Jumlah Lembaga Kursus B. Inggris

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN STANDAR BEHAVIORAL COMPETENCIES UNTUK TUTOR ENGLISH-SELF ACCESS PROGRAM (ESAP) DI PUSAT BAHASA TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN METODE DELPHI

BAB 1 PENDAHULUAN. metode efektif, dan persiapan yang lebih singkat. E-Learning merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Terhadap Objek Studi Penelitian English First (EF)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya, maka dari itu dunia pendidikan sekarang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. TOEFL singkatan dari Test of English as a Foreign Language merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia menyebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk mempelajari bahasa

BAB. I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang secara umum dianggap penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, tujuan

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah, universitas, dan agen-agen seperti Fullbright (The Agency for International

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam menunjang era baru ini. Selain Bahasa Inggris, Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. nyata dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah satu contoh. untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan mereka dan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini terdapat banyak ragam bahasa yang membuat perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih baik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. perbatasan antar negara seakan tidak terlalu berarti. Terlebih lagi saat ini, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Prayitno dan Erman Amti Dasar-dasar Bimbingan Konseling. 2

I. PENDAHULUAN. manusia, Oleh karena itu pembangunan pendidikan nasional harus mampu. mengandalkan sistem pendidikan formal saja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. dituntut lebih cepat untuk bisa mengimbangi dari laju perkembangan jaman.

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang penyediaan jasa transportasi udara dan jasa-jasa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, seakan-akan tidak pernah ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komputerisasi dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya. ada namun lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap informasi yang dihasilkan berkaitan dengan sumber daya manusia.

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama peranan permainan dirasakan cukup efektif dalam membantu menghilangkan

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia atau SDM pada suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bersaing secara ketat dengan perusahaan lain. Berbagai tantangan dan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan akan fasilitas alat kesehatan di Indonesia semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semua harapan atau impian yang ingin dicapai oleh setiap mahasiswa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah tercapainya produktivitas tenaga kerja yang baik. operasional perusahaan, bukan hanya perusahaan besar saja tetapi bagi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan bagi para pekerja maupun perusahaan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sukses dan mengembangkan diri, seiring dengan berjalannya waktu persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kunci keberhasilan suatu negara. Perkembangan dunia bisnis memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang warehousing,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Universitas X merupakan salah satu universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan J udul

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis pada masa sekarang ini menyebabkan kebutuhan untuk mendapatkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini perkembangan perekonomian di Indonesia telah

Handbook ini hanya untuk siswa SchoolingMe.com HANDBOOK ESAI LPDP ESAI: RENCANA STUDI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N. AMBARDHI P

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan perusahaan terhadap client perlu ditingkatkan. Banyak tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka

1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan mutlak dan primer saat ini. Sebelumnya, pendidikan hanya menjadi milik kalangan atas namun

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sering disebut sebagai human resource, tenaga

tugas yang dilakukannya. Sumber Daya Manusia yang disoroti pengembangannya dalam penelitian ini adalah SDM karyawan sebuah perusahaan di Surabaya,

Vii BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari fenomena yang ada, jumlah pencari kerja di Indonesia lebih banyak

a) Bagaimana merancang perpustakaan pusat yang berstandar internasional?

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROSES KUALIFIKASI CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS PADA PT. BP RIAMA SANTY SITORUS

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB IV RANCANGAN USER INTERFACE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi diawal abad ke-21 telah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang dapat membantu perusahaan dalam memperoleh dan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan setiap orang. Dalam dunia pendidikan penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris mutlak di perlukan bagi setiap pelajar yang dapat diraih melalui pendidikan formal dan non formal. Menurut Imelda (2006), menyatakan menjamurnya kursus bahasa inggris di kota-kota disebabkan karena minat mempelajari bahasa inggris dari berbagai jenjang pendidikan semakin meningkat. Jumlah Lembaga Kursus B. Inggris 4600 4580 4583 4560 4540 4536 4520 4500 4488 4480 4460 4440 2014 2015 2016 TAHUN Gambar I.1. Jumlah Lembaga Kursus B. Inggris di Indonesia (Direktorat Pembinaan Kursus & Pelatihan, 2016) Penguasaan materi pengajaran, pengelolaan kelas, metode pengajaran yang tepat, penggunakan media dan sumber pengajaran, penilaian prestasi siswa menjadikan guru seorang manajer pendidikan yang lengkap secara intelektual. (M. Malada Fransisku, 2013). Hal ini penting mengingat semakin ketatnya persaingan, terbukti dari kebutuhan penguasaan Bahasa Inggris yang hingga menjadi prasyarat dari seleksi CPNS, seleksi Perguruan Tinggi (negeri & swasta), seleksi lowongan pekerjaan di perusahaan nasional hingga multinasional. Tidak mudah menjadi 1

