BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONSEP. Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: membutuhkan informasi yang spesifik.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. ruang tertentu. Untuk mempermudah dalam pem-bacaan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MUSEUM NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I. A. Pendahuluan. Museum, menurut International Council of Museums (ICOM), adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PASAR SENI DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB II GAMBARAN UMUM DAN STRUKTUR BIROKRASI MUSEUM NASIONAL JAKARTA. A. Sejarah Singkat Museum Nasional Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB V PENUTUP. makna koleksi tersebut dalam konteks budaya tempat koleksi berasal. Perbedaan. koleksi epigrafi Jawa Kuno, dan koleksi etnik Aceh.

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jogi Morrison, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pelestarian budayabangsa bukan suatu obsesi yang akan menghantarkan

BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Judul 2. Latar Belakang 2.1. Latar Belakang Umum Museum di Indonesia

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijakarta Pusat tepatnya Jalan Merdeka Barat 12. Museum Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Keberadaan Museum Nasional Indonesia diawali dengan berdirinya lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

KATA PENGANTAR. Penyusun

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penetapan pembelajaran tematik terpadu di SD tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA DI BANDUNG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernacular)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

Transkripsi:

BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung / observasi 2. 2 Museum Nasional RI Museum Nasional Republik Indonesia atau lebih dikenal dengan Museum Gajah merupakan museum yang tertua dan terbesar di Asia Tenggara. Museum ini dibangun pada tahun 1862 oleh Pemerintah Belanda di bawah Gubernur- Jendral Reinier de Klerk sebagai respons adanya perhimpunan dengan bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda. Sehingga arsitekturnya berpengaruh Eropa. Dikenal sebagai Museum Gajah sejak dihadiahkannya patung gajah oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada 1871, yang sekarang diletakan di depan halaman depan museum. Pada saat ini Museum Indonesia telah memiliki jumlah koleksi sebanyak 112.246 buah. Namun hingga saat ini hanya 20 persen saja yang dapat ditampilkan, dikarenakan kurangnya ruang untuk pameran. Sehingga untuk memperbaikinya telah berjalannya peluasan lokasi museum dengan penambahan dua gedung sehingga luasnya menjadi sepuluh kali lipat dari yang

sekarang, museum juga menampilkan koleksi dengan gaya yang lebih modern untuk menghilangkan kesan suram dan jenuh bagi penggunjungnya. Hal-hal diatas menjadikan salah satu alasan untuk memperbaiki panduan arah terpadu yang ada menjadi lebih baik sehingga pengunjung mudah dan nyaman dalam mencari informasi. Baik informasi arah maupun tentang koleksi benda bersejarah. 2. 3 Penambahan Area & Fasilitas Dengan tujuan dapat menampilkan keseluruhan koleksi museum, saat ini museum telah memperluas gedung. Berikut perkembangan denah museum. Gb.2.1. Denah Museum Nasional terdahulu sebelum penambahan area

Gb. 2.2. Denah Museum Nasional dengan penambahan area Gb. 2..3. Denah Museum Nasional Lantai 2

Gb. 2..4. Denah Museum Nasional Lantai 3

Gb. 2..5. Denah Museum Nasional Lantai 4 Dengan peluasan dan penambahan akan ada fasilitas baru seperti ruang pameran, ruang penyimpanan, auditorium, lobi, café, dan lainnya. Lantai 5 hingga 7 dipergunakan sebagai area ruang kerja. 2. 4 Pembagian Area Dalam pembagian koleksi museum berubah dari sistem periode menjadi sistem tematik, dengan harapan dapat lebih menarik bagi pengunjung dalam mencari dan menemukan informasi. Pembagiannya antara lain; yaitu: 2.4.1 Manusia dan lingkungan Menginformasikan berbagai peristiwa geologis yang membentuk kepulauan Indonesia, jalan migrasi fauna dan manusia purba ke kepulauan nusantara dan keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. 2.4.2. Kesenian dan religi Pameran ini menampilkan berbagai karya seni sejak jaman prasejarah, terdiri dari Seni Musik dan Seni Pertunjukan. Sedangkan religi untuk memberikan gambaran berbagai corak kepercayaan dan keagamaan di Indonesia. 2.4.3. Ilmu pengetahuan dan teknologi & ekonomi Menginformasikan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pernah dikuasai manusia Indonesia sejak jaman prasejarah untuk menopang kehidupannya. Kemudian aspek ekonomi ditampilkan untuk menggambarkan dinamika kehidupan manusia lewat perdagangan. 2.4.4. Organisasi sosial dan pola pemukiman

Menggambarkan strata-strata sosial dalam masyarakat Indonesia karena adanya perbedaan jender (jenis kelamin), profesi/jabatan, dan kasta. Stratifikasi sosial ditampilkan melalui atribut-atribut tertentu misalnya rumah adat, pakaian, perhiasan, makanan, dan sebagainya. Sementara pola pemukiman menggambarkan tata letak tempat tinggal individu atau kelompok, sebagai akibat dari stratifikasi sosial tersebut. 2.4.5. Khasanah emas dan keramik Pameran ini menampilkan kekayaan warisan budaya Indonesia berupa artefak logam, emas dan perak, beberapa diantaranya berhiaskan batu mulia yang berasal dari abad ke-10 17. Juga koleksi keramik asing yang ditemukan di Indonesia, antara lain berasal dari Cina, Vietnam, Thailand, Jepang dan Eropa. 2.5. Data Penyelengara Museum Nasional Republik Indonesia merupakan museum yang terbesar di Asia Tenggara ini dibangun oleh sebuah lembaga ilmu pengetahuan Bataviaasch Genootschap van kunsten en Wetenschappen pada tanggal 24 April 1778 dan dibuka pada tahun 1868 oleh Persatuan Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Batavia. Kemudian pada tanggal 17 Sepetember 1962, Pemerintah Indonesia mendapat kepercayaan untuk mengelola gedung tersebut dan menjadi museum pusat. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 092/0/1979 tanggal 28 Mei 1979, museum pusat ditingkatkan menjadi museum nasional.

Museum Nasional Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat no.12 Jakarta Indonesia, Jakarta Pusat Telepon : 62-21-3811551 Fax : 62-21-3447778 2.6 Makna Logo Museum Nasional RI Logo Museum Nasional merupakan konfigurasi tiga baris titik-titik yang masingmasing berbeda ukurannya. Konfigurasi ini bisa dikonotasikan baik secara nyata maupun abstrak dan simbolik. Mengambil dasar dari benda nyata, titik-titik itu menampilkan kesan visual ke dalam yang berasosiasi pada bentuk batik ikat, candi, arca, mandala, giwang ataupun susunan megalitith prasejarah (dimensi ruang). Hal tersebut berhubungan erat dengan benda-benda koleksi Museum Nasional. Secara abstrak lingkaran merupakan bentuk yang sudah dikenal sejak prasejarah, dan dalam logo ini ditampilkan dalam bentuk yang unik. Secara simbolik titik-titik dengan berbagai ukuran itu mencerminkan kebersamaan : kebersamaan beragam suku bangsa di Indonesia atau juga berbagai warisan budaya Nusantara dalam koleksi Museum Nasional. Susunannya yang tiga baris itu menggambarkan tiga masa: masa lalu, masa sekarang dan masa depan (dimensi waktu). Dimensi masa lalu mewakili sifat koleksi museum yang merupakan warisan budaya bangsa, dimensi kini mencerminkan fungsi museum saat ini sebagai pusat informasi budaya dan dimensi masa depan mencuatkan

harapan akan manfaat museum bagi perkembangan budaya Indonesia di masa depan. Logo terpilih hanya menggunakan satu warna: hitam, terbuka tanpa pigura. Dalam kelengkapan dengan huruf: Museum Nasional (Garamond monotype) dan unsure lain digunakan warna merah terakota (asmat) sebagai paduan. Kedua warna tersebut dikonotasikan pada yang tradisi, dan dapat tampil baik dalam kemungkinan desain masa kini. Dengan logo baru ini diharapkan Museum Nasional dapat dikenal dengan mudah oleh masyarakat luas. 2.6. Data Pendukung Peradaban manusia yang terus berubah menciptanya komunitas-komunitas baru, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan untuk menjangkau berbagai daerah dari satu tempat ke tempat yang lain. Banyaknya pendatang baru ke berbagai daerah yang baru dengan budaya yang jauh berbeda. Craig Berger dalam bukunya yang berjudul wayfinding menyatakan, panduan arah terpadu merupakan suatu seni dalam membantu orang-orang untuk menemukan jalan atau arah yang dapat didukung melalui suara, sentuhan, tulisan, tanda, arsitektur, dan tampilan. Dengan meningkatnya imigrasi dan turisme yang mengglobal, maka dibutuhkannya grafis dan petunjuk yang bersifat universal, melalui simbol, angka, huruf, dan tulisan. 2.7. Target 2.7.1. Demografi: Eksternal : Pelajar, Wisatawan, peneliti /ahli budaya Masyarakat Indonesia.

Dengan adanya panduan arah terpadu pengunjung dapat lebih mudah mencari dan menemukan informasi. Internal : Pihak museum Dengan adanya panduan arah terpadu maka pengunjung dapat memahami peraturan dalam Museum Nasional sehingga memudahkan petugas dalam menjalankan tugasnya. 2.7.2. Geografi: Yang bertempat tinggal di Jakarta serta masyarakat luar Jakarta yang sedang berkunjung di Jakarta 2.7.3. Psikologi Eksternal: Memiliki rasa ingin tahu tentang sejarah, serta ingin mempelajarinya. 2.7.4. Behavior Eksternal : Selalu mencari informasi untuk menambah wawasan 2.8. Faktor Pendukung dan Penghambat Yang menjadi faktor pendukung adalah sudah adanya kesadaran dari pihak Museum Nasional akan kebutuhan panduan arah terpadu, terlihat dengan tersedianya panduan arah terpadu. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah panduan arah terpadu yang ada tidak terdapat keseragaman sebagai satu sistem, sehingga kurang efektif dalam penggunanya.