; b. Faktor Luas Wilayah, yaitu daerah disekitarnya yang luas wilayahnya dapat terjangkau secara berdayaguna dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Pelayanan dan Pembinaan masyarakat ; c. Faktor Sosial Budaya, yaitu terciptanya suasana yang memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup beragama dan bermasyarakat dalam hubungannya dengan adat istiadat ; d. Faktor Potensi Desa, yaitu terdapatnya Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dan memiliki sumber pembiayaan yang dapat menunjang kelangsungan penyelenggaraan Pemerintahan, Kemasyarakatan dan Perekonomian Desa ; e. Sarana
- 4 - e. Sarana dan Prasarana Pemerintahan, yaitu tersedianya atau kemungkinan tersedianya sarana dan prasarana penyelenggaraan Pemerintahan Desa ; f. Mendapat persetujuan DPRD. B A B III PEMECAHAN DESA Pasal 5 (1) Desa yang oleh karena perkembangan keadaan serta pertimbangan teknis Pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat Desa dimungkinkan untuk dipecah. (2) Pemecahan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan syarat-syarat Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 4, yang diusulkan oleh Kepala Desa atas persetujuan BPD kepada Bupati dengan tembusan Camat. (3) Atas persetujuan DPRD, Kepala Daerah menetapkan Keputusan Bupati mengenai Pemecahan Desa. B A B IV PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA Pasal 6 (1) Desa yang oleh karena perkembangan keadaan tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dimungkinkan untuk dihapus atau digabungkan. (2) Mekanisme pelaksanaan Penghapusan atau Penggabungan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), didasarkan atas prakarsa masyarakat yang diusulkan oleh Kepala Desa atas persetujuan BPD kepada Bupati dengan tembusan Camat. (3) Atas persetujuan DPRD, Kepala Daerah menetapkan Keputusan Bupati mengenai Penghapusan atau Penggabungan Desa. B A B V PENATAAN DESA Pasal 7 (1) Desa yang karena pertimbangan teknis Pemerintahan, Pembangunan atau disebabkan oleh situasi dan kondisi tertentu dimungkinkan untuk dilakukan penataan. (2) Pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dengan memperhatikan aspirasi masyarakat Desa yang diusulkan oleh Kepala Desa atas persetujuan BPD kepada Bupati dengan tembusan Camat. (3) Atas persetujuan DPRD, Kepala Daerah menetapkan Keputusan Bupati Daerah mengenai Penataan Desa. B A B VI BATAS DAN PEMBAGIAN WILAYAH Pasal 8 (1) Dalam Pembentukan Desa harus disebutkan nama batas wilayah yang meliputi Desa tersebut, dengan ditunjukan oleh batas alam dan atau batas buatan yang jelas. (2) Pembentukan
- 5 - (2) Pembentukan Desa dengan berdasarkan pada adat istiadat dan asal-usulnya dilaksanakan dengan menentukan pula pembagian wilayahnya yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa dengan nama Kampung. B A B VII KEWENANGAN DESA Pasal 9 Desa yang dibentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, memiliki kewenangan sebagai berikut : a. Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul Desa ; b. Kewenangan yang oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh Daerah dan Pemerintah ; c. Tugas Pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan atau Pemerintah Kabupaten. B A B VIII PEMBIAYAAN Pasal 10 Biaya pelaksanaan Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan dan Penataan Desa dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Serang serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. B A B IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan yang mengatur mengenai Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan dan Penataan Desa serta segala ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 12 (1) Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati. (2) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sudah selesai selambatlambatnya 6 (enam) bulan setelah Peraturan Daerah ini diundangkan. Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serang. Disahkan
- 6 - Disahkan di S e r a n g pada tanggal 25 September 2000 BUPATI SERANG, Cap/Ttd. B U N Y A M I N Diundangkan di S e r a n g pada tanggal 30 September 2000 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERANG, Cap/Ttd. AMAN SUKARSO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2000 NOMOR 493
I. PENJELASAN UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa Desa atau yang disebut dengan nama lain sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasrkan asalusul yang bersifat istimewa. Bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas Pemerintahan Desa, perlu melaksanakan pembentukan, pengahapusan dan penggabungan Desa sesuai dengan kebutuhan. Pembentukan Desa dapat terjadi karena adanya pembentukan Desa baru diluar Desa yang telah ada atau sebagai akibat pemecahan Desa, atas prakarsa masyarakat dengan mempertimbangkan asal-usul Desa dan persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Desa-desa yang karena perkembangan keadaan tidak lagi memenuhi persyaratan dimungkinkan untuk digabung dengan Desa sekitarnya atau dihapus sama sekali. Penggabungan atau Pengahapusan Desa diusulkan kepada Bupati oleh Kepala Desa atas prakarsa masyarakat setelah mendapat persetujuan dari BPD. Dengan dasar pertimbangan tersebut di atas, pengaturan lebih lanjut mengenai Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa perlu diatur dalam Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 point 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14. Pasal 2 Pasal 3 ayat (1),(2) dan (3) Pasal 4 huruf a, b, c, d, e dan f Pasal 5 ayat (1),(2) dan (3) Pasal 6
Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 ayat (1), (2) dan (3) ayat (1), (2) dan (3) - 2 - Dengan mendasrkan kepada adat istiadat dan asal-usul Desa, dalam wilayah Desa dimungkinkan adanya pembagian wilayah yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintah Desa. Sebutan bagian wilayah Desa disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. huruf a Kewenangan yang dimaksud adalah kewenangan yang memang sudah ada sebelum dibentuknya Desa baru. ayat (1) dan (2)