guru/tutor bahasa inggris yang dibebankan oleh suatu pola pengajaran yang dapat memenuhi kebutuhan para didikannya. Untuk menghadapi tantangan tersebut dan membekali para peserta didik, maka Telkom University (Tel-U) yang memiliki visi menjadi World Class University memerlukan kemampuan berbahasa internasional. Tel U mendirikan Pusat Bahasa dengan tujuan untuk mengembangkan dan mengelola semua program bahasa. Pusat Bahasa telah memiliki beberapa program untuk memenuhi kebutuhan peserta didik seperti: Languages Course, Languages Tests, Translating, Proofreading, dan English-Self Access Program (ESAP). Seiring dengan meningkatnya keberagaman dari kebutuhan peserta didik, maka Pusat Bahasa pun memperkaya programnya diantaranya: Languages Course (Arabic, Korea, Japan), Languages Tests (IELTS & TOEFL), Translating (Journal, Mini thesis, Documents), dan English-Self Access Program (Membership, LAC Membership). Berdasarkan jenis program yang ada, maka secara umum aktivitas utama dari unit Pusat Bahasa dalam organisasi Tel U adalah memberikan pelayanan yang terkait peningkatan kemampuan bahasa untuk seluruh mahasiswa Tel U. Mulai dari asesmen untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan yang dimiliki, hingga program yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Serangkaian upaya dilakukan untuk terus melakukan perbaikan performansi unit dalam memberikan perbaikan layanan. Salah satu target utama dalam capaian unit adalah meningkatkan kemampuan peserta didik Tel U. Umumnya peningkatan yang harus dicapai adalah sesuai standar yang dibutuhkan oleh peserta didik berdasarkan kriteria jurusan. Untuk memastikan ketercapaian target, maka Pusat Bahasa melakukan leveling untuk peserta sehingga dapat lebih memfokuskan proses pembelajaran. 2

Gambar I.2. Tabel Leveling Peserta Sumber: Pusat Bahasa Telkom University 2015 Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian SDM, Pusat Bahasa memberdayakan Tutor untuk menunjang segala kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa termasuk dalam mengajar para peserta. Tutor terbagi menjadi 2 berdasarkan Job Descriptions dan Education Background nya yaitu: Tutor Utama yang menangani Language Course, Translating, dan Proofreading serta Tutor yang menangani English-Self Access Program (ESAP). Tutor Utama berasal dari para lulusan S1 Bahasa/Pendidikan/Sastra Inggris atau bahasa lainnya (tergantung bahasa yang akan diambil) dan sudah memiliki leveling competencies, sedangkan Tutor ESAP berasal dari kalangan mahasiswa Tel U dan baru sebatas rencana untuk leveling technical competencies dari segi knowledge dan skill. Tabel I.1. Rencana Leveling Technical Competencies Tutor ESAP di Pusat Bahasa Technical Competencies Nilai Level I Level II Level III Level IV EPrT > 450 > 500 > 550 > 580 ECCT > 3,5 > 3,5 > 3,5 > 3,5 Pada awalnya, para Tutor ESAP dalam menjalankan kewajibannya, tidak memiliki perbedaan dalam segi apapun (di generalisasi). Para peserta pun tidak diklasifikasikan berdasarkan faktor apapun termasuk faktor kemampuan. Pusat 3

