I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan adanya perubahan struktur ekonomi. Salah satu sektor di bidang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

I. PENDAHULUAN. jumlah penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan tenaga kerja serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. devisa, serta pertanian juga berfungsi dalam mengurangi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pada suatu negara terutama pada negara-negara berkembang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nawacita Joko Widodo dan Jusuf Kalla tahun tentang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pendapatan nasional di era globalisasi seperti saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, oleh karena itu harus

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Menurut Arsyad Lincolin (2000), pembangunan industri merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Pada saat krisis ekonomi, sektor industri kecil telah berprestasi lebih baik dari pada industri besar. Ini dapat dimengerti karena industri kecil tidak terlalu membuka diri terhadap sektor keuangan modern dan mereka cenderung memproduksi barang- barang primer bukan barang mewah, selain itu juga mereka lebih fleksibel dan tidak terbebani dengan biaya overheads yang mahal, jadi secara tidak langsung industri kecil telah berprestasi baik dalam dekade terakhir ini (Anonim, 2004). Salah satu sektor ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja yaitu sektor industri.

2 Di Indonesia jumlah industri kecil dan rumah tangga cukup mendominasi perekonomian Indonesia dengan kontribusi yang cukup besar. Berdasar data Kementrian Negara Koperasi dan UMKM, proporsi kontribusi industri kecil dan rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2008 menurut harga konstan 2000 adalah sebanyak 43,65% dari total industri yang ada di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa industri kecil dan rumah tangga mempunyai peranan yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia karena hampir setengah dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di sektor industri pengolahan disumbang dari hasil industri kecil dan rumah tangga. Terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari eksistensi dari keberadaan industri kecil dan rumah tangga dalam perekonomian Indonesia Alasan pertama, yaitu bahwa sebagian besar populasi industri kecil dan rumah tangga berlokasi di daerah pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan yang relatif berkurang, industri kecil merupakan jalan keluarnya. Kedua, beberapa jenis kegiatan industri kecil dan rumah tangga banyak menggunakan bahan baku dari sumber-sumber di lingkungan terdekat (disamping tenaga kerja yang murah) telah menyebabkan biaya produksi dapat ditekan rendah. Ketiga, harga jual yang relatif murah sesungguhnya mempunyai suatu kondisi yang memberi peluang bagi industri kecil dan rumah tangga untuk tetap bertahan. Keempat, tetap adanya permintaan terhadap beberapa jenis komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal juga merupakan salah satu aspek pendukung yang kuat ( Saleh, 1986). Secara umum usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki kedudukan yang sangat potensial dalam perekonomian nasional, kenyataannya masih banyak

3 masalah dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dalam hal ini, kelemahan akses pada informasi dan perluasan pangsa pasar, kelemahan akses dan pemupukan modal, kelemahan akses pada informasi dan teknologi, kelemahan dalam manajemen organisasi, serta kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan kemitraan. Disamping itu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga memiliki potensi penghasil devisa yang cukup besar melalui kegiatan ekspor komoditas tertentu dan memberikan kontribusi terhadap Product Domestik Bruto (PDB). Menurut Kuncoro (2002 ), menyebutkan bahwa UMKM di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga. Selain itu UMKM sektor industri makanan dan minuman memiliki keterkaitan dengan banyak sektor, mulai dari proses produksi hingga proses distribusi hasil output. Dengan kata lain, sektor-sektor ekonomi yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung terhadap seluruh rangkaian produksi hingga pemasaran produk akhir seperti pertanian, perdagangan, jasa, transportasi dan sektor-sektor ekonomi lainnya ikut diuntungkan melalui suatu mekanisme yang dikenal dengan mekanisme keterkaitan (linkage mechanism). Sejalan dengan dengan hal tersebut bahwa peran industri makanan skala mikro semakin penting. Hal ini dapat dilihat banyaknya unit usaha dan tenaga kerja di Kabupaten Way kanan dari Tabel 1 berikut:

