PENDAHULUAN. ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Minat belajar yang tergambarkan dari motivasi belajar siswa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, sumber daya manusia yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hindam, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bersama kalangan swasta bersama-sama telah dan terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa dan merupakan

A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

BAB III PENYAJIAN DATA

V1. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (PTK) tentang penerapan pendekatan multisensori dapat meningkatkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PARAFRASE PUISI MELALUI PENDEKAT COOPERATIF LEARNING PADA SISWA KELAS VI A SDN SEI ROTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Emi Marini,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sikap merupakan etika, sopan dan santun yang termasuk didalamnya

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembelajaran pada lembaga pendidikan formal merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu cita-cita dan tujuan dari Bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Bekalang Masalah. Peristiwa pendidikan formal ditandai adanya kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ketuntasan Prosentase Jumlah Siswa. Tuntas 50% 11 Siswa. Belum Tuntas 50% 11 Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan suatu keharusan dalam produktivitas, efektivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Asnaria Situmeang Surel:

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

pengalaman belajar kepada para siswanya. Salah satu metode yang dapat 1

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. ajaran_matematika/kegiatanbelajar1) menyatakan bahwa Matematika itu bukan

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. tinggi (dalam Prayitno & B. Manullang, 2011:47). Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

Memaknai Kembali Arti Kesejahteraan Guru. Oleh : Fahriza Marta Tanjung, S.Pd. 1

BAB I PENDAHULUAN. menerima materi pelajaran. Guru dan siswa dituntut untuk sama-sama aktif.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, bergaul, ekspresi diri, harga diri dan lain-lain. Menurut Maslow (dalam Hambali 2013: ) bahwa setiap manusia

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan cara mencari tahu tentang alam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia mempunyai cita-cita untuk menciptakan masyarakat

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis dan pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratih Rahmawati, 2015

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

Transkripsi:

B A BAB B I I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam dunia pendidikan saat ini terjadi kesadaran akan pentingnya penerimaan atas diri. Salah satunya adalah menghargai diri sendiri. Dalam hidup ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan atau kekurangan seperti : kesalahan dalam berbicara, dalam bertingkah laku dan sebagainya, yang membuat kecewa dan menjadikan kita kurang menghargai diri sendiri. Gea Atosokhi Antonius (2002:106) menyatakan bahwa penghargaan diri adalah suatu sikap menghormati dan menjaga diri sendiri, tidak membiarkannya terlantar dan menjadi beban orang lain, serta tidak membiarkannya diperalat atau dimanipulasi oleh orang lain. Ini menjelaskan bagaimana kita bersikap untuk menghormati dan menjaga diri kita sendiri, agar kita tidak terlantar dan menjadi beban orang lain. Branden (2005:43) mengatakan penghargaan diri adalah kebutuhan manusia yang kuat. Itu adalah kebutuhan manusia mendasar yang memberikan kontribusi sangat penting terhadap proses kehidupan bagi perkembangan yang normal dan sehat. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk membentuk jati diri seseorang dengan pengalaman yang diberikan oieh guru disekolah (Sukmadinata, 2003). Dengan adanya pendidikan akan tercipta manusia-manusia yang memiliki

ilmu pengetahuan, keterampilan serta kompetensi untuk maju dan berkembang di masa yang akan datang. Keberhasilan proses belajar mengajar dikelas ditunjukkan dengan dikuasai tujuan pembelajaran oieh siswa. Kita semua mengetahui bahwa salah satu faktor keberhasilan mengajar adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidaklah dapat muncul dengan sendirinya akan tetapi guru juga harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Dalam prakteknya guru terkadang sering mengalami kesulitan dalam mengatur kelasnya. Hal tersebut dikarenakan rendahnya harga diri siswa yang berdampak pada perilaku negatif siswa sehingga mempengaruhi keefektifan proses pembelajaran di kelas. Banyaknya masalah yang ditimbulkan siswa di dalam kelas terkait dengan cara bagaimana seorang guru membimbing dan mengajar siswanya. Guru memiliki peranan utama di kelas dimana guru harus mampu memenuhi tanggung jawab utamanya, yakni membantu siswa aktif terlibat dalam proses belajar dan mengubah siklus perilaku negatif yang dimiliki siswa sehingga siswa merasakan pencapaian dan tujuan. Setiap guru dihadapkan pada tugas manajement kelas menyangkut perilaku siswa bermasalah. Ketika kita mendapatkan percaya diri karena kesuksesan intervensi, kemudian kita dapat lebih mudah menangani semua tugas pengajaran yang kita lakukan, mencakup memandu siswa yang paling mengganggu menuju kedisiplinan diri siswa.