Bahasa beranggapan, jika para peserta dengan latar belakang kemampuan yang berbeda, maka akan bisa saling berbagi ilmu sehingga diharapkan peserta dengan kemampuan lebih rendah dapat dibantu oleh peserta dengan kemampuan lebih tinggi, kemudian Tutor membantu peserta dengan kemampuan lebih tinggi. Kualifikasi yang menjadi syarat untuk menjadi Tutor ESAP hanya nilai EPrT > 500 dan ECCT > 3,5 yang tentu saja tidak merepresentasikan kemampuan secara menyeluruh. Menurut PIC ESAP, seiring berjalannya waktu pada program ESAP, timbul berbagai permasalahan seperti peningkatan kemampuan dari para peserta berkemampuan lebih tinggi dan materi yang tidak tersampaikan (di karenakan Tutor perlu mengulang atau mengulas ulang beberapa materi yang berkaitan, sehingga menghabiskan waktu) yang ditinjau dari post-test yang diberikan oleh Pusat Bahasa di setiap program yang dilaksanakan dengan rata rata kenaikan nilai peserta sekitar 20% dimana tidak mencapai target yakni kenaikan minimal 30% dari sebelumnya. Selain itu terdapat faktor Tutor itu sendiri yang tidak sesuai dengan peserta yang diajarnya baik terkait technical competencies atau behavioral competencies dari Tutor yang ditinjau melalui survey terhadap 46 peserta didik terkait Tutor. Pertanyaan dari kuisioner tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel I.2. List Pertanyaan Survey dan Respon NO PERTANYAAN RESPON PERSENTASE Sangat sering 2,17% 1 2 Apakah anda pernah mengikuti program ESAP yang ditawarkan oleh Pusat Bahasa? Setelah mengikuti Program ESAP apakah kompetensi anda meningkat? Sering 4,35% Pernah 76,09% Jarang 13,04% Tidak pernah 4,35% Sangat meningkat 6,52% Meningkat 4,35% Cukup meningkat 52,17% Kurang meningkat 28,26% 4

Tidak meningkat 8,70% 3 4 5 Apakah pengajar (tutor) memiliki technical competencies yang memadai sehingga mampu memberikan materi? Apakah pengajar (tutor) memiliki behavioral competencies yang memadai sehingga mampu memberikan materi? Apakah dengan mengikuti program dari Pusat Bahasa dapat membantu meningkatkan kompetensi anda? Sangat memadai 10,87% Memadai 21,74% Cukup memadai 19,57% Kurang memadai 41,30% Tidak memadai 6,52% Sangat memadai 4,35% Memadai 23,91% Cukup memadai 23,91% Kurang memadai 43,48% Tidak memadai 4,35% Sangat memadai 13,04% Memadai 23,91% Cukup memadai 41,30% Kurang memadai 17,39% Tidak memadai 4,35% Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada tabel terkait kemampuan tutor secara technical competencies (grammar, vocabulary, experience, pronounciation) terdapat 47,82% (22 responden) menyatakan bahwa kemampuan tutor secara Behavioral Competencies berada dibawah rata rata (kurang memadai dan tidak memadai), sedangkan terdapat 19,57% (9 responden) menyatakan kemampuan tutor secara technical competencies berada pada kisaran rata rata (cukup memadai). Hal ini berarti, terdapat ketidaksesuaian kemampuan Tutor secara technical competencies dengan peserta didik. Untuk mengatasi masalah technical competencies akan direncanakan pengelompokan berdasarkan tingkat kemampuan seperti pada gambar I.1. Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada tabel terkait kemampuan tutor secara behavioral competencies (cara merespon, sikap, cara mengajar) terdapat 47,83% (22 responden) menyatakan bahwa kemampuan tutor secara behavioral competencies berada dibawah rata rata (kurang memadai dan tidak memadai), sedangkan terdapat 23,91% (11 responden) menyatakan kemampuan tutor secara 5

behavioral competencies berada pada kisaran rata rata (cukup memadai). Sejauh ini masalah belum dapat di identifikasi. Dari penjelasan diatas, maka penelitian ini memfokuskan pada Tutor Pusat Bahasa. Hal ini didorong dari tuntutan dari para peserta didik untuk memberikan kualitas pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan yang menunjang. Mekanisme klasifikasi tutor ESAP yang masih di-generalisasi (tidak ada leveling apapun) dimana seorang tutor menangani semua peserta didik tanpa memperhatikan capability dari tutor itu sendiri. Hal ini tentu saja berdampak pada kualitas layanan yang diberikan oleh tutor kepada peserta didik dikarenakan kriteria dan kualitas kemampuan yang wajib dimiliki tutor di setiap level-nya jelas berbeda. Hal ini berdampak ketika tutor menangani peserta didik yang memiliki atau membutuhkan suatu materi pembelajaran pada tingkatan tertentu, maka bisa jadi tutor tersebut tidak dapat memberikan pelayanan yang diharapkan. Hal ini diperburuk dengan tidak adanya program pelatihan dari Pusat Bahasa untuk mengembangkan kemampuan para tutor. Untuk mengatasinya diperlukan adanya klasifikasi Tutor ESAP berdasarkan kriteria yang sesuai dari tiap level konsumen. Adapun dasar penentuan dari aspek behavioral competencies yaitu: memiliki attitude yang mampu meningkatkan semangat peserta dan tidak menekan mental, memiliki value yang mampu menyampaikan materi serta segala materi/teori terkait, dan self-image yang dipandang mampu memberikan materi dengan pemahaman yang mudah serta dihormati oleh peserta. Proses penelitian ini menggunakan metode Delphi untuk pengambilan keputusan terkait behavioral competencies yang dibutuhkan dengan melibatkan para pakar/pemangku jabatan terkait. Hasil dari pengumpulan keputusan tersebut dapat dijadikan dasar untuk merancang perbaikan kompetensi dasar Tutor ESAP. Secara umum, penelitian ini melakukan proses meliputi identifikasi leveling untuk tutor, identifikasi kompetensi tutor eksisting dan leveling mahasiswa, merancang klasifikasi tutor, dan assign tutor dengan kompetensi sesuai dengan leveling mahasiswa. Diharapkan para tutor Pusat Bahasa dapat memaksimalkan pelayanan 6

sesuai dengan kemampuannya serta memaksimalkan pemenuhan akan layanan yang dibutuhkan oleh para akademisi Telkom University sesuai dengan kebutuhannya masing masing. I.2 Perumusahan Permasalahan Sesuai dengan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini yaitu : 1. Apa saja Behavioral Competencies yang dibutuhkan? 2. Bagaimana bentuk standar Behavioral Competencies? 3. Bagaimana usulan program pengembangan? I.3 Tujuan Tugas Akhir Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui Behavioral Competencies yang dibutuhkan 2. Mengetahui standar Behavioral Competencies 3. Membuat usulan program pengembangan I.4 Batasan Masalah Keterbatasan penelitian ini berfungsi untuk mendapatkan hasil penelitian yang tidak menyimpang dari topik yang dibahas dan untuk memperjelas objek penelitian yang dilakukan. Keterbatasan penelitian ini, yaitu: 1. Tutor ESAP di Pusat Bahasa Telkom University 2. Usulan program pengembangan tidak sampai tahap implementasi 3. Tidak membuat standar technical competencies pada Tutor ESAP I.5 Manfaat Penelitian Mengetahui standar Behavioral Competencies yang dapat menjadi landasan untuk meningkatkan kemampuan dari Tutor ESAP di Pusat Bahasa I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: 7

Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang permasalahan perancangan leveling dan pengembangan tutor di Pusat Bahasa, Telkom University, Bandung. Hal terpenting permasalahan diutarakan dari area masalah yang luas hingga menuju pada pokok penelitian inian. Selain itu terdapat perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Bab III Bab IV Tinjauan Pustaka Pada bab ini berisi literatur yang terkait dengan penelitian ini penentuan metode leveling dan pengembangan tutor yang akan dibahas. Tujuan dari bab ini adalah untuk membentuk pola pikir dan landasan teori yang digunakan pada penelitian inian dan perancangan hasil akhir dari penelitian ini. Beberapa metode dan teori pendukung lain yang terkait dengan penelitian ini juga akan dicantumkan pada bab ini. Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian inian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan sesuai tujuan dari penelitian inian yang dilakukan. Pertama adalah identifikasi dan pendahuluan lalu dilanjutkan pada tahap pengumpulan dan pengolahan data dengan menggunakan model penelitian yang terdiri dari model konseptual dan sistematika pemecahan masalah, pengumpulan dan pengolahan data, mengidentifikasi, merancang dan diakhiri dengan kesimpulan dan saran. Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini ditampilkan data yang diperoleh dari Pusat Bahasa untuk menunjang penelitian yang diperoleh dari hasil kuisioner dan wawancara user. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode-metode yang dikonsepkan pada Bab III dan kemudian 8

dianalisis untuk mendapatkan hasil rancangan alternatif konsep terbaik. Bab V Bab VI Analisis Perancangan Standar Behavioral Competencies Pada bab ini dilakukan analisis hasil akhir dari setiap tahapan perancangan kompetensi yang dilakukan pada Bab IV. Lalu pada bab ini juga terdapat hasil berupa standar Behavioral Competencies. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini diberikannya kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta saran yang diberikan pihak Pusat Bahasa sebagai solusi perbaikan dan untuk penelitian selanjutnya dimasa yang akan datang. 9