4 Tabel 1. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil Menengah di Kabupaten Way Kanan Tahun 2007-2011 Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja 2007 3.393 7.194 2008 4.241 8.993 2009 3.070 6.577 2010 4.157 9.913 2011 4.323 7.194 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.Way Kanan 2012 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa industri kecil di Kabupaten Way Kanan tidak stabil yaitu mengalami penurunan dan kenaikan di setiap tahunnya pada unit usaha atau tenaga kerja. Pada tahun 2010 permintaan tenaga kerja di industri kecil sebanyak 9,913 jiwa. Dan pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu sebanyak 7.194 jiwa. Terdapat berbagai industri yang mampu menyerap permintaan tenaga kerja di kabupaten Way kanan seperti yang terlihat di Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Kapasitas Produksi Industri Kecil di Kab.Way Kanan Tahun 2013 No Jenis Industri Unit Tenaga Kapasitas Usaha Kerja Produksi 1 Industri Makanan 915 2.294 232.884 2 Industri Pengolahan 1.134 1.174 17.567 3 Industri Kerajinan Tangan 365 720 15.653 4 Industri Bahan Bangunan 415 1518 265.174 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Way Kanan 2013 Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa industri makanan skala mikro di kabupaten way kanan, mempunyai potensi yang sangat besar dalam permintaan tenaga kerja. Industri makanan cukup mempunyai banyak unit usaha yaitu 915 dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.294 orang. Selain itu tenaga kerja yang tersedia juga belum mencukupi untuk aktivitas produksi yang dilakukan

5 karena terbatasnya modal untuk membayar tenaga kerja. Keunggulan industri kecil yang mampu menyerap banyak tenaga kerja di harapkan mampu mengurangi pengangguran yang ada di kabupaten Way kanan. Tabel 3. Data Angkatan Kerja dan Pengangguran di Kabupaten Way Kanan Tahun Angkatan Kerja Penganguran 2007 90.525 7.094 2008 180.036 11.406 2009 162.532 8.873 2010 154.123 8.273 2011 164.736 7.396 2012 195.860 9.102 Sumber: Bps Way Kanan, 2013 Pada Tabel 3, tingkat pengangguran dan angkatan kerja di Kabupaten Way Kanan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan penurunan. Tahun 2007 angkatan kerja sebanyak 90.525 orang, sedangkan pengangguran sebanyak 7.094, tahun 2008 mengalami kenaikan angkatan kerja cukup banyak, tahun 2009-2011 angkatan kerja dan pengaguran mulai mengalami penurunan. Pada tahun 2012 angkatan kerja mengalami kenaikan sebanyak 195.860, jumlah penganguran juga mengalami kenaikan sebanyak 9.102. Meningkatnya angka pengangguran selama beberapa tahun terakhir ini disebabkan karena ketidak seimbangan pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja. Diantara mereka yang tidak tertampung disebabkan kurangnya pendidikan dan keterampilan kerja sehingga mereka terpaksa tertinggal dalam proses pembangunan (Irawan dan M. Suparmoko,1995). Pengangguran yang tinggi termasuk ke dalam masalah ekonomi dan sosial, orangorang yang menganggur suatu saat bisa kehilangan kepercayaan dirinya sehingga

6 dapat menimbulkan tindakan kriminal, perselisihan dengan masyarakat dan sebagainya. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya (Sadono Sukirno, 2006:65). Masalah di bidang ketenagakerjaan khususnya masalah pengangguran merupakan masalah nasional yang tidak dapat dihindari pada abad ini. Sementara pemecahan masalah pengangguran memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang. Persoalan sekarang ini adalah peluang dan kesempatan kerja apa yang dapat diciptakan dan dikembangkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang harus dilakukan. Mengingat bahwa industri makanan skala mikro yang termasuk dalam kategori industri kecil ini merupakan salah satu produk andalan / unggulan yang mampu untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak. Penelitian ini mengambil objek pada industri kecil di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way kanan, yaitu industri makanan skala mikro. Alasan peneliti mengambil objek ini adalah karena produk yang dihasilkan oleh industri makanan skala mikro bisa memenuhi kebutuhan manusia dan cukup menyerap tenaga kerja. Dari paparan di atas penulis mengangkat judul Analisis Permintaan Tenaga Kerja Pada Industri Makanan Skala Mikro (Studi Kasus di Kec. Baradatu Kab. Way Kanan).

7 B. Rumusan Masalah Ada pun rumusan masalah penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh tingkat upah terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu? 2. Bagaimana pengaruh tingkat harga bahan baku terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu? 3. Bagaimana pengaruh harga output terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu? 4. Bagaimana pengaruh nilai investasi terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu? 5. Bagaimana pengaruh upah tenaga kerja, harga bahan baku, harga output, dan nilai investasi terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu? C. Tujuan Penelitian Ada pun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh upah terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat harga bahan baku terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu.

8 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga output terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai investasi terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. D. Manfaat Penelitian 1. Bahan masukan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri makanan skala mikro di pedesaan untuk mengurangi pengangguran. 2. Sebagai bahan informasi bagi penulis dan para pembaca pada umumnya mengenai masalah industri mikro dalam permintaan tenaga kerja. E. Kerangka Pemikiran Perkembangan industri merupakan unsur pokok untuk mempercepat terciptanya suasana pembangunan jangka panjang dalam rangka menciptakan kerangka landasan bagi Bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang terus. Salah satu tujuan pembangunan industri adalah meningkatkan kemakmuran dan kesejahteran rakyat secara adil dan merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya dan hasil budi daya serta memperhatikan keseimbangan dan kelestaraian lingkungan hidup (UU Perindustrian No 5,1998:53). Pengangguran suatu keadaan dimana seorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Masalah di bidang ketenagakerjaan,

9 khususnya masalah pengangguran merupakan masalah nasional yang tidak dapat dihindari. Sementara pemecahan masalah pengangguran memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang. Persoalan sekarang ini adalah peluang dan kesempatan kerja apa yang dapat diciptakan dan dikembangkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang harus dilakukan. Mengingat bahwa industri makanan yang termasuk dalam kategori industri kecil ini merupakan salah satu produk andalan / unggulan yang mampu untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak. Permintaan tenaga kerja pada industri kecil dipengaruhi oleh tingkat upah, besarnya harga output dan juga faktor lainnya. Sektor industri kecil di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga. Elastisitas permintaan tenaga kerja di definisikan sebagai persentase perubahan permintaan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan satu persen pada tingkat upah (Simanjuntak, 2001). Apabila tingkat upah naik maka jumlah pekerja akan menurun. Sebaliknya apabila tingkat upah menurun maka jumlah pekerja akan naik. Upah tenaga kerja, harga bahan baku, harga output,dan nilai investasi dalam permintaan tenaga kerja. Faktor faktor inilah yang akan diteliti dalam penelitian ini untuk mengetahui perkembangan permintaan tenaga kerja industri skala mikro di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way kanan. Kerangka pemikiran penelitian ini secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :

10 Permintaan Tenaga Kerja Upah tenaga kerja Harga Bahan Baku Harga Output Nilai Investasi F. Hipotesis Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus di uji secara empiris. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi (Nazir, 2000). Maka dari itu, dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis guna memberikan arah dan pedoman dalam melakukan penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tingkat upah diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di kecamatan Baradatu. 2. Variabel harga bahan baku diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. 3. Variabel harga output diduga berpengaruh positif terhadap tingkat permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. 4. Variabel nilai investasi diduga berpengaruh positif terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu.

11 5. Variabel upah, harga bahan baku, harga output, dan nilai investasi secara bersama-sama diduga berpengaruh nyata terhadap permintaan tenaga kerja pada industri makanan skala mikro di Kecamatan Baradatu. G. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini penulisan akan dibagi menjadi lima Bab, yaitu : Bab I Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan pustaka yang berisikan berbagai teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Bab III Metode penelitian yang berisikan tentang bahan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Hasil dan pembahasan Bab V Simpulan dan Saran