Sering solusi kita terhadap perilaku buruk siswa di kelas adalah bereaksi ke perilaku secara pribadi bukannya mendekati masalah secara profesional. Pendekatan pengajaran disiplin membantu guru mendapatkan perspektif yang diperlukan agar menjadi manager perilaku yang efektif dan akibatnya mengurangi konfrontasi di kelas Fokus pengajaran displin dan harga diri adalah mendidik guru dan siswa mengenai pilihan yang tersedia yang dapat meningkatkan perubahan positif dan citra diri yang sehat serta membantu guru memahami cara mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan siswa, yang pada gilirannya menghasilkan perbaikan kerja sama. Guru merupakan fasilitator yang melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang bertujuan untuk mengembangkan karakter anak didik. Kebutuhan anak sekolah dasar untuk mengembangkan harga diri yang tinggi berada pada kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan perhatiaan, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan kognitifnya, Berta memperoleh pengakuan dari teman sebayanya. Berdasarkan pemikiran dan fenomena yang telah dipaparkan, peneliti memandang perlu melakukan penelitian mengenai perilaku anak dengan pengajaran disiplin guna meningkatkan harga diri anak. Dari latarbelakng tersebut penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tarhadap penggunaan pendekatan pengajaran yang berjudul " MENINGKATKAN HARGA DIRI SISWA DENGAN PENGAJARAN DISIPLIN DI KELAS V SD NEGERI NO. 104208 PERCUT SEI TUAN".

B. Identifikasi Masalah 1. Menggunakan pendekatan pengajaran yang kurang baik merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya harga diri siswa. 2. Menggunakan pendekatan pengajaran disiplin yang tepat dapat membantu guru dalam management kelas yang baik. 3. Menggunakan pendekatan pengajaran disiplin di kelas dapat mempelancar keefektifan proses belajar mengajar. 4. Menggunakan pendekatan pengajaran disiplin secara tepat dapat membantu guru dalam membimbing siswanya agar mampu memiliki rasa percaya diri dan bertanggung jawab dalam dirinya. 5. Menggunakan pendekatan pengajaran disiplin dapat mempengaruhi meningkatnya harga diri siswa dan terjalin hubungan kerja sama yang baik antara guru dan siswa pada proses belajar mengajar di kelas. C. Pembatasan Masalah Untuk mudah memahami ruang lingkup dalam penelitian ini, maka perlu dilakukannya pembatasan masalah. Oleh karena keterbatasan yang ada pada penulis, peneliti membatasi masalah pada Meningkatkan Harga Diri Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Pengajaran Disiplin di kelas V SD Negeri No. 104208 Percut Sei Tuan.

D. Rumusan Masalah Setelah penulis mengidentifikasi dan membatasi masalah diatas penulis dapat merumuskan masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun rumusan masalah tersebut masalah: 1. Apakah dengan menggunakan pendekatan pengajaran disiplin pada proses pembelajaran dapat meningkatkan harga diri siswa? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian tinakan kelas (PTK) masalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatnya harga diri siswa dengan menggunakan pengajaran disiplin. Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa saat belajar di dalam kelas maupun di luar kelas. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi siswa yang memiliki tingkat harga diri yang rendah. 3. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan pendekatan pengajaran disip1in pada siswa yang memiliki perilaku negatif di kelas. Untuk mengetahui peranan harga diri terhadap prestasi akademik siswa di SD Negeri No. 104208 Percut Sei Tuan 4. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi faktor penyebab turunnya harga diri siswa di SD Negeri No.104208 Percut Sei Tuan. 5. Untuk mengetahui seberapa besar keperdulian guru terhadap harga diri.

F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian bermanfaat sebagai berikut: Bagi guru: 1. Sebagai bahan masukan bagi guru agar mengetahui dan menggunakan pendekatan pengajaran disiplin dalam proses belajar mengajar, disamping itu juga membantu guru dalam menyampaikan materi pengajaran dan proses pendisiplinan siswa di kelas. 2. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan pengajaran disiplin untuk meningkatkan harga diri siswa. Bagi sekolah: 1. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam memilih dan menggunakan pendekatan pengajaran disiplin yang tepat untuk meningkatkan harga diri siswa. Bagi Peneliti: 1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya khususnya di jurusan PGSD FIP UNIMED tentang pemanfaatan pendekatan pengajaran disiplin. 2. Menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti.