Satelit Landsat 8, Landsat Data Continuity Mission
A. Satelit Landsat 8 Satelit Landsat 8, Landsat Data Continuity Mission Landsat 8 merupakan kelanjutan dari misi Landsat yang untuk pertama kali menjadi satelit pengamat bumi sejak 1972 (Landsat 1). Landsat 1 yang awalnya bernama Earth Resources Technology Satellite 1 diluncurkan 23 Juli 1972 dan mulai beroperasi sampai 6 Januari 1978. Generasi penerusnya, Landsat 2 diluncurkan 22 Januari 1975 yang beroperasi sampai 22 Januari 1981. Landsat 3 diluncurkan 5 Maret 1978 berakhir 31 Maret 1983; Landsat 4 diluncurkan 16 Juli 1982, dihentikan 1993. Landsat 5 diluncurkan 1 Maret 1984 masih berfungsi sampai dengan saat ini namun mengalami gangguan berat sejak November 2011, akibat gangguan ini, pada tanggal 26 Desember 2012, USGS mengumumkan bahwa Landsat 5 akan dinonaktifkan. Berbeda dengan 5 generasi pendahulunya, Landsat 6 yang telah diluncurkan 5 Oktober 1993 gagal mencapai orbit. Sementara Landsat 7 yang diluncurkan April 15 Desember 1999, masih berfungsi walau mengalami kerusakan sejak Mei 2003 (http://geomatika.its.ac.id, 2013). NASA melakukan peluncuran satelit Landsat Data Continuity Mission (LDCM) pada tanggal 11 Februari 2013 atau saat ini dikenal dengan Landsat 8. Satelit ini mulai menyediakan produk citra open access sejak tanggal 30 Mei 2013, menandai perkembangan baru dunia antariksa. NASA lalu menyerahkan satelit LDCM kepada USGS sebagai pengguna data terhitung 30 Mei tersebut. Pengelolaan arsip data citra masih ditangani oleh Earth Resources Observation and Science (EROS) Center. Landsat 8 hanya memerlukan waktu 99 menit untuk mengorbit bumi dan melakukan liputan pada area yang sama setiap 16 hari sekali. Resolusi temporal ini tidak berbeda dengan landsat versi sebelumnya. Satelit Landsat 8 yang direncanakan mempunyai durasi misi selama 5 10 tahun ini, dilengkapi dua sensor yang merupakan hasil pengembangan dari sensor yang terdapat pada satelit-satelit pada Program Landsat sebelumnya. Kedua sensor tersebut yaitu Sensor Operational Land Manager (OLI) yang terdiri dari 9 band serta Sensor Thermal InfraRed Sensors (TIRS) yang terdiri dari 2 band. Untuk Sensor OLI yang dibuat oleh Ball Aerospace, terdapat 2 band yang baru terdapat pada satelit Program Landsat yaitu Deep Blue Coastal/Aerosol Band (0.433 0.453 mikrometer) untuk deteksi wilayah pesisir serta Shortwave-InfraRed Cirrus Band (1.360 1.390 mikrometer) untuk deteksi awan cirrus. Sedangkan sisa 7 band lainnya merupakan band yang sebelumnya juga telah terdapat pada sensor satelit Landsat generasi sebelumnya. Dan untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 1 Spesifikasi Landsat 8.
Tabel 1 Spesifikasi Landasat 8 Sensor Onboard Operational Land Imager (OLI) Thermal Infrared Sensor (TIRS) Sumber: landsat.usgs.gov Band (Saluran) Resolusi Spasial (Meter) Sensitif Warna Panjang Rentang Spektrum Gelombang Elektromagnetik (Mikrometer) Fungsi Band 1 30 m Coastel/ Aerosol 0,433 0,453 µm Penelitian mengenai Coastal dan Aerosol Band 2 30 m Blue 0,450 0,515 µm Pemetaan Batimetri, membedakan tanah dari vegetasi dan daun yang gugur Band 3 30 m Green 0,525 0,600 µm Bagian atas dari vegetasi yang bermanfaat untuk menilai vegetasi tersebut Band 4 30 m Red 0,630 0,680 µm Membedakan vegetasi dari kemiringannya Band 5 30 m Near-IR 0,845 0,885 µm Menekankan isi dan tepian dari biomassa Band 6 30 m SWIR-1 1,560 1,660 µm Membedakan kadar air tanah, vegetasi dan awan tipis Band 7 30 m SWIR-2 2,100 2,300 µm Meningkatkan kelembababan tanah, vegetasi dan awan tipis Band 8 15 m Pan 0,500 0,680 µm Resolusi 15 meter, gambar lebih tajam Band 9 30 m Cirrus 1,360 1,390 µm Meningkatkan pendeteksi awan cirrus Band 10 100 m Resolusi 100 meter, pemetaan LWIR-1 10,30 11,30 µm panas bumi dan perkiraan kadar air tanah 100 m Resolusi 100 meter, Band 11 LWIR-2 11,50 12,50 µm meningkatkan pemetaan panas bumi dan perkiraan kadar air tanah
B. Citra Hiperspektral Satelit Landsat 8, Landsat Data Continuity Mission Citra hiperspektral atau hyperspectral imaging merupakan teknik pencitraan multispektral yang mencatat banyak band citra pada bandwidth yang sempit., seperti pencitraan spektral lainnya, mengumpulkan dan memproses informasi dari seluruh spektrum elektromagnetik. Tujuan dari citra hiperspektral adalah untuk mendapatkan spektrum untuk setiap pixel dalam gambar, dengan tujuan menemukan objek, mengidentifikasi bahan, atau mendeteksi proses. Mata manusia melihat warna cahaya terlihat di sebagian besar tiga band (merah, hijau, dan biru), pencitraan spektral membagi spektrum menjadi lebih banyak band. Teknik ini membagi gambar ke dalam band yang dapat diperpanjang di luar yang terlihat. Dalam citra hiperspektral, spektrum tercatat memiliki resolusi panjang gelombang halus dan mencakup berbagai panjang gelombang. Para ahli membangun sensor hiperspektral dan sistem pengolahan untuk aplikasi dalam astronomi, pertanian, pencitraan biomedis, geosains, fisika, dan pengawasan. Sensor hiperspektral melihat benda dengan menggunakan sebagian besar spektrum elektromagnetik Menurut Wiweka (2006), aplikasi dan kapabilitas citra hiperspektral berdasarkan sejumlah referensi adalah: 1. Melengkapi peta lahan basar untuk memantau lokasi yang menarik. 2. Meningkatkan pemetaan spesies vegetasi. 3. Mengidentifikasi dan memantau rumput yang berbahaya. 4. Meningkatkan pemantauan kuantifikasi biomassa dan evolusi. 5. Pemetaan penetrasi jalur dan tingkat kehancuran untuk lebih baik meredakan serangan spesies yang beracun. 6. Pemantauan wilayah yang terkontaminasi dan rehabilitasi tambang logam. 7. Mendeteksi kontaminasi hidrokarbon terhadap tanah dan air yang dihubungkan dengan aktivitas industri dan pemantauan pipa hidrokarbon. 8. Memodelkan dan memantau kualitas air dari garis pantai. 9. Pengkajian kualitas tanah dan pemantauan pengaruh praktek pertanian. 10. Mendukung perhitungan karbon melalui inventarisasi hutan (komitmen protokol Kyoto). 11. Pemantauan kelautan, Pemantauan lingkungan. 12. Deteksi marijuana dan ganja, deteksi polutan pada sistem air. 13. Eksplorasi geologi. 14. Precision Farming. 15. Pemanfaatan untuk membangun sistem pengawasan jalur, pertanian, pertanahan tanah air, pemantauan lingkungan, pengintaian militer dan perencanaan kota.
Satelit Landsat 8, Landsat Data Continuity Mission DAFTAR PUSTAKA Hendriawan, Wawan. 2015. Dalam Mengenal Komposit Band pada Landsat 8. Diakses pada tanggal 2 Maret 2017 dalam http://wawanhn.blogspot.co.id/2015/05/ mengenal-komposit-band-pada-landsat-8.html. Indrawati, Like. 2007. Petunjuk Praktikum Sistem Penginderaan Jauh Non Fotografi. Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada Putro Sugiarto, Dwi. 2013. Karakteristik Landsat 8. Dalam tnrawku.wordpress.com. Syafraufgisqu. 2014. Dalam Landsat 8 Band. Diakses pada tanggal 2 Maret 2017 dalam https://syafraufgisqu.wordpress.com/2014/03/19/landsat-8-band/ Yuliantika, Grivina. 2015. Dalam Pengertian Teknologi Hiperspektral. Diakses pada tanggal 2 Maret 2017 dalam http://grivinayuliantika.blogspot.co.id/2015/08/ pengertianteknologi-hiperspektral.html.