Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

PANDUAN. Mendukung. Penyusun : Sasongko WR. Penyunting : Tanda Panjaitan Achmad Muzani

LUMBUNG PAKAN RUMINANSIA. Bernadete Barek Koten 1), Lilo J.M. Ch. Kalelado 1) dan Redempta Wea 1)

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

APLIKASI PAKAN FERMENTASI BERBASIS HIJAUAN LOKAL PADA PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 1 No. 2 Tahun 2016

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU (PSDSK) DI PROVINSI BENGKULU. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Tingkat Adopsi Petani terhadap Teknologi Jamu Ternak di Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

RESPON PETANI ATAS PROGRES PENGGEMUKAN TERNAK SAPI DI DESA TOBU, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KOBATUNAN DAN SUKAMAJU DESA MUNDUNG

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

JURNAL INFO ISSN : PENDAMPINGAN PROGAM PENGUATAN PAKAN INDUK SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

PENDAHULUAN Latar belakang

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

F. R. Pawere 1, L.Y. Sonbait 2 ABSTRAK

Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

PEMANFAATAN SILASE KULIT BUAH KAKAO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KAMBING PADA SISTEM INTEGRASI KAKAO-KAMBING

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

I. PEDAHULUAN. sekitar 2-5 ekor ternak per rumah tangga peternak (RTP). Skala yang kecil

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI LIMBAH SAGU UNTUK MENUNJANG KETERSEDIAAN PAKAN SAPI DI DESA PUPUAN, TEGALLALANG, GIANYAR, BALI ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

PEMANFAATAN KULIT KAKAO MELALUI MESIN PENCACAH DAN PENGHANCUR, PADA SUBAK ABIAN DAN KELOMPOK TERNAK GUBUG

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAH PUPUK KOTORAN SAPI. Seno Darmanto 1

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

DAFTAR ISI. JUDUL... i ABSTRAK...iii ABSTRACT...iv. LEMBAR PENGESAHAN...v. RINGKASAN...vi. RIWAYAT HIDUP...x. KATA PENGANTAR...xi. DAFTAR ISI...

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI

SIDa F 20 PENGEMBANGAN PAKAN TERNAK BERBASIS SUMBERDAYA PAKAN LOKAL UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL DI KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN TERNAK DAN PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN DI DESA OELTUA KABUPATEN KUPANG

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

Prima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40

MEMILIH BAKALAN SAPI BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

LAPORAN PELATIHAN BUDI DAYA DAN PENDAMPINGAN DEMOPLOT USAHA SAPI POTONG DI DESA NOEMUKE, KECAMATAN AMANUBAN SELATAN, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA KAMBING MODERN DENGAN TEKNIK FERMENTASI PAKAN DI BIDANG PETERNAKAN PKM KEWIRAUSAHAAN.

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

KAJIAN MENGURANGI KEMATIAN ANAK DAN MEMPERPENDEK JARAK KELAHIRAN SAPI BALI DI PULAU TIMOR

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

PEMANFAATAN PROBIOTIK DALAM FERMENTASI JERAMI SEBAGAI PAKAN SAPI BALI DI MUSIM KEMARAU

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 3 Nomor 1, Oktober 2017

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

Jurnal Ternak, Vol.05, No.02, Des. 2014

KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

SILASE SEBAGAI PAKAN SUPLEMEN SAPI PENGGEMUKAN PADA MUSIM KEMARAU DI DESA USAPINONOT

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS POLA USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA SECARA EKSTENSIF DAN SEMI INTENSIF

ANALISIS SOSIAL EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH KOTORAN SAPI DI DESA DUKUHBADAG KECAMATAN CIBINGBIN KABUPATEN KUNINGAN

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

PENDAHULUAN Latar Belakang

Ahmad Pramono dan Sutrisno Hadi Purnomo

IbM PETERNAK SAPI LOKAL

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

Transkripsi:

