PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PRNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 2 Tasikmalaya) (Difference of Students Achievement Using Double Loop Problem Solving Model and Problem Based Learning Model on The Human Respiration System) Gungun Nurjaman, Endang Surahman, Suharsono, gunz_nurjaman@yahoo.com Biology Education Department Faculty of Teacher Training and Education Siliwangi University Tasikmalaya ABSTRACT This research purpose to know the difference of students achievement using Double Loop Problem Solving Model and Problem Based Learning Model on The Human Respiration System material at 8 th grade Junior High School 2 Tasikmalaya. This research was conducted on August 2015 until September 2015 at 8 th grade of Junior High School 2 Tasikmalaya. The method used in this research was pre-experiment. The populations of this research all of the 8 th grade of Junior High School 2 Tasikmalaya in 2015/2016 as much as 8 classes which consist of 296 student. The sample used in this research two classes which taken by purposive sampling. The instrument used in this research is the test on the Human Excretion System which consist of 30 item with 4 options. To analysis the data, the writer used t-test with α 5%. Based on analysis data and t-test concluded that there was difference of students achievement using model double loop problem solving and problem based learning. Model double loop problem solving assessed better than problem based learning on the human respiration system at 8 th grade of Junior High School 2 Tasikmalaya. Keywords : double loop problem solving, problem based learning, human respiration system.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran double loop problem solving (DLPS) dan problem based learning (PBL) pada materi sistem pernapasan pada manusia (studi eksperimen di kelas VIII SMP Negeri 2 Tasikmalaya). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan September 2015 di SMP Negeri 2 Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 2 Tasikmalaya Tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 296 orang. Adapun sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII A berjumlah 40 siswa dan kelas VIII B berjumlah 40 siswa yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar siswa pada materi ekosistem berjumlah 37 butir soal yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 4 options. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata (uji t) dengan taraf signifikan (α) = 5%. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh simpulan ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran double loop problem solving (DLPS) dan problem based learning (PBL) pada materi sistem pernapasan pada manusia (studi eksperimen di kelas VIII SMP Negeri 2 Tasikmalaya). Kata kunci : double loop problem solving, problem based learning, sistem pernapasan pada manusia
Pendahuluan Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Proses pendidikan di negara kita diperkuat dengan adanya sistem kurikulum, yang berperan sebagai suatu tuntutan dalam pembelajaran, yang lebih menekankan pada konteks keterampilan belajar siswa. Peningkatan proses belajar siswa dapat diperoleh melalui tugas belajar seperti pemecahan masalah, eksperimen, dan pembelajaran kontekstual. Dalam kontek kegiatan belajar mengajar, mengajar tidak diartikan sebagai proses penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa, yang menempatkan siswa sebagai objek belajar dan guru sebagai subjek, akan tetapi mengajar harus dipandang sebagai proses pengetahuan lingkungan agar siswa belajar. Yang dimaksud belajar itu sendiri bukan hanya sekedar menumpuk pengetahuan, akan tetapi merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman belajar sehingga diharapkan terjadi pengembangan berbagai aspek yang terdapat dalam individu, seperti aspek minat, bakat, kemampuan, potensi dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII SMP Negeri 2 Tasikmalaya tahun ajaran 2014/2015, terungkap bahwa dalam proses mengajar biologi khususnya pada materi sistem pernapasan pada manusia tahun 2015, banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajarinya. Hal ini terbukti dari hasil rata-rata nilai ulangan yang diperoleh siswa baru mencapai 70 yang masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebesar 75. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan bagi para siswa dalam mempelajari biologi, di antaranya adalah cara penyampaian materi yang kurang melibatkan aktivitas siswa, kurangnya media pembelajaran yang dibutuhkan siswa dalam memahami suatu konsep, penggunaan
model pembelajaran yang kurang bervariasi, dan penyampaian materi kurang menarik perhatian, sehingga menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan. Proses pembelajaran yang kurang efektif menyebabkan sebagian siswa belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu harus digunakan model pembelajaran demokratis dengan suasana yang melibatkan para siswa dalam proses pembelajarannya. Dengan memperhatikan sepenuhnya terhadap inisiatif, pemikiran, gagasan, ide, kreativitas dan karya siswa. Mereka memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menjadi subjek dalam proses pembelajaran. Salah satu model yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran double loop problem solving (DLPS) dan problem based learning (PBL). Metode Penelitian Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda pre experimental. Materi yang di bahas dalam penelitian ini adalah sistem pernapasan pada manusia, sedangkan model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran double loop problem solving (DLPS) dan problem based learning (PBL). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tasikmalaya sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa 296 orang dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang di gunakan adalah kelas VIII A dan VIII B. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada materi Sistem Pernapasan pada Manusia. Bentuk tes berupa soal multiple choice dengan empat option dengan jumlah 30 soal. Tes dilakukan setelah pelaksanaan proses belajar mengajar pada materi sistem pernapasan pada manusia. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi hanya pada jenjang mengingat (C1), memahami (C2), memakai (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5) dengan dimensi pengetahuan faktual (K1), konseptual (K2) dan prosedural (K3). Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perbandingan nilai postest yang dinormalisasi. Menguji
normalitas dengan menggunakan uji Chi-kuadrat (χ 2 ). Data yang diuji meliputi post-test, uji homogenitas dengan menggunakan uji F maximum. Data yang diuji adalah post-test. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh harga t hitung = -9,03sedangkan harga t tabel = -0,034 atau 0,034. Karena harga t hitung berada di daerah penolakan Ho maka kesimpulan analisis dari penelitian ini adalah tolah Ho, artinya ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran double loop problem solving (DLPS) dan problem based learning (PBL) pada materi sistem pernapasan pada manusia di kelas VIII SMP Negeri 2 Tasikmalaya. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena interaksi antar siswa yang terjadi pada pembelajaran problem based learning (PBL) ini sangatlah luas yakni siswa dapat berinteraksi dan mencari informasi dengan semua kelompok sehingga membuat siswa lebih aktif, berfikir kreatif, dan menanamkan rasa tanggung jawab. Dengan demikian siswa lebih termotivasi untuk serius belajar apalagi dalam proses pembelajarannya guru mendorong siswa untuk bebas mengekspresikan ketertarikan mereka sendiri terhadap subjek yang akan di pelajari. Selain itu juga dalm proses pembelajarannya tim yang sudah di bagi secara heterogen siswa dipersilahkan uantuk memilih topik dan siswa membagi topik tim mereka menjadi topik-topik kecil, dan meraka bekerja secara individual, sehingga materi akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Sedangkan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model double loop problem solving (DLPS), keaktifan siswa kurang karena interaksi terjadi hanya pada kelompok saja sehingga keaktifan semua siswa kurang karena mengandalkan siswa yang pintar, baik dalam mencari informasi ataupun dalam presentasi. Hasil akhir kedua kelas tersebut, dilihat dari nilai post test yang mempunyai nilai rata-rata sebagai berikut :
100 80 60 40 20 0 nilai rata-rata DLPS nilai rata-rata PBL nilai rata-rata KKM Gambar. 1 Daftar Nilai Rata-Rata Double Loop Problem Solving (DLPS), Rata-Rata Problem Based Learning (PBL) dan KKM Dari gambar 1 dapat di jelaskan bahwa siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model double loop problem solving (DLPS) memperoleh nilai rata-rata 57,83. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model double loop problem solving (DLPS) tidak mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Sedangkan model problem based learning (PBL) memiliki nilai rata-rata 77,1 di atas nilai KKM. Hal ini membuktikan bahwa model problem based learning (PBL) memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model double loop problem solving (DLPS). Hal ini disebabkan karena interaksi antar siswa yang terjadi pada pembelajaran problem based learning (PBL) ini sangatlah luas yakni siswa dapat berinteraksi dan mencari informasi dengan semua kelompok sehingga membuat siswa lebih aktif, berfikir kreatif, dan menanamkan rasa tanggung jawab. Dengan demikian siswa lebih termotivasi untuk serius belajar apalagi dalam proses pembelajarannya guru mendorong siswa untuk bebas mengekspresikan ketertarikan mereka sendiri terhadap subjek yang akan di pelajari. Selain itu juga dalm proses pembelajarannya tim yang sudah di bagi secara heterogen siswa dipersilahkan uantuk memilih topik dan siswa membagi topik tim mereka menjadi topik-topik kecil, dan meraka bekerja secara individual, sehingga materi akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Sedangkan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model double loop problem solving (DLPS), keaktifan siswa
kurang karena interaksi terjadi hanya pada kelompok saja sehingga keaktifan semua siswa kurang karena mengandalkan siswa yang pintar, baik dalam mencari informasi ataupun dalam presentasi. Berdasarkan pembahasan di atas, jika di kaitkan dengan faktor yang mempengaruhi hasil belajar, faktor guru sangat berpengaruh sekali, karena perencanaan sebagian besar dibuat oleh guru, selain itu faktor lingkungan juga sangat berpengaruh, di antaranya adalah suasana di dalam kelas dan lingkungan sekitar sekolah. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan double loop problem solving (DLPS) dan problem based learning (PBL) pada materi Sistem Pernapasan pada Manusia di kelas VIII SMP Negeri 2 Tasikmalaya. Daftar Pustaka Creswell, Jhon W. (2013). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Huda, Miftahul. (2013). Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Joyce,Bruce (2011). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suharsono. (2010). Bahan Kuliah anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Tasikmalaya: UNSIL. Sloane,Ethel. (2003). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGS