KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 1. perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sekolah yang tidak lepas dari cita-cita mencetak

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri 2 Mataram

Metsi Daud 1. Keywords: Emotional Intelligence, Academic Achievement

Keterkaitan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja SDM

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

ANALISIS FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

HUBUNGAN INTELEGENSI, STABILITAS EMOSI, DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA N 7 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun lembaga non-formal, karena lembaga-lembaga tersebut memegang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkait antara individu dan interaksi antara kelompok. Berbagai proses sosial dan

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SISWA SMA NEGERI 1 TALANG PADANG TANGGAMUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

Jurnal Kesehatan Bina Husada, Volume 10 No. 4, Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu lebih. pendidikannya atau yang akan terjun ke masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menjadi cerdas, terampil, dan memiliki sikap ketakwaan untuk dapat

Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas XI SMAN 7 Denpasar Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. atau balasan. (Batson, 1991) Altruisme adalah sebuah keadaan motivasional

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMAN 3 PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013

SELF-EFFICACY DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, kreatif, inovatif, mandiri, dan bertanggung jawab, serta menjadi. Pendidikan akuntansi khususnya pendidikan akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI

Pengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Jember

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

Transkripsi:

Jurnal LINK, 13 (1), 2017, 1-7 http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA Akbar Yuli Setianto *) ; Puji Hastuti Kantor KEMENAG Kabupaten Cilacap Jl. Sidanegara, Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 53212 Abstrak Taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi, termasuk di antaranya kecerdasan emosional. Berdasarkan fenomena di atas peneliti ingin mengkaji pengaruh kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Planjan Kesugihan Cilacap sejumlah 227 siswa. Penggalian data dilakukan dengan pengisian kuesioner untuk pengukuran kecerdasan emosional dan studi dokumentasi dari hasil tes IQ dan nilai semester I dan II sejumlah 117 siswa. Pengaruh kecerdasan emosional mengenal diri sendiri dengan nilai semester II memiliki nilai t tes 3,874 dengan significancy 0,000 dan pengaruh kecerdasan emosional mengenal orang lain dengan nilai semester II memiliki nilai t tes 2,083 dengan significancy 0,040 dan pengaruh kecerdasan intelektual dengan nilai semester II memiliki nilai t tes 5,707 dengan significancy 0,000. Dengan demikian pengaruh antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar relative lebih besar kecerdasan emosional. Kecerdasan emosi tidak diajarkan secara khusus di sekolah dan tidak tercatat dalam dokumen rapor, seperti nilai-nilai pelajaran ataupun keterampilan lainnya sehingga tidak ada sumbangan secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar. Kata kunci: Kecerdasan intelektual ; Kecerdasan emosional ; Prestasi belajar Abstract [EMOTIONAL INTELLIGENCE AND INTELLIGENCE QUOTIENT WITH STUDENT SUCCESS] Intellectual and emotional intelligence level together effect the competency level, moreover the findings also indicated that competency level is affecting the team. The phenomen make the researcher related between emotional intelligence and intelligence quotient with student success. Subject the research are student of Public Madrasah Tsanawiyah Planjan Kesugihan Cilacap 227 student. Data with questionnaire for emotional intelligence and study documentation for intelligence quotient with value from 1 st and 2 nd semester. The result indicated that intelligence quotient with value from 2 nd Semester are having t test 5,707 with a significant value of 0,000. Of course relations emotional intelligence with intelligence quotient with student success relativity better emotional intelligence. Emotional intelligence didn t studied in the school and not document in the report, like the lesson or the other skill so not contribution for student success. Keywords: Intelligence quotient ; emotional intelligence ; student success 1. Pendahuluan Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, *) Akbar Yuli Setianto E-mail: ys_akbar@yahoo.com seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal Kenyataannya, dalam proses belajar

Jurnal LINK, 13 (1), 2017, 2-7 mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama. Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2002). Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap prestasi belajar, apakah kecerdasan intelektual berpengaruh terhadap prestasi belajar dan manakah yang lebih besar pengaruhnya apakah kecerdasan emosional atau kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar 2. Metode Lokasi penelitian di Madrasah Tsanawiyah Negeri Planjan Kesugihan Cilacap. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Planjan Kesugihan Cilacap sejumlah 227 siswa. Penggalian data dilakukan dengan pengisian kuesioner untuk pengukuran kecerdasan emosional dan studi dokumentasi dari hasil tes IQ dan nilai semester I dan II sejumlah 117 siswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data kecerdasan emosi dengan menggunakan metode skala kecerdasan emosional yang disusun oleh Amarillia Puspasari : 2009. Pengumpulan data terhadap kecerdasan intelektual menggunakan teknik pemeriksaan dokumen yang diambil dari nilai intelegensi umum hasil tes psikologi dari Lembaga Pendidikan dan Psikologi Terapan Tunas Pertiwi. atau prestasi belajar penulis ambil dari laporan nilai hasil belajar pada semester I dan semester II kelas VIII pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Planjan Kesugihan Cilacap. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji normalitas Kolmogorov -Sminov dan didapatkan hasil bahwa distribusi data tersebut tidak normal. Peneliti menggunakan korelasi Kendall s tau dan Spearman untuk menghitung korelasinya. 3. Hasil dan Pembahasan Kecerdasan Emosional Mengenal Emosi Diri Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi dan sering disebut kesadaran diri. Kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi. Pendataan tentang kesadaran diri pada 117 sampel siswa MTs Negeri Planjan menunjukkan hasil dari siswa kelas VIII MTs N Planjan Kesugihan Cilacap yang berjumlah 117 siswa didapatkan data kemampuan mengenal emosi diri yang termasuk rendah ada 13 siswa, cukup 60 siswa, baik 0 siswa, sangat baik ada 44 siswa. Kemampuan mengenal emosi diri tersebut lebih dari 50% siswa berada pada kategori cukup. Mengenal Orang Lain Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu

Jurnal LINK, 13 (1), 2017, 3-7 menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain. Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain. Pada penelitian yang dilakukan terhadap 117 siswa MTs N Planjan Kesugihan Cilacap didapatkan hasil yang tergolong sangat baik prosentasenya 13%, cukup 64% dan tergolong rendah 23%. Mengendalikan Emosi Diri Sendiri Mengendalikan emosi diri sendiri atau mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2002 : 77-78). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan. Pendataan tentang pengendalian emosi diri pada 117 sampel siswa MTs Negeri Planjan menunjukan hasil kemampuan siswa MTs N Planjan Kesugihan Cilacap dalam mengendalikan emosi diri sendiri menunjukkan kemampuan sangat baik 68%, cukup 23% dan rendah hanya 9%. Mengendalikan Emosi Orang Lain Kemampuan pengendalian emosi pada orang lain dapat menciptakan pengembangan tersendiri dalam kecerdasan emosi. Proses pemahaman dan pengelolaan emosi dapat membantu mengurangi tekanan emosional yang muncul akibat perbedaan karakteristik dari individu itu dengan pihak eksternal. Ataupun mengubah tekanan yang ada menjadi bentukan pola adaptasi dan konsep strategis emosional dalam menghadapi tekanan yang muncul. Pendataan tentang pengendalian emosi orang lain pada 117 sampel siswa MTs Negeri Planjan menunjukkan hasil tidak ada siswa yang mempunyai kemampuan mengendalikan emosi orang lain dengan sangat baik. Data menunjukkan cukup sebanyak 94,6% dan yang rendah sebanyak 5,4%. Kecerdasan Intelektual Kecerdasan intelektual (Intellectual Intelligence), yaitu kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan manusia untuk belajar dan menciptakan sesuatu. Pengukuran kecerdasan ini dilakukan untuk memberikan dasar kapasitas kemampuan seseorang. Madrasah Tsanawiyah Negeri Planjan Kesugihan Cilacap juga pernah melakukan pengukuran tes kecerdasan IQ pada siswanya. Dari seluruh siswa kelas VIII MTs N Planjan Kesugihan Cilacap yang pernah menjalani tes IQ sejumlah 117 siswa didapatkan data 1 orang mempunyai IQ dalam batas lemah, 9 orang siswa mempunyai IQ rata-rata bawah dan yang paling banyak IQnya rata-rata sejumlah 98 siswa serta yang mempunyai IQ rata-rata atas sejumlah 8 orang siswa dan yang terhitung cerdas sebanyak 1 orang siswa. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, diantaranya faktor dari internal yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis dan faktor dari luar seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Pada penelitian yang dilakukan pada siswa MTs Negeri Planjan Kesugihan Cilacap yang diambil sebagai responden sejumlah 117 siswa didapatkan data prestasi belajarnya. Dari 117 siswa kelas VIII MTs N Planjan Kesugihan Cilacap pada semester I 19 orang mempunyai nilai dengan kriteria baik, 62 orang mempunyai prestasi belajar cukup dan 36 orang mempunyai prestasi belajar kurang. Pada semester II dari

Jurnal LINK, 13 (1), 2017, 4-7 117 siswa tersebut 20 orang mempunyai nilai dengan kriteria baik, 71 orang mempunyai prestasi belajar cukup dan 26 orang mempunyai prestasi belajar kurang. Dari data prestasi belajar itu diketahui bahwa terdapat peningkatan pada jumlah nilai dengan kriteria baik dan cukup pada semester berikutnya dan terjadi penurunan jumlah siswa yang mempunyai nilai kurang yaitu dari 36 siswa pada semester I menjadi 26 siswa pada semester II. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar Mengenal Diri Sendiri dengan Prestasi belajar kecerdasan emosional mengenal diri sendiri dengan prestasi belajar semester I sebesar 0,300 dengan p = 0,001 pada taraf signifikan 0,05. Sedangkan hubungan antara mengenal emosi diri sendiri dengan nilai semester II kecerdasan emosional mengenal diri sendiri dengan prestasi belajar semester II sebesar 0,834 dengan p = 0,000 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara mengenal emosi diri sendiri dengan prestasi belajar dengan arah hubungan positif. Artinya, jika kecerdasan emosi mengenal diri tinggi, maka prestasi belajar tinggi dan sebaliknya. Mengenal Orang Lain dengan Prestasi belajar kecerdasan emosional mengenal orang lain dengan prestasi belajar semester I sebesar 0,184 dengan p = 0,047 pada taraf signifikan 0,05. Sedangkan hubungan antara mengenal emosi orang lain dengan nilai semester II diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,198 dengan p = 0,032 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara mengenal emosi orang lain dengan prestasi belajar dengan arah hubungan positif. Artinya, jika kecerdasan emosi mengenal orang lain tinggi, maka prestasi belajar tinggi dan sebaliknya. Mengendalikan Diri Sendiri dengan Prestasi belajar kecerdasan emosional mengendalikan diri sendiri dengan prestasi belajar semester I sebesar 0,026 dengan p = 0,773 pada taraf signifikan 0,05. Sedangkan hubungan antara mengendalikan diri sendiri dengan nilai semester II diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar - 0,031 dengan p = 0,730 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada korelasi antara mengendalikan diri dengan prestasi belajar. Artinya, jika kecerdasan emosi mengendalikan diri tinggi, maka prestasi belajar tidak selalu tinggi dan sebaliknya. Mengendalikan Orang Lain dengan Prestasi belajar kecerdasan emosional mengendalikan orang lain dengan prestasi belajar semester I sebesar 0,184 dengan p = 0,043 pada taraf signifikan 0,05. Sedangkan hubungan antara mengendalikan orang lain dengan nilai semester II diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,054 dengan p = 0,556 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada korelasi antara mengendalikan orang lain dengan prestasi belajar. Artinya, jika kecerdasan emosi mengendalikan orang lain tinggi, maka prestasi belajar tidak selalu tinggi dan sebaliknya. Hubungan antara Kecerdasan Intelektual dan Prestasi Belajar Planjan Kesugihan Cilacap yang pernah menjalani tes IQ sejumlah 117 siswa didapatkan data 1 orang mempunyai IQ dalam batas lemah, 9 orang siswa mempunyai IQ rata-rata bawah dan yang paling banyak IQnya rata-rata sejumlah 98 siswa serta yang mempunyai IQ rata-rata atas sejumlah 8 orang siswa dan yang terhitung cerdas sebanyak 1 orang siswa. Data tersebut

Jurnal LINK, 13 (1), 2017, 5-7 kemudian dihubungkan dengan prestasi belajar semester I dan II, ternyata hasilnya menunjukan korelasi dengan nilai koefisien korelasi (r) antara kecerdasan intelektual dengan prestasi belajar semester I sebesar 0,138 dengan p = 0,121 pada taraf signifikan 0,05. Sedangkan korelasi (r) antara kecerdasan intelektual dengan prestasi belajar semester II sebesar 0,132 dengan p = 0,139 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara kecerdasan intelektual dengan prestasi belajar ke arah hubungan positif. Artinya, jika kecerdasan intelektual tinggi, maka prestasi belajar tinggi dan sebaliknya. Sedangkan hubungan antara nilai semester I dengan nilai semester II menunjukan adanya korelasi dengan nilai koefisien korelasi (r) antara nilai semester I dengan semester II sebesar 0,492 dengan p = 0,000 pada taraf signifikan 0,05. Artinya, jika nilai semester I tinggi, maka nilai semester II juga tinggi dan sebaliknya Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Dari hasil penelitian yang menunjukan ada hubungan antara kecerdasan emosi mengenal diri sendiri dan mengenal orang lain dengan prestasi belajar kemudian dilakukan uji pengaruh untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya. Analisis data tersebut digunakan untuk menguji hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini yaitu melihat ada atau tidaknya pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar pada siswa kelas VIII MTs N Planjan Kesugihan Cilacap. Berdasarkan hasil uji pengaruh diketahui bahwa pengaruh kecerdasan emosional mengenal diri sendiri dengan nilai semester I memiliki nilai t tes 3,874 dengan significancy 0,000. Sedangkan pengaruh kecerdasan emosional mengenal orang lain dengan nilai semester I memiliki nilai t tes 1,530 dengan significancy 0,129. Adapun pengaruh kecerdasan intelektual dengan nilai semester I memiliki nilai t tes 5,824 dengan significancy 0,000. Dengan demikian hipotesa nihil (Ho) yang berbunyi Tidak ada pengaruh antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar ditolak, sedangkan hipotesa kerja (Ha) yang berbunyi Ada pengaruh antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar, diterima. Sedangkan hasil uji pengaruh kecerdasan emosional mengenal diri sendiri dengan nilai semester II memiliki nilai t tes 3,874 dengan significancy 0,000. Sedangkan pengaruh kecerdasan emosional mengenal orang lain dengan nilai semester II memiliki nilai t tes 2,083 dengan significancy 0,040. Adapun pengaruh kecerdasan intelektual dengan nilai semester II memiliki nilai t tes 5,707 dengan significancy 0,000. Dengan demikian hipotesa nihil (Ho) yang berbunyi Tidak ada pengaruh antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar ditolak, sedangkan hipotesa kerja (Ha) yang berbunyi Ada pengaruh antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar, diterima. Pembahasan Prestasi belajar menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Tes prestasi belajar yang diukur adalah pengetahuan yang dimiliki siswa (soal hafalan) dan bagaimana menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan soal-soal yang ada (soal hitungan, analisis masalah). Di tingkat MTs umumnya soal-soal yang diberikan masih pada tingkat kompetensi recall, tingkat kompetensi aplikasi dan analisis cenderung hanya diterapkan pada mata pelajaran matematika, fisika dan kimia. Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dalam bentuk huruf atau angka, yang tinggi rendahnya menunjukkan seberapa jauh siswa telah menguasai bahan yang telah diberikan, tetapi hal tersebut sudah tidak dapat diterima lagi karena hasil rapor tidak hanya menunjukkan seberapa jauh siswa telah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh perilaku siswa, kerajinan dan keterampilan atau sikap tertentu yang dimiliki siswa tersebut, yang dapat diukur dengan standar nilai tertentu oleh guru yang bersangkutan agar mendekati nilai rata-rata. Perbedaan budaya dalam pengekspresian emosi dalam suatu negara dengan negara lain juga dapat berpengaruh terhadap rendahnya kecerdasan emosi seseorang. Pengekspresian emosi yang dianggap benar di suatu negara mungkin dianggap tidak benar atau tidak

Jurnal LINK, 13 (1), 2017, 6-7 pantas di negara lain. Khususnya di Asia, orang dianjurkan memendam dan menyembunyikan perasaan negatif. Selain itu, beberapa studi juga menegaskan terpisahnya kecerdasan emosional dari kecerdasan akademis, dan menemukan kecilnya hubungan atau tiadanya hubungan antara nilai tes prestasi akademis atau IQ dan perasaan sejahtera emosional seseorang, sebab orang yang mengalami amarah atau depresi yang hebat masih bisa merasa sejahtera bila mereka mempunyai kompensasi berupa saat-saat menyenangkan atau membahagiakan (Goleman, 2002 :78). Dari hasil survey besar-besaran di Amerika terhadap orang tua dan guru menunjukkan bahwa anak-anak generasi sekarang lebih sering mengalami masalah emosi daripada generasi terdahulu. Rata-rata, anak-anak sekarang tumbuh dalam kesepian dan depresi, lebih mudah marah dan lebih sulit diatur, lebih gugup dan cenderung cemas, lebih impulsif dan agresif. Hal serupa juga terjadi di negara-negara lain. Menurut Dr. Thomas Achenbach, psikolog dari University of Vermont yang melakukan penelitian tersebut di negara lain mengatakan bahwa menurunnya kemampuan-kemampuan dasar pada anak-anak ini tampaknya bersifat mendunia. Tanda-tanda paling jelas mengenai penurunan ini terlihat dari bertambahnya kasus kaum muda yang mengalami masalah-masalah seperti putus asa terhadap masa depan dan keterkucilan, penyalahgunaan obat bius, kriminalitas dan kekerasan, depresi atau masalah makan, kehamilan tidak diinginkan, kenakalan dan putus sekolah (Goleman, 2001 :17). Seperti yang telah dijelaskan dalam bab terdahulu bahwa anak yang mendapatkan pendidikan emosi lebih mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi disekitar mereka dan mampu memenuhi tuntutan akademis di sekolah. Kecerdasan emosi itu sendiri tidak diajarkan secara khusus di sekolah dan tidak tercatat dalam dokumen rapor, seperti nilai-nilai pelajaran ataupun keterampilan lainnya sehingga tidak ada sumbangan secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar. Hal tersebut mungkin karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya faktor fisiologis yang meliputi kesehatan badan dan panca indera serta faktor psikologis yang meliputi intellegensi, sikap dan motivasi. Adapun faktor eksternal diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Banyaknya faktor yang mempengaruhi tersebut sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa setinggi-tingginya IQ menyumbang sekitar 20% bagi kesuksesan seseorang dan yang 80% sisanya diisi oleh kekuatan lain yang menurut Daniel Goleman salah satunya adalah kecerdasan emosional seseorang. 4. Simpulan dan Saran Simpulan Ada korelasi antara mengenal emosi diri sendiri dengan prestasi belajar dengan arah hubungan positif. Artinya, jika kecerdasan emosi mengenal diri tinggi, maka prestasi belajar tinggi dan sebaliknya. Ada korelasi antara mengenal emosi orang lain dengan prestasi belajar dengan arah hubungan positif. Artinya, jika kecerdasan emosi mengenal orang lain tinggi, maka prestasi belajar tinggi dan sebaliknya. Ada korelasi antara kecerdasan intelektual dengan prestasi belajar ke arah hubungan positif. Artinya, jika kecerdasan intelektual tinggi, maka prestasi belajar tinggi dan sebaliknya. Pengaruh antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar relative lebih besar pengaruh kecerdasan emosional. Saran Pihak sekolah terutama guru-guru pengajar agar memasukkan unsur-unsur kecerdasan emosional dalam menyampaikan materi serta melibatkan emosi siswa dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa MTs Negeri Planjan Kesugihan Kabupaten Cilacap maka faktor-faktor lain yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar sebaiknya lebih diperhatikan dan dikembangkan seperti sarana prasarana, kondusifitas lingkungan sekolah dan juga bekerja sama dengan orang tua.

Jurnal LINK, 13 (1), 2017, 7-7 5. Daftar Pustaka Goleman, Daniel. Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.. (2000) Goleman, Daniel. Emitional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.. (2002) Puspasari, Amaryllia. Emotional Intelligent Parenting, Mengukur Emotional Intelligence anak dan Membentuk Pola Asuh Berdasarkan Emotional Intelligent Parenting, Jakarta :PT Elex Media Komputindo. (2009).