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERNAK SAPI POTONG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PETERNAKAN DI KELOMPOK TANI KOTA DALE - KELURAHAN OESAO Melkianus Dedimus Same Randu, Ferdinan S. Suek, dan Thomas Lapenangga Program Studi Produksi Ternak, Politeknik Pertanian Negeri kupang E-mail: deddy_randu@yahoo.co.id ABSTRAK Kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota mitra kelompok tani Kota Dale tentang pemanfaatan berbagai teknologi bidang peternakan dalam usaha ternak sapi potong yang murah, dan mudah diaplikasikan di tingkat peternak. Kegiatan IbM dilakukan pada kelompok tani Kota Dale I dan Kota Dale II berdasarkan pertimbangan aktivitas mitra kelompok tani yang selama ini melakukan usaha pemeliharaan ternak sapi potong secara tradisional, bersifat sambilan, dan kurang memanfaatkan teknologi peternakan yang aplikatif sehingga turut mempengaruhi terhadap peningkatan produktivitas ternak sapi potong maupun perkembangan ekonomi rumah tangga. Kegiatan IbM diterapkan menggunakan metode ceramah, diskusi, demplot, pendampingan, dan monev. Implementasi kegiatan dilakukan dengan introduksi teknologi perkandangan dan teknologi pengolahan pakan, serta diseminasi informasi usaha pemeliharaan sapi potong. Hasil yang dicapai dari kegiatan IbM adalah peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan anggota mitra kelompok tani dalam memanfaatkan berbagai teknologi peternakan yang diadopsi dalam usaha ternak sapi potong, meliputi: teknologi dan manajemen perkandangan, teknologi dan manajemen pangolahan. Luaran yang dihasilkan dari kegiatan IbM, antara lain: kandang sapi penggemukan (paronisasi) berukuran 1,8 x 2 m sebanyak 4 unit; silase jagung sebanyak 500 kg, dan jerami padi fermentasi sebanyak 500 kg. Kegiatan IbM telah memberikan manfaat bagi anggota mitra kelompok tani dalam upaya menerapkan sistem manajemen usaha sapi potong yang efisien dan ekonomis, dengan memanfaatkan inovasi teknologi dalam bidang peternakan. Kata Kunci: Kesadaran, Keterampilan, Pengetahuan, Sapi Potong, Teknologi. 44

PENDAHULUAN Kota Dale I dan Kota Dale II merupakan mitra kelompok tani IbM yang terletak di RT 12, RW 06, Kelurahan Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Kelompok mitra tersebut talah terbentuk sejak tahun 2010 dan memiliki anggota sebanyak 25 orang, dengan dominasi latar belakang pendidikan adalah tamatan SMA/sederajat. Mitra kelompok tani dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama untuk menjalankan aktivitas usaha pertanian, melalui budidaya padi sawah, jagung, serta penggemukan (paronisasi) ternak sapi potong. Usaha tersebut turut memberikan kontribusi dalam perkembangan ekonomi rumah tangga. Profil aktivitas pertanian yang dilakukan mitra IbM umumnya bersifat tradisional. Anggota mitra belum memanfaatkan limbah pertanian dalam menunjang pemeliharaan sapi potong. Limbah yang dihasilkan dari tanaman pertanian (jerami padi dan batang jagung) selama ini hanya dibiarkan kering dan dibakar, serta tidak digunakan secara optimal sebagai pakan. Sapi potong umumnya dipelihara anggota mitra IbM secara ekstensif (dilepas dalam jangka waktu lama), dan sebagian lainnya menggunakan sistem ikat pindah dalam kegiatan paronisasi. Jenis pakan yang dominan diberikan oleh anggota mitra adalah rumput alam, yang kontinuitasnya sangat dipengaruhi oleh musim. Paronisasi dengan sistem ikat pindah membutuhkan waktu lama (10-12 bulan) untuk meningkatkan pertambahan bobot badan, dan rentan terhadap penyakit maupun cekaman cuaca. Anggota mitra kelompok tani IbM dalam menjalankan usaha sapi potong belum memanfaatkan teknologi peternakan, terutama dalam mengelola potensi limbah pertanian (padi sawah dan jagung). Hambatan lain yang ditemui berkaitan dengan kurangnya informasi yang berkaitan dengan tatalaksana maupun implementasi teknologi usaha sapi potong. Kondisi tersebut pada akhirnya mempengaruhi peningkatan produktivitas sapi potong, menghambat adopsi inovasi teknologi peternakan, dan mempengaruhi kondisi ekonomi rumah tangga mitra. Pemerintah Kabupaten Kupang telah berupaya mengatasi kendala yang dialami mitra melalui pelatihan adopsi dan inovasi teknologi bidang peternakan, namun belum mampu memperbaiki pola aktivitas usahatani yang dijalankan, akibat terbatasnya jumlah anggota mitra yang dilibatkan dalam pelatihan, rentang waktu pelatihan yang singkat, dan tidak 45

diterapkannya mekanisme pendampingan berkelanjutan. Menyikapi hal tersebut, kegiatan IbM bertujuan untuk meningkatkan partisipasi, kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan seluruh anggota mitra dalam menerapkan tatalaksana usaha sapi potong yang efektif dan efisien melalui pemanfaatan teknologi. Hal tersebut secara implementatif dilakukan melalui introduksi teknologi perkandangan maupun pengolahan pakan. MASALAH Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diidentifikasi dan dirumuskan beberapa masalah yang berkaitan dengan tatalaksana usaha sapi potong di kelompok tani Kota Dale I dan II, antara lain: 1. Terbatasnya pengetahuan anggota mitra kelompok tani IbM tentang sistem tatalaksana usaha sapi potong yang efektif dan efisien. 2. Kurangnya pemahaman dan kesadaran anggota mitra kelompok tani IbM dalam memanfaatkan potensi limbah pertanian secara optimal untuk menunjang aktivitas usaha pemeliharaan ternak sapi potong. 3. Terbatasnya pengetahuan dan keterampilan anggota mitra kelompok tani IbM tentang pemanfaatan teknologi perkandangan maupun pengolahan pakan. METODE PELAKSANAAN Kegiatan IbM dilakukan pada kelompok tani Kota Dale I dan II yang berlokasi di Kelurahan Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kegiatan IbM dijalankan selama ± 8 (delapan) bulan dengan melibatkan seluruh anggota kelompok tani Kota Dale I dan Kota Dale II. Kegiatan IbM dilaksanakan dalam dua tahapan, yaitu persiapan dan pelaksanaan. Tahapan persiapan meliputi observasi permasalahan mitra, sosialisasi rencana kegiatan, penyiapan alat dan bahan, serta persiapan narasumber. Tahapan pelaksanaan meliputi penyampaian informasi (materi) yang berkaitan dengan luaran IbM baik secara lisan (oral) maupun tulisan (leaflet), pelaksanaan diskusi tentang permasalahan anggota mitra kelompok tani IbM maupun isi 46

materi penyuluhan yang belum dipahami, penerapan demonstrasi plot teknologi peternakan, pendampingan anggota mitra kelompok tani dalam introduksi teknologi peternakan, monitoring dan bimbingan teknis penerapan teknologi peternakan dan sistem tatalaksana usaha sapi potong, serta evaluasi pelaksanaan kegiatan IbM. Kegiatan IbM secara teknis dilakukan menggunakan metode ceramah, diskusi, demonstrasi plot (demplot), pendampingan, serta monitoring dan evaluasi. Materi yang disampaikan dalam kegiatan IbM, meliputi: sistem dan teknis perkandangan ternak sapi potong, pembuatan silase jagung, dan pembuatan jerami padi fermentasi. HASIL YANG DICAPAI Kegiatan IbM di Kelompok Tani Kota Dale I dan Kota Dale II memiliki indikator hasil yang diketahui dari pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi potong yang diberikan silase jagung + jerami padi fermentasi, dan peningkatan partisipasi anggota mitra untuk mengikuti kegiatan penyuluhan dan demplot. Pengamatan yang dilakukan akhir kegiatan diketahui bahwa anggota mitra kelompok tani telah memiliki kesadaran untuk mengandangkan ternak sapi yang dipelihara pada kegiatan paronisasi, memanfaatkan jerami padi dan batang, daun jagung (limbah pertanian) sebagai pakan ternak sapi potong. Anggota mitra kelompok tani IbM juga telah mempunyai keterampilan khususnya dalam membuat silase jagung maupun jerami padi fermentasi (pengolahan pakan). Hal lain yang turut menjadi perhatian dari kegiatan IbM adalah kesadaran dari anggota mitra kelompok tani untuk menjaga kontinuitas pakan pada musim kemarau melalui strategi pemanfaatan dan penerapan teknologi pengolahan pakan. Pelaksanaan dan dokumentasi kegiatan, sebagai berikut: 1. Penyuluhan dan demplot pembuatan kandang paronisasi telah meningkatkan pengetahuan anggota mitra kelompok tani tentang manfaat kandang; meningkatkan keterampilan pembuatan kandang yang sesuai syarat teknis; menghasilkan empat unit kandang yang dapat digunakan untuk kegiatan paronisasi; menimbulkan kesadaran mengandangkan ternak sebagai upaya mempercepat waktu paronisasi (Gambar 1). 47

Gambar 1. Penerapan Teknologi Perkandangan Sapi Potong. 2. Penyuluhan dan demplot teknologi pembuatan silase jagung telah meningkatkan pengetahuan anggota mitra IbM tentang manfaat limbah jagung dalam mendukung usaha peternakan dan sumber pakan bagi ternak sapi potong yang digemukkan (paronisasi); meningkatkan pengetahuan anggota mitra IbM tentang ciri-ciri fisik silase yang baik, kesadaran untuk memanfaatkan limbah tanaman jagung yang selama ini dibiarkan terbuang atau belum diolah; keterampilan dalam membuat dan menerapkan teknologi pengolahan pakan (silase) menggunakan limbah pertanian (batang dan daun jagung); pemahaman tentang pentingnya strategi penyediaan pakan berkelanjutan di musim kemarau; dan produksi silase sebanyak 500 Kg (Gambar 2). 48

Gambar 2. Penerapan Teknologi Silase Jagung. 3. Penyuluhan dan demplot teknologi pembuatan jerami padi fermentasi telah meningkatkan pengetahuan anggota mitra IbM tentang manfaat limbah tanaman padi sebagai sumber pakan alternatif bagi ternak sapi potong yang dipelihara terutama pada musim kemarau; meningkatkan pengetahuan anggota mitra IbM tentang ciri-ciri fisik jerami padi fermentasi yang baik; kesadaran untuk memanfaatkan jerami padi yang selama ini tidak digunakan dan selalu dibakar; keterampilan dalam membuat dan menerapkan teknologi jerami padi fermentasi menggunakan limbah tanaman padi; dan produksi jerami padi fermentasi sebanyak 500 Kg (Gambar 3). 49

Gambar 3. Penerapan Teknologi Jerami Padi Fermentasi. 4. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan kegiatan IbM telah dilakukan oleh tim pelaksana IbM dan tim DRPM Dikti. Hasil monev menunjukkan bahwa introduksi teknologi peternakan (perkandangan dan pengolahan pakan) di tingkat peternak telah berhasil diimplementasikan. Indikator yang dihasilkan dari kegiatan monev, meliputi : kemampuan mitra yang secara swadaya dan mandiri mampu membuat kandang sapi percontohan, silase jagung, dan jerami padi fermentasi; tersedianya produk silase jagung dan jerami fermentasi yang diujicobakan pada ternak sapi; kesepakatan untuk tidak membakar/ memberikan limbah hasil pertanian kepada orang lain di luar anggota kelompok Kota Dale; melakukan kegiatan bergilir pengolahan pakan; dan menyepakati penggunaan kandang contoh sebagai model melakukan kegiatan paronisasi (Gambar 4). 50

Gambar 4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan IbM. Meskipun demikian, secara teknis diketahui terdapat beberapa kendala yang dialami selama rangkaian pelaksanaan kegiatan IbM yang sekiranya dapat menjadi evaluasi dan perbaikan tersendiri untuk kegiatan IbM pada masa mendatang. Berbagai kendala dimaksud, antara lain: 1. Terdapat beberapa perubahan jadwal yang telah disepakati bersama sebelumnya dengan pengurus dan anggota kelompok tani Kota Dale I dan Kota Dale II akibat kegiatan isidentil (mendadak) yang tidak dapat dihindari oleh sebagian besar anggota kelompok tani terutama dalam urusan kedukaan maupun perkawinan mengakibatkan terjadinya penundaan dan penggabungan pada beberapa kegiatan IbM yang direncanakan. 51

2. Waktu pelaksanaan kegiatan IbM yang bergeser dari kesepakatan yang telah ditentukan oleh tim pelaksana dan anggota kelompok tani akibat jarak yang cukup jauh dari lokasi pelaksanaan kegiatan dengan tempat tinggal tim pelaksana IbM dan narasumber, sehingga pada beberapa kegiatan penyuluhan maupun demplot mengalami keterlambatan dari sisi waktu pelaksanaan. SIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yang dilaksanakan di Kelompok Tani Kota Dale I dan Kota Dale II memberikan manfaat positif terutama dalam kerangka pengelolaan sistem manajemen usaha ternak sapi potong melalui adopsi teknologi bidang peternakan. Kegiatan IbM yang dilaksanakan telah menghasilkan beberapa luaran sebagai produk yang dapat diimplementasikan untuk mendukung kegiatan paronisasi ternak sapi. Berdasarkan hasil kegiatan IbM disarankan untuk melakukan pengembangan introduksi teknologi peternakan secara berkelanjutan melalui penerapan sistem usaha tani terpadu yang memanfaatkan limbah-limbah hasil pertanian lainnya. Pada masa mendatang sekiranya perlu dipertimbangkan untuk menerapkan teknologi biogas sebagai sumber energi alternatif yang dapat memberikan banyak manfaat bagi kelompok tani. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2008. Hijauan Makanan Ternak. http://www.disnak.jabarprov.go.id/images/ artikel/hijauan.doc. Diakses 05 September 2012. Anonimous, 2008. Produksi Biogas dari Limbah Ternak. Inforomasi Paket teknologi. Pusat penelitian Kopi dan Kako Indonesia. http://pustaka.litbang. deptan.go.id/agritek /kopi08.pdf. Diakses 12 April 2013. Anonimous, 2012. Kabupaten Kupang dalam Angka Tahun 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Kupang. 52

Antari R., dan U. Umiyasih, 2009. Profil Tata Laksana Pemeliharaan dan Pakan Sapi Potong Pembibitan di Daerah Sentra Industri Tepung Tapioka Skala Rakyat: Studi Kasus di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Halaman: 233-239. Sadono, 2008. Pemberdayaan Petani: Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Jurnal Penyuluhan. 4 (1): 65-74 Tonbesi, T. T., N. Ngadiyono, dan Sumadi, 2009. Estimasi Potensi dan Kinerja Sapi Bali di Kabupaten Timor Tengah Utara, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Buletin Peternakan. 33 (1): 30-39. Yunasaf U., dan D. S. Taspirin, 2011. Peran Penyuluh dalam Proses Pembelajaran Peternak Sapi Perah di KSU Tandangsari Sumedang. Jurnal Ilmu Ternak. 11 (2): 98-